PENDAHULUAN
Pada mata normal, terdapat keseimbangan antara aliran masuk dan keluar
mengarah pada kerusakan saraf optik. Kondisi ini disebut glaukoma (1).
dunia dengan angka kejadian glaukoma sudut terbuka lebih banyak dibandingkan
glaukoma sudut tertutup. Di Amerika Serikat, pada tahun 2003, sekitar 120.000
a. Phacomorphic glaucoma
Keadaan dimana lensa yang membengkak karena absorbs cairan. Sudut yang
tertutup menghalangi jalur trabekular dan TIO meningkat. Ini merupakan jenis
sekunder.
1
c. Phacotoxic Glaucoma
Lensa hipermatur dapat mengalami pencairan dan dapat meningkatkan TIO
causa katarak hipermatur yang dirawat di Ruang mata RSUD Ulin Banjarmasin.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. B
Umur : 64 tahun
II. ANAMNESA
Kurang lebih 2 minggu yang lalu, pasien merasakan mata sebelah kiri
terasa nyeri, rasa nyeri terasa seperti menusuk dan menjalar sampai ke kepala
sebelah kiri. Rasa nyeri disertai dengan mata kiri merah, berair dan terasa silau
jika melihat ke arah yang terang. Tidak ada keluhan mata gatal maupun keluar
kotoran mata yang banyak dan mata tidak pernah mengalami benturan
sebelumnya. Pasien juga mengeluh kedua matanya kabur sejak 6 bulan yang
lalu, namun sejak 4 bulan ini mata kirinya hanya bisa membedakan gelap dan
3
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menderita tekanan darah tinggi yang baru diketahui kurang lebih 1
bulan yang lalu dengan tekanan darah antara 140-160/100 mmHg namun
mellitus disangkal.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran : Komposmentis
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,50C
4
Status Lokalis :
Pemeriksaan Mata
OD OS
2/60 Visus 1/~
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Edem (-) Palpebra Edem (-)
superior
Edem (-) Palpebra Edem (-)
inferior
Hiperemi (-), Sekret (-) Konjungtiva Hiperemi (+), Sekret (-)
palpebra
Hiperemi (-), Sekret (-) Konjungtiva Hiperemi (+), Sekret (-)
forniks
Hiperemi (-), Sekret (-) Konjungtiva Hiperemi (+), Sekret (-)
bulbi
Jernih Kornea Keruh
Putih Sklera Putih
Dangkal COA Dalam
Cokelat kehitaman, iris Iris Cokelat kehitaman, iris
shadow (+), pseudoiris shadow (-), pseudoiris
shadow (-) shadow (+)
Sentral, regular, 3mm, Pupil Sentral, iregular, 5mm,
reflek cahaya (+), reflek cahaya (-),
leukokoria (-) leukokoria (-)
Jernih Lensa Keruh
Tonometri Schiotz
5
IV. DIAGNOSIS KERJA
V. PENATALAKSANAAN
3. Aspar K 1 x 1 tab
6
BAB III
DISKUSI
tanpa pigmen badan silier. Jaringan ini secara aktif membawa ion dan nutrient
yang diperoleh dari pembuluh darah badan silier, ke kamera okuli posterior.
Adanya tekanan osmotik, yang diaktivasi oleh transport aktif, sehingga menarik
air. Disamping itu, sebagian aqueous humour berasal dari ultrafiltrasi cairan
interstisial, yang berasal dari perbedaan tekanan antara arteriol badan silier dengan
kamera okuli posterior. Hasilnya berupa cairan tanpa warna yang mengalir secara
sentripetal melalui permukaan lensa menuju pupil lalu mengalir secara sentrifugal
ke arah trabekular meshwork ke dalam kanalis Schlemm dan melalui limbal sclera
pemeriksaan penunjang.
7
Katarak hipermatur merupakan stadium terakhir dari katarak senile. Pada
katarak hipermatur telah terjadi proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks
lensa mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa. Lensa mengkerut dan
bilik lensa menjadi dalam. Uji bayangan iris pseudopositif. Akibat masa lensa
bilik mata depan, anyaman trabekular menjadi edema dan tersumbat oleh protein-
Pada anamnesis didapatkan keluhan mata kiri nyeri, berair, terasa silau dan
hanya bisa membedakan gelap dan terang Pada pemeriksaan visus didapatkan
2/60 pada mata kanan dan 1/~ pada mata kiri. Camera oculi anterior OS tampak
dalam dengan pseudoiris shadow (+), pupil tampak ireguler, tidak ada reflek pupil
kekeruhan lensa.
