Anda di halaman 1dari 48

BAB 1

RESERVOIR

Reservoir merupakan bagian dari perangkap bawah permukaan baik


struktural maupun stratigrafis yang berupa bentukan (formasi) batuan batupasir
atau karbonat yang bersifat porous (yaitu berongga) sehingga dapat mengandung
minyak dan gas bumi dan permeabel untuk dapat mengalirkan minyak dan gas
bumi

Pembentukan Minyak dan gas bumi yang diketahui sekarang berasal dari
bahan organik yang terdapat pada lapisan sedimen tersebut (fosil) setelah
mengalami proses pemanasan yang berlangsung jutaan tahun akhirnya beralih
menjadi menjadi minyak. Sementara proses menjadi minyak terbentuk,
lapisan batuan sumber tadi terus mengalami perubahan menjadi bentuk
hidrokarbon dalam wujud carian (minyak bumi), gas (gas bumi) atau padat (aspal
bumi). Akhirnya minyak dan gas bumi tersebut bermigrasi mencari lapisan-
lapisan yang berlubang atau mempunyai pori-pori. Lapisan-lapisan ini
dikenal dengan sebutan reservoir bed atau reservoir rock. Pada lapisan
seperti inilah minyak-minyak berkumpul sehingga lapisan seperti ini pula yang
banyak dicari oleh para ahli pertambangan migas.

1.1 Pembentukan Minyak Bumi


Pembentukan minyak bumi atau Petroleum System merupakan teori
pembentukan fluida minyak dan gas. Dalam petroleum system dibagi menjadi
dua unsur yang penting dalam pembentukan migas, yaitu petroleum element
dan petroleum process.

Petroleum system element atau unsur minyak bumi bisa dibagi menjadi 5
bagian, antara lain :

1
1. Adanya Batuan Induk (Source Rock )
Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik
seperti sisa- sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses
pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan
minyak dan gas bumi.

Gambar 1.1 Source Rock (Batuan Induk)

2. Adanya Batuan Penyimpan (Reservoir Rock )


Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga
minyak dan gas bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan
terakumulasi.

Gambar 1.2 Reservoir Rock

2
3. Adanya Struktur Batuan Perangkap (Trap)
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang
bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh. Adapun trap dibedakan
menjadi 3, yaitu :

a. Trap Struktural
Trap ini dipengaruhi oleh kejadian deformasi dengan
terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan
respon dari kejadian tektonik

Gambar 1.3 Trap Stuktural

3
b. Trap Stratigrafi
Trap reservoir ini dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan
ketidakselarasan, serta variasi lateral dalam litologi pada suatu
lapisan reservoir dalam perpindahan minyak bumi

Gambar 1.4 Trap Stratigrafi

4
c. Trap Kombinasi
Trap ini merupakan gabungan antara struktural dan stratigrafi,
dimana trap ini merupakan faktor bersama dalam membatasi
pergerakan dari minyak bumi.

Gambar 1.5 Trap Kombinasi Piercement Dome

4. Adanya Batuan Penutup (Cap Rock atau Seal Rock)


Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan
(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.

Gambar 1.6 Cap Rock atau Sea

5
5. Adanya Jalur Migrasi (Migration)
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan
induk sampai terakumulasi pada perangkap.

a. Migrasi Primer : Migrasi yang terjadi dari Source Rock


b. Migrasi Sekunder : Transportasi Carrier Bed menuju ke
Trap

Gambar 1.7 Jalur Migrasi

Sedangkan Petroleum system Process dibagi menjadi 5 tahap :


1. Generation, merupakan proses dimana batuan induk mengalami
pemanasan dan tekanan yang cukup untuk merubah
material organik menjadi hidrokarbon.
2. Migration, merupakan proses pergerakan atau perpindahan
hidrokarbon keluar dari batuan induk menuju dan masuk ke dalam
perangkap.
3. Accumulation, merupakan proses terakumulasinya volume
hidrokarbon setelah bermigrasi menuju perangkap.
4. Preservation, merupakan sisa hidrokarbon dalam reservoir dan
tidak terubah oleh proses biodegradation atau water washing.

6
5. Timing, merupakan waktu yang dibutuhkan perangkap
untuk terbentuk sebelum dan selama hidrokarbon bermigrasi.

Gambar 1.8 Petroleum System Process

Dan dapat disimpulkan bahwa, minyak bumi dalam bentuk butiran-


butiran halus dalam batuan sedimen (batuan induk) akan bermigrasi dan bergerak
menuju ke daerah yang tekanannya lebih rendah. Karena perbedaan densitas
dari gas, minyak dan air, minyak dan gas selalu berusaha naik sampai
terperangkap pada bagian atas dari perangkap (reservoir) yang mempunyai lapisan
yang kedap (impermeable) atau cap rock.

7
1.2 Karakteristik Batuan Reservoir
Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang
berupa batupasir, batuan karbonat dan shale atau kadang-kadang batuan
vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang
berbeda, begitu pula sifat fisiknya. Unsur atau atom-atom penyusun batuan
reservoir perlu diketahui mengingat macam dan jumlah atom-atom tersebut
akan menentukan sifat-sifat dari mineral yang terbentuk, baik sifat-sifat fisik
maupun sifat-sifat kimiawinya.

