Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Gunung Lamongan merupakan salah satu gunung yang berada di Jawa Timur,
berada pada posisi 7,9755LS 113,3465BT. Gunung Lamongan, merupakan gunung
tipe mar. Gunung Lemongan dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya berkisar antara
150 dan 700 meter. Beberapa maar mempunyai danau. Gunung Lemongan juga memiliki
60 puncak, yang saat ini aktif terletak 650 meter di sebelah barat daya puncak Tarub.
Danau, di antaranya Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali, terletak di lereng barat
dan timur. Maar yang kering terletak terutama di lereng utara. Tidak diketahui letusan
maar yang tercatat dalam sejarah. Berdasarkan interpretasi data geomorfologi di daerah
gunung Lamongan ini terdapat sesar yang dominan pada arah barat laut tenggara, dan
berdasarkan interpretasi suhu permukaan menunjukkan adanya manifestasi sumber
panas bumi di permukaan di dekat sistem sesar, dengan suhu permukaannya berkisar
diantara 36C - 37C.
Panas bumi atau geothermal merupakan energi panas yang tersimpan di dalam
permukaan bumi, yang terbentuk dalam reservoir melalui pemanasan air bawah
permukaan oleh batuan beku panas. Istilah geothermal diambil dari bahasa Yunani, geo
berarti bumi dan therme berarti panas. Energi panas bumi merupakan energi alternative
yang baik bagi negeri ini. Berada di jalur ring of fire (zona cincin api), mampu
menjadikan Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi yang melimpah ruah.
Kegiatan vulkanik dari gunung berapi yang mengitari wilayah Indonesia menghasilkan
energi panas bumi yang sangat berlimpah.
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang objek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji
dan bisa dijadikan sebagai tahap awal dalam penentuan potensi panas bumi.
Penginderaan jauh ini memanfaatkan data citra, kemudian data citra ini diinterpretasi,
sehingga menghasilkan sebuah informasi.
Berdasarkan paparan diatas maka penulis akan melakukan analisis citra untuk
mendapatkan hasil citra geomorfologi dan temperatur permukaan pada sebaran wilayah
yang memiliki potensi panas bumi.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui daerah Gunung Lamongan, Tiris, Kabupaten Probolinggo


yang memiliki potensi panas bumi, maka dalam proposal ini akan dibahas:
1. Bagaimana cara mendapatkan data citra landsat ETM+?
2. Bagaimana cara pengolahan data citra menggunakan software Envi?
3. Bagaimana pemanfaatan pengolahan data citra dalam penetuan sebaran potensi
panas bumi di Gunung Lamongan, Tiris Probolinggo, Jawa Timur?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui cara mendapatkan data citra landsat ETM+ untuk pemanfaatan


penetuan sebaran potensi panas bumi di Gunung Lamongan, Tiris, Probolinggo
Jawa Timur.
2. Mengetahui pengolahan data citra menggunakan software Envi.
3. Mengetahui pemanfaatan pengolahan data citra dalam penetuan sebaran potensi
panas bumi di Gunung Lamongan, Tiris Probolinggo, Jawa Timur.

1.4. Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah pada penulisan ini adalah :


1. Citra landsat ETM+ merupakan salah satu metode penginderaan jauh, untuk
mengetahui keadaan geomorfologi suatu daerah.
2. Data hasil Citra landsat ETM+ diolah dan dianalisis melalui software Envi.
3. Tujuan analisis citra landsat ETM+ ini untuk mengetahui pemetaan potensi panas
bumi di Gunung Lamongan, Tiris, Probolinggo Jawa Timur.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sistem Geothermal

Sistem geothermal dideskripsikan secara skematis sebagai air yang berkonveksi


di bagian atas kerak bumi, yang merupakan lapisan tertutup, mentransfer panas dari
sumber panas ke sebuah tandon panas, biasanya berupa permukaan terbuka. Sebuah
sistem geothermal terdiri tiga elemen utama: sumber panas, sebuah reservoir dan fluida
yang merupakan carrier yang mentransfer panas. Sumber panas dapat berupa intrusi
magmatik yang bersuhu sangat tinggi (> 600 C) yang telah mencapai kedalaman yang
relatif cukup dangkal (5-10 km) atau, sistem dengan temperatur tertentu yang cukup
rendah, namun terus bertambah seiring dengan kedalaman.

