Kelompok : V (Lima)
Disetujui dan diterima sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kajian
Lingkungan Hidup (KLH).
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat
rahmat dan izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum
lapang ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah
Kajian Lingkungan Hidup (KLH) yang berisi mengenai hasil dari penelitian dan
pengkajian lingkungan hidup di Desa Taipa
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian lingkungan itu sendiri merupakan suatu sistem yang kompleks yang
berada di sekitar kita, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
organisme. Lingkungan termasuk ruang yang berdimensi tiga yang mana
organisme merupakan salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis
artinya berubahubah, dimana perubahan itu terjadi secara langsung maupun
tidak langsung seiring berjalannya waktu.
Jadi secara garis besar, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan studi atau
pengkajian terhadap bagaimana upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem
dimana memelihara hubungan antara manusia, hewan, dan tumbuhan baik itu
status individual hingga komunitas terhadap lingkungan sekitarnya yang
terbentuk dalam satu ekosistem yang selalu bersifat dinamis atau dikenal dengan
istilah lingkungan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Berdasarkan keterangan dan sumber data pada Tahun 1985 dari beberapa tokoh-
tokoh masyarakat Desa Taipa diantaranya Bapak Lasarapa, Bapak Laoni, Bapak
Mustapa Umar, Bapak Hi. Sidik Ladoali, Bapak Turusi dan Bapak Arsyad
Ladoali, bahwa Desa Taipa dahulu sejak zaman penjajahan Belanda disebut
oleh orang-orang Belanda dengan sebutan Taipo atau dengan Bahasa Kaili
dinamakan Taipa ( Mangga ) karena pada zaman itu disekitar hutan ataupun
dikebun-kebun warga banyak terdapat dan tumbuh tanaman pohon mangga
yang banyak sekali.
Ginggiri yang dulu dikenal dengan sebutan Boya Pasoso dan beberapa puluh
tebing tanah dengan sebutan Burung Ginggiri, sehingga pada waktu itu maka
sekarang.
2. Menyusul Boya / Dusun Ramba, dimana pada waktu itu banyak terdapat
tanaman bunga yang berwarna warni sehingga dalam bahasa kaili disebut Na
Ramba.
3. Selanjutnya Boya / Dusun Vatu Oge, disana terdapat Batu Besar yang dahulu
menjadi tempat yang sangat angker dan pernah salah satu warga hilang disitu
5. Terakhir Boya / Dusun Taipa Laga sekitar pada tahun 1948 sesudah merdeka
Boya / Dusun Ginggiri dan Ramba untuk menjadi petani di dusun tersebut.
Dinamakan Taipa Laga karena banyak terdapat Semut Merah yang tinggi
Desa Taipa dahulu pada zaman kerajaan pada masa penjajahan Belanda sudah
dibentuk atau ditempatkan Raja-Raja / Magau dari Tavaili / Raja Kayumalue,
seorang Pemimpin / Kepala Kampung / Kepala Kaum atau merangkap sebagai
Pemangku Adat di Desa / Kampung Taipa.
Pada Tahun 1999 terjadi peralihan dari Desa Taipa menjadi Kelurahan Taipa.
Sejak peralihan tersebut Kelurahan Taipa bukan lagi dipimpin seorang Kepala
Kampung melainkan Kepala Kantor Kelurahan yang ditunjuk langsung oleh
TIM BAPERJAKA melalui Surat Keputusan Walikota Palu.
A. Letak Geografis
Kecamatan Palu Utara terletak pada belahan Utara Kota Palu dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
B. Keadaan Iklim
Data curah hujan bulanan dalam jangka waktu 1 tahun terakhir dapat dilihat
pada Tabel I.3, dimana terlihat curah hujan bervariasi antar bulan, curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Agustus yang mencapai ketinggian 199,80 mm.
Sementara itu curah hujan terendah terjadi pada bulan Pebruari, yang hanya
mencapai 12,80 mm.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a). Tanah/Lahan
Tabel 4.1.1a Hasil Pengamatan Pada Komponen Fisik Kimia Untuk Kondisi
Tanah/Lahan
No. Jenis Pengamatan Keterangan
2 Rasa Tawar
Tabel 4.1.1c Hasil Pengamatan Pada Komponen Fisik Kimia untuk Air Sungai
Jenis
No. Keterangan
Pengamatan
d). Atmosfer
Tabel 4.1.1d Hasil Pengamatan Pada Komponen Fisik Kimia untuk Atmosfer
No. Jenis Pengamatan Keterangan
7 Potensi hama dan penyakit Kecil, ini terlihat dari hijau dan
suburnya lahan perkebenunan
ataupun petanian pada daerah
setempat
8 Eutrofikasi (proses perkembangan Ada tumbuhan yang timbul di
tumbuhan air yang cepat karena permukaan hampir penuh, air
memperoleh zat makanan yang hujan.
berlipah akibat pemupukan yang
berlebihan)
2 Jenis lantai rumah umumnya Tidak kedap air dan tidak mudah
dibersihkan ada juga kedap air dan
mudah dibersihkan
3 Jenis dinding rumah umumnya Tidak kedap air dan tidak mudah
dibersihkan ada juga kedap air dan
mudah dibersihkan
11 Rata-rata jumlah penghuni per 5 10 orang dan ada juga kurang dari
rumah 15 orang
7 Rasio seks -
17 Penduduk (di atas 7 tahun) yang aktif Di atas 60%. Realita ini
menjalankan perintah agama digambarkan dengan
aktifnya warga mengadakan
kegiatan/upacara
keagamaan.