1.2.1 Komposisi Kimia Batuan Reservoir


Unsur-unsur atau atom-atom penyusun batuan reservoir perlu
diketahui, karena jenis dan jumlah atom-atom tersebut akan
menentukan sifat-sifat dari mineral yang terbentuk,baik sifat-sifat fisik
maupun sifat-sifat kimiawinya.

1.2.1.1 Komposisi Batupasir


Batupasir merupakan batuan reservoir yang banyak
dijumpai, namun batupasir pada daerah yang satu dengan daerah yang
lainnya akan berbeda dari segi kandungan mineral dan komposisi
kimianya. Mineral yang paling dominan pada batuan ini adalah kuarsa
(SiO 2 ), feldspar (KNaCa(AlSi3 O8 )) dan beberapa mineral lainnya.

1.2.1.2 Batuan Karbonat


Batuan karbonat secara umum terjadi karena adanya proses
kimia yang bekerja padanya, baik secara langsung maupun dengan
perantaraan organisme. Batuan karbonat terdiri dari limestone
(batugamping) dan dolomit. Limestone merupakan kelompok batuan
yang mengandung paling sedikit 80% kalsium karbonat. Limestone
pada umumnya mengandung unsur MgCO3 antara 4% sampai
kadang-kadang mencapai lebih dari 40%. Penamaan limestone ini
berdasarkan fraksi karbonat yang melebihi unsur non-karbonat yang
terkandung.

8
Dolomit merupakan jenis batuan yang mengalami perubahan
dari batuan karbonat karena adanya proses dolomitisasi yang bekerja.
Perubahan ini terjadi pada limestone dan dolomit yang mempunyai
nama macam-macam, tergantung dari unsur kimia terbanyak yang
dikandungnya. Batuan dengan unsur kalsit yang lebih besar dari
dolomit disebut dolomitic limestone, sebaliknya bila unsur dolomit
lebih besar disebut limycalcitic.

1.3 Sifat Fisik Batuan Reservoir


Pada dasarnya semua batuan dapat menjadi batuan reservoir asalkan
mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup, namun pada kenyataannya
hanya batuan sedimen yang banyak dijumpai sebagai batuan reservoir,
khususnya reservoir minyak. Oleh karena itu dalam penilaian batauan reservoir
selanjutnya akan banyak berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan sedimen,
terutama yang porous dan permeable.

Sifat fisik batuan reservoir merupakan sifat penting batuan reservoir dan
hubungannya dengan fluida reservoir yang mengisinya dalam kondisi statis dan
dinamis (jika ada aliran). Sifat fisik batuan reservoir meliputi :
porositas, wettabilitas, tekanan kapiler, permeabilitas, saturasi fluida dan
kompressibilitas batuan.

1.3.1 Porositas
Porositas ditinjau dari segi teknik reservoir merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam batuan atau
perbandingan volume pori pori batuan (pore volume) terhadap volume
total batuan (bulk volume). Besar kecilnya porositas suatu batuan akan
menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.

Porositas secara matematis dapat ditulis :


= 100% = 100% ..................................... (1-1)

9
Dimana :

= Porositas, persen

= Volume pori pori batuan

= Volume total batuan

= Volume butiran

Porositas menurut pembentukannya dibedakan menjadi dua,


yaitu :
1. Porositas Primer, adalah porositas yang terjadi bersamaan
dengan proses pengendapan batuan.
2. Porositas Sekunder, adalah porositas yang terjadi setelah proses
pengendapan batuan, seperti akibat proses pelarutan atau
rekahan.

Sedangkan ditinjau dari sudut teknik reservoir, porositas dibagi


menjadi dua, yaitu :

1. Porositas Absolut, adalah perbandingan volume pori pori


batuan terhadap volume batuan total, yang dituliskan dengan
persamaan :

=
100% .............................................(1-2)

2. Porositas Effektif, adalah perbandingan volume pori pori


batuan yang berhubungan terhadap volume batuan, yang dapat
dituliskan dengan persamaan :

abs = 100% ..........................(1-3)
bulk volume

Untuk selanjutnya porositas effektif digunakan dalam


perhitungan karena dianggap sebagai fraksi volume yang
produktif. Faktor faktor yang mempengaruhi besarnya harga
porositas antara lain :
1. Bentuk dan Ukuran Butir

10
Ukuran butir tidak mempengaruhi porositas total dari seluruh
batuan, tetapi mempengaruhi besar kecilnya pori-pori antar
butir. Sedangkan bentuk butir didasarkan pada bentuk
penyudutan (ketajaman) dari pinggir butir. Sebagai standar
dipakai bentuk bola, jika bentuk butiran mendekati bola maka
porositas batuan akan lebih meningkat dibandingkan bentuk
yang menyudut.

a. Cubic (porosity = 47,6 %)

b. Rhombohedral (porosity = 25,96)


Gambar 1.9 Bentuk Susunan Butir, (a) Bentuk Kubik ; (b)
Bentuk Rhombohedral

2. Distribusi dan Penyusunan Butiran


Distribusi maksudnya penyebaran dari berbagai macam besar
butir yang tergantung pada proses sedimentasi dari batuan.
Umumnya, jika batuan tersebut diendapkan oleh arus kuat maka
besar butir akan sama besar. Sedangkan susunan adalah
pengaturan butir saat batuan diendapkan.
3. Kompaksi dan Penyemenan
Kompaksi batuan akan menyebabkan makin mengecilnya pori
batuan akibat adanya penekanan susunan batuan menjadi rapat.
Sedangkan sementasi pada batuan akan menutup pori-pori
batuan tersebut.

