Pengembangan Sistem Antena Untuk Mobile Satellite Communication dengan
Menggunakan Satelit Quasi-Zenith di Daerah Khatulistiwa Oleh: Prof. Dr. Ir. Eko Tjipto Rahardjo, M.Sc.; Prof. Dr. Ir. Djoko Hartanto, M.Sc.; Dr. Ir. Muhammad Asvial, M.Eng Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2005
Tujuan penelitian ini adalah pengembangan sistem antena untuk komunikasi
bergerak dengan memanfaatkan akan keberadaan wahana satelit Quasi-Zenith. Antena merupakan salah satu elemen terpenting dalam sistem komunikasi satelit, dimana tanpa antena sistem komunikasi satelit tidak dapat terwujud. Adapun jenis antena yang akan dikembangkan adalah antena yang akan dipergunakan dalam perangkat segmen atau ruas bumi. Untuk itu dipilih jenis antena mikrostrip dimana mempunyai bentuk yang kompak, ringan, murah dan mudah dalam fabrikasinya, dan mempunyai kinerja yang baik. Dalam tahun pertama dilakukan kajian dengan menggunakan metode Woodward Lawson yang dikombinasikan dengan algoritma genetika untuk merancang antena. Antena tersebut dibuat dengan pola radiasi yang mengarah ke posisi satelit dengan posisi antena ada di daerah Indonesia Barat. Langkah pertama yang dilakukan adalah penentuan frekuensi kerja antena array. Kemudian menghitung dimensi dari antena segitiga dengan mempertimbangkan bahan yang dipergunakan sehingga diperoleh panjang sisi segitiga tersebut sebesar: 4,19 cm. Setelah dimensi elemen antena array didapatkan, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk antena array yaitu bentuk planar array. Masing-masing elemen diatur penempatannya sedemikian dengan jarak antara elemen penyusun adalah setengah gelombang. Jumlah elemen penyusun adalah 8 x 8. Faktor yang mempengaruhi dalam sintesa antena array ini adalah amplitudo dan fasa setiap elemen array. Untuk mendapatkan beam antena array yang mengarah kearah sudut = 45o dilakukan dengan cara memberi besaran nilai amplitudo dan fasa masing-masing elemen antena dengan menggunakan metode Woodward Lawson. Untuk mendapatkan nilai amplitudo dan fasa yang optimal maka dipergunakan Algoritma Genetik. Dengan menggunakan Algoritma Genetik pasangan faktor-faktor yang mempengaruhi pola radiasi (amplitudo dan fasa) pada tiap elemen dimisalkan sebagai suatu individu. Individu-individu dikelompokkan sebagai suatu populasi. Sedangkan pada rectangular array, individu tersebut berarti satu array dan kumpulan yang terdiri dari beberapa array tersebut dinamakan populasi. Jika nilai-nilai amplitudo dan fasa hasil simulasi dimasukan dalam persamaan sintesa array maka dihasilkan bentuk beam seperti yang telah ditentukan. Hasil pencarian nilai amplitudo dan fasa pada setiap kali simulasi menghasilkan nilai fitness yang berbeda dan nilai fitness yang terbesar menunjukan hasil simulasi dengan bentuk beam mendekati bentuk referensi. Hasil simulasi penelitian ini adalah sebuah antena array yang mempunyai directivity yang cukup baik (19.9 dB) dengan sudut elevasi 45o .