Pemboran Horizontal
Pemboran Horizontal
b. Bila reservoirnya berada di bawah daerah bertebing terjal dan curam yang apabila
dilakukan pemboran vertikal sangat sulit secara teknis. (Gambar 4.2)
Gambar 4.2
Pemboran Horisontal Di bawah Tebing Yang Terjal Dan Curam
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
Alasan Geologi
Sebagai alasan geologi ditinjau dari dua hal, yaitu patahan dan rekahan.
a. Bila terdapat patahan dimana di bawah patahan tersebut terdapat reservoir
minyak atau gas, maka untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pemboran
horisontal. (Gambar 4.3)
Gambar 4.3
Pemboran Horisontal Pada Formasi Dengan Struktur Patahan
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
b. Pada formasi yang tipis dan memiliki area yang luas, maka pemboran horisontal
sangat dimungkinkan untuk memperluas daerah pengurasan sehingga diperoleh
hasil yang menguntungkan. Demikian juga bila ditemui reservoir dengan bentuk
rekahan-rekahan vertikal akan lebih menguntungkan bila dilakukan pemboran
horisontal. (Gambar 4.4)
Gambar 4.4
Pemboran Horisontal Pada Formasi Dengan Struktur Rekahan Vertikal
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
Alasan Ekonomi
Sebagai alasan yang ditinjau dari pertimbangan ekonomi adalah :
a. Pemboran lepas pantai (offshore)
Bila reservoir minyak atau gas berada di bawah lepas pantai dan seandainya
setiap sumur digunakan sebuah platform untuk mengebor, maka biaya yang
diperlukan akan besar sekali. (Gambar 4.5)
Gambar 4.5
Pemboran Horisontal Di Lepas Pantai (Offshore)
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
b. Adanya lensa-lensa
Bila reservoir terdiri dari beberapa lensa dan diinginkan untuk ditembus
sekaligus, maka lubang bor dirancang dan diarahkan untuk menembus lensa-
lensa tersebut. (Gambar 4.6)
Gambar 4.6
Pemboran Horisontal Yang Terdiri Dari Beberapa Lensa
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
c. Menghambat terjadinya water dan gas coning
Dengan melakukan pemboran horisontal, maka akan menghambat atau
menghindari terjadinya laju invasi (terproduksinya) air atau gas dibandingkan
dengan pemboran vertikal. (Gambar 4.7)
Gambar 4.7
Water Dan Gas Coning Pada Sumur Horisontal
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
Gambar 4.9
Skema Tipe-tipe Pemboran Horisontal
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
Gambar 4.8
Pemboran Horisontal Dengan USRRS
(Rudi Rubiandini, R. S., 1989)
Perencanaan Rangkaian Pipa Bor
Rangkaian pipa bor mempunyai berbagai susunan dengan tujuan yang berbeda.
Peralatan ini disambungkan satu dengan yang lainnya oleh uliran sambungan. Adapun
tujuan umum dari rangkaian pipa bor ini adalah :
1. Memberikan saluran bagi fluida pemboran dari rig ke bit,
2. Meneruskan gerak rotasi ke bit,
3. Memungkinkan berat diset di atas bit,
4. Menurunkan dan menaikkan bit ke dalam lubang.
Sedangkan tujuan khusus dari rangkaian pipa bor ini adalah :
1. Memberikan stabilitas pada alat-alat bawah permukaan untuk mengurangi vibrasi
dan bit jumping,
2. Memungkinkan fluida formasi dan tes tekanan melalui drill string.
1. Drill Pipe
Drill pipe adalah suatu bentuk pipa yang dilengkapi alat penghubung berupa uliran
pada kedua ujungnya. Tiap ujung harus kuat/tebal, karena stress terbesar terjadi pada
ujung ini. Adapun tujuan pemasangan dari drill pipe adalah :
1. Sebagai alat transmisi torsi dan kelly ke bit,
2. Sebagai saluran fluida pemboran,
3. Sebagai alat penggantung Bottom Hole Assembly (BHA).
2. Bottom Hole Assembly (BHA)
Peralatan BHA pada pemboran horisontal dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
:
1. Motor Bottom Hole Assembly
Motor bottom hole assembly ini merupakan bagian dari motor penyediaan tenaga
yang digunakan untuk menggerakkan bit.
2. Rotary Bottom Hole Assembly
Rangkaian drill string akan digerakkan oleh rotary table atau tenaga swivel pada
permukaan. Teknik pemboran dengan rotary BHA tergolong teknik yang
konvensional dalam aplikasinya pada sumur horisontal. Akan tetapi, pada bagian
tertentu dalam pemboran horisontal masih diperlukan.
3. Steerable Bottom Hole Assembly
Pada steerable BHA ini menggunakan bent sub, tilt sub, offset stabilizer, dan
bottom hole motor.
Ketiga jenis BHA ini menggunakan MWD atau steering tool yang dihubungkan
dengan non-magnetic drill collar. Prinsip pendulum, fulcrum, dan stabilisasi digunakan
dalam menyusun BHA untuk semua tipe pemboran horisontal.