11
1.3.2 Permeabilitas
Permeabilitas adalah sifat-sifat fisik batuan reservoir untuk
dapat mengalirkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan.
Permeabilitas pertama kali dikembangkan oleh Henry Darcy (1856)
dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut :


= .........................................................................(1-4)

Dimana :

= Kecepatan aliran, cm/sec

= Viskositas fluida yang mengalir, cp

/ = Gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm

= Permeabilitas media berpori, mD

Tanda negatif pada persamaan (1-4) menunjukkan bila ada


penambahan tekanan dalam satu arah maka arah aliran akan berlawanan
dengan arah dari penambahan tekanan tersebut. Beberapa anggapan yang
digunakan oleh Darcy dalam persamaan tersebut adalah :
a) Aliran linier horizontal dan steady state
b) Fluida satu fasa yang homogen
c) Fluida incompressible
d) Viscositas fluida yang mengalir konstan
e) Kondisi aliran isothermal

Dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga,


yaitu :
1. Permeabilitas Absolut
Merupakan permeabilitas dengan fluida yang mengalir melalui
media berpori hanya terdiri dari satu fasa, misalnya hanya
minyak atau gas saja.

12
2. Permeabilitas Effektif
Merupakan permeabilitas dengan fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak
atau ketiga tiganya.

3. Permeabilitas Relatif

Merupakan perbandingan antara permeabilitas effektif dengan


permeabilitas absolut.
Keterkaitan antara harga permeabilitas effektif minyak dan air
terhadap harga saturasinya digambarkan oleh suatu kurva grafik yang
ditunjukkan gambar dibawah :

1 1
Effective Permeab ility to Water, k w

Effe ctive Pe rme a b ility to Oil, k o

Oil saturation
Water Saturation
0 1
Gambar 1.10 1 0
Hubungan antara Permeabilitas Effektif Minyak dan
Air dengan Saturasinya

Dari gambar diatas dapat menguraikan beberapa hal penting


yang berkenaan dengan kedua besaran tersebut, yaitu :

1. Harga Ko pada Sw = 0 dan So = 1 serta Kw pada Sw = 1 dan So


= 0 besarnya akan sama dengan permeabilitas absolutnya, yang
dikonotasikan pada titik A dan titik B.

13
2. Harga Ko akan turun dengan bertambahnya nilai Sw dari 0
demikian pula sebaliknya untuk Kw akan turun dengan
berkurangnya Sw dari satu. Laju aliran minyak akan berkurang
untuk So yang kecil karena mempunyai harga Ko yang kecil,
demikian halnya dengan air.
3. Harga Keff suatu fluida mencapai nol, saturasi fluida dalam
batuan masih ada (titik C dan D) namun dalam hal ini sudah
tidak mampu bergerak lagi. Saturasi ini sering disebut saturasi
sisa suatu fluida, untuk minyak dikonotasikan dengan Sor
(residual oil saturation) dan air dikonotasikan Swirr (Irreducible
water saturation).
4. Besarnya harga Keff suatu fluida akan selalu lebih kecil
dibandingkan permeabilitas absolut (kecuali pada kondisi titik A
dan B) sehingga berlaku hubungan Ko + Kw.

1.3.3 Saturasi
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai pebandingan antara
volume pori pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida dengan
volume pori pori total pada suatu batuan berpori. Dalam batuan
reservoir minyak pada umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida,
kemungkinan terdapat air, minyak dan gas yang tersebar ke seluruh
bagian reservoir. Secara sistematis, besarnya saturasi untuk masing
masing fluida dituliskan dalam persamaan berikut :

Saturasi minyak (So) adalah :

Volume pori yang diisi minyak


So ....................................................(1-10)
Volume pori total

Saturasi air (Sw) adalah :

Volume pori yang diisi air


Sw .................................................(1-11)
Volume pori total

14
Saturasi gas (Sg) adalah :

Volume pori yang diisi gas


Sg ..................................................(1-12)
Volume pori total

Jika pori pori batuan diisi oleh gas minyak air maka berlaku
hubungan :

s w so sg 1 ......................................................(1-13)

Sedangkan jika pori pori batuan hanya terisi minyak dan air,
maka :

so s w 1 .........................................................................(1-14)

Faktor faktor penting yang harus diperhatikan dalam


mempelajari saturasi fluida antara lain adalah :

1. Saturasi fluida akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain


dalam reservoir, saturasi air cenderung lebih besar dalam bagian
batuan yang kurang porous. Bagian struktur yang lebih rendah
relatif akan mempunyai Sw yang tinggi dan Sg yang relatif
rendah, demikian juga untuk bagian atas dari struktur reservoir
berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
densitas dari masing masing fluida.
2. Saturasi fluida akan bervariasi dengan kumulatif produksi
minyak. Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di
reservoir akan digantikan oleh air atau gas bebas, sehingga pada
lapangan yang memproduksikan minyak, saturasi fluida berubah
secara kontinyu.
3. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah
pori pori yang diisi oleh hidrokarbon. Jika volume batuan
adalah V, ruang pori porinya adalah .V , maka ruang pori
pori yang diisi oleh hidrokarbon adalah :
So..V + Sg..V = (1-Sw)..V ...............................................(1-15)

15
1.3.4 Wettabilitas
Wettabilitas didefiniskan sebagai suatu kemampuan batuan
untuk dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling
campur (immiscible). Wettabilitas dalam sistem reservoir digambarkan
sebagai air dan minyak atau gas yang ada diantara matriks batuan.

