Anda di halaman 1dari 15

Mosik,, Bahan Ajar Fisika Modern

BAB I
TEORI RELATIVITAS KHUSUS

Albert Einstein (1879-1855, warga Jerman-


Amirika Serikat) Seorang filsuf pecinta damai yang
ramah. Guru intelektual bagi dua generasi fisika-
wan teori yang meninggalkan sidik karyanya dalam
hampir setiap bidang kajian fisika modern

Pada bab ini akan dibahas tentang implementasi dari azas-azas relativitas
khusus Einstein yang meliputi alih bentuk kecepatan, kontraksi panjang, delatasi
waktu, dan tentang massa relativistik, kesetaraan massa dan tenaga, serta
hubungan antara tenaga dan momentum untuk partikel yang bergerak dengan
kecepatan tinggi.

Kompetensi dasar dan Idikator


Memahami penerapkan asas-asas relatifitas khusus Einstein pada gejala
dan fenomena fisika, dengan indikator::
o menunjukkan penerapan yang tepat dari alih bentuk Gali0
o menerapkan alih bentuk Lorentz pada kinematikarelativistik
o menghitung perbedaan hasil pengamatan besaran kecepatan dari
dua kerangka kelembaman yang saling bergerak
o menghitung perbedaan hasil pengamatan besaran selang waktu dari
dua kerangka kelembaman yang saling bergerak
o menghitung perbedaan hasil pengamatan besaran spanjang dari dua
kerangka kelembaman yang saling bergerak
o menghitung kesetaraan massa dan tenaga
o menyusun bahan sajian berbasis computer sesuai dengan kurikulum
SMA/MA
o menususn alat evaluasi sesuai dengan bahan sajian
.
1.1 Perumusan Azas-azas Relativitas Khusus

a). Azas ke Nol: Azas Korespondensi

19
Teori Relativitas Khusus 20

Untuk kelajuan rendah/pusa rendah konsep-konsep dan hukum-hukum


relativistik harus sesuai dengan konsep-konsep dan hukum-hukum
Newton (non relativistik: v<<c).

b). Azas Pertama: Azas Kovariansi


Semua hukum fisika tetap bentuknya (kovarian) terhadap perpindahan
peninjauan dari kerangka inersial yang satu ke kerangka inersial lain
yang saling bergerak dengan kecepatan tetap.

c). Azas ke Dua:


Menghadirkan c sebagai tetapan alam yang baku dalam teori relativitas
khusus. Laju maksimal yang dapat dimiliki oleh wujud fisis/isyarat,
terbatas nilainya dengan nilai batas invarian (tak bergantung nilainya)
terhadap pilihan kerangka inersial sebagai akibat azas pertama. Nilai
batas ini=c dimiliki oleh kelajuan cahaya/gelombang elektromagnetik
dalam hampa.

1.2. Kinematika Relativistik

a). Alihbentuk Galilea


Ditinjau dua kerangka inersial O dan O yang bergerak terhadap O dengan
kecepatan tetap sebesar V pada arah sumbu x, seperti pada Gambar 1.1
Dalam alihbentuk Galilea skala waktu adalah mutlak. Artinya skala waktu
tidak benrubah untuk dua kerangka inersial yang saling bergerak dengan
kecepatan tetap
y
y V

O x
O x
z
z

Gambar 1.1
Teori Relativitas Khusus 21

Saat t=0 Setelah t tidak nol


x' x x' x vt x x'vt'
y' y y' y y y'
tnasformasi balik
z' z z' z z z'
t0 t' t t t'
Dimisalkan dari kedua kerangka inersial O dan O diamati sumber cahaya
titik yang rehat terhadap kerangka inersial O, sehingga laju dari rambatan
gelombang cahaya ke segala arah adalah sama yaitu sebesar c (laju cahaya
dalam hampa). Rambatan cahaya tesebut menghasilkan fron gelombang yang
berbentuk bola, yang menurut kerangka inersial O dinyatakan sebagai
x 2 y 2 z 2 c 2t 2 0 (1-1)
sedangkan menurut kerangka inersial O dinyatakan dalam persamaan
x' 2 y' 2 z ' 2 c 2 t ' 2 0 (1-2)
Bila digunakan alihbentuk Galilea, pers. (!-2) bentuknya menjadi
( x vt) 2 y 2 z 2 c 2 t 2 0 (1-3)
Hasil tranformasi seperti pers. (1-3) ternyata tidak identik dengan pers (1-
1), hal ini menunjukkan tidak sesuai dengan azas pertama (azas kovriansi.).
Pers. (1-3) tidak lagi menyatakan betuk persamaan bola, juga menunjukkan
bahwa hasil tranformasi ini tidak memenuhi azas ke dua

b). Alihbentuk Lorentz.