Keterangan :
Mo = Massa Kain
Mt = Massa Sedimen
Arah Hulu
Tabel 4.1.9a Data Pengukuran Kedalaman Sungai Arah Hulu
Kedalaman Waktu (s)
N 1 2 3 4 Jarak
Titik (m)
o R H R H R H R H 1 2 3
(m) (cm) (m) (cm) (m) (cm) (m) (cm)
1 I 1 28 3 65 5 67 7 39 8,08 8,88 14,94 10
VIIIb 8 25 14 35 17 15 - - - - -
Arah Hulu
1 T.1 30 8,9 7
2 T.2 31 7
3 T.3 31 7
4 T.4 30 7
5 T.5 31 7
6 T.6 30 7
7 T.7 31 7
8 T.8 30 7
9 T.9 31 7
10 T.10 31 9,6 7
11 T.To 44 9,8 7
4.1.11 Iklim, Kelembaban, dan Kecepatan Angin
t1 = 10 menit
600
T1 = = 200 s
3
t2 = 15 menit
900
T2 = = 300 s
3
t3 = 18 menit
1080
T3 = = 360 s
3
b). Frekuensi
1
f=
1 = 200
1
f = 200 = 0,005 Hz
2 = 300
1
f = 300 = 0,003333 Hz
3 = 360
1
f = 360 = 0,002778 Hz
T1
L = 1,56 (200)2 = 62400 m
T2
L = 1,56 (300)2 = 140400 m
T3
L = 1,56 (360)2 = 202176 m
n = 50
30
30 % = 100 50 = 15
15
1 =
3 30 %
Titik 1
2,47
H 1/3 = = 0,164667 m
15
H urut 1 = 20 cm
1 20
H 1/3 = = 15 = 1,33 cm
30 %
H urut 2 = 19 cm
2 19
H 1/3 = = 15 = 1,27 cm
30 %
H urut 3= 19 cm
3 19
H 1/3= = 15 = 1,27 cm
30 %
H urut 4= 18 cm
4 18
H 1/3= = 15 = 1,2 cm
30 %
H urut 5= 17 cm
5 17
H 1/3= = 15 = 1,13 cm
30 %
H urut 6= 17 cm
6 17
H 1/3= = 15 = 1,13 cm
30 %
H urut 7 = 16 cm
7 16
H 1/3= = 15 = 1,07 cm
30 %
H urut 8 = 16 cm
8 16
H 1/3= = 15 = 1,07 cm
30 %
H urut 9 = 16 cm
9 16
H 1/3= = 15 = 1,07 cm
30 %
H urut 10 = 15 cm
10 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 11 = 15 cm
11 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 12 = 15 cm
12 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 13 = 15 cm
13 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 14 = 15 cm
14 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 15 = 14 cm
15 14
H 1/3= = 15 = 0,93 cm
30 %
Titik 2
2,02
H 1/3 = = 0,134667 m
15
H urut 1 = 15 cm
1 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 2 = 15 cm
2 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 3 = 14 cm
3 14
H 1/3= = 15 = 0,93 cm
30 %
H urut 4 = 14 cm
4 14
H 1/3= = 15 = 0,93 cm
30 %
H urut 5 = 14 cm
5 14
H 1/3= = 15 = 0,93 cm
30 %
H urut 6 = 13 cm
6 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 7 = 13 cm
7 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 8 = 13 cm
8 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 9 = 13 cm
9 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 10 = 13 cm
10 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 11 = 13 cm
11 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 12 = 13 cm
12 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 13 = 13 cm
13 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 14 = 13 cm
14 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 15 = 13 cm
15 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
Titik 3
1,87
H 1/3 = = 0,124667 m
15
H urut 1 = 16 cm
1 16
H 1/3= = 15 = 1,07 cm
30 %
H urut 2 = 15 cm
2 15
H 1/3= = 15 = 1 cm
30 %
H urut 3 = 14 cm
3 14
H 1/3= = 15 = 0,93 cm
30 %
H urut 4 = 13 cm
4 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 5 = 13 cm
5 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 6 = 13 cm
6 13
H 1/3= = 15 = 0,87 cm
30 %
H urut 7 = 12 cm
7 12
H 1/3= = 15 = 0,8 cm
30 %
H urut 8 = 12 cm
8 12
H 1/3= = 15 = 0,8 cm
30 %
H urut 9 = 12 cm
9 12
H 1/3= = 15 = 0,8 cm
30 %
H urut 10 = 12 cm
10 12
H 1/3= = 15 = 0,8 cm
30 %
H urut 11 = 11 cm
11 11
H 1/3= = 15 = 0,73 cm
30 %
H urut 12 = 11 cm
12 11
H 1/3= = 15 = 0,73 cm
30 %
H urut 13 = 11 cm
13 11
H 1/3= = 15 = 0,73 cm
30 %
H urut 14 = 11 cm
14 11
H 1/3= = 15 = 0,73 cm
30 %
H urut 15 = 11 cm
15 11
H 1/3= = 15 = 0,73 cm
30 %
Titik 1
puncak = 61,52 m
lembah = 55,3 m
(61,52+55,3)/2
H= = 1,17 m
50
Titik 2
puncak = 71,07 m
lembah = 65,99 m
(71,07+65,99)/2
H= = 1,37 m
50
Titik 3
puncak = 44,79 m
lembah = 33,96 m
(44,79+33,96)/2
H= = 0,85 m
50
T1 = 200 s
L1 = 200 9,8 1,17 = 676,71 m
T2 = 300 s
L2 = 300 9,8 1,37 = 1099,49 m
T3 = 360 s
L3 = 360 9,8 0,85 = 1037,49 m
No. L(m/s2) H 1/3
1 0 0
2 10.150 0.16
3 20.3 0
4 30.45 -0.16
5 40.602 0
0.15
GRAFIK GELOMBANG PADA TITIK 1
0.1
Tinggi
Tinggi Gelombang
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.05
-0.1
-0.15
Panjang Gelombang
0.1
Tinggi
0.05
Gelomba
Tinggi Gelombang
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.05
-0.1
-0.15
Panjang Gelombang
0.1
Tinggi
0.05
Gelombang
Tinggi Gelombang