Salah satu fluida akan bersifat lebih membasahi batuan daripada


fluida lainnya didalam suatu reservoir. Kecenderungan suatu fluida untuk
membasahi batuan disebabkan adanya gaya adhesi, yaitu gaya tarik
menarik partikel yang berlainan, yang merupakan faktor tegangan
permukaan antara batuan dan fluida.

Wettabilitas ini penting peranannya dalam tingkah laku kerja


reservoir, sebab akan menimbulkan tekanan kapiler yang akan
memberikan dorongan sehingga minyak atau gas dapat bergerak. Besaran
wettabilitas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Jenis mineral yang terkandung dalam batuan reservoir.


2. Ukuran butir batuan, semakin halus ukuran butir batuan maka
semakin besar gaya adhesi yang terjadi.
3. Jenis kandungan hidrokarbon yang terdapat didalam minyak
mentah (crude oil).

16
Wettabilitas terbagi menjadi dua kategori berdasarkan pada jenis
komponen yang mempengaruhi, yaitu :

1. Water wet
Water wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak
fluida (minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri lebih kecil
dari 90o ( < 90o). Kejadian ini terjadi sebagai akibat dari gaya
adhesi yang lebih besar pada sudut lancip yang dibentuk antara
air dengan batuan dibandingkan gaya adhesi pada sudut yang
tumpul yang dibentuk antara minyak dengan batuan, seperti
gambar berikut :

Gambar 1.11 sistem water wet

2. Oil wet
Oil wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak antara
fluida (minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri dengan sudut
lebih besar dari 90o ( < 90o), seperti yang ditunjukkan dalam
gambar (1.12). karakter oil wet pada kondisi batuan reservoir
tidak diharapkan terjadi sebab akan menyebabkan jumlah
minyak yang tertinggal pada batuan reservoir saat diproduksi
lebih besar daripada water wet.

17
Gambar 1.12 Sistem Oil Wet

Reservoir pada dasarnya mempunyai karakter water wet,


sehingga air akan lebih cenderung untuk melekat pada batuan, dimana
posisi minyak akan berada diantara fasa cair. Posisi ini mengakibatkan
minyak tidak mempunyai gaya terik menarik dengan batuan sehingga
akan lebih mudah untuk bergerak (mengalir).

1.3.5. Tekanan Kapiler


Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan kedua
fluida tersebut. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara
fluida non-wetting phase (Pnw) dengan fluida wetting phase (Pw).
Pc = Pnw - Pw
Dimana:
Pc = Tekanan kapiler
Pnw = Tekanan non wetting fasa

18
Pw = Tekanan wetting fasa

Gambar 1.6. Grafik h (Pc) Versus Water Saturation

Ukuran pori-pori batuan sering dihubungkan dengan besaran permeabilitas.


Batuan reservoir dengan permeabilitas yang besar akan mempunyai tekanan
kapiler yang rendah dan ketebalan zona transisi yang tipis daripada reservoir
dengan permeabilitas yang rendah, seperti terlihat pada Gambar 1.8.

Gambar 1.7. Pengaruh Permeabilitas terhadap Tekanan Kapiler

19
Reservoir minyak yang mepunyai API gravity rendah maka kontak minyak-
air akan mempunyai zona transisi yang panjang (fluida yang berbeda). Dapat
dilihat pada Gambar 1.9. di bawah ini.

Gambar 1.8. Pengaruh API Gravity Minyak terhadap Tekanan Kapiler

1.3.6. Kompressibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang bekerja
padanya, yaitu gaya akibat beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yang
timbul akibat adanya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan tersebut.
Pada keadaan statik, kedua gaya berada dalam keadaan setimbang. Bila tekanan
reservoir berkurang akibat pengosongan fluida, maka kesetimbangan gaya ini
terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-pori, dan
perubahan batuan.

20
1.4 Sifat Sifat Fisik Fluida
Kelakuan sifat sifat fisik fluida diperlukan untuk perhitungan teknik
reservoir dalam rangka deskripsi dan evaluasi kinerja reservoir. Sifat fisik fluida
reservoir minyak dapat diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di
laboratorium atau dapat dilakukan dengan metode korelasi. Sifat sifat fisik
fluida diantaranya adalah :

1. Tekanan gelembung atau tekanan saturasi (Pb)


Tekanan gelembung didefiniskan sebagai tekanan dimana saat
pertama kali gelembung gas keluar dari fasa minyak.
2. Kelarutan gas dalam minyak (Rso)
Kelarutan gas dalam minyak didefinisikan sabagai jumlah gas
yang terlarut (SCF) didalam minyak (STB) pada kondisi dan
tekanan temperatur tertentu. Ciri utama kelakuan Rso terhadap
tekanan pada saat tekanan gelembung adalah bahwa harga Rso
mencapai maksimum karena jumlah gas yang terlarut pada saat
tersebut belum ada gas yang keluar dari minyak atau pada saat
jumlah gas terbanyak berada dalam minyak. Secara sistematis
Rso dapat dituliskan sebagai berikut :
@ ,
= .....................(1-21)
@ ,

Gambar 1.14 Grafik Rs

21
3. Faktor volume formasi minyak (Bo)
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume
minyak pada kondisi reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan
volumenya pada kondisi standar (STB).

