Teknik Reservoir
1.1.1.2.Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah limestone (batugamping), dolomite dan yang
bersifat antara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa dipakai untuk
kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80% kalsium karbonat atau
magnesium. Pada limestone fraksi disusun terutama oleh mineral kalsit,
sedangkan pada dolomite mineral penyusun utamanya adalah mineral dolomite.
Dolomite adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang
mengandung unsur karbonat lebih besar dari 50%, sedangkan untuk batuan-batuan
yang mempunyai komposisi pertengahan antara limestone dan dolomite akan
1
mempunyai nama yang bermacam-macam tergantung dari unsur yang
dikandungnya. Untuk batuan yang unsur kalsitnya melebihi dolomite disebut
dolomite limestone dan yang unsur dolomite-nya melebihi kalsit disebut dengan
limy, calcitic, calciferous atau calcitic dolomite.
1.1.1.3.Batuan Shale
Batuan shale adalah batuan serpih berbutir halus dengan permeabilitas
yang mendekati nol (impermeable). Batuan ini dapat berlaku sebagai batuan
reservoir apabila permeabilitasnya besar sebagai akibat perekahan.
Pada umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari lebih kurang 58%
silikon dioksida (SiO2), 15% aluminium oksida (Al2O3), 6% besi oksida (FeO)
dan Fe2O3, 2% magnesium oksida (MgO), 3% kalsium oksida (CaO), 3%
potassium oksida (K2), 1% sodium oksida (Na2) dan 5% air (H2O) dan sisanya
adalah oksida metal dan anion.
1.1.2.1.Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang pori-
pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar-kecilnya porositas suatu
batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
= 100% = 100% ................................................... (1.1)
Dimana:
= Porositas, %
Vb = Volume batuan total (bulk volume), cm3
Vg = Volume padatan batuan total (volume grain), cm3
Vp = Volume ruang pori-pori batuan, cm3
2
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolute adalah persen volume pori-pori total terhadap
volume batuan total (bulk volume).
= 100% .............................................. (1.2)
3
90 o
90 o
90 o
o 90 o
90
o
90
1.1.2.2.Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan batuan reservoir untuk
dapat melewatkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan terdsebut. Definisi permeabilitas pertama kali
dikembangkan oleh Henry darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk
differensial sebagai berikut:
= .................................................................................... (1.4)
Dimana:
V = Kecepatan aliran fluida, cm/sec
= Viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = Gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = Permeabilitas media berpori, darcy
Tanda negatif dalam persamaan tersebut menunjukkan apabila tekanan
bertambah dalam satu arah, maka arah aliran berlawanan dengan arah
pertambahan tekanan tersebut. Beberapa anggapan yang digunakan oleh darcy
dalam persamaan (1.4) adalah:
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
4
5. Fluidanya incompressible
6. Tidak ada reaksi antara fluida yang mengalir dengan batuan yang
dialirinya
7. Kondisi aliran isothermal atau temperaturnya konstan
Dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Permeabilitas absolute adalah permeabilitas dimana fluida yang
mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa, misalnya
hanya minyak atau gas saja.
2. Permeabilitas efektif adalah permeabilitas batuan dimana fluida yang
mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas,
gas dan minyak atau ketiga-tiganya.
3. Permeabilitas relative adalah perbandingan antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas absolute.
Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah hasil percobaan yang
dilakukan oleh Henry Darcy. Dalam percobaan ini, Henry Darcy menggunakan
batupasir tidak kompak yang dialiri air. Batupasir silindris yang porous ini 100%
dijenuhi cairan dengan viskostas (), dengan luas penampang (A) dan panjangnya
(L). Kemudian dengan memberikan tekanan P1 pada salah satu ujungnya maka
terjadi aliran dengan laju sebesar Q, sedangkan P2 adalah tekanan keluar.dari
percobaan dapat ditunjukkan bahwa (1 2 ) adalah konstan dan
akan sama dengan harga permeabilitas batuan yang tidak tergantung dari cairan,
perbedaan tekanan dan dimensi batuan yang digunakan. Dengan mengatur laju Q
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi aliran turbulen, maka diperoleh harga
permeabilitas absolute batuan.
5
Gambar 1.3. Diagram Percobaan Permeabilitas 4)
6
menunjukkan bahwa ko pada Sw = 0 dan pada So = 1 akan sama dengan k absolut,
demikian juga untuk harga k absolutnya (titik A dan B).
Ada tiga hal penting untuk kurva permeabilitas efektif sistem minyak-air
(Gambar 1.4), yaitu:
1. ko akan turun dengan cepat jika S w bertambah dari nol, demikian juga
kw akan turun dengan cepat jika Sw berkurang dari satu, sehingga
dapat dikatakan untuk So yang kecil akan mengurangi laju aliran
minyak karena ko-nya yang kecil, demikian pula untuk air.
2. ko akan turun menjadi nol, dimana masih ada saturasi minyak dalam
batuan (titik C) atau disebut Residual Oil Saturation (Sor), demikian
juga untuk air yaitu (Swr).