BHA mempengaruhi trayektori lubang sumur dan BHA terdiri dari beberapa macam
komponen, yaitu :
1. Drill Collar
Drill collar dipasang di bagian bawah dari drill string, dengan maksud untuk
memberikan berat yang cukup pada bit dalam suatu operasi pemboran. Drill collar
tidak mempunyai tool joint yang dipasangkan pada badan pipa, dinding drill collar
yang tebal memungkinkan ulir yang dipasang langsung pada dindingnya. Adapun
tipe khusus drill collar adalah :
a. Anti Wall Stick,
b. Square Drill Collar,
c. Monel Drill Collar.
2. Stabilizer
Stabilizer berfungsi untuk menjaga arah pemboran sesuai dengan yang
direncanakan. Teknik stabilizer yang populer adalah pendulum dan packed hole.
Keuntungan dipasangnya stabilizer adalah :
a. Menurunkan gaya perlengkungan pada drill collar,
b. Memungkinkan penggunaan WOB yang besar,
c. Menaikkan umur bit dengan jalan mengurangi goyangan pada bit,
d. Mencegah penjepitan pipa oleh dinding lubang bor.
3. Roller Reamer
Roller reamer terdiri dari blade stabilizer ditambah suatu seri roller yang dibuat
dari baja keras atau tungsten carbide. Disamping berfungsi sebagai stabilizer, alat ini
juga membantu mempertahankan ukuran lubang dan menanggulangi pipe stucking
yang disebabkan oleh dogleg atau key seat.
4. Shock Sub
Shock sub adalah alat yang ditempatkan pada bagian bawah DC untuk meng-
absorb vibrasi dan beban shock yang terjadi karena aksi cutting ketika pemboran
menembus formasi keras. Tujuan dari pemasangan shock sub adalah :
a. Mengurangi kerusakan sambungan drill collar dan drill pipe,
b. Mengurangi beban shock pada bit, sehingga mengurangi kecepatan kerusakan
gigi dan bearing bit.
5. Subs
Berupa sambungan joint yang pendek, yang memberikan suatu cross over untuk
sambungan yang berbeda pada drill string.
6. Drilling Jar
Tujuan dari pemasangan drilling jar adalah untuk memberikan suatu aksi
sentakan ke arah atas pada saat pipa mengalami jepitan. Suatu drilling jar terdiri dari
sliding mandrell yang ditempatkan pada drill string, dan mandrell dihubungkan pada
satu ujung string dan sleeve pada ujung lainnya. Jar dapat di run pada string dalam
limit tertentu tanpa terjadi pergerakan pada mandrell.
2. Spud Bit
Spud bit merupakan bit tanpa roller cutter, bentuknya seperti baji kopi. Prinsip
kerja pahat ini seperti badger bit, yaitu mengarahkan jet ke arah pembelokan lubang
yang diinginkan.
3. Knuckle Joint
Knuckle joint pada prinsipnya merupakan suatu drill string yang diperpanjang
dengan menggunakan suatu sendi peluru. Oleh karena itu memungkinkan terjadinya
putaran bersudut antara rangkaian pipa pemboran dengan pahat, dimana antara drill
string dan bitnya disetel pada sudut tertentu. Untuk mendapatkan sifat yang fleksibel,
alas ini sering dipasang langsung pada drill pipe tanpa menggunakan drill collar.
4. Whipstock
Whipstock adalah suatu alat dari besi tuang yang berbentuk baji dengan saluran
tempat bergeraknya bit yang melengkung hingga bit akan dibelokkan arahnya.
Whipstock ini haruslah disetkan pada daerah yang keras agar tidak mudah ikut berputar
dengan berputarnya drill string.
5. Jetting
Merupakan teknik yang digunakan untuk mengarahkan atau membelokkan lubang
sumur pada formasi lunak. Sumur dapat dimulai dan dibangun pada inklinasi
maksimum dengan menggunakan satu BHA. Bit jetting khusus dapat dipakai atau
memungkinkan untuk menggunakan bit dengan panjang gigi normal.
6. Turbo Drill
Sebenarnya yang dapat membelokkan lubang pemboran adalah adanya bent sub
yang dipasang di atas turbo drill (semacam turbin yang berbentuk pipa dan dapat
dirangkaikan pada rangkaian pipa bor). Prinsip kerja turbo drill adalah dengan
didorongnya lumpur pemboran oleh pompa menggerakkan rotor pada turbin sehingga
dapat memutar bitnya saja tanpa harus memutar rangkaian pipa pemboran (drill string).
Kemudian bit disambung dengan drill string akan membentuk sudut tertentu sehingga
didapat pembelokan yang kontinyu. Dengan turbo drill ini dapat dihasilkan lubang bor
yang lebih halus daripada kelima alat pembalok yang tersebut diatas.
7. Dyna Drill
Dyna drill merupakan down hole mud motor. Seperti juga turbo drill, dyna drill
akan memutar bit tanpa harus memutar drill string. Adanya bent sub pada peralatan ini
akan menghasilkan lengkungan yang halus (smooth). Didalam pemakaian yang
optimum, dyna drill sangat tergantung pada kecepatan sirkulasi dan beda tekanan pada
pompa. Pemakaiannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi yang ada.
Prinsip kerja dyna drill ini adalah bila rotor diputar, pompa akan menghisap cairan
dan mengalirkannya ke saluran yang telah ditentukan. Pada dyna drill ini tenaga
hidrolis (volume dan tekanan) dari cairan pemboran akan mengubah rotor yang
berbentuk helicoidal menjadi tenaga mekanis (torsi dan putaran).