Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SUCI AMALIA

NIM :1307101010029
KELAS : B - 08

TUGAS FISIOLOGI

Pertanyaan

11. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja taste bud dalam mengidentifikasikan rasa manis,
asin, asam, pahit dan umami!

Pembahasan :

Jenis reseptor untuk pengecapan adalah kemoreseptor, yaitu jenis reseptor yang dapat
menghasilkan sinyal saraf apabila berikatan dengan zat kimiawi tertentu dari lingkungan.
Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai reseptor pengecapan
belum dapat diketahui semuanya. Tetapi dari penelitian telah dikenali 13 reseptor kimia yang
berada di sel sel pengecap. Kemudian ke 13 reseptor kmia ini dikumpulkan menjadi lima
kategori umum yang disebut sebagai sensasi pengecapan utama. Kelima kategori tersebut
adalah asam, asin, manis, pahit, dan umami.

Rasa asam
Rasa asam disebabkan oleh asam, yakni karena konsentrasi ion hidrogen, dan intensitas
sensasi asam ini hampir sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hidrogen.
Rasa asin
Rasa asin dihasilkan dari garam yang terionisasi, terutama karena konsentrasi ion
natrium.
Rasa manis
Rasa manis dibentuk oleh beberap zat kimia, seperti gula, glikol, alkohol, aldehid dan
garam garam anorganik dari timah dan berilium.
Rasa pahit
Rasa pahit juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia saja. Dua golongan yang cenderung
menimbulkan rasa pahit adalah substansi organik rantai panjang yang mengandung
nitrogrn dan alkaloid
Rasa umami
Rasa umami adalah rasa kecap yang menyatakan menyenangkan, yang secara kualitatif
berbeda dari rasa asam, asin, mani, dan pahit.

Indera pengecapan dikode oleh pola pola aktivitas di berbagai reseptor papil
pengecap. Kemoreseptor untuk sensasi pengecapan terkemas dalam papil papil pengecap
(taste buds). Papil papil ini berada di dalam rongga mulut dan tenggorokan dengan
persentase terbesar berada diatas permukaan lidah. Sebuah papil pengecap terdiri dari sekitar
lima puluh reseptor yang terkemas dengan sel sel penunjang dalam susunan seperti
potongan potongan jeruk. Setiap papil pengecap memiliki sebuah lubang kecil, pori pori
pengecap, tempat berkontaknya cairan dalam mulut dengan permukaan sel reseptor.

Taste bud mempunyai diameter sekitar 1/30 milimeter dengan panjang sekitar 1/16
milimeter. Tasre bud terdiri dari sel sel epitel yang termodifikasi, beberrapa diantaranya
adalah sel penyokong yang disebut dengan sel sustentakular, dan yang lainnya disebut
sebagai sel pengecap ( gambar 1 ). Sel pengecap ini akan terus membelah diri melalui
pembelahan mitosis dari sel sel epitel sekitarnya, sehingga beberapa sel pengecap adalah sel
muda, sementara yang lain adalah sel pengecap matang yang terletak ke arah bagian tengah
bud dan nantinya akan terurai dan larut. Masa hidup sel pengecap pada mamalia tingkat
rendah adalah sekitar 10 hari.

Pada ujung ujung setiap sel pengecap, terdapat beberapa mikrovili, atau rambut
pengecap yang akan menonjol keluar menuju pori pori pengecap untuk mendekati rongga
mulut. Mikrovili di permukaan akan memberikan reseptor untuk pengecapan. Anyaman
disekitar badan sel pengecap merupakan rangkaian percabangan terakhir dari serabut
serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh sel sel reseptor pengecap. Beberapa dari
serabut ini berinvaginasi menjadi lipatan lipatan membran sel pengecap. Sedangkan
beberapa vesikel membentuk membran sel disekitar serabut. Vesikel ini mengandung
neurotransmitter, yang dilepaskan melalui membran sel untuk merangsang ujung ujung
serabut saraf sebagai respon terhadap rangsangan kecap.

Taste bud ditemukan pada tiga tipe papila lidah (gambar 2), yaitu:

1. Taste bud terletak di dinding saluran yang mengelilingi papila sirkumvalata, yang
membentuk garis V di permukaan lidah posterior.
2. Taste bud yang terletak di papila fungiformis, yaitu papila yang terletak di permukaan
anterior lidah
3. Sejumlah tast bud lain terletak pada papila foliata yang terdapat di lipatan lipatan
sepanjang permukaan lateral lidah.

Setiap taste bud biasanya berespon terhadap satu dari lima rangsanagan pengecapan
utama, bila substansi kecap berada dalam konsentrasi yang rendah. Teteapi pada konsentrasi
yang tinggi, sebagian besar taste bud dapat dirangsang oleh dua atau lebih rangsangan
pengecapan utama dan juga oleh beberapa rangsangan kecap lainnya yang tidak termasuk
dalam kategori utama.
Untuk mekanisme perangsangan taste bud, sehingga seseorang bisa merasakan kelima
sensasi pengecapan, yang utama perlu kita pahami bahwa membran sel sel pengecap,
seperti kebanyak sel sel reseptor sensorik lainnya, mempunyai muatan negatif di bagian
dalam yang berlawan dengan bagian luar. Kemudian pemberian zat pengecap pada rambut
rambut pengecap akan menyebabkan hilangnya sebagian potensial negatif, sehingga sel
pengecap mengalami depolarisasi. Di sebagian besar keadaan, penurunan potensial dalam
kisaran yang luas hampir sebanidng dengan logaritma dari konsentrasi zat perangsang.
Potensial listrik pada sel pengecap inilah yang disebut sebagai potensial reseptor untuk
pengecapan.
Mekanisme reaksi untuk memulai reseptor di sebagian besar zat yang terangsang
dengan vili pengecap adalah denagn pengikatan zat kimia kecap pada molekul reseptor
protein yang dekat atau menonjol melalui membran vilus. Hal ini yang menyebabkan kanal
ion terbuka, sehingga membuat ion natrium yang memiliki muatan positif masuk dan
mendepolarisasi kenegatifan normal didalam sel. Selanjutnya, zat kimia kecap akan
dibersihkan secara bertahap oleh saliva dari vilus pengecap, sehingga akan menghilangksn
rangsangan. Tipe rasa yang akan diterima ditentukan oleh tipe protein reseptor di setiap vilus.
Pada ion natrium dan ion hidrogen, yang secara berurutan melepaskan sensasi kecap rasa asin
dan asam, protein reseptor akan membuka kanal ion yang spesifik pada membran sel kecap di
bagian apikal, dengan cara mengaktifkan reseptor. Namun, untuk sensasi rasa manis dan
pahit, bagian molekul protein reseptor yang menonjol ke membran bagian apikal, yang akan
mengaktifkan substansi second messenger transmitter di dalam sel, dan second messenger ini
yang akan menyebebkan perubahan kimia untuk melepaskan sinyal pengecapan.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong WF (2008). Review of Medical Physiology, 23th ed. P.286-287

Guyton AC & Hall JE (2008). Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Chapter 53
p. 693-696

Sherwood L (2007). Human physiology : from Cells to Systems, 7th ed. Chapter 6.
P. 229-230

Tortora GJ & Derrickson B (2009). Principle of Anatomy and Physiology, 12th. .


p.602-603

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34540/4/Chapter%20II.pdf. Diunduh
pada tgl 9 april 2014, pukul 12.15
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Anda mungkin juga menyukai