3. Harga ko dan kw selalu lebih kecil dari harga k, kecuali pada titik A
dan B, sehingga diperoleh persamaan:
+ 1 ................................................................................ (1.8)
1 1
Effective Permeability to Water, kw
B A
Effective Permeability to Oil, k o
0 C D 0
0 Oil Saturation, So 1
1 Water Saturation, Sw 0
Jika harga kro dan krw diplot terhadap saturasi fluida So dan Sw, maka akan
didapat kurva seperti Gambar 1.5.
Harga kro dan krw berkisar antara 0 sampai 1, sehingga diperoleh persamaan:
+ 1 ............................................................................... (1.9)
7
Untuk sistem gas dan air, harga Krg dan Krw selalu lebih kecil dari satu atau:
+ 1 ............................................................................... (1.10)
1 1
oil
te
kr r
w
0 0
0 Oil Saturation, So 1
1.1.2.3.Saturasi
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
poripori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori
pori total pada suatu batuan berpori.
Saturasi minyak (So) adalah:
= ................................................... (1.11)
8
Jika diisi oleh minyak dan air saja maka:
So + Sw = 1 ...................................................................................... (1.15)
Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam mempelajari saturasi
fluida antara lain adalah:
1. Saturasi fluida akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam
reservoir, saturasi air cenderung untuk lebih besar dalam bagian
batuan yang kurang porous. Bagian struktur reservoir yang lebih
rendah relatif akan mempunyai Sw yang tinggi dan Sg yang relatip
rendah, demikian juga untuk bagian atas dari struktur reservoir
berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
densitas dari masing-masing fluida.
2. Saturasi fluida akan bervariasi dengan kumulatip produksi minyak.
Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan
digantikan oleh air dan atau gas bebas, sehingga pada lapangan yang
memproduksikan minyak, saturasi fluida berubah secara kontinyu.
3. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori-
pori yang diisi oleh hidrokarbon. Jika volume batuan adalah V, ruang
pori-porinya adalah .V, maka ruang pori-pori yang diisi oleh
hidrokarbon adalah:
+ = (1 ) .................................. (1.16)
1.1.2.4.Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk
dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur
(immisible). Pada bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi gaya tarik-
menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang merupakan faktor
dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan.
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak (atau gas)
yang ada diantara matrik batuan.
9
wo
so sw
cos
wo
so sw
Gambar 1.6. memperlihatkan sistem air minyak yang kontak dengan benda
padat, dengan sudut kontak sebesar o. Sudut kontak diukur antara fluida yang
lebih ringan terhadap fluida yang lebih berat, yang berharga 0o - 180o, yaitu antara
air dengan padatan, sehingga tegangan adhesi (AT) dapat dinyatakan dengan
persamaan:
= = ................................................... (1.17)
Dimana:
so = Tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm
sw = Tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm
wo = Tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm
wo = Sudut kontak air-minyak.
Suatu cairan dapat dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya
positip ( < 75o), yang berarti batuan bersifat water wet. Apabila sudut kontak
antara cairan dengan benda padat antara 75 - 105, maka batuan tersebut bersifat
intermediet. Apabila air tidak membasahi zat padat maka tegangan adhesinya
negatip ( > 105o), berarti batuan bersifat oil wet.
10
a. Oil Wet b. Water Wet
Pore space occupied by H O
Rock matrix
Pore space occupied by Oil
Dimana:
Pc = Tekanan kapiler, dyne/cm2
= Tegangan permukaan antara dua fluida, dyne/cm
cos = Sudut kontak permukaan antara dua fluida, derajat
r = Jari-jari kelengkungan pori-pori, cm
= Perbedaan densitas dua fluida, gr/cc
g = Percepatan gravitasi, cm/dt2
h = Tinggi kolom, cm
11
Dari Persamaan (1.19) dapat dilihat bahwa tekanan kapiler berhubungan
dengan ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water contact), sehingga data
tekanan kapiler dapat dinyatakan menjadi plot antara h versus saturasi air (Sw),
Persamaan (1.19) menunjukkan bahwa h bertambah jika perbedaan
densitas fluida berkurang, sementara faktor lainnya tetap. Hal ini berarti pada
reservoir gas yang terdapat kontak gas-air, perbedaan densitas fluidanya
bertambah besar sehingga mempunyai zona transisi minimum. Demikian juga
pada reservoir minyak yang mempunyai API gravity rendah, kontak minyak-air
akan mempunyai zona transisi yang panjang. Ukuran pori-pori batuan reservoir
sering dihubungkan dengan besaran permeabilitas yang besar akan mempunyai
tekanan kapiler yang rendah dan ketebalan zona transisinya lebih tipis daripada
reservoir dengan permeabilitas yang rendah.
1.1.2.6.Kompressibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang bekerja
padanya, yaitu gaya akibat beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yang
timbul akibat adanya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan tersebut.
Pada keadaan statik, kedua gaya berada dalam keadaan setimbang. Bila tekanan
12
reservoir berkurang akibat pengosongan fluida, maka kesetimbangan gaya ini
terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-pori,
perubahan batuan dan
Menurut Geerstma (1957)2), mengemukakan tiga konsep mengenai
kompressibilitas batuan, yaitu:
1. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksi perubahan volume
material padatan (grains) terhadap satuan perubahan tekanan.
