D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NURUN NAJMI
AZ-ZAHRA
FERA NURFAJRIAH
MIFTAHUL JANNAH
KELAS : III
Sejarah penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars,
Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa
dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri
untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad
lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung
mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu
menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak
bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama
sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari
Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat
alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus
(1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga
Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian
Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2
kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan
cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu.
Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup
menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek
angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang
mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang
sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang
letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga
mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang
dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek
trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di
antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000),
Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003
EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Zona planet
Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet
bagian luar, dan sabuk Kuiper. Di zona planet dalam, Matahari adalah pusat Tata
Surya dan letaknya paling dekat dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9
106 km, atau 0,39 SA), Venus (108,2 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 106 km, 1
SA) dan Mars (227,9 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya antara 4.878 km dan
12.756 km, dengan massa jenis antara 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.
Antara Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid,
kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya
berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki
diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari kumpulan asteroid ini, berukuran
sekitar 960 km dan dikategorikan sebagai planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini
sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus
(Chiron).
Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 106 km,
5,2 SA), Uranus (2,875 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 109 km, 30,1 SA)
dengan massa jenis antara 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.
Jarak rata-rata antara planet-planet dengan Matahari bisa diperkirakan dengan
menggunakan baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-
orbit ini kemungkinan merupakan efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata
Surya. Anehnya, planet Neptunus tidak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang
membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus merupakan hasil tabrakan
kosmis.
- Matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen
utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa
yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang
dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi
eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
- Tata Surya bagian dalam
- Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari Matahari
serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami
dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang diketahui adalah lobed
ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal
sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-
atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.
Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat
diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah
terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat
oleh energi awal Matahari.
- Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa
bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal
dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan
tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih
padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas
dengan suhu permukaan mencapai 400 C, kemungkinan besar disebabkan
jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini
aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak
memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga
sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
- Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar
dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-
satunya planet yang diketahui memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang
cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-
satunya planet yang diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi
sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh
keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki
satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam
Tata Surya.
- Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan
Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan
utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung
berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles
marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru
belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya
besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang
diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.
- Sabuk asteroid
Sabuk asteroid utama terletak di antara orbit Mars dan Yupiter,
berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga merupakan sisa dari
bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi
Yupiter.
Daerah terjauh
Titik tempat Tata Surya berakhir dan ruang antar bintang mulai tidaklah
terdefinisi secara pasti. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang
terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batasan terjauh pengaruh angin surya
kira kira berjarak empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sebagai
titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif
pengaruh gravitasi Matahari, diperkirakan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.
Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang bergerak
pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang
antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di
80-100 SA dari Matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari
pada daerah searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat
dan berubah menjadi kencang, membentuk struktur oval yang dikenal sebagai
heliosheath, dengan kelakuan mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40
SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya.
Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan
memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batasan luar dari
heliosfer, heliopause, adalah titik tempat angin surya berhenti dan ruang antar bintang
bermula.
- Awan Oort
Secara hipotesa, Awan Oort adalah sebuah massa berukuran raksasa yang
terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya merupakan sumber komet
berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000
SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya).
Daerah ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata
Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort
bergerak sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti
tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya
pasang yang didorong Bima Sakti.
- Sedna
Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip Pluto
dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928
SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek
ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tidak merupakan bagian dari
piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari
pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat
bahwa Sedna adalah objek pertama dari sebuah kelompok baru, yang mungkin
juga mencakup 2000 CR105. Sebuah benda bertitik perihelion pada 45 SA,
aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki
kelompok ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melalui
proses yang mirip, meski jauh lebih dekat ke Matahari. Kemungkinan besar Sedna
adalah sebuah planet kerdil, meski bentuk kebulatannya masih harus ditentukan
dengan pasti.
Batasan-batasan
Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi spiral yang
berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.
Matahari berlokasi di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.
Letak Matahari berjarak antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi,
dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.
Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal
sebagai tahun galaksi Tata Surya. Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang
semesta, dekat letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi akhir
bintang Vega.
Lokasi Tata Surya di dalam galaksi berperan penting dalam evolusi kehidupan
di Bumi. Bentuk orbit bumi adalah mirip lingkaran dengan kecepatan hampir sama
dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan.
Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya
sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas
yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.
Tata Surya terletak jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah
pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan bisa menggoyang benda-
benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini
bisa menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.
Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bentuk
hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada
lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada
35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah
Matahari dalam bentuk debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti
berbagai benda mirip komet.