BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui promosi kesehatan jiwa
1.3 Manfaat
1 Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai kesehatan jiwa
2 Memberikan wawasan tentang kesehatan jiwakepada mahasiswa lain.
3 Memberikan tambahan referensi bagi almamater Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut
adalah:
- TV
- Radio
- Film
- CD dan sebagainya
Kelebihan dan kekurangan media elektronik :
Kelebihan Kekurangan
Sudah dikenal masyarakat.
Mengikut sertakan semua pancaindera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
Bertatap muka.
Jangkauan relatif lebih besar.
Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang. Biaya lebih tinggi dan sedikit rumit.
Perlu alat canggih untuk produksinya.
Perlu persiapan matang..
Perlu keterampilan penyimpanan dan dalam pengoperasian.
Media luar ruang, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:
- Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan.
- Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik
kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat strategis agar dapat
dilihat oleh semua orang.
- Pameran.
- Banner.
- TV layar lebar.
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang:
Kelebihan Kekurangan
Sebagai informasi umum dan hiburan.
Mengikutsertakan semua pancaindera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
Bertatap muka.
Penyajian dapat dikendalikan.
Jangkauan relatif lebih besar. Biaya lebih tinggi dan sedikit rumit.
Ada yang memerlukan listrik.
Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya.
Perlu persiapan matang.
Peralatan selalu berkembang dan berubah.
Perlu keterampilan penyimpanan.
Perlu keterampilan dalam pengoperasian
3. Merancang media promosi kesehatan jiwa yang digunakan
a. Menetapkan tujuan:
Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang yang akan dicapai
melalui pelaksanaan kegiatan tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan harus:
Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan.
Jelas dan dapat diukur.
Apa yang akan diukur.
Siapa sasaran yang akan diukur.
Seberapa banyak perubahan yang akan diukur.
Berapa lama dan di mana pengukuran dilakukan.
Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi kesehatan dan dalam
merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak jelas dan tidak operasional maka program
menjadi tidak fokus dan tidak efektif.
b. Menetapkan segmentasi sasaran:
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap
sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya adalah memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya dan memberikan kepuasan pada masing-masing segmen. Dapat juga untuk
menentukan ketersediaan, jumlah, dan jangkauan produk. Selain itu juga dapat menghitung jenis
media dan menempatkan media yang mudah diakses oleh khalayak sasaran.
c. Mengembangkan positioning pesan
Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk perusahaan,
individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau
konsumennya. Positioning bukan sesuatu yang anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu
yang anda lakukan terhadap otak khayalak sasaran. Hal ini bukan strategi produk tetapi strategi
komunikasi. Di sini berhubungan dengan bagaimana calon konsumen menempatkan produk anda
di dalam otaknya.
Positioning membentuk citra. Sesuatu citra bisa kaya makna atau sederhana saja. Sebaiknya citra
bisa berubah-ubah dan dinamis. Citra bisa diterima secara homogen dan sama.
d. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media adalah jabaran saluran yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan pada
khalayak sasaran. Yang perlu diperhatikan di sini adalah:
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada selera pengelola
program.
Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas.
Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda.
Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian kesehatan jiwa adalah orang yang sehat jiwanya, merasa sehat dan bahagia,
mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain, mempunyai sikap postif
terhadap diri sendiri dan orang lain Kriteria sehat jiwa adalah merasa senag dengan diri sendiri,
merasa nyaman berhubungan dengan orang lain, mampu memenuhi tuntutan hidup
Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika,
dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Metode promosi
kesehatan terdiri dari metode promosi individu, metode promosi kelompok, metode promosi
massa,
Untuk mengatasi angka kejadian gangguan mental pemerintah Indonesia membentuk TP-KJM
(Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana KesehatanJiwa Masyarakat) pelayanan kesehatan
jiwa di pelayanan primer dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan jiwa sehingga dapat segera tertangani dan setiap tanggal 10 Oktober diperingati
sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, dengan demikian diharapkan tidak ada lagi diskriminasi
dan pelanggaran hak asasi manusia.
3.2 Saran
Masalah kesehatan mental adalah masalah yang sangat mempengaruhi produktifitas dan kualitas
kesehatan perorangan maupun masyarakat. Olehkarena itu kita semua harus memperhatikan
kesehatan fisik serta emosional kita agar tercipta kesehatan jiwa yang baik selain itu masalah
kesehatan jiwa tidak mungkin ditanggulangi oleh satu sektor saja, tetapi perlu kerja
samamultisektor.
DAFTAR PUSTAKA
Barry M M. Generic Principles of Effectice Mental Health Prootion. 2007. International ournal
of Mental Health Promotion Vol: 9. Clifford Beers Foundation.
Prince, M., V. Patel, S. Saxena, M. Maj, J. Maselko, M. Phillips and A. Rahman,2007. "No
health without mental health."The Lancet 370: 859-877
Notosoedirjo, Moeljono & Latipun (2005). Kesehatan Mental. Surabaya:
UniversitasMuhammadiah Malang Press.
Utama, H. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Bada Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
UU Republik Indonesia No 14 Tahun 2014 Bab 1 Pasal 1
UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
Yusuf, Syamsu. 2009. Mental Hygiene: terapi psikospiritual untuk hidup sehat berkualitas.
Bandung: Maestro.
Walker L, Moodie R, Herrman H (2004). Promoting mental health and wellbeing. In:Moodie R,
Hulme A (eds). Hands on health promotion. Melbourne, IPCommunications.
WHO. 2002. Prevention and promotion in mental health. Mental health: evidence andresearch.
Geneva, Department of Mental Health and Substance Dependence.
WHO. 2003. Investing in Mental Health. Nove Impression, Switzerland.
WHO. 2004. Promoting Mental Health : concepts, emerging evidence, practice:summary
report.Geneva, World Health Organization.