2. Kompressibilitas total batuan, yaitu fraksi perubahan volume total
batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
3. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksi perubahan volume
pori-pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam
tekanan, antara lain:
1. Tekanan hidrostatik fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan.
2. Tekanan-luar (external stress) yang disebabkan oleh berat batuan yang
ada diatasnya (overburden pressure).
Pengosongan fluida dari ruang pori-pori batuan reservoir akan
mengakibatkan perubahan tekanan-dalam dari batuan, sehingga resultan tekanan
pada batuan akan mengalami perubahan pula. Adanya perubahan tekanan ini akan
mengakibatkan perubahan pada butir-butir batuan, pori-pori dan volume total
(bulk) batuan reservoir.
Untuk padatan (grains) akan mengalami perubahan yang serupa apabila
mendapat tekanan hidrostatik fluida yang dikandungnya.
Perubahan bentuk volume bulk batuan dapat dinyatakan sebagai
kompressibilitas Cr atau:
1
= ................................................................................. (1.20)
13
Dimana:
Vr = Volume padatan batuan (grains)
Vp = Volume pori-pori batuan
P = Tekanan hidrostatik fluida di dalam batuan
P* = Tekanan luar (tekanan overburden)
14
dari satu atom C berhubungan dengan atom C disebelahnya. Contoh dari senyawa
hidrokarbon golongan alkana:
Nama Rumus Molekul Rumus Bangun
H H
Etana C2H6 HCCH
H H
H H H
Propana C3H8 HCCCH
H H H
dan seterusnya.
1.2.1.2.Golongan Siklik
Golongan siklik dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan naftena dan
golongan aromatik.
15
1.2.1.2.1. Golongan Naftena
Golongan naftena sering disebut golongan sikloparafin, atau golongan
sikloalkana, yang mempunyai nrumus umum CnH2n.. Golongan ini dicirikan oleh
adanya atom C yang diatur menurut rantai tertutup (berbentuk cincin) dan masing-
masing atom dihubungkan dengan ikatan tunggal. Contoh dari senyawa
hidrokarbon golongan naftena adalah:
CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2
CH2
Siklo-heksana Siklo-pentana
CH CH
CH CH
CH
n Benzena
16
1.2.2. Komposisi Kimia Non-Hidrokarbon
Selain mengandung unsur hidrogen dan karbon (HC), pada minyak bumi
juga terdapat komposisi unsur belerang, nitrogen, oksigen serta unsur lain dengan
prosentase yang sedikit.
1.2.2.1. Senyawa Belerang
Kadar belerang dalam minyak bumi bervariasi antara 4% sampai 6%
beratnya. Kandungan minyak bumi yang terdapat di Indonesia merupakan minyak
bumi yang mempunyai kadar belerang relatif rendah, yaitu rata-rata 1%.
Distribusi belerang dalam fraksi-fraksi minyak bumi akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya berat fraksi.
Kandungan senyawa belerang dalam minyak bumi dapat menyebabkan
pencemaran udara dan korosi. Pencemaran udara tersebut disebabkan oleh bau
yang tidak enak dari jenis-jenis belerang yang mempunyai titik didih yang rendah,
seperti hidrogen sulfit, belerang dioksit dan merkaptan. Disamping menimbulkan
bau, jenis belerang tersebut juga beracun. Sedangkan pembentukan korosi oleh
belerang dapat terjadi pada temperatur diatas 300 oF. Jenis-jenis belerang dengan
titik didih rendah, pada kondisi udara lembab akan merubah besi menjadi besi
sulfit yang rapuh.
17
1.2.2.3. Senyawa Nitrogen
Kadar nitrogen dalam minyak bumi pada umumnya rendah dan bervariasi
pada kisaran 0.1% sampai 2 % beratnya. Senyawa nitrogen terdapat dalam semua
fraksi minyak bumi, dengan konsentrasi yang semakin tinggi pada fraksi-fraksi
yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi.
Senyawa nitrogen yang sering terdapat dalam minyak bumi antara lain
adalah piridin, qinoloin, indol dan karbosol.
18
Tabel 1.1. Komposisi Kimia Air Formasi 7)
Connate Water
From well # 23 Sea Water
Compoition Ion Stover Faria, Parts per million
McKean Country, Pa.
