Anda di halaman 1dari 4

Uji Pembau dan Perasa

- Siapkan satu potong bawang, apel dan kentang


- Tutup mata memakain penutup mata
- Tutup hidung
- Julurkan lidah
- Jilatkan bawang kentang dan apel bergantian secara cepat
- Lalu tuliskan yang dirasa apakah sesuai dengan dijilatkan
Percobaan 1 ; (membuktikan hubungan indera pembau dan perasa)
Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita
tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan
pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung
tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau
buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau. Di dalam rongga
hidung terdapat selaput lendir yang mengandung selsel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat
ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan
bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut
otak (bulbus alfaktorius)

A. Pengertian Sensibilitas
Sensibilitas adalah kemampuan untuk menafsirkan rangsangan dari luar atau dari dalam tuguh
(kepekaan). Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin sensibile dengan akar kata sensus yang
artinya penyerapan dengan indra, rasa, perasaan dan kesan.
Pembahasan :
Cover and cover test
Mata yang juling ditutup. Lalu penderita disuruh melihat suatu objek, dengan maksud untuk
memfiksasi kedua mata. Lalu penutup digeser. Bila mata penderita normal, seharusnya
mata tidak ikut bergerak, karena sudah terfiksasi. namun pada penderita strabismus, mata
akan bergerak kearah deviasi.

Setelah kita melakukan latihan-latihan seperti yang sudah saya sebutkan di atas lalu
bagamaina cara mengukur kelenturan tubuh kita? Mari simak tulisan berikut:

Alat yang diperlukan

1. Bangku dengan tinggi minimal 50 centimeter


2. Mistar dengan ukuran tinggi 50 centimeter

Pelaksanaan

1. kaki tidak beralas


2. Berdiri di atas bangku dengan kedua kaki lurus dan rapat
3. Lutut bagian belakang lurus
4. Secara perlahan bungkukan badan dengan posisi lengan dan kedua tangan lurus ke
bawah menyentuh mistar skala. Usahakan agar ujung jari kedua tangan mencapai
skala sejauh mungkin dan pertahankan selama tiga detik. Catatan: kedua telapak
tangan dapat ditaburi kapur agar pencapain ada tanda bekasnya.

Hasil Pengukuran

1. Yang diukur adalah tanda bekas sentuhan terjauh dari jangkauan tangan pada mistar
selama tiga detik.
2. Cocokan hasil dengan tabel berikut:

- Baik sekali apabila jangkauan tangan lebih dari 19 centimeter


- Baik apabila jangkauan tangan 11,5 sampai 19 centimeter
- Sedang apabila jangkauan tangan 1,5 sampai kurang dari 11,5
- Kurang apabila jangkauan tangan -6,5 sampai 1,5
- Kurang Sekali apabila jangkauan tangan kurang dari -6,5

1. Pemeriksaan Weber
Tes Weber adalah Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri
dengan telinga kanan.
Pengkajian menggunakan tes weber ini bertujuan mengkaji konduksi tulang dengan
memeriksa lateralisasi suara ( transmisi dari arah samping).
Cara pemeriksaan :
a. Pegang garpu tala pada bagian tangkai
b. Getarkan garpu tala dengan cara mengetukkannya secara perlahan ke punggung tangan anda
disekitar buku-buku jari atau dengan mengosok diantara ibu jari dan jari telunjuk. Tindakan
ini harus dilakukan sampai garpu tala berdering lembut.
c. Letakkan tangkai garpu tala yang berdenging di atas kepala klien dan tanyakan di mana klien
dapat mendengatkan bunyi garpu tala, atau dibagian telinga mana terdengar bunyi lebih
keras.

Hasil tes Weber dan Interpretasinya


- Bila terdengar lebih keras ke salah satu telinga : lateralisasi ke telinga tersebut
- Bila tdk dapat dibedakan ke arah mana yang lebih keras : tidak ada lateralisasi
- Normal : tdk ada lateralisasi. Suara terdengar pada kedua telinga atau terfokus pada tengah-
tengah kepala
- Tuli konduktif : lateralisasi ke telinga yang sakit
- Tuli sensorineural : lateralisasi ke telinga yang sehat

2. Pemeriksaan Rinne
Pemeriksaan ini bertujuan untuk membandingkan konduksi udara (KU) dengan konduksi
tulang (KT) pada telinga yang diperiksa.
Cara Pemeriksaan :
a. Minta klien menutup salah satu telinganya secara intermiten dengan menggerakkan ujung
jari keluar-masuk saluran telinga
b. Tempelkan tangkai garpu tala yang sudah digetarkan di prosesus mastoideus salah satu
telinga sampai klien mengatakan bahwa getaran garpu tala tidak lagi terdengar.
c. Dengan cepat, dekatkan bagian percabangan garpu tala yang masih berbunyi ke depan tulang
lubang telinga klien. Tanyakan apakah klien masih mendengar bunyi garpu tala. Bunyi yang
dihantarkan lewat udara akan lebih mudah terdengar daripada bunyi yang dihantarkan lewat
tulang. Getaran garpu tala yang dihantarkan lewat udara normalnya akan terdengar lebih
lama.

Hasil Tes Rinne dan Interpretasinya


- Positif : bila msh terdengar
- Negatif : bila tidak terdengar
Hasil Gangguan
- Positif (KU>KT) : Normal
- Positif (KU=KT) : Tuli sensorineural
- Negatif (KU<KT) : Tuli konduktif

Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara
pemeriksa dengan pasien.

Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah bunyinya tidak terdengar
oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut kita pindahkan dan letakkan tegak lurus pada
planum mastoid pasien. Apabila pasien masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach
memanjang. Sebaliknya jika pasien juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach memendek atau normal.

Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau normal yaitu mengulangi tes
Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pasien. Setelah pasien tidak mendengarnya,
segera garpu tala kita pindahkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Jika pemeriksa
juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach normal. Sebaliknya jika
pemeriksa masih bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek.

Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu :

Normal. Schwabch normal.


Tuli konduktif. Schwabach memanjang.
Tuli sensorineural. Schwabach memendek.
Kesalahan pemeriksaan pada tes Schwabach dapat saja terjadi. Misalnya tangkai garpu tala
tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat memberikan isyarat
tentang hilangnya bunyi.

Tuli Konduksi Tes Pendengaran Tuli Sensori Neural


Tidak dengar huruf lunak
Dengar huruf desis Tes Bisik Dengar huruf lunak
Tidak dengar huruf desis
Normal Batas Atas Menurun
Naik Batas Bawah Normal
Negatif Tes Rinne Positif, false positif / false negatif
Lateralisasi ke sisi sakit Tes Weber Lateralisasi ke sisi sehat
Memanjang Tes Schwabach Memendek

Anda mungkin juga menyukai