Anda di halaman 1dari 5

MATERI EDUKASI SENAM

PROLANIS PUSKESMAS
CILEUNGSI BULAN MEI 2017
HIPERTENSI
Hipertensi --- Mengenali Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi --- Mengenali Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko
untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan
penyebab utama gagal jantung kronis.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu
dikatakan mengalami masalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Penderita tekanan darah
tinggi (hipertensi) mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

Pada hipertensi sistole terisolasi, tekanan sistole mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastole kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastole masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistole terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastole terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari
setiap 200 penderita hipertensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan
darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam 1 hari juga berbeda;
paling tinggi pada waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Sebab-sebab Tekanan Darah Meningkat

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

Pertama, Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya.

Kedua, Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.

Ketiga, bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak
cairan keluar dari sirkulasi, tekanan darah akan menurun.

Faktor-faktor Penyebab Hipertensi

Hipertensi terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi, dapat berlangsung cepat
maupun perlahan-lahan. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab;
beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, disebut hipertensi
sekunder.

Beberapa penyebab hipertensi diantaranya adalah :

1. Usia yang semakin tua


2. Stres dan tekanan mental
3. Makan berlebihan
4. Merokok
5. Terlalu banyak minum alcohol
6. Kelainan pada ginjal
7. Lain-lain

Pada sekitar 5%-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar
1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB)

Bertambahnya usia juga menyebabkan elastisitas arteri berkurang. Arteri tidak dapat lentur
dan cenderung kaku, sehingga volume darah yang mengalir sedikit dan kurang lancar. Hal ini
dapat memacu peningkatan tekanan darah
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stres, alkohol atau
garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki
kepekaan yang diturunkan.

Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres
telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Beberapa penyebab
terjadinya hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal, kelainan hormonal, dan obat-obatan.

Gejala-gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak).

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit
kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur, yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.

Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi

Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi (karena darah
tinggi tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan agar tidak meningkat,
dengan gaya hidup sehat, dan kalau tidak bisa turun, harus dengan obat obatan).

Anda mungkin juga menyukai