Untuk gerak dengan kecepatan yang besarnya mendekati c, oleh Einstein
disarankan menggunakan tranformasi Lorentz. Seperti pada dua kerangka
inersial yang dilukiskan secara skematik pada Gambar 1.1, yaitu
x' k x vt x k x'vt'
y' y atau y y ' (1-4)
z' z z z'
faktor k sama untuk kedua kerangka inersial.
Eliminasikan x dari dua hubungan di atas
x kk x vt vt' atau
x 1
t ' k 2 1 t
v k
Teori Relativitas Khusus 22

Untuk fron gelombang bola yang menurut kerangka inersial O dinyatakan


dalam pers, (1-1), dan dari kerangka inersial O dinyatakan dalam pers. (1-2), bila
ke dalam pers. (1-2) dilakukan substitusi diperoleh hubungan seperti pada pers.
(1-5)
x' k x vt; y' y; z' z; dan
x 1
t ' k 2 1 t (1-5)
v k
maka akan diperoleh
x' 2 y ' 2 z ' 2 c 2 t ' 2
2
x 1
k x vt y z c k 2 1 t
2 2 2 2 2 2

v k
yang kemudian dapat disusun seperti berikut

2 c2k 2 1 2
2
2c 2 k 2 1
k 2 2 1 x 2vk 2 1 xt y x
2 2 2

v k v k
c2k 2 v2k 2 t 2
Apabila persamaan tersebut harus sama dengan pers. (1-1), maka
koefisien dari x2 harus sama dengan 1, koefisien (xt) harus sama dengan 0, dan
koefisien dari t2 harus sama dengan c2, sehingga bila diambil bagian terakhir
c 2 k 2 v 2 k 2 c 2 maka diperoleh
1
k (1-6)
2
v
1
c
nilai k tersebut juga cocok bila digunakan untuk mengevaluasi koefisien dari (xt)
dan x2 dan diperoleh berturut-turut 0 dan 1
Penggabungan pers. (1-6) dengan pers. (1-4) diperoleh rumusan
Alihbentuk Lorentz sebagai berikut

x' k x vt x k x'vt'
y' y y y'
z' z atau z z ' (1-7)
vx vx'
t' kt 2 t k t ' 2
c c
Teori Relativitas Khusus 23

c). Alihbentuk Kecepatan


Misalkan pada dua kerangka inersial seperti pada Gambar 1.1 diamati
sebuah benda yang bergerak. Menurut pengamat di kerangka O kecepatannya
sebesar U sedangkan menurut kerangan O adalah U maka berdasarkan pers.
(1-7) adalah
dx
U dan
dt

U'
dx' k dx vdt

dx dt v U v
dt ' vdx vdx dt vU
k dt 2 1 1 2
c
2
c c
U v
U (1-8)
vU
1 2
c
d). Kontraksi Panjang
Suatu batang yang rehat terhadap kerangka inersial O diamati panjangnya
L0, bila diamati dari kerangka inersial O yang bergerak terhadap kerangka O
dengan kecepatan tetap v dalam arah sumbu x adalah L, perhatikan Gambar 1.2

y
y v

O x
O x
z
z
Gambar 1.2

Pada kerangka O untuk menentukan nilai Lo dilakukan pengkukuran x1


pada saat t1 dan x2 pada saat t2 sehingga Lo x2 x1 , sedangkan pada
kerangka O untuk menentukan nilai L dilakukan pengkukuran x1 pada saat t1
dan x2 pada saat t2 sehingga L x' 2 x'1 ,

Karena tongkat rehat terhadap kerangka O, maka t1 tidak harus sama

dengan t 2 , tetapi untuk kerangka O ' harus terpenuhi t '1 t ' 2 ,


sehingga
Teori Relativitas Khusus 24

x1 k x'1 vt'1
x2 k x' 2 vt' 2
x2 x1 k x' 2 vt' 2 k x'1 vt'1 k x' 2 x'1 jadi
1
L Lo (1-9)
k
karena k>1 maka L Lo dan pers. (1-9) merupakan persamaam kontraksi
Panjang

d). Delatasi Waktu


Suatu lilin yang rehat terhadap kerangka inersial O diamati lamanya nyala
lilin To, bila diamati dari kerangka inersial O yang bergerak terhadap kerangka O
dengan kecepatan tetap v dalam arah sumbu x adalah T, perhatikan Gambar 1.3
Menurut kerangka O lilin mulai menyala pada saat t1 di x1 , dan padam

saat t 2 di x 2 , lilin menyala selama To t 2 t1 . Menurut kerangka O lilin mulai

menyala pada saat t '1 di x'1 , dan padam saat t ' 2 di x' 2 , lilin menyala selama