(Parts per million, ppm)
Ca++ 13,260 420
Mg++ 1,940 1,300
Na+ 31,950 10,710
K+ 650 -
SO4- 730 2,700
Cl 77,340 19,410
Br- 320 -
I- 10 -
Total 126,200 34,540
19
pada berat jenis air. Berat jenis minyak adalah perbandingan antara berat minyak
dengan volume minyak tersebut. Sedangkan specific gravity (SG) minyak adalah
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air, dengan persamaan yang
dapat dituliskan sebagai berikut:
= .......................................................................... (1.22)
Dimana:
o = Densitas minyak, gr/cc
w = Densitas air, gr/cc
Di dalam dunia perminyakan, specific gravity minyak sering dinyatakan
dalam satuan 0API. Hubungan antara SG minyak dengan 0API dapat dirumuskan
sebagai berikut:
141.5
= 131.5 ..................................................................... (1.23)
20
7
6
A
B.P
5
Viscosity, cp
4
3
B
B.P
2
B.P C
1
D B.P
0 1000 2000 3000
Pressure, psig
Dimana:
= Viskositas, gr/(cm.sec)
F = Shear stress
A = Luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
y / v = Gradient kecepatan, cm/(sec.cm)
21
volume minyak pada kondisi standard (14.7 psi; 60F). Satuan yang digunakan
adalah bbl/stb. Perhitungan Bo secara empiris (Standing) dinyatakan dengan
persamaan:
= 0.972 + (0.000147 1.175 ) ................................................ (1.25)
= ( ) + 1.25 ................................................................... (1.26)
Dimana:
Rs = Kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
o = Specific gravity minyak, lb/cuft
g = Specific gravity gas, lb/cuft
T = Temperatur, oF
Dimana:
22
Bob = Faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = Faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi = Tekanan reservoir
Pb = Tekanan bubble point
Sifat fisik gas yang akan dibahas antara lain adalah densitas, viskositas,
faktor volume formasi serta kompresibilitas gas.
1.2.4.2.1. Densitas Gas
Densitas didefinisikan sebagai massa tiap satuan volume dan dalam hal ini
massa dapat diganti oleh berat gas. Sesuai dengan persamaan gas ideal, maka
rumus densitas untuk gas ideal adalah:
= = ............................................................................... (1.29)
Dimana:
m = Berat gas, lb
V = Volume gas, cuft
M = Berat molekul gas, lb/lb mole
P = Tekanan reservoir, psia
T = Temperatur, oR
R = Konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR
Rumus di atas hanya berlaku untuk gas berkomponen tunggal. Sedangkan
untuk gas campuran digunakan rumus sebagai berikut:
= ...................................................................................... (1.30)
Dimana:
z = Faktor kompresibilitas gas
Ma = Berat molekul tampak = yi Mi
yi = Braksi mol komponen ke-i dalam suatu campuran gas
Mi = Berat molekul untuk komponen ke-i dalam suatu campuran gas.
23
1.2.4.2.2. Viscositas Gas
Viskositas gas akan naik dengan bertambahnya suhu, dalam hal ini tabiat
gas akan berlainan dengan cairan, untuk gas sempurna viskositasnya tergantung
dari tekanan. Gas sempurna berubah menjadi gas tidak sempurna bila tekanannya
dinaikkan dan tabiatnya mendekati tabiat zat cair.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas gas yaitu dengan korelasi
grafis (Carretal), dimana cara ini untuk menentukan viskositas gas campuran pada
sembarang tekanan maupun suhu dengan memperhatikan adanya gas-gas ikutan,
seperti H2S, CO2, dan N2. Adanya gas-gas non-hidrokarbon tersebut akan
memperbesar viskositas gas campuran.
Dimana:
Bg Faktor volume formasi gas, Cuft/SCF
Vr Volume gas pada kondisi reservoir, Cuft
Vsc Volume gas pada kondisi standar, SCF
Volume n mol gas pada kondisi standar adalah:
= ................................................................................. (1.32)
Substitusikan persamaan (1.32) dan (1.33) ke dalam persamaan (1.31), maka akan
diperoleh harga Bg, yaitu:
= 0.0282 , / ....................................................... (1.34)
= 0.00504 , / ....................................................... (1.35)
Dimana:
Zr = Faktor kompressibilitas gas pada kondisi reservoir.
24
Zsc = Faktor kompressibilitas gas pada kondisi standard (1)
Tr = Temperatur pada kondisi reservoir, R
Tsc = Temperatur pada kondisi standard = 60F = 520R
Psc = tekanan pada kondisi standard = 14.7 psia
25
1 1
= ..................................................................... (1.41)
Dimana:
Cpr = Pseudo-reduced compressibility
Ppc = Pseudo-critical pressure
0.01604
= .................................................................................... (1.44)
Dimana:
f = Specific gravity (SG)
w = Berat jenis air, lb/cuft
Vw = Spesific volume, cuft/lb
26
1.2.4.3.2. Viskositas Air Formasi
Viscositas air formasi (w) merupakan fungsi dari temperature, tekanan
dan kadar garam. Kekentalan air formasi akan naik seiring dengan turunnya
temperature, kenaikan tekanan dan kadar garam juga adanya penambahan garam
ke dalam air menyebabkan kenaikan kekentalan air. Pengaruh adanya gas
hidrokarbon dalam larutan air formasi, ternyata bahwa mengurangi sebagian kecil
atau sedikit sekali pengaruhnya di dalam kekentalan air formasi.
27
1.3. Kondisi Reservoir
Tekanan dan temperatur merupakan besaranbesaran yang sangat penting
dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya
(air, minyak, dan gas).
