Konjungtivitis
Konjungtivitis
KONJUNGTIVITIS
Oleh :
NPM : 11700104
PEMBIMBING:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri
2
B. Tujuan
terkait
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai
berat dengan banyak sekret purulen kental. Penyebab umumnya eksogen tetapi
pada permukaan bola mata yang memudahkannya terpapar dengan dunia luar
B. Anatomi Konjungtiva
ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet.
4
Konjungtiva terdiri dari tiga bagian, yaitu:
darah. Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi,
5
kelenjar. Dari limbus, epitel konjungtiva meneruskan diri sebagai epitel
semilunaris yang mengelilingi suatu pulau kecil terdiri dari kulit yang
C. Patofisiologi
inferior. Disamping itu tear film juga mengandung beta lysine, lysozym, IgA, IgG
D. Klasifikasi
non-infeksi. Infeksi daat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan jamur
sedangkan non-infeksius disebabkan oleh iritasi atau paparan persisten oleh suatu
agen (alergi, mata yang terlalu kering, gangguan refraksi yang tidak dikoreksi,
2010).
6
Klasifikasi konjungtivitis berdasarkan awitan dan etiologi
1. Konjungtivitis blenore
2. Konjungtivitis gonore
1. Infiltratif
2. Purulen
3. Penyembuhan
3. Konjungtivitis difteri
4. Konjungtivitis folikular
7
folikular merupakan konjungtivitis yang sering ditemukan
5. Konjungtivitis kataral
1. Keratokonjungtivitis epidemik
2. Demam faringokonjungtiva
8
3. Keratokonjungtivitis herpetik
simplek tipe 1.
c. Konjungtivitis jamur
d. Konjungtivitis alergik :
mata merah.
9
1. Konjungtivitis Vernalis
(alergi matahari).
10
Tromethamine 0,1% 4x 2 tetes / hari. Digunakan pada
kornea.
2. Konjungtivitis flikten
terjadi flikten.
e. Konjungtivitis kronis
Keluhan utama berupa rasa ngeres, seperti ada pasir di dalam mata, gatal,
papiler dan folikel yang mengakibatkan perasaaan seperti ada benda asing di
11
Gejala dan Tanda Bakteri Virus Alergi Jamur Toxic
Mata merah ++ + + + +
Kongesti +++ ++ +/++ ++ +
Kemosis ++ ++ -
Perdarahan sub
- -
Konjungtiva
Purulen/
Discharge Cair Cair Mukopurulen -
mukopurulen
Papil - ++ -
Folikel - + + ++ +
Pseudomembran - - -
- (kec. K.
Pannus - - +
Vernal)
Preaurikular
+ ++ - -
adenopati
Keratitis
- +
berulang
Demam - - -
Mata merah, sensasi seperti adanya benda asing, rasa gatal atau terbakar,
fotofobia. Kelopak mata sering menempel pada pagi hari karena peningkatan
mata. Nyeri pada mata dan blefarospasme dapat ditemukan setelah adanya
(Hiperemi)
12
3. Perdarahan sub konjungtiva: Pevahnya pembulu darah yang
F. Differential Diagnosis
1. Glaukoma akut
2. Keratitis
3. Uveitis anterior
13
Uveitis Glaukoma
Gejala klinis Konjungtivitis Keratitis
anterior akut
Tergantung Menurun Menurun
Visus Normal
letak infiltrat perlahan mendadak
Hiperemi Konnjungtiva Perikornea Siliar Mix injeksi
Epifora + + + -
Sekret Banyak - - -
Palpebra Normal Normal Normal Edema
Bercak Gumpalan sel Edema,
Kornea Jernih
infiltrat radang Halo(+)
BMD Cukup Cukup Sel radang (+) Dangkal
Sel radang(+),
H. Aquos Normal Normal flare(+), Kental
Tyndal efek(+)
Kripta
Iris Normal Normal Bombans menghilang
karena edema
Pupil Normal Normal Miosis Mid midriasis
Sel radang
Lensa Normal Normal Keruh
menempel
2. Pemeriksaan laboratorium
Giemsa di daerah tarsus atau limbus didapatkan sel-sel eosinofil dan eosinofil
H. Diagnosis
pemeriksaan laboratorium.
14
pasien yang lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu
seksual. Perlu juga ditanyakan durasi lamanya penyakit, riwayat penyakit yang
riwayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayat penggunaan lensa-
konjungtiva atau getah mata, juga sel-sel radang polimorfonuklear atau sel-sel
adanya hyfe, sedangkan pada konjungtivitis karena alergi ditemukan sel sel
dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya
bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan
sistem imun yang terganggu. Selain Candida sp, penyakit ini juga dapat
I. Penata laksanaan
Haemophyllus aegypticus .
15
Pada umunya konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan
gram negatif.
dengan anti virus tidak efektif. Pengobatan utama adalah suportif. Berikan
kompres hangat atau dingin, bersihkan sekret dan dapat memakai air mata buatan.
autoimun seperti penyakit tiroid, gout dan karsinoid. Terapi pada konjungtivitis
16
Klasifikasi
Etiologi Terapi
konjungtivitis
- Topikal : antibiotik spektrum luas
Diphteric
- penisilin/tetrasiklin
- Topikal : Antibiotik spektrum luas
(gentamisin, kloramfenikol)
Gonococcal - Sistemik seftriakson 1 gr intramuskular
sampai hasil swan negatif 3 hari
Bakteri
berturut-turut
Haemophilus - Topikal : Antibiotik spektrum luas
aegyptius (gentamisin, kloramfenikol)
- Topikal : Antibiotik spektrum luas
Moraxella (gentamisin, kloramfenikol)
- 0,25-2,5% zinc sulfate (spesifik terapi)
Inclusion - Topikal : eritromisin atau tetrasiklin 2-3
Chlamydia
Trakoma minggu
Epidermic
Tidak ada terapi spesifik
keratoconjunctivitis
Virus
Herpes simplex
Topikal asiklovir
atau Herpes zoster
Onchocerdiasis Sistemik terapi
Parasit
Loa-loa Bedah untuk mengilangkan parasit
(Tabel penatalaksanaan menurut etiologi)
J. Prognosis
dengan sendirinya. Tanpa pengobatan biasanya sembuh dalam 10-14 hari. Bila
diobati sembuh dalam 1-3 hari. Konjungtivitis karena Staphylococcus sering kali
K. Komplikasi
1. Ulkus kornea
2. Pterigium
17
BAB 3
KESIMPULAN
Kesimpulan
penurunan visus
18