T t ' 2 t '1 . Dalam hal ini x2 x1 sedangkan x' 2 x'1 . Jadi dengan mnggunakan
alihbentuk Lorentz seperti pada pers. (1-8) akan diperoleh sebagai berikut

y v

O x

O x
z

z
Gambar 1.3

vx
t '1 k t1 21
c

vx
t ' 2 k t 2 22
c
Teori Relativitas Khusus 25

vx vx
t ' 2 t '1 k t 2 22 k t1 21 jadi
c c
T kTo (1-10)
karena k>1 maka T To dan pers. (1-10) merupakan persamaam delatasi
waktu

Contoh
Berapa besar kecepatan muon harus bergerak munuju permukaan bumi
dari ketinggian 100km agar masih berupa muon ketika tiba di permukaan
bumi (umur rata-rata muon=2x10-6s)
Penyelesaian
Dimisalkan muon bergerak dengan laju mendekati c=3x108ms-1.Untuk
menempuh jarak 100km paling tidak dibutuhkan waktumenurut pengamat
di luar muon sebesar T=100x103/3x108 3x10-4s

T 2 x10 6
T' 3x10 4 x 0,99998c
2 2
v v
1 1
c c

1.3. Dinamika Relativistik

a). Massa Relativistik


Dua buah bola A dan B yang identik dengan massa mA=mB dilempar dari
dua kerangka kelembaman O di A dan kerangka kel;embaman O di B dalam
arah sumbu y . Kedua kerangka kelembaman saling bergerak menurut arah
sumbu x seperti yang dilukiskan pada gambar 1.4
Bagi pengamat di O :
Bola A dilempar dengan kecepatan v A , dan ditangkap kembali dengan

kecepatan v A

Bola B dilempar dengan kecepatan v B , dan ditangkap kembali dengan

kecepatan v B
Kedua bola bertumbukkan lenting sempurna
Menurut hokum kekekalan momentum
Teori Relativitas Khusus 26

mAv A mB vB mAv A mB vB 2mAv A 2mB vB mAv A mB vB


m A m0 bagi pengamat di O bola dilempar dan ditangkap pada tempat yang
sama ( relative tidak bergerak terhadap pengamat dalam arah sumbu x )
m B m bagi pengamat di O bola dilempar dan ditangkap pada tempat yang

berbeda (bergerak terhadap pengamat dalam arah sumbu x )

y v

O x

O x
z

Gambar 1.4

y y
vA dan v B karena mA v A mB vB maka
T0 T

y y T kT
m0 m sehingga m m0 m 0 m0 diperoleh
T0 T T0 T0
m km0 (1-11)

Pers. (1-11) menyatakan persamaan massa relativistic. Kemudian m0 disebut

massa rehat dan m disebut massa relativistik

b). Kesetaraan Massa dan Tenaga


Untuk benda yang bergerak memiliki pusa (momentum)
Teori Relativitas Khusus 27

m0 v
p mv km0 v (1-12)
2
v
1
c

km0 v
dp d
F
dt dt
s s kv v
Ek Fds km0v ds m0 vdkv m0 vvdk kdv
d
0 0
dt 0 0


v
Ek m0 v 2 dk kvdv
0

1 c
k2 2 k 2c 2 k 2v 2 c 2
v 2
c v 2
1 2
c
2kc dk (2kv2 dk 2k 2 vdv) 0 2k (c v 2 )dk 2k (kvdv)
2

kvdv (c v 2 )dk


Ek m0 v dk c v dk m0 c
k k

dk
2 2 2 2

1 1

Ek m0 c 2 k 1 km0 c 2 m0 c 2 mc2 m0 c

E k m0 c 2 k 1 (1-13)

E K pada pers. (1-13) menyatakan rumusan tenaga gerak menurut relativitas


khusus
E mc 2 (1-14)
E pada pers. (1-14) menyatakan rumusan tenaga total
E 0 m0 c 2 (1-15)

E0 pada pers. (1-15) menyatakan rumusan tenaga rehat


Jadi
E E0 E K (1-16)

Kembali ke pers.(1-12): p mv km0 v


p 2c 2 k 2 m02c 2v 2 k 2 m0c 2
2 v2
c2
Teori Relativitas Khusus 28


2 1
2

p 2 c 2 k 2 m0 c 2 1 2 km0 c 2 m0 c 2 2

k
p 2 c 2 E 2 E02 atau E 2 E02 p 2 c 2 (1-17)