Dimana:
= Densitas fluida, ppg atau gr/cc
Ph = Tekanan hidrostatik, psi atau ksc
h = Tinggi kolom fluida, ft atau meter
Gradien hidrostatik untuk air murni adalah 0.433 psi/ft, sedangkan air
asin adalah 0.465 psi/ft. Penyimpangan dari harga tersebut disebut tekanan
abnormal.
28
2. Tekanan Overburden
Tekanan overburden adalah tekanan yang diderita oleh formasi karena
beban (berat) batuan diatasnya atau besarnya tekanan yang diakibatkan
oleh berat seluruh beban yang berada di atas suatu kedalaman tertentu tiap
satuan luas.
+
= ........................................... (1.48)
Dimana :
Gob = Gradien tekanan overburden, psi/ft
Pob = Tekanan overburden, psi
D = Kedalaman, ft
Pada prinsipnya tekanan reservoir adalah bervariasi terhadap
kedalaman. Hubungan antara tekanan dengan kedalaman ini disebut
dengan gradien tekanan. Gradien tekanan hidrostatik air murni adalah
0.433 psi/ft sampai 0.465 psi/ft, disebut tekanan normal. Tetapi gradien
tekanan lebih besar dari 0.465 psi/ft, disebut tekanan subnormal. Gradien
tekanan overburden sebesar 1.0 psi/ft, sedangkan untuk kedalaman yang
dangkal gradien tekanan overburdennya lebih kecil dari 1.0 psi/ft.
Setelah akumulasi hidrokarbon didapat, maka salah satu test yang
harus dilakukan adalah test untuk menentukan tekanan reservoir, yaitu
tekanan awal reservoir, tekanan statik sumur, tekanan alir dasar sumur, dan
gradien tekanan reservoir. Tekanan awal reservoir adalah tekanan reservoir
pada saat pertama kali diketemukan. Tekanan dasar sumur pada sumur
yang sedang berproduksi disebut tekanan aliran (flowing) sumur.
Kemudian jika sumur tersebut ditutup maka selang waktu tertentu akan
didapat tekanan statik sumur.
29
1.3.2. Temperatur Reservoir
Temperatur reservoir akan bertambah terhadap kedalamannya, yang sering
disebut dengan gradien geothermal. Gradien geothermis yang tinggi sekitar
4oF/100 ft, sedangkan yang terendah 0.5oF/100 ft. Besarnya gradien
geothermal/temperatur tersebut bervariasi dari satu tempat dengan tempat yang
lainnya dan tergantung pada sifat daya hantar panas batuannya, tetapi umumnya
harga tersebut adalah 2 0F/100 ft.
Pengukuran temperatur formasi dilakukan setelah completion dan
temperatur formasi ini dapat dianggap konstan selama kehidupan reservoir,
kecuali bila dilakukan proses stimulasi.
Hubungan antara temperatur versus kedalaman merupakan fungsi linier,
yang secara matematis dapat juga ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
= + .......................................................................... (1.50)
dimana:
Td = Temperatur formasi pada kedalaman tertentu D ft, 0F
Ta = Temperatur rata-rata di permukaan, 0F
Gt = Gradien temperatur, 0F / 100 ft
D = Kedalaman, ft
30
1.4.1.1. Perangkap Stratigrafi
Perangkap stratigrafi adalah perangkap yang terbentuk sebagai akibat dari
bentuk tubuh batuan atau sifat hubungan stratigrafi suatu tubuh batuan dengan
tubuh batuan sekitarnya. Sifat hubungan stratigrafi secara lateral dapat berupa
bentuk lensa, pinch oil, dan fingering. Sedangkan secara vertikal dapat berupa
keselarasan dan ketidakselarasan.
Prinsip perangkap stratigrafi ialah minyak dan gas terjebak dalam
perjalanannya ke atas, terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan
pinggir, karena batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi batuan
lain atau batuan yang karakteristik reservoir menghilang sehingga merupakan
penghalang permeabilitasnya.
Beberapa unsur yang menyebabkan perangkap dikategorikan sebagai
perangkap stratigrafi adalah:
1. Adanya perubahan sifat lithologi dengan beberapa sifat reservoir ke
satu atau beberapa arah sehingga merupakan penghalang
permeabilitas.
2. Adanya lapisan penutup/penyekat yang menghimpit lapisan reservoir
tersebut ke arah atas atau ke pinggir.
3. Kedudukan struktur lapisan reservoir yang sedemikian rupa sehingga
dapat menjebak minyak yang mengalir ke atas/naik.
Perubahan sifat litologi / sifat reservoir ke suatu arah daripada lapisan
reservoir dapat disebabkan:
1. Pembajian, dimana lapisan reservoir yang dihimpit di antara lapisan
penyekat menipis dan menghilang.
31
2. Penyerpihan (shale-out), dimana ketebalan lapisan tetap, akan
tetapi sifat lithologi berubah.
32
1.4.1.2.1. Perangkap Struktur Lipatan
Perangkap struktur lipatan merupakan perangkap struktur yang terbentuk
akibat peristiwa perlipatan pada lapisan penyekat dan batuan reservoirnya, yang
biasanya berbentuk antiklin. Bentuk lapisan penyekat yang terdapat di bagian
atasnya harus berbentuk sedemikian rupa sehingga fluida hidrokarbon tidak bisa
mengalir ke mana-mana, baik dari arah atas maupun dari semua arah horizontal.