Gambar 2.1. Representasi skematik sederhana dari sistem geothermal ideal

Energi geothermal merupakan energi yang dihasilkan dari panas yang tersimpan
di bawah permukaan bumi. Energi geothermal menyumbang 0.416% dari total energi
dunia. Jika sumber panas yang dikumpulkan melalui pompa-pompa panas bumi
diikutsertakan, maka kapasitas energi geothermal nongenerator-listrik diperkirakan
mencapai 100 GW (gigawat dari daya thermal) dan digunakan secara komersil di lebih
dari 70 negara. Menurut Eliason (dalam Suparno. 2009:24) temperatur fluida yang terlalu
rendah tidak akan mengundang investasi untuk digunakan atau dimanfaatkan sebagai
sumber energi panas bumi

2.2. Citra Landsat ETM


Citra Landsat merupakan salah satu sumber daya bumi yang dikembangkan oleh
NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Citra Landsat ini merupakan
penginderaan jauh oleh wahana satelit melalui gelombang elektromagnetik tertentu yang
dipancarkan oleh objek di permukaan bumi, yang bertujuan untuk memperoleh,
mengolah dan menginterpretasi data yang telah direkam yang berasal dari interaksi
antara gelombang elektromagnetik dengan suatu objek permukaan yag sedang dianalisis,
tanpa sentuhan fisik.

Gambar 2.2. Skema Proses Penginderaan Jauh


Komponen Penginderaan Jauh
a. Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam penginderaan jarak jauh terdiri dari tenaga alamiah berupa
sumber matahari atau tenaga buatan berupa gelombang mikro. Sumber tenaga ini
berfungsi untuk menyinari permukaan bumi dan memantulkannya ke sensor.
b. Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen,
hidrogen dan helium, molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer
tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam penginderaan jauh terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian
spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer
dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke
permukaan bumi.
c. Interaksi antara tenaga dan objek
Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh
foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam
memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang memiliki daya
pantul tinggi akan terlihat pada citra, sedangkan objek yang memiliki daya
pantul rendah akan terlihat gelap pada citra.
d. Sensor dan Wahana
Sensor, merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat
maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
Sensor Fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi.
Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada
pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang
dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
Sensor Elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal.
Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang
kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital
dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan
sebutan citra.
Wahana, merupakan kendaraan/media yang digunakan untuk
membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan
ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa,
wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian
peredarannya antara 1.000 9.000 meter di atas permukaan bumi
Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian
peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km 900 km
diluar atmosfer bumi.
e. Perolehan Data
Data yang diperoleh dari penginderaan jauh ada 2 jenis :
Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna
melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu
bernama stereoskop, stereoskop dapat digunakan untuk melihat obyek
dalam bentuk tiga dimensi.
Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus
penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
f. Penggunaan Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem
penginderaan jauh, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil
penginderaan jauh.