Pers. (1-17) menyatakan hubungan antara tenaga dan pusa dari partikel yang
bergerak

Contoh:
Andaiakan sebuah lampu pijar 100W dan catu dayanya diletakkan dalam
selubung tembus cahaya dan digantungkanpada timbangan yang sangat
peka. Hitung perubahan massa yang tejadi pada lampu bila menyala
selama 1 tahun.
Penyelesaian
Waktu 1 tahun x10 7 s. Tenaga yang diradiasikan lampu dalam 1 tahun
E0 100 xx10 7 3x10 9 J

E0
E0 m 0 c 2 m 0 2
3x10 8 kg
c
c). Penyelesaian altrenatif
Terdapat penyelesaian alternative dalam menjelaskan dinamika relativistik
tanpa menggunakan konsep massa relativistik, yaitu sebagai berikut.

dp
Hukum dinamika F diangkatbdari Hukum II Newton, lewat Azas ke
dt

Nol dengan perluasan p mv untuk (v c)

F .dr Fds cos dWF dE
Jadi

dp dr
dE .dr dp. v .dp (1-18)
dt dt
Untuk gerak 1 dimensi
v // dp dE vdp (1-19)
Apabila pers. (1-18) diterapkan pada cahaya
v=c yang invarian dan tetap terhadap semua kerangka inersial maka
Ecahaya dE c dp E pc C(konstan )
pada p=0, E=E0 (tenaga rehat) sehingga C(konstan)=E0, dan untuk cahaya yang
Teori Relativitas Khusus 29

takpernah rehat E0=0 jadi


p 2 c 2 E 2 untuk v c (1-20)
Untuk sistem lain misalnya zarah mermassa m (dalam mekanika Newton)
E0 0 secara umum E E0 E k menurut Newton (v<<c)

p2
E k 12 mv 2 dan p mv sehingga Ek 2mEk p 2 ,
2m
jadi untuk kelajuan ekstrim berlaku
2mEk 2mE E0 v c

p E E 2
2

vc
0

c 2

atau secara umum dapat dituliskan sebagai fungsi analitik dari E dalam bentuk
deret pangkat Taylor

p 2 a0 a1 E E0 a2 E E0 ........
2

Melihat bentuk asimtot baik v<<c atau E-E0<< dan E-E0>>


1
Maka a 0 0; a1 2m; a 2 ; a3 0
c2
sehingga diperoleh kaitan dispersi

E E 0 2
p 2 m E E 0
2
untuk 0 v c (1-21)
c2
2 Ek2
p 2mEk 2
atau c diambil derivatif ke Ek maka
p p2 p2 p2
x y z

dp x dp y dp z 2E
2 px 2 py 2 pz 2m 2 k
dE k dE k dE k c

dp 2E
2p 2m 2k
dEk c

p
dEk E
.dp
m 2k (1-22)
c

dEk v .dp
kuadrat dari pers.(1-22) dan melihat penyederhanaan pers.(1-21) diperoleh
Teori Relativitas Khusus 30

2 2 2 2Ek E k2

p m v 1 2 4

2
mc m c
maka
2 E k2
p 2mEk c 2

mv 2 2 E k v 2 E k2 E k2
m2v 2 2 mEk
c2 c4 c2
E k2 v 2 E k2 mv 2 2 E k
m2v 2 2 mEk
c2 c4 c2
v2 E v2
m 2 v 2 1 2k 1 2 2mEk
c c c
c2
bila dikalikan dengan
v2
1 2
c
m2v 2c 2
diperoleh 2
Ek2 2mc 2 E k
v
1 2
c
m2v 2c 2
p 2 c 2 sehingga
1 v c
2 2


mv
p mv (1-23)
1 v c 2 2

Pers. (1-23) menyatakan rumus pusa linier


1
dengan 1 untuk v c k 1 p mv memenuhi Azas
1 v2 c2
Korespondensi
m2v 2c
E k2 2mc 2 E k (1-24)
1 v2 c2
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan kuadrat dalam Ek seperti berikut
m2v 2c 2
E k2 2mc 2 E k 0 karena harus dipenuhi E k 0 maka dapat dihitung
1 v2 c2
Teori Relativitas Khusus 31

2mc 2 1 4m 2 c 2 v 2
Ek 2 4m c
4

2 1 v2 c2
2mc 2 1 4m 2 c 4 4m 2 c 2 v 2 4m 2 c 2 v 2
Ek 2 atau
2 1 v2 c2
mc 2
E k mc 2 E0 E
1 v2 c2