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.05
-0.1
-0.15
Panjang Gelombang
Pasang
TINGGI (CM)
150
100
50 Surut
Surut Max
0
0 1 2 3 4 5
WAKTU
4.2.2 Hidrogeologi Sungai
Arah Hulu
Titik 1
Lebar total = 68,94 m
Lebar kering = 60,34 m
Lebar basah = 8,60 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a t = 2 (1)(0,28) = 0,14 m2
A2 = p l = (2)(0,28) = 0,56 m2
1 1
A3 = 2 a t = 2 (2)(0,37) = 0,37 m2
A4 = p l = (2)(0,65) = 1,30 m2
1 1
A5 = 2 a t = 2 (0,02)(2) = 0,02 m2
A6 = p l = (2)(0,39) = 0,78 m2
1 1
A7 = 2 a t = 2 (2)(0,28) = 0,28 m2
1 1
A8 = 2 a t = 2 (1,60)(0,39) = 0,31 m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8
= (0,14+0,56+0,37+1,30+0,02+0,78+0,28+0,31)
= 3,76 m2
Kecepatan aliran sungai :
Tabel 4.2.2a Kecepatan Arus Sungai Arah Hulu Titik 1
No Waktu(s) Jarak(m) v(m/s)
1 8,08 10 1,23
2 8,88 10 1,13
3 14,94 10 0,67
31,9 30 3,03
v 3,03
v = = = 1,01 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q1 = 1,01 3,76 = 3,80 m3/s
Titik 2
Lebar total = 46 m
Lebar kering = 35 m
Lebar basah = 11 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a t = 2 (1)(0,41) = 0,205 m2
A2 = p l = (2)(0,41) = 0,82 m2
1 1
A3 = 2 a t = 2 (0,04)(2) = 0,04 m2
A4 = p l = (3)(0,19) = 0,57 m2
1 1
A5 = 2 a t = 2 (0,26)(3) = 0,39 m2
A6 = p l = (3)(0,19) = 0,57 m2
1 1
A7 = 2 a t = 2 (0,3)(3) = 0,45 m2
1 1
A8 = 2 a t = 2 (2)(0,49) = 0,49 m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8
= (0,205+0,82+0,57+0,39+0,57+0,78+0,45+0,49)
= 3,535 m2
Kecepatan aliran sungai :
Tabel 4.2.2b Kecepatan Arus Sungai Arah Hulu Titik 2
No Waktu(s) Jarak(m) v(m/s)
1 7,59 10 1,31
2 7,15 10 1,40
3 5,87 10 1,70
6,87 30 4,40
v 4,40
v = = = 1,47 m/s
3
Q = v A
Q2 = 1,47 3,53 = 5,19 m3/s
Titik 3
Lebar total = 46,80 m
Lebar kering = 34 m
Lebar basah = 12,80 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a t = 2 (1)(0,35) = 0,175 m2
A2 = p l = (2)(0,35) = 0,75 m2
1 1
A3 = 2 a t = 2 (0,13)(2) = 0,13 m2
A4 = p l = (3)(0,05) = 0,15 m2
1 1
A5 = 2 a t = 2 (3)(0,43) = 0,645 m2
A6 = p l = (3)(0,05) = 0,15 m2
1 1
A7 = 2 a t = 2 (0,2)(3) = 0,3 m2
1 1
A8 = 2 a t = 2 (0,25)(3,8) = 0,475 m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8
= (0,175 +0,75+0,13+0,15+0,645+0,15+0,3+0,475)
= 2,775 m2
Kecepatan aliran sungai :
Tabel 4.2.2c Kecepatan Arus Sungai Arah Hulu Titik 3
No Waktu(s) Jarak(m) v(m/s)
1 6,59 10 1,52
2 6,45 10 1,55
3 5,57 10 1,79
6,20 30 4,86
v 4,86
v = = = 1,62 m/s
3
Q = v A
Q3 = 1,62 2,77 = 4,49 m3/s
Titik 4
Lebar total = 63,20 m
Lebar kering = 50 m
Lebar basah = 13,20 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a t = 2 (1)(0,45) = 0,225 m2
A2 = p l = (2)(0,45) = 0,9 m2
1 1
A3 = 2 a t = 2 (0,07)(2) = 0,07 m2
A4 = p l = (3)(0,3) = 0,9 m2
1 1
A5 = a t = (0,22)(2) = 0,22 m2
2 2
A6 = p l = (3)(0,3) = 0,9 m2
1 1
A7 = 2 a t = 2 (0,3)(4,2) = 0,63 m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7
= (0,225 +0,9+0,07+0,9+0,22+0,9+0,63)
= 3,845 m2
Kecepatan aliran sungai :
Tabel 4.2.2d Kecepatan Arus Sungai Arah Hulu Titik 4
No Waktu(s) Jarak(m) v(m/s)
1 6,61 10 1,51
2 5,71 10 1,75
3 5,51 10 1,81
17,44 30 5,07
v 5,07
v = = = 1,69 m/s
3
Q = v A
Q4 = 1,69 3,84 = 6,49 m3/s
Titik 5
Lebar total = 43 m
Lebar kering = 30 m
Lebar basah = 13 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a t = 2 (2)(0,45) = 0,45 m2
A2 = p l = (1)(0,15) = 0,15 m2
1 1
A3 = 2 a t = 2 (1)(3) = 0,15 m2
A4 = p l = (6)(0,15) = 0,9 m2
1 1
A5 = 2 a t = 2 (0,02)(6) = 0,06 m
1 1
A6 = 2 a t = 2 (0,17)(4) = 0,34 m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6
= (0,45 +0,15+0,15+0,9+0,06+0,34)
= 2,05 m2
Kecepatan aliran sungai :
Tabel 4.2.2e Kecepatan Arus Sungai Arah Hulu Titik 5
No Waktu(s) Jarak(m) v(m/s)
1 6,15 10 1,62
2 5,95 10 1,68
3 5,51 10 1,81
17,61 30 5,11
v 5,11
v = = = 1,70 m/s
3
Q = v A
Q5 = 1,70 2,05 = 3,48 m3/s
Arah Hilir
Titik 6
Lebar total = 41 m
Lebar kering = 30 m
Lebar basah = 11 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a x t = 0,2 x 2 = 0,2 m2
2
A2 = p x l = 3x 0,2 = 0,6 m2
1 1
A3 = axt= 0,25 x 3 = 0,375 m2
2 2
A4 = p x l = 1 x 0,4 = 0,4 m2
1 1
A5 = a x t= 0,05 x 1 = 0,025 m2
2 2
A6 = p x l = 2 x 0,3 = 0,6 m2
1 1
A7 = axt= 0,1 x 2 = 0,1 m2
2 2
1 1
A8 = axt= 0,3 x 3 = 0,45 m2
2 2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8
= ( 0,2+0,6+0,375+ 0,4+0,025+0,6+0,1+0,045 m)