Gambar 1.15 Grafik Bo

Pada saat tekanan lebih besar daripada Pb penurunan tekanan


dari tekanan awal menyebabkan berkembangnya volume
minyak di reservoir sehingga harga Bo membesar. Setelah
melewati harga Pb penurunan tekanan lebih lanjut menyebabkan
gas keluar dari minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari
pengembangan minyak akibat penurunan tekanan tersebut
sehingga didapatkan volume minyak di reservoir mengecil dan
harga Bo mengecil. Secara matematis Bo dapat dituliskan
sebagai berikut :

+ @ ,
= .......................(1-22)
@ ,

22
4. Faktor volume formasi gas (Bg)
Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas
pada kondisi reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan pada
kondisi standar (SCF).

Gambar 1.16 Grafik Bg

5. Faktor volume formasi total (Bt)


Faktor volume formasi total adalah sifat turunan dari sifat sifat
yang telah dibahas di depan. Faktor volume formasi total
didefinisikan sebagai :
= ( )
6. Kompressibilitas
Kompressibilitas dalam hubungannya dengan sifat fisik lain
adalah sebagai berikut :
a. Kompressibilitas minyak (Co)
1
= ; > .................................... (1-23)

1
= + ; < ................... (1-24)

23
Gambar 1.17 Grafik Co

b. Kompressibilitas gas (Cg)


1
( )
1
= = ................... (1-25)

Gambar 1.18 Grafik Cg

24
7. Densitas dan spesific gravity
Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API
dirumuskan sebagai berikut :
141.5
= = = 131.5+ ........................................... (1-26)

Terlihat jelas, makin tinggi API akan semakin rendah Po. Untuk
gas specifik gravity dirumuskan sebagai berikut :

= = ........................................................ (1-27)

8. Diatas Pb, viskositas minyak menurun terhadap turunnya


tekanan secara hampir linear dan tidak tajam. Sedangkan
dibawah Pb, harga viskositas bertambah secara eksponensial.

Gambar 1.19 Grafik Viskositas Minyak

Pada saat tekanan lebih besar dari Pb, penurunan tekanan


menyebabkan pengembangan minyak lebih mudah sehingga
viskositas turun, sedangkan setelah melewati Pb, jumlah gas
yang berada dalam minyak berkurang terus dengan turunnya
tekanan sehingga minyak makin mengental atau makin sulit
mengalir.

25
Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena
molekul molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih
bebas. Pengaruh temperatur berlawanan antara kondisi tekanan
tinggi dan tekanan rendah. Pada tekanan tinggi, viskositas gas
turun dengan naiknya temperatur.

9. Faktor deviasi gas (Z)


Faktor deviasi gas didefinikan sebagai perbandingan antara
volume gas pada tekanan tertentu dengan volume gas tersebut
apabila berperilaku seperti gas ideal pada kondisi yang sama
atau dapat dituliskan sebagai berikut :
Z = volume nyata / volume ideal
10. Tegangan permukaan
Definisi umum tegangan permukaan langsung diterapkan di
industri perminyakan misalnya untuk menghitung tekanan
kapiler.
11. Sifat sifat fisik air
Sifat fisik air formasi yang dibahas disini adalah faktor volume
formasi (Bw), densitas (pw), kompressibilitas (Cw) dan viskositas
(w). Konsep sifat sifat fisik tersebut pada dasarnya adalah
sifat sifat minyak.

1.5 Jenis Jenis Reservoir


Klasifikasi jenis jenis reservoir disini dibedakan berdasarkan fluida
yang terkandung di dalamnya. Fluida reservoir diklasifikasikan berdasarkan
beberapa parameter, yaitu :

1. GOR pada saat awal produksi


2. API Gravity
3. Warna dari fluida ketika di stock tank

26
Gambar 1.20 klasifikasi Jenis Jenis Reservoir

1.5.1 Black Oil


Fluida terdiri dari rantai hidrokarbon yang besar, berat dan tidak
mudah menguap. Hal ini dapat dilihat dari diagram fasanya, pada
diagram fasa tersebut dapat dilihat bahwa temperatur kritis (Tc) lebih
besar daripada temperatur reservoir (Tr).

Gambar 1.21 Diagram Fasa Black Oil

27
Pada saat Pr lebih tinggi dari Pb, fluida dalam kondisi tak jenuh
(undersaturated) dimana pada kondisi ini minyak dapat bergerak
mengandung banyak gas. Ketika tekanan reservoir (Pr) turun dan
dibawah tekanan gelembung (Pb) maka fluid akan melepaskan gas yang
dikandungnya dalam reservoir hanya saja pada separator jumlah cairan
yang dihasilkan masih lebih besar. Ciri ciri yang dapat kita temui dalam
black oil adalah :

a. Sebagian besar reservoir minyak berupa black oil


b. Temperatur reservoir selalu lebih kecil daripada
temperatur minyak
c. Nama lainnya adalah low shrinkage oil yang berarti
sedikit penurunan tekanan menghasilkan sedikit
penurunan presentase fasa cair.