33
perangkap, tetapi harus dipenuhi juga syarat bahwa perangkap atau
penutup itu terjadi dalam tiga dimensi, maka dalam dimensi lainnya harus
terjadi juga pematahan atau menutup ke arah tersebut.
Gambar 1.14. Bentuk Perangkap Struktur Patahan Dengan Kemiringan Wilayah Dan
Dua Patahan Yang Berpotongan 5)
3. Adanya suatu pelengkungan lapisan penyekatnya atau suatu perlipatan
Dalam hal ini, patahan merupakan penyekat ke suatu arah sedangkan
pada arah lainnya tertutup oleh adanya pelengkungan dari perlapisan
ataupun bagian dari perlipatan.
34
Gambar 1.16. Bentuk Perangkap Struktur Patahan Dengan
Pelengkungan Patahannya 5)
35
1. Kombinasi antara lipatan dengan pembajian
Perangkap jenis ini terjadi setelah proses pembajian lapisan terbentuk,
baru kemudian diikuti dengan proses pengangkatan atau intrusi batuan
bawahnya. Gambar 1.18. menunjukkan kombinasi lipatan dengan
pembajian dapat terjadi karena salah satu pihak pasir menghilang dan di
lain pihak hidung/puncak lapisan bawah antiklin menutup arah lainnya.
36
1.4.2. Jenis Reservoir Berdasarkan Fasa Fluida Hidrokarbon
Untuk jenis-jenis reservoir berdasarkan sifat fasa fluida hidrokarbon maka
reservoir terdiri dari: reservoir minyak, reservoir gas dan reservoir kondensat.
1.4.2.1. Reservoir Minyak
Reservoir minyak terbagi menjadi reservoir minyak jenuh dan reservoir
minyak tak jenuh.
Reservoir minyak jenuh adalah reservoir dimana cairan (minyak) dan gas
terdapat bersama-sama dalam keseimbangan. Keadaan ini bisa terjadi pada P dan
T reservoir terdapat di bawah garis gelembung.
Ciri-ciri reservoir minyak jenuh, antara lain:
1. Tekanan awal reservoir lebih kecil dari tekanan gelembung dan
temperatur reservoir lebih rendah dari temperatur kritisnya.
2. Fluida reservoir berupa dua fasa, zona gas berada di atas zona minyak,
zona gas tersebut biasanya disebut gas cap.
3. Specific gravity minyak bervariasi antara 0.75 sampai 1.01.
37
1.4.2.1.2. Reservoir Minyak Tak Jenuh
Reservoir minyak tak jenuh adalah reservoir yang hanya mengandung satu
macam fasa saja yaitu cairan (minyak). Keadaan ini dapat terjadi bila tekanan
reservoirnya lebih tinggi dari tekanan gelembungnya.
Ciri-ciri reservoir minyak tak jenuh, antara lain:
1. Pada kondisi mula-mula tidak ada kontak langsung antara zona
minyak dengan fasa gas bebas, dengan kata lain gas cap tidak
terbentuk.
2. Selama penurunan tekanan awal sampai tekanan saturasi (Pb) faktor
volume formasi minyak akan naik sedang kekentalannya akan turun.
3. Umumnya temperatur reservoir kurang dari 150 0F, specific gravity
kurang dari 35 0API.
38
baik di reservoir maupun di permukaan. Gas ini biasanya disebut gas kering atau
dry gas.
1.4.2.2.1. Reservoir Gas Kering
Untuk campuran ini (Gambar 1.12), baik kondisi reservoirnya maupun
kondisi separator terletak di luar daerah dua fasa. Tidak ada cairan yang dapat
dibentuk dalam reservoir atau di permukaan dan gasnya disebut gas alam.
Gas kering biasanya terdiri atas metana, dan hanya sedikit mengandung
etana serta kemungkinan mengandung propana.
Kata kering menunjukkan bahwa fluida tidak cukup mengandung molekul
hidrokarbon berat untuk membentuk cairan di permukaan. Tetapi perbedaan
antara gas kering dan gas basah tidak tetap, biasanya sistem yang gas oil ratio-nya
lebih dari 100,000 scf/stb dipertimbangkan sebagai gas kering.
39
1.4.2.2.2. Reservoir Gas Basah
Gas basah merupakan fluida hidrokarbon yang dominan mengandung
senyawa-senyawa hidrokarbon ringan. Diagram fasa dari campuran hidrokarbon
terutama mengandung molekul lebih kecil, umumnya terletak di bawah
temperatur reservoir.
Dalam kasus ini fluida berbentuk gas secara keseluruhan dalam
pengurangan tekanan reservoir. Karena kondisi separator terletak di dalam daerah
dua fasa, maka cairan akan terbentuk di permukaan. Cairan ini umumnya dikenal
sebagai kondensat atau gas yang dihasilkan disebut gas kondensat.