= 2,75 m2
1 5,60 10 1,78
2 6,08 10 1,64
3 5,11 10 1,96
16,79 30 5,38
v 5,38
v = = = 1,79 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q6 = 1,79 2,75= 4,92 m3/s
Titik 7
Lebar total = 39 m
Lebar kering = 30 m
Lebar basah = 9 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a x t = 0,25 x 2 = 0,25 m2
2
1
A2 = p x l = 2 x 0,25 = 0,5 m2
2
1 1
A3 = axt= 0,15 x 2 = 0,15 m2
2 2
A4 = p x l = 1 x 0,4 = 0,4 m2
1 1
A5 = 2
a x t= 2
0,05 x 1 = 0,025 m2
A6 = p x l = 1 x 0,4 = 0,4 m2
1 1
A7 = axt= 0,05 x 1 = 0,6 m2
2 2
1 1
A8 = axt= 3 x 0,4= 0,6 m2
2 2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8
= ( 0,25 + 0,5 + 0,15 + 0,4 + 0,025 + 0,4 + 0,025 + 0,6)
= 2,35 m2
1 8,19 10 1,22
2 8,30 10 1,20
3 11,09 10 0,90
27,58 30 3,32
v 3,32
v = = = 1,11 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q7 = 1,11 2,35 = 2,60 m3/s
Titik 8a
Lebar total = 56 m
Lebar kering = 38 m
Lebar basah = 18 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a x t = 0,15 x 2= 0,15 m2
2
A2 = p x l = 2 x 0,15 = 0,3 m2
1 1
A3 = axt= 0,05 x 2 = 4 m2
2 2
1 1
A4 = 2 ax t= 0,2 x 14 = 1,4 m2
2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4
= ( 0.15 + 0,3 + 0,05 + 1,4 )
= 1,9 m2
1 8,55 10 1,17
2 8,30 10 1,20
3 8,19 10 1,22
25,04 30 3,59
v 3,59
v = = = 1,19 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q8a = 1,19 1,9 = 2,26 m3/s
Titik 8b
Lebar total = 56,5 m
Lebar kering = 38,5 m
Lebar basah = 18 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a x t = 0,25 x 8 = 1 m2
2
A2 = p x l = 6 x 0,25 = 1,5 m2
1 1
A3 = axt= 0,1 x 6 = 0,3 m2
2 2
A4 = p x l = 3 x 0,15 = 0,45 m2
1 1
A5 = a x t= 0,2 x 3 = 0,3 m2
2 2
1 1
A6 = a x t = 2 0,15 x 1 = 0,075 m2
2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6
= ( 1 + 1,5 + 0,3 + 0,45 + 0,3 + 0,075 )
= 3,625 m2
1 8,00 10 1,25
2 8,15 10 1,23
3 7,45 10 1,34
23,6 30 3,82
v 3,82
v = = = 1,27 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q8b = 1,27 3,62 = 4,59 m3/s
Titik 9
Lebar total = 57 m
Lebar kering = 48 m
Lebar basah = 9 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = 2 a x t = 0,2 x 2= 0,2 m2
2
A2 = p x l = 3 x 0,2 = 0,6 m2
1 1
A3 = axt= 0,55 x 3 = 0,825 m2
2 2
A4 = p x l = 3 x 0,25 = 0,75 m2
1 1
A5 = a x t= 0,3 x 3 = 0,45 m2
2 2
1 1
A6 = a x t = 2 0,25 x 1 = 0,125 m2
2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6
= ( 0,2 + 0,6 + 0,825 + 0,75 + 0,45 + 0,125 )
= 2,95 m 2
1 5,14 10 1,96
2 5,30 10 1,89
3 6,82 10 1,47
17,26 30 5,32
v 5,32
v = = = 1,78 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q9 = 1,78 2,95 = 4,71 m3/s
Titik 10
Lebar total = 83 m
Lebar kering = 69 m
Lebar basah = 14 m
Luas Penampang :
1 1
A1 = a x t = 0,1 x 2 = 0,1 m2
2 2
A2 = p x l = 3 x 0,1 = 0,3 m2
1 1
A3 = axt= 0,1 x 3 = 0,15 m2
2 2
A4 = p x l = 2 x 0,2 = 0,4 m2
1 1
A5 = a x t= 0,25 x 2 = 0,25 m2
2 2
A6 = p x l = 2 x 0,45 = 0,9 m2
1 1
A7= axt= x 0,45 x 5 = 1, 125 m2
2 2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7
= ( 0,1 + 0,3 + 0,15 + 0,4 + 0,25 + 0,9 + 1,125)
= 3,225 m2
1 6,82 10 1,47
2 9,39 10 1,06
3 7,61 10 1,31
23,82 30 3,84
v 3,84
v = = = 1,28 m/s
3
Debit sungai :
Q = v A
Q10 = 1,28 3,22 = 4,12 m3/s
4.2.3 Kelembaban
Menghitung nilai TK - TB
Menghitung nilai tekanan uap jenuh (es )
= 6,11 [10(7,510 )/(2373,3)+ 10 ]
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (3 2,9) 100%
=0,559185
Rh = 100%
0,559185
= 0,559265 x 100%
= 99,9856 %
= 0,578525
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,578525 0,000794 (3,1 3) 100%
=0,578446
Rh = 100%
0,578446
= 0,578525 x 100%
= 99,98628 %
= 0,578525
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,578525 0,000794 (3,1 3) 100%
=0,578446
Rh = 100%
0,578446
= 0,578525 x 100%
= 99,98628 %
4. Untuk Pukul 11.00
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,578525
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,578525 0,000794 (3,1 3) 100%
=0,578446
Rh = 100%
0,578446
= 0,578525 x 100%
= 99,98628 %
= 0,597784
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,597784 0,000794 (3,1 3,1 ) 100%
= 0,597784
Rh = 100%
0,597784
=0,597784 x 100%
= 100 %
=0,617042
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,617042 0,000794 (3,2 3,2) 100%
=0,617042
Rh = 100%
0,617042
=0,617042 x 100%
= 100%
=0,617042
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