1.5.2 Volatile Oil


Terdiri dari rantai hidrokarbon ringan dan intermediate sehingga
mudah menguap. Temperatur kritis (Tc) lebih kecil daripada black oil
bahkan hampir sama dengan temperatur reservoirnya (Tr).

Gambar 1.22 Diagram Fasa Volatile Oil

28
Rentang harga temperatur cakupnya lebih kecil dibandingkan
black oil. Penurunan sedikit tekanan selama produksi akan
mengakibatkan pelepasan gas cukup besar di reservoir. Jumlah liquid
yang dihasilkan pada separator lebih sedikit dibandingkan black oil.
Gambar 1.22 menunjukan sifat dari fluida jenis volatile oil (minyak
mudah menguap). Ciri ciri yang dapat ditemui dalam volatile oil adalah
:

a. Temperatur reservoir sedikit lebih rendah dibandingkan


temperatur kritis minyak.
b. Nama lainnya adalah high shrinkage oil yang berarti sedikit
penurunan tekanan menghasilkan besar penurunan presentase
fase cair.
c. Field identification : GOR 2000 3300 scf/stb, SG oil 30 50
API, warna coklat tua.

1.5.3 Retrograde Gas


Pada kondisi awal reservoir fluida berbentuk fasa gas, dengan
seiring penurunan tekanan reservoir maka gas akan mengalami
pengembunan dan terbentuklah cairan di reservoir.

Gambar 1.23 Diagram Fasa Retrograde Gas

29
Diagram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritik
lebih kecil dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih besar
daripada temperatur reservoir. Cairan yang diproduksi inilah yang
disebut dengan gas kondensat. Ciri ciri yang ada pad retrograde gas
adalah :

a. Komponen sebagian besar diisi dengan metana dan hidrokarbon


intermediate.
b. Suhu reservoir berada pada suhu kritikal dan suhu
crocondenterm (suhu tertinggi yang dapat dicapai).
c. Di reservoir terjadi kondensat saat tekanan turun mencapai
kurang dari dew pressure. Bila tekanan turun menurun maka
liquid kembali menjadi gas.
d. Properties di reservoir dengan permukaan berbeda.
e. Field identifikasi : GOR (8.000 70.000 scf/stb), initial specifik
gravity stock tank oil > 40 API, lightly coloured.
f. Lab analysis : C7 + <12,5>.

1.5.4 Wet Gas


Wet gas terjadi semata mata gas didalam reservoir sepanjang
penurunan tekanan reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk
kedalam lengkungan fasa maka dari itu, tidak ada cairan yang terbentuk
didalam reservoir. Walalupun demikian, kondisi separator berada pada
lengkungan fasa, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi
dipermukaan (kondesat).

30
Gambar 1.24 Diagram Fasa Wet Gas

Kata wet (basah) pada wet gas bukan berarti gas tersebut
basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang
terkondensasi pada kondisi permukaan kandungan utama dari reservoir
ini umumnya hampir sama dengan dry gas, hanya saja lebih banyak
kandungan hidrokarbon intermediate (C2 C4). Keadaan hidrokarbon di
reservoir adalah berupa gas namun pada saat di permukaan, terjadi proses
kondensasi akibat penurunan tekanan dan temperatur. Perlu diketahui
bahwa setiap reservoir ketika sedang diproduksi minyaknya maka baik
tekanan maupun temperatur akan mengalami penurunan. Dry gas juga
mengalami penurunan namun karakternya yang berbeda menjadikan fasa
gas tetap terbentuk dari reservoir hingga kepermukaan.

1.5.5 Dry Gas


Dry gas merupakan metana dengan sejumlah intermediates.
Pada gambar 1.25 menunjukkan bahwa campuran hidrokarbon semata
mata berupa gas di reservoir dan kondisi separator permukaan yang
normal berada diluar lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak terbentuk
cairan di permukaan. Reservoir dry gas biasanya disebut reservoir gas.

31
Gambar 1.25 Diagram Fasa Dry Gas

Pada dry gas, komponen utamanya adalah metana sehingga fasa


gas adalah keadaan reservoirnya. Bahkan, reservoir ini tetaplah berfasa
gas mulai dari reservoir hingga ke permukaannya. Segala properti di
reservoir dan dipermukaan tidak berubah. Berdasarkan data lapangan,
reservoir ini memiliki initial GOR 100.000 scf/stb dan kandungan
heptana plus sebesar 0,7 % mol.

1.6 Drive Mechanism


Sesudah menyelesaikan tahap komplesi, fluida akan mengakir ke lubang
bor. Fase awal dari produksi ini disebut fase produksi primer (primary
production). Dalam fase ini energi reservoir mendorong HC dari pori pori
reservoir kedalam lubang sumur dan naik ke permukaan. Mekanisme pendorong
reservoir ini dibagi empat, yaitu water drive reservoir, dissolved / solution gas
drive, gas cap drive dan combination drive.

Setip reservoir minyak pasti memiliki mekanisme pendorong.