Kata basah menunjukkan bahwa gas mengandung molekul-molekul
hidrokarbon ringan yang pada kondisi permukaan membentuk fasa cair. Pada
kondisi separator, gas biasanya mengandung lebih banyak hidrokarbon menengah.
Kadang-kadang gas ini diproses untuk dipisahkan cairan butana dan propananya.
40
1.4.2.3. Reservoir Kondensat
Adakalanya temperatur reservoir terletak di antara titik kritis dengan
krikondenterm dari fluida reservoir seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.24.
Sekitar 25% fluida produksi tetap sebagai cairan di permukaan. Cairan yang
diproduksikan dari campuran hidrokarbon ini disebut gas kondensat. Gas
kondensat mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon berat lebih sedikit
daripada senyawa-senyawa ringannya, dan mengandung senyawa-senyawa
hidrokarbon ringan relatif lebih banyak daripada minyak ringan, sehingga
temperatur kritik fluidanya lebih kecil dari temperatur kritik minyak ringan.
41
3. Cairan hidrokarbon dari separator mempunyai gravity 600API.
4. GOR produksi dapat mencapai 70,000 scf/stb.
5. Warna cairan yang terproduksi adalah terang atau jernih seperti air.
42
Gambar 1.25. Solution Gas Drive Reservoir 3)
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebih
kecil jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir dan
hal ini akan terus-menerus berlanjut hingga tekanan menjadi rendah. Bila tekanan
telah cukup rendah, maka gas oil ratio akan menjadi berkurang sebab volume gas
di dalam reservoir tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil ratio dan gas oil produksi
reservoirnya harganya hampir sama (Gambar 1.26.). Reservoir jenis ini pada tahap
teknik produksi primernya akan meninggalkan residual oil yang cukup besar.
Produksi air hampir tidak ada karena reservoirnya terisolir, sehingga meskipun
terdapat connate water tetapi hampir-hampir tidak dapat diproduksikan.
Perfomance reservoir atau perilaku reservoir adalah kelakuan reservoir
yang dicirikan oleh data di permukaan, sehubungan dengan masa produksi di
permukaan, dimana data tersebut diplot terhadap waktu, meliputi:
1. Laju produksi minyak (qo), gas (qg) dan air (qw)
2. Tekanan reservoir (Pr)
3. Perbandingan produksi air terhadap minyak (WOR)
4. Perbandingan produksi gas terhadap minyak (GOR)
5. Produksi kumulatif minyak (Np), air (Wp) dan gas (Gp)
43
Reservoir solution gas drive memiliki karakteristik, yaitu:
1. Penurunan tekanan reservoir yang cepat. Tidak ada fluida ekstra atau
tudung gas bebas yang besar yang akan menempati ruang pori yang
dikosongkan oleh minyak yang diproduksi.
2. Produksi minyak bebas air. Tidak ada water drive, sehingga sedikit
atau bahkan tidak ada air yang diproduksi bersama minyak selama
umur produksi.
3. Productivity Index juga turun dengan cepat.
4. Gas oil ratio mula-mula rendah kemudian naik dengan cepat akibat
terbebaskannya sejumlah gas dari minyak sampai maksimum,
kemudian turun akibat adanya ekspansi gas dalam reservoir.
5. Recovery factor rendah. Produksi minyak dengan solution gas drive
ini biasanya merupakan recovery yang tidak efisien, harga RF berkisar
5% - 30%. Hubungan permeabilitas relatif (Kg/Ko) menentukan
besarnya RF dari reservoir ini. Selain itu, jika viskositas minyak
bertambah, maka RF akan berkurang.
44
melepaskan diri dari minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir itu
membentuk suatu tudung. Hal ini bisa merupakan suatu energi pendesak untuk
mendorong minyak bumi dari reservoir ke lubang sumur dan mengangkatnya ke
permukaan.
Bila reservoir ini dikelilingi suatu batuan yang merupakan perangkap,
maka energi ilmiah yang menggerakkan minyak ini berasal dari dua sumber, yaitu
ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut lalu melepaskan diri.
Mekanisme yang terjadi pada gas cap reservoir ini adalah minyak pertama
kali diproduksikan, permukaan minyak dan gas akan turun, gas cap akan
berkembang ke bawah selama produksi berlangsung. Untuk jenis reservoir ini,
umumnya akan lebih konstan jika dibandingkan dengan solution gas drive.
Reservoir gas cap drive memiliki karakteristik, yaitu:
1. Penurunan tekanan relatif cepat serta tidak adanya fluida ekstra atau
tudung gas bebas yang akan menempati ruang pori yang dikosongkan
oleh minyak yang diproduksi.
2. GOR naik dengan cepat hingga maksimum kemudian turun secara
kontinyu.
3. Produksi air sangat kecil bahkan diabaikan.
4. Recovery sekitar 20 - 60%.
45
Gambar 1.28. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada Gas Cap Drive Reservoir 4)
46
Reservoir dengan jenis mekanisme pendorong water drive memiliki
karakteristik, yaitu:
1. Penurunan tekanan sangat pelan atau relative stabil. Penurunan
tekanan yang kecil pada reservoir adalah karena volume produksi
yang ditinggalkan langsung digantikan oleh sejumlah air yang masuk
ke zona minyak.