=0,617042 0,000794 (3,2 3,2) 100%
=0,617042
Rh = 100%
0,617042
=0,617042 x 100%
= 100%
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (3 2,9) 100%
=0,559185
Rh = 100%
0,559185
=0,559265 x 100%
= 0,999858 %
=0,617042
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,617042 0,000794 (3,2 3,2) 100%
=0,617042
Rh = 100%
0,617042
=0,617042 x 100%
= 100%
= 0,636298
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,636298 0,000794 (3,3 3,3) 100%
= 0,636298
Rh = 100%
0,636298
= 0,636298 x 100%
= 100 %
= 0,636298
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,636298 0,000794 (3,3 3,3) 100%
= 0,636298
Rh = 100%
0,636298
= 0,636298 x 100%
= 100 %
= 0,63629812r
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,636298 0,000794 (3,3 3,3) 100%
= 0,636298
Rh = 100%
0,636298
= 0,636298 x 100%
= 100 %
= 0,636298
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,636298 0,000794 (3,3 3,3) 100%
= 0,636298
Rh = 100%
0,636298
= 0,636298 x 100%
= 100 %
= 0,617042
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,617042 0,000794 (3,3 3,2) 100%
= 0,616962
Rh = 100%
0,616962
= 0,617042 x 100%
=99,98713 %
15. Untuk Pukul 12.50
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
=0,597784
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
=0,597784 0,000794 (3,3 3,1) 100%
=0,597626
Rh = 100%
0,597626
=0,597784 x 100%
=99,97344 %
=0,578525
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,578525 0,000794 (3,3 3) 100%
=0,578287
Rh = 100%
0,578287
=0,578525 x 100%
=99,95883 %
17. Untuk Pukul 13.10
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
=0,578525
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,578525 0,000794 (3,3 3) 100%
=0,578287
Rh = 100%
0,578287
=0,578525 x 100%
=99,95883 %
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (3 2,9) 100%
=0,559185
Rh = 100%
0,559185
=0,559265 x 100%
= 0,999858 %
19. Untuk Pukul 13.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
=0,559265
e = 0,000794 ( ) 100%
10 10
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh = 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh = 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh = 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh = 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh = 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
=0,559265
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh = 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
= 0,540003
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh = 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,540003
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh = 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,520739
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,520739 0,000794 (2,8 2,7) 100%
= 0,520659
Rh = 100%
0,520659
=0,520739 x 100%
= 99,98475%
= 0,520739
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,520739 0,000794 (2,8 2,7) 100%
= 0,520659
Rh = 100%
0,520659
=0,520739 x 100%
= 99,98475%
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
34. Untuk Pukul 16.00
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%5
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
=0,501473
e = 0,000794 (10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
=0,501473 x 100%
= 99,96833 %
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
= x 100%
0,501473
= 99,96833 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
=0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
43. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,8 2,5) 100%
= 0,481968
Rh = 100%
0,481968
=0,482206 x 100%
=99,9506 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh = 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh = 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
= x 100%
0,462937
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh = 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
56. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
58. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
= x 100%
0,482206
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
= x 100%
0,482206
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh = 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh = 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh = 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
71. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh = 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
73. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
= x 100%
0,462937
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
84. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
86. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
= x 100%
0,462937
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
95. Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
106.Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
= x 100%
0,482206
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
117.Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
= 0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,4 2,4) 100%
= 0,462937
Rh= 100%
0,462937
=0,462937 x 100%
= 100 %
=0,462937
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,462937 0,000794 (2,5 2,4) 100%
=0,462858
Rh= 100%
0,462858
=0,462937 x 100%
= 99,98285 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,5 2,5) 100%
= 0,482206
Rh= 100%
0,482206
=0,482206 x 100%
= 100 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,6 2,5) 100%
=0,482127
Rh= 100%
0,482127
=0,482206 x 100%
= 99,98353 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,6 2,5) 100%
=0,482127
Rh= 100%
0,482127
=0,482206 x 100%
= 99,98353 %
= 0,482206
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,482206 0,000794 (2,6 2,5) 100%
=0,482127
Rh= 100%
0,482127
=0,482206 x 100%
= 99,98353 %
128.Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,501473
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
= 0,501473 x 100%
= 99,96833 %
= 0,501473
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
= 0,501473 x 100%
= 99,96833 %
= 0,501473
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,7 2,6) 100%
=0,501394
Rh= 100%
0,501394
=0,501473 x 100%
= 99,98417 %
= 0,501473
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,501473 0,000794 (2,7 2,6) 100%
=0,501394
Rh= 100%
0,501394
= x 100%
0,501473
= 99,98417 %
=0,501394
Rh= 100%
0,501394
= x 100%
0,501473
= 99,98417 %
= 0,501473
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
0,501473 0,000794 (2,8 2,6) 100%
= 0,501314
Rh = 100%
0,501314
= 0,501473 x 100%
= 99,96833 %
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 ) 100%
10
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,520739
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,7 2,7) 100%
= 0,520739
Rh= 100%
= 0,520739
== 0,520739 x 100%
= 100%
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,8) 100%
= 0,539923
Rh= 100%
0,539923
=0,540003 x 100%
= 99,9853%
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,8) 100%
= 0,539923
Rh= 100%
0,539923
=0,540003 x 100%
= 99,9853%
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
141.Untuk Pukul 10.30
es = 6,11 (10 ((7,5 ) / (2373,3 + )))
10 10
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
=0,559265
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,559265 0,000794 (2,9 2,9) 100%
= 0,559265
Rh= 100%
0,559265
=0,559265 x 100%
= 100%
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 10 ) 100%
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
= 0,540003
e = 0,000794 ( 10 ) 100%
10
= 0,540003 0,000794 (2,8 2,8) 100%
= 0,540003
Rh= 100%
0,540003
=0,540003 x 100%
= 100 %
BAB V
PEMBAHASAN
Interaksi manusia dan sumber daya alam pada satu kawasan akan melahirkan
suatu pola organisasi agraria tertentu tergantung kondisi spesifik agroekosisem
dan sistem sosialnya. Pada organisasi tadi dapat terlihat struktur pemilikan,
penguasaan, dan penggunaan sumber-sumber agraria. Sebagai suatu sistem,
hubungan antara alam dan manusia pada areal tertentu bersifat timbal balik
(coherent system), sehingga kelestarian sumber-sumber agraria tergantung
kepada struktur agraria masyarakat setempat. Permasalahan masyarakat yang
hidup di dekat laut membutuhkan kajian sosiologis, khususnya berkenaan
dengan aspek sosioagrarianya. Masyarakat yang tinggal di daerah sekitar laut,
mengalami masalah pada sumber air dimana sumber air yang digunakan masih
mengandung kapur, sehingga masyarakat masih harus mengelola air dengan
cara dimasak lalu di saring lagi untuk menhilangkan kapur yang terkandung
didalam air.