Mekanisme pendorong reservoir didefinisikan sebagai tenaga yang dimiliki oleh
reservoir secara alamiah, sehingga menyebabkan mengalirnya fluida hidrokarbon

32
dari formasi menuju ke lubang sumur dan elanjutnya ke permukaan pada saat
produksi berlangsung. Sedangkan besarnya tenaga pendorong ini tergantung dari
kondisi P dan T formasi dimana reservoir tersebut berada, dan pelepasan
energinya dipengaruhi oleh proses dan sejarah produksi yang dilakukan. Pada
dasarnya adaa empat sumber tenaga yang bekerja direservoir, yaitu :

1. Tenaga dorong eksternal / tekanan hidrostatik, yang biasanya


berupa perembesan air (baik dari bawah maupun samping) dan
pengembangan tudung gas.
2. Tenaga penggerak internal, yang terjadi karena adanya
pembebasan gas terlarut dalam cairan.
3. Tenaga potensial, merupakan tenaga yang berasal dari formasi
itu sendiri dan biasanya dipengaruhi oleh adanya gravitasi dan
perbedaan kerapatan antara fluida formasi.
4. Tenaga permukaan fluida, berasal dari gaya gaya kapiler
dalam pori pori batuan.

Kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan bahwa mekanisme


pendorong yang ada tidak selalu bekerja sendiri sendiri, akan tetapi lebih sering
dijumpai dalam bentuk kombinasi. Sedangkan jenis jenis reservoir berdasarkan
mekanisme pendorongnya dibedakan menjadi :

a. Depletion Drive Reservoir


b. Gas Cap Drive Reservoir
c. Water Drive Reservoir
d. Segregation Drive Reservoir
e. Combination Drive Reservoir

1.6.1 Depletion Drive Reservoir


Sering pula disebut solution gas drive atau internal gas drive
reservoir. Sumber energi utama yang mendorong minyak dari reservoir
adalah ekspansi gas yang terbebaskan dari dalam larutan minyak selama
penurunan tekanan reservoir. Pada kondisi awal tidak ditunjukan adanya

33
tudung gas bebas dan tidak ada water drive yang aktif. Kemudian gas
yang terbentuk ini ikut mendesak minyak kesumur produksi pada saat
penurunan tekanan reservoir karena produksi tersebut. Setelah sumur
selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak dimulai, maka
akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor. Penurunan
tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju
lubang bor melalui pori pori batuan. Penurunan tekanan disekitar
lubang bor akan menimbulkan terjadinya fasa gas.

Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut masih sangat


kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas-gas tersebut
terperangkap pada ruang antar butiran reservoirnya, tetapi setelah
tekanan reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah terbentuk banyak
atau dapat bergerak, maka gas tersebut turut serta terproduksi ke
permukaan.

Sedangkan karakteristik dari depletion drive reservoir adalah :


1. Penurunan tekanan yang cepat
Karena tidak adanya fluida ekstra atau tudung gas bebas
dalam jumlah besar yang akan menempati ruangan pori yang
dikosongkan oleh minyak yang terproduksi.
2. Produksi minyak bebas air
Karena reservoir terisolir dan dengan tidak adanya water
drive maka sangat sedikit atau hampir tidak ada yang ikut
terproduksi bersama minyak selama masa produksi reservoir.
Meskipun terdapat connate water tetapi hampir-hampir tidak
dapat terproduksi. Saturasi air interestial tidak akan terproduksi
sampai tercapai harga saturasi minimum.
3. GOR bertambah dengan cepat pada semua struktur sumur
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan
minyak masih terperangkap pada sela-sela pori-pori batuan,

34
maka GOR produksi akan lebih kecil jika dibandingkan dengan
GOR reservoir.
Setelah tekanan reservoir mencapai tekanan di bawah tekanan
saturasi, gas akan berkembang dari larutan pada saluran
pori-pori diseluruh bagian reservoir. Pada waktu saturasi, gas
akan bertambah dan membentuk suatu fasa yang kontinyu
sehingga mencapai titik dimana gas dapat mengalir (saturasi
keseimbangan).
Akibatnya gas bebas ini akan mengalir ke lubang sumur. Gas
juga akan bergerak vertikal akibat adanya gaya gravitasi yang
pada akhirnya dapat membentuk tudung gas. Hal ini terus
menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah.
Bila tekanan telah cukup rendah maka GOR akan menjadi
berkurang sebab volume gas di dalam reservoirnyapun tinggal
sedikit. Dalam hal ini GOR produksi dan GOR reservoir
harganya hampir sama.
4. Ultimate recovery rendah
Produksi minyak dengan depletion drive biasanya
merupakan metode recovery yang paling tidak efisien dengan
perolehan pendapatan yang kurang dari 5 % hingga 25
%. Hubungan permeabilitas relatif (Kg/Ko) turut
menentukan besarnya perolehan pendapatan dari reservoir
jenis ini. Selain itu jika viscositas minyak bertambah, maka
ultimate recovery minyak akan berkurang. Dengan demikian
untuk reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi
primernya akan meninggalkan residual oil yang cukup besar.