Dari tonometri didapatkan tekanan intra okuler OD 10,2 mmHg dan OS 31,8
mmHg. Tekanan normal intraokuler rata-rata berkisar 15,5 mmHg (2,6 mmHg)
dan secara statistik batas atas normal tekanan intraokuler adalah 21 mmHg. Pada
glaukoma dengan melihat sudut kamera okuli anterior. Serta dapat dilakukan
8
ophtalmoskopi untuk memeriksa saraf mata (papil saraf optik) apakah mengalami
degenerasi atau atrofi serta melihat penggaungan (cupping) papil. Papil saraf optik
yang normal memiliki gambaran nisbah cup disc (C/D) sebesar 0,2 0,5 (nisbah
papil saraf optik. Pada kerusakan papil saraf optik akibat glaukoma didapatkan
rasio C/D lebih dari 0,6 yang berarti berkurangnya serabut saraf optik yang
membentuk bingkai saraf optik (optik rim). Gangguan serabut saraf tersebut akan
tersebut pada retina (5). Tetapi untuk kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan
diandalkan.
4. Pentingnya deteksi dini, karena jika fungsi penglihatan hilang maka tidak
dapat dikembalikan.
5. Dapatkan efek maksimal dengan obat serta efek samping yang minimal.
6. Pemilihan antara obat, laser dan operasi berdasarkan individu pasien, stadium
9
Glaukoma dapat diatasi dengan (3,4):
1. Medikamentosa
b) Sistemik. Obat yang dapat diberikan secara sistemik antara lain karbonik
2. Laser
Laser dilakukan pada pasien tua yang tidak berespon dengan obat-obatan,
pasien yang tidak cukup terkontrol dan tidak dapat menjalani operasi.
3. Operasi
dengan obat dan laser, gagal terapi dengan obat-obatan dan laser.
Penanganan pada pasien ini yaitu dengan pemberian tetes mata timolol 0,5%
blocker) yang bekerja menurunkan produksi humour aqueous pada badan silier
10
asetazolamid merupakan golongan carbonic anydrase yang berkerja dengan cara
inhibitor ). Diperoleh hasil bahwa penurunan tekanan intra okuler 32,7 % vs 22,6
% dengan dosis fixed dosed combination 2 kali sehari dan timolol 2 kali sehari
(6).
gangguan elektrolit, hipokalemia (4), maka perlu diberikan elektrolit berupa Aspar
K (yang berisi kalium aspartat). Pada pasien ini dengan penggunaan obat-obatan
11
BAB IV
PENUTUP
diketahui adanya nyeri mata kiri disertai penurunan penglihatan yang hanya bisa
membedakan gelap dan terang, mata silau dan berair. Pada pemeriksaan visus
didapatkan OD 2/60 dan OS 1/~. Camera oculi anterior OS tampak dalam, pupil
ireguler tanpa reflek cahaya, pseudoiris test (+) dan lensa keruh berwarna abu-abu
kekuningan . Pengobatan pada pasien ini adalah pemberian obat tetes mata timolol
0,5% dan glaukon untuk mengurangi tekanan intraokuler serta Aspar K untuk
mengatasi efek samping dari glaukon yaitu gangguan elektrolit, hipokalemia. Saat
ini pasien menjalani perawatan di Ruang Seroja (Mata) RSUD Ulin Banjarmasin.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Lim ASM, Constable IJ, Wong TY. Colour Atlas of Ophthalmology. Fourth
Edition. World Scientific: London, 2003.
4. Japan Glaucoma society. Guidelines for Glaucoma 2nd edition. Japan society:
Tokyo, 2006.
5. Ilyas S., 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
6. Netland P. Glaukoma Medical Therapy. 2nd Ed. Madison Avenue, New York:
Oxford University Press; 2008;55-63;123-46.
13