Manusia sebagai satu dari bagian alam merupakan bagian utama dari
lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan
penduduk, industri, pembangunan jalan, penggunaan inteksida, dan lainnya,
merupakan beberapa contoh yang dapat mempercepat proses perubahan
lingkungan. Pada umumnya perubahan lingkungan hidup disebabkan oleh
peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan sumber daya
alam secara berlebihan, industrilisasi, dan transportasi. Kegiatan tersebut dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan yang kadang-kadang tampak
jelas pada kita seperti timbunan sampah di dekat hutan, aktivitas manusia yang
menyebabkan pengotoran pada air sungai. Jadi, yang di maksud dengan
pencemar ialah bila berpengaruh jelek terhadap lingkungan. Lingkungan
mempunyai penyimpangan akibat pencemar itu.
Segala wacana dan pemaparan mengenai lingkungan hidup ini menjadi gaya
dorong untuk melanjutkan studi kasus permasalahan lingkungan hidup.
Momentum ini di manfaatkan oleh tim praktikan guna mempelajari dan
mengkaji lebih spesifik mengenai masalah ruang tiga dimensi ini yang
diaplikasikan di desa Taipa.
Melihat profil desa Taipa yang cukup memenuhi kriteria studi dan didukung
oleh hasil pengamatan pendahuluan, dimana kawasan tersebut terbilang
memiliki fasilitas lingkungan hidup yang cukup kompleks dan letak geografis
yang strategis, sehingga memungkinkan desa ini menjadi sasaran pelaksanaan
kegiatan ini. Karena keistimewaan yang diimiliki desa ini, maka kegiatan studi
lapang ini dilakukan pada daerah ini, khusunya daerah pantai dan kawasan
pemukiman.
Sedangkan untuk penelitian pada Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa
Taipa sudah baik. Hal ini dibuktikan dari Mencuci Tangan yang dilakukan
sebelum makan dan setelah melakukan aktivitas. Pengolahan sarana
pembuangan kotoran manusia di WC dalam rumah. Pembuangan Sampah di
tempat sampah, lubang sampah, semak-semak, dan kebun. Pengolahan air
minum adalah dimasak sebelum dikonsumsi.
Kemudian untuk hasil perhitungan pada debit air sungai di bagian Hulu adalah
berkisar 3,48m3/s 6,49m3/s; sedangkan bagian Hilir adalah berkisar 2,60 m3/s
4,92 m3/s. Dari hasil tersebut terlihat bahwa volume per sekon di bagian Hulu
lebih tinggi dibandingkan di bagian Hilir. Hal ini dikarenakan pada daerah
sungai bagian Hulu, kedalaman air sungai masih lebih tinggi dibandingkan
bagian Hilir. Sehingga debit air sungai diperoleh masih lebih banyak di bagian
Hulu.
Pada dasarnya gelombang yang terjadi dipermukaan laut disebabkan oleh angin.
Semakin kencang angin bertiup, maka semmakin besar pula gelombang laut
yang terjadi. Air laut akan pasang disore hari dan surut dipagi hari. Pada saat air
laut pasang, hampir tidak nampak gelombang air laut. Karena selisih puncak
dan lembah besar, sehingga panjang gelombang air laut, memiliki nilai yang
kecil. Hal demikian diakibatkan oleh besarnya kecepatan angin pada waktu
pengukuran sehingga gelombang laut menjadi besar. Semakin jauh dari garis
pantai gelombang air laut akan semakin besar maka semakin besar pula
gelombang yang terbentuk, tergantung dari kedalaman.
Adapun alat yang digunakan sangat sederhana yaitu mistar 2 m, stopwatch,
kompas dan alat tulis dengan Pengambilan data sebanyak 50 kali disebanyak 3
titik, sehingga diperoleh tinggi gelombang pada titik 1 yaitu 0.164 cm, pada titik
2 didapatkan tinggi gelombang yaitu 0.134 cm serta pada titik 3 yaitu 0.124 cm.
Dari beberapa titik yang dilakukan untuk pengambilan data juga menunjukan
periode gelombang tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan jarak antara tiap titik
relatif dekat. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat pengambilan data,
Maka dapat dituliskan sebagai berikut, pada pengamatan di titik 1 memiliki
tinggi gelombang maksimum 20 cm dan minimum 1 cm, pada titik 2 memiliki
tinggi gelombang maksimum 15 cm dan minimum 3 cm, serta pada titik 3
memiliki tinggi gelombang maksimum 16 cm dan minimum 1 cm. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur yang seharusnya semakin kedalam pengukuran
gelombang semakin sedikit waktu yang dibutuhkan, dimana laju gelombang
yang datang akan berbanding lurus dengan kedalaman laut dan berbanding
terbalik dengan waktu tempuhnya. Artinya, semakin kedalam pengukuran
puncak dan lembah gelombang, semakin besar pula puncak dan lembah yang
dihasilkan.
Pembahasan karakteristik sifat fisik air kimia bio air berkaitan dengan hidrologi
sungai yang telah kami lakukan. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu defini
hidrologi. Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfer dan di permukaan bumi
serta di bawah permukaan bumi.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan aliran sungai yang bertempat di
Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Pada pengamatan ini
dilakukan penghitungan lebar basa dan lebar total sungai. Dari dua data tersebut
diperoleh lebar kering sungai tersebut yaitu dengan mengurangkan lebar total
dengan lebar basa. Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, terlihat
bahwa lebar kering sungai lebih besar daripada lebar basa sungai. Perbandingan
lebar kering dan lebar basah menunjukan penampang aliran sungai yang kecil.