2. Perubahan GOR selama produksi kecil, sehingga dapat dikatakan
bahwa GOR reservoir adalah konstan.
3. Harga WOR naik tajam karena mobilitas air yang besar.
4. Perolehan minyak bisa mencapai 60 80%.
Produksi air pada awal produksi sedikit, tetapi apabila permukaan air telah
mencapai lubang bor maka mulai mengalami kenaikan produksi yang semakin
lama semakin besar secara kontinyu sampai sumur tersebut ditinggalkan karena
produksi minyaknya tidak ekonomis lagi.
Untuk reservoir dengan jenis pendesakan water drive maka bagian minyak
yang terproduksi akan lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pendesakan
lainnya, yaitu antara 35 75% dari volume minyak yang ada. Sehingga minyak
sisa (residual oil) yang masih tertinggal didalam reservoir akan lebih sedikit.
Reservoir minyak dengan tenaga pendorong water drive dapat dibagi atas
tiga tipe yaitu: kuat (strong), sedang (moderat) dan lemah (weak).
47
1.4.3.4. Segregation Drive Reservoir
Segregation drive reservoir atau gravity drainage merupakan energi
pendorong minyak bumi yang berasal dari kecenderungan gas, minyak, dan air
membuat suatu keadaan yang sesuai dengan massa jenisnya (karena gaya
gravitasi). Mekanisme pendorong ini sering ditemui pada reservoir dengan relief
struktur geologi yang tinggi, dimana zona minyak ditutupi oleh suatu gas cap.
Tenaga pendorong jenis ini disebut juga gravity drive atau external gas
drive, yang mempunyai karakteristik, yaitu:
1. Penurunan tekanan kurang tajam dibandingkan dengan depletion
drive.
2. Kenaikkan GOR cukup cepat, hal ini disebabkan karena mobilitas gas
yang lebih lebih besar dari mobilitas minyak sehingga produksi gas
naik naik dengan cepat.
3. Produksi air dianggap tidak ada atau diabaikan.
4. Recovery faktor yang didapat 20 60 %.
Gravity drainage mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi
minyak dari suatu reservoir. Sebagai contoh bila kondisinya cocok, maka recovery
dari solution gas drive reservoir bisa ditingkatkan dengan adanya gravity drainage
ini. Demikian pula dengan reservoir-reservoir yang mempunyai energi pendorong
lainnya.
Seandainya dalam reservoir itu terdapat tudung gas primer (primary gas
cap) maka tudung gas ini akan mengembang sebagai proses gravity drainage
tersebut. Reservoir yang tidak mempunyai tudung gas primer segera akan
mengadakan penentuan tudung gas sekunder (secondary gas cap).
Pada awal dari reservoir ini, gas oil ratio dari sumur-sumur yang terletak
pada struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu
program penutupan sumur-sumur tersebut. Diharapkan dengan adanya program
ini perolehannya minyaknya dapat mencapai maksimum.
Besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak, permeabilitas
zona produktif, dan juga dari kemiringan formasinya. Faktor-faktor kombinasi
seperti misalnya, viskositas rendah, specific gravity rendah, mengalir pada atau
48
sepanjang zona dengan permeabilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup
curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam pergerakan minyak
dalam struktur lapisannya (Gambar 1.30.).
Dalam reservoir gravity drainage perembesan airnya kecil atau hampir
tidak ada produksi air. Laju penurunan tekanan tergantung pada jumlah gas yang
ada. Jika produksi semata-mata hanya karena gas gravitasi, maka penurunan
tekanan dengan berjalannya produksi akan cepat. Hal ini disebabkan karena gas
yang terbebaskan dari larutannya terproduksi pada sumur struktur sehingga
tekanan cepat akan habis. Karakteristik segregation drive reservoir ditunjukkan
oleh Gambar 1.31.
49
Bila demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan
kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama
combination drive reservoir. Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas
cap drive dengan water drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih
kompleks jika dibandingkan dengan energi pendorong tunggal.
Suatu reservoir dengan jenis mekanisme pendorong combination drive ini
memiliki karakteristik, yaitu:
1. Penurunan tekanan relatif cepat, karena perembesan air dan
pengembangan gas tidak cukup untuk mempertahankan reservoir.
2. Perembesan air secara perlahan masuk di bagian bawah reservoir.
3. Bila adanya gas cap yang kecil, akan meningkatkan kenaikkan GOR
apabila gas tersebut mengembang.
4. Recovery factor lebih besar daripada depletion drive, tetapi lebih
rendah dari water drive dan gas drive.
50
yang masih tersisa di dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya
tinggi dan efesiensi produksinya lebih tinggi.
Gambar 1.33. merupakan salah satu contoh kelakuan dari combination
drive dengan water drive yang lemah dan tidak ada tudung gas pada reservoirnya.
Gas oil ratio yang konstan pada awal produksi dimungkinkan bahwa tekanan
reservoir masih di atas tekanan jenuh. Di bawah tekanan jenuh, gas akan bebas
sehingga gas oil ratio akan naik.
51