E mc 2 (tenaga rehat)
0
mc 2
E mc 2 (tenaga total) (1-25)
1 v c
2 2


E k k 1mc (tenaga gerak)
2

Pers. (1-25) menyatakan rumus massa dan tenaga


Dengan memasukkan E k E E0 pada pers. (1-17) dapat dituliskan


p 2 c 2 2mc 2 E E 0 E 2 2 EE0 E02 E 2 E 02 atau

E 2 E 02 p 2 c 2 (1-26)

Bentuk alihbentuk Lorentz untuk tenaga total dan pusa linier dari kerangka
inersial O ke kerangka inersial O yang bergerak dengan kecerpatan tetap pada
arah komponen sumbu x adalah
E
Px' k Px v 2 ; Py' Py ; Pz' Pz
c (1-27)
E ' k E vPx

Latihan

1. Dalam teori relativitas tenaga gerak benda dinyatakan dalam persamaan



1
2. E k 1mc 2
2
1 v


2
c
Buktikan bawa unut gerak dengan laju v c bentuk persamaan tenaga
gerak menjadi E k 12 mv 2
Teori Relativitas Khusus 32

3. Di suatu tempat pada jarak 1,5x1011m, intensitas radiasi matahari adalah


sekitar 1,4x103Wm-2. Hitung laju berkurangnya massa matahari
4. Hitunglah tenaga gerak suatu partikel dengan massa rehat m0 yang bergerak
sehingga massanya menjadi dua kali. (c=laju rambat cahaya dalam hampa).

Rangkuman

Alihbentuk Lorentz sebagai berikut


x' k x vt x k x'vt'
y' y y y'
z' z atau z z ' 1-7)
vx vx'
t' kt 2 t k t ' 2
c c
Alihbentuk Kecepatan
U v
U (1-8)
vU
1 2
c
Kontraksi Panjang
1
L Lo (1-9)
k
Delatasi Waktu
T kTo (1-10)
Massa Relativistik
m km0 (1-11)

Kesetaraan Massa dan Tenaga


m0 v
p mv km0 v (1-12)
2
v
1
c
E k m0 c 2 k 1 (1-13)

E mc 2 (1-14)
p 2 c 2 E 2 E02 atau E 2 E02 p 2 c 2 (1-17)
Teori Relativitas Khusus 33

Evaluasi

Kerjakan soal berikut


1. Si A di bumi duduk selama 2 jam, si B naik pesawat ruang angkasa yang
bergerak lurus dengan kelajuan 0,6c. Hitung berapa lama si A duduk menurut
pengamatan si B!
2. Dua buah pesawat bergerak berlawanan arah. Kelajuan pesawat I 0,25 c,
kelajuan pesawat II 0,75c, Tentukan besar dan arah kecepatan relatif
pesawat I terhadap pesawat II !
3. Suatu benda semula dalam keadaan rehat, kemudian meledak menjadi dua
bagian yang masing-masing bermassa rehat 1kg dan bergerak saling
menjauhi dengan kelajuan masing-masing 0,6c. Berapa massa rehat benda
semula?
4. Suatu partikel dengan massa rehat m0 bergerak sehingga massanya menjadi
dua kali. (c=laju rambat cahaya dalam hampa). Berapakah tenaga gerak dari
partikel tersebut?
5. Setiap detik di matahari terjadi perubahan 4x109kg materi menjadi tenaga
radiasi (c=3x108ms-1), Hitung daya yang dipancarkan oleh matahari!
6. Dua buah pesawat masing-masing bergerak sejajar berlawanan arah. Besar
1 3
kecepatan pesawat I 4
c dan besar kecepatan pesawat II 4
c. Hitung besar

kecepatan pesawat II relative terhadap pesawat I !


7. Sebuah gedung setinggi 50m diamati oleh seorang dalam pesawat yang

bergerak vertikal dengan kecepatan sebesar 2


3
3.108 m.s-1. Hjitung tinggi
gedung menurut perhitungan pengamat!
8. Sebuah pesawat ruang angkasa mendekati bumi dengan laju 0,4c
menembakkan sebuah roket ke arah bumi dengan laju 0,8c relatif terhadap
pesawat. Hitung laju roket menurut acuan di bumi.
9. Hitung prosentase perbedaan perhitungan antara mekanika newton dengan
relativistik untuk pusa (momentum) dari sebuah meteor yang mencapai bumi
dengan laju 72 km.s-1.
10. Sebuah elektron memiliki tenaga rehat 0,51 MeV. Jika electron tersebut
bergerak dengan laju 0,8c, hitunglah massa, pusa, dan tenaga totalnya.
-oOo-

Anda mungkin juga menyukai