Berdasarkan hasil pengukuran luas, luas penampang di titik sepanjang sungai
sangat sempit jika dibandingkan lebar kering jika berisi air.
Sungai di desa Toaya termasuk sungai dangkal dengan aliran arus cukup deras.
Sungai ini memiliki kedalaman yang cukup bervariasi namun tidak lebih dari
70 cm atau 0.7 m. Selain termasuk dangkal, sungai ini juga termasuk sungai
kecil karena memiliki lebar kurang dari 30 m. Sungai ini tidak mengalami
pengeringan dalam skala besar apabila daerah ini mengalami musim panas atau
kemarau.
Relief tanah dari Sungai Toaya sama dengan relief sungai pada umumnya yaitu
lebih rendah dibandingkan daerah-daerah di sekitarnya. Pola aliran sungai
Toaya tidak teratur dan terdapat aliran-aliran percabangan kecil. Sehingga
menyebabkan perbedaan debit sungai antara titik yang satu dengan titik yang
lainnya. Berdasarkan perhitungan kecepatan aliran sungai diperoleh hasil yang
berbeda-beda pada setiap detik. Hal ini tergantung nilai waktu benda dalam
menempuh jarak yang ditentukan. Untuk waktu konstan dan waktu tempuh
semakin kecil, maka kecepatan aliran sungai juga berbeda-beda. Pada
pengukuran debit sungai kita menggunakan rumus Q = V x A, yang berarti
bahwa nilai debit alir air sungai tergantung luas permukaan sungai dan
kecepatan alirnya. Debit air pada setiap titik yang kami teliti berbeda-beda. Hal
ini disebabkan oleh luas dan kecepatan alir air sungai yang berbeda-beda.
Permukaan sungai secara umum berbatu-batu yang terdiri atas bongkah kerakal
dan kerikil. Dan di beberapa tempat ada pula yang berlumpur dan berpasir.
Kondisi sungai Toaya masih terbilang sangat aman dari pencemaran hal tersebut
dapat dilihat dari pengukuran pH yang dilakukan yang nilainya rata-rata 7
kecuali pada titik muara sungai nilainya 6. Hal tersebut terjadi karena disekitar
muara telah terdapat aktifitas manusia berupa pertambangan pasir sehingga
menyebabkan kualitas air disekitar daerah tersebut sedikit tercemar. Aktifitas
manusia berupa pertambangan dapat menyebabkan perubahan kondisi sungai.
Perubahan kondisi sungai itu berupa pencemaran air sungai akibat pembuangan
limbah perusahan dari pertambangan tersebut, terjadi pengurangan debit air
sungai, peluasan lebar kering sungai dan penyempitan lebar basa sungai. Jadi
dapat disimpulkan bahwa aktifitas manusia dapat menyebabkan penurunan
kualitas air sungai serta menyebabkan terjadi kerusakan lingkungan sungai dan
penurunan debit air.
Pada hidrologi sungai dilakukan juga pengukuran pH dari air sungai dan
pengambilan sampel air yang mana hal ini bermanfaat untuk menentukan sifat
kimia dari air. Dari pengamatan yang telah dilakukan pada beberapa titik
diperoleh pH air sungai Toaya semua 7 kecuali pada titik muara yaitu 6. Hal ini
berarti bahwa air sungai Toaya belum tercemar. Pada titik muara pH air yakni
6, hal ini disebabkan karena disekitar muara terdapat penambangan pasir dan
batu kerikil.
Suhu adalah salah satu parameter lingkungan yang sangat penting bagi
tumbuhan. Suhu di sekitar tumbuhan, baik suhu udara, air ataupun tanah,
dipengaruhi oleh oleh banyak hal seperti durasi dan intensitas radiasi matahari,
laju pindah panas, laju transpirasi dan evaporasi, dan aktivitas biologis di sekitar
tanaman. Dalam proses pengelolaan limbah. Suhu di pengaruhi oleh asal sumber
air limbah yang masuk misalnya dari sisa kurasan beyler (ketel uap). Berkaitan
dengan proses pengelolahan limbah, faktor suhu sangat berpengaruh pada
pertumbuhan bakteri. Pada suhu yang sangat tinggi bakteri akan mati sehingga
proses dekomposisi menjadi terhambat. Apabila suhu air naik maka laju
metabolisme bakteri juga naik yang mengakibatkan kebutuhan oksigen juga
meningkat. Hal tersebut berhubungan dengan ketersediaan oksigen dalam air.
Dari hasil pengukuran sampel air sungai diperoleh nilai pH yang berbeda. Nilai
pH yang diperoleh dilapangan berkisar antara 6-7. Sedangkan hasil pengukuran
yang diperoleh di Laboratorium berkisar antara 6-7. Hal ini telah sesuai.
Kesesuaian ini menandakan bahwa air sungai Toaya layak untuk dipakai dan
dikonsumsi.
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kajian Lingkungan Hidup dan Permukiman. 2014. Penuntun Praktikum
Kajian Lingkungan Hidup. FMIPA, UNTAD. Palu.
Ardiansyah, Moh dkk. 2011. Laporan Lengkap Kajian Lingkungan Hidup. FMIPA,
UNTAD. Palu.
LAMPIRAN