2.3. Karakteristik Citra ETM+


Desain operasi citra ETM+ merupakan pengembangan dari ETM, namun
ditambah dengan dua sistem model kalibrasi untuk mengeliminasi gangguan radiasi
matahari (dual mode solar callibrator systems) dengan penambahan lampu kalibrasi
untuk fasilitas koreksi radiometrik.
Transmisi data ke stasiun penerima di bumi dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara
yaitu :
1. Dikirim menggunakan gelombang radio secara langsung ke stasiun penerima di
bumi,
2. Melalui relay satelit komunikasi TDRSS (Tracking and Data Relay Satellites
System) yang akan merekam dan kemudian mengirimkan ke stasiun penerima di
bumi,
3. Data objek permukaan bumi direkam/disimpan lebih dahulu dalam suatu panel
(storage on board) atau tipe (wideband tipe recorder), baru kemudian dikirim ke
stasiun penerima di bumi.
Berikut ini tabel karakteristik saluran pada landsat ETM+
Panjang Resolusi spasial
Saluran Aplikasi
Gelombang () (meter)
Untuk pemetaan
perairan pantai,
pembedaan tanah dan
1. 0,45 0,52 30 30 vegetasi, analisis tanah
dan air, dan pembedaan
tumbuhan berdaun lebar
dan konifer
Untuk inventarisasi
2. 0,52 0,60 30 30 vegetasi dan penilaian
kesuburan.
Untuk pemisahan kelas
vegetasi dan
memperkuat kontras
3. 0,63 0,69 30 30
antara penampakan
vegetasi dan non-
vegetasi.
Untuk deteksi
akumulasi biomassa
vegetasi, identifikasi
jenis tanaman, dan
4. 0,76 0,90 30 30
memudahkan
pembedaan tanah dan
tanaman, serta lahan
dan air.
Untuk menunjukkan
kandungan air pada
tanaman, kondisi
5. 1,55 1,75 30 30 kelembaban tanah d an
berguna untuk
membedakan awan
dengan salju.
Untuk analisis vegetasi
stress, pembedaan
kelembaban tanah,
6. 10,40 12,50 60 60 klasifikasi vegetasi,
analisis gangguan
vegetasi, dan pemetaan
suhu.
Untuk pemetaan
7. 2,09 2,35 30 30 formasi geologi dan
pemetaan hidrotermal
Untuk peningkatan
8. 0,50 0,90 15 15
resolusi spasial.

2.4. Karakteristik Software Envi Pengolah Citra


ENVI (The Environment For Visualizing Images) merupakan suatu sistem
pengolahan citra digital penginderaan jauh yang revolusioner dibuat oleh Research
System, Inc (RSI). Software Envi dirancang salah satunya untuk membantu dalam
pengolahan data teknik penginderaan jauh (inderaja), yang datanya diperoleh melalui
satelit. Softwere Envi ini menyediakan data visualisasi menyeluruh dan analisis citra
untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe, ENVI memiliki tiga jendela utama yaitu The
Main Display Window untuk menampilkan semua tampilan citra dalarn full resolution
yang dibatasi oleh kotak pada scroll, The Scroll Window untuk menampilkan seluruh
citra pada file, dan The Zoom Window untuk menampilkan perbesaran dari main display
window yang dibatasi oleh kotak pada window.
BAB III
METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam proposal ini, adalah


sebagai berikut :

1. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari referensi yang
berkaitan dengan penyusunan proposal ini.
2. Analisis Data
Melakukan analisis data berdasarkan hasil yang diperoleh, setelah melakukan
proses pengkajian referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Farida, Sri. dan Krisbiantoro, Agus. April 2014. Analisis Distribusi Temperatur
Permukaan Tanah Wilayah Potensi Panas Bumi Menggunakan Teknik Penginderaan
Jauh Gunung Lamongan, Tiris, Probolinggo, Jawa Timur. Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Jurnal Fisika Vol.17 No.2. ISSN: 1410-9662

Tofografi, Tersedia
http://www.probolinggokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=6
6&Itemid=349
[Diakses : 11 September 2016]
M.T, Waslaluddin. O7 Mei 2009. Karakteristik Pemodelan Struktur Pori Batuan
Berpotensial Reservoir Geothermal Berbasis Analisis Citra. Ringkasan Penelitian
Hibah Bersaing. Universitas Pendidikan Indonesia.
Envi Pengolahan Data Citra Penginderaan Jauh, Tersedia
http://www.citrasatelit.com/envi-pengolah-data-penginderaan-jauh/
[Diakses : 22 September 2016]

Anda mungkin juga menyukai