1.6.2 Gas Cap Drive Reservoir


Reservoir gas cap drive dapat dikenali oleh adanya tudung gas
yang relatif besar dengan water drive yang relatif kecil atau bahkan
tidak ada, sedangkan reservoir dalam keadaan jenuh. Pada gas cap drive

35
reservoir tenaga pendorongnya berupa pengembangan di dalam gas cap
(tudung gas) akibat dari turunnya tekanan di dalam reservoir.

Makin besar ukuran gas cap, maka efisiensi pendorong


makin besar, karena dengan penurunan tekanan sedikit saja sudah
dapat mendorong minyak yang cukup besar. Karakteristik reservoir
dengan tenaga pendorong gas cap antara lain :

1. Penurunan tekanan kecil, karena kemampuan dari


tudung gas untuk mengembang dengan cepat, maka
penurunan tekanan reservoir tidak begitu cepat jika
dibandingkan dengan reservoir depletion drive dengan ukuran
yang sama.
2. Produksi air kecil.
3. Kenaikan GOR cepat pada sumur-sumur dengan struktur
tinggi, selama tudung gas mengembang ke zona minyak.
4. Recovery factor cukup tinggi yaitu berkisar antara 20 % -
40 %.Tenaga dorong dari tudung gas yang ada di atas minyak.

1.6.3 Water Drive Reservoir


Mekanisme pendorong jenis water drive reservoir
merupakan jenis pendesakan yang paling efisien jika dibandingkan
dengan mekanisme pendorong lainnya. Reservoir ini mengalami kontak
langsung antara zona minyak dengan formasi air (aquifer) yang besar.

Proses pendesakan air ini terjadi selama masa produksi


berlangsung, dimana air formasi mengalami pengembangan akibat dari
penurunan tekanan. Air formasi yang mengalami pengembangan ini akan
merembes masuk ke dalam pori- pori batuan dan mendesak minyak
keluar dari ruang pori batuan tersebut. Kemudian air formasi
tadi mengisi pori-pori batuan yang kosong akibat ditinggalkan
oleh minyak. Dengan adanya pendesakan air ini, mungkin akan
terjadi penyusutan ukuran pori. Proses pendesakkan air ini dapat pula

36
terjadi apabila aquifer berhubungan dengan sumber air di permukaan
atau dilakukan injeksi air. Untuk mendapatkan recovery yang
besar, maka harus dihindari terjadinya water coning. Sedangkan
tekanan reservoir dipengaruhi oleh laju produksi dan laju perembesan
air.

Ditinjau dari arah gerakan perembesan air dari aquifer,


reservoir water drive ini dapat dibedakan menjadi :

1. Edge water drive, gerakan air disini sejajar dengan bidang


perlapisan dan masuk dari arah samping. Zona produktif lebih
tebal dari aquifer.
2. Bottom water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir
minyak adalah vertikal lurus dari bawah ke atas. Tebal lapisan
minyak relatif lebih tipis dibandingkan dengan aquifernya. Batas
air minyak terletak pada bidang datar atau sedikit menyimpang
dari bidang datar.
3. Bottom and edge water drive, gerakan air dari aquifer ke
reservoir merupakan gabungan dari samping dan bawah.
Karakteristik dari kedua mekanisme water drive tersebut
adalah sama, hanya berbeda arah gerakannya ke dalam bidang
batas antara minyak air. Reservoir water drive mempunyai
karakteristik yang dapat dipakai untuk mencirikan mekanisme
pendorongnya, yaitu :

1. Penurunan tekanan reservoir adalah relatif kecil dan


prosesnya bertahap, karena volume air yang masuk ke
reservoir sebanding dengan volume minyak yang dikeluarkan.
2. Adanya air formasi yang ikut terproduksikan.
3. Water Oil Ratio (WOR), berubah dengan cepat dan
membesar secara berlebihan, pada saat sumur menembus
zona minyak pada struktur yang rendah.

37
4. Gas Oil Ratio (GOR) produksi relatif konstan, hal ini
dikarenakan tekanan reservoir tetap besarnya di atas tekanan
gelembung (Pb) untuk waktu yang lama sehingga tidak ada
gas bebas di dalam reservoir (tidak ada initial gas cap), dan
hanya ada gas terlarut yang ikut terproduksi bersama
dengan minyaknya.
5. Harga PI relatif tetap, karena penurunan tekanan relatif
kecil selama masa produksi.
6. Selama masa produksi sering dijumpai tekanan tetap lebih
besar dari tekanan gelembung untuk waktu yang lama,
sehingga produksi berupa satu fasa minyak
7. Biasanya dijumpai pada perangkap struktur.
8. Recovery oil (minyak yang dapat dikuras) dari reservoir adalah
berkisar antara 40 % - 85 %.

1.6.4 Segregation Drive Reservoir


Sering juga disebut gravity drainage atau gravitational
segregation. Mekanisme pendesakan pada reservoir ini terjadi oleh adanya
pemisahan atau perbedaan densitas fluida reservoir karena gaya
gravitasi. Gravity drainage mempunyai peranan yang penting dalam
memproduksi minyak dari suatu reservoir. Sebagai contoh bila
kondisinya cocok, maka recovery dari solution gas drive reservoir bisa
ditingkatkan dengan adanya gravity drainage ini.Ciri khas dari reservoir
segregation drive ini, antara lain :

1. Terdapat gas cap, baik besar maupun kecil. Seandainya


dalam reservoir itu terdapat tudung gas primer (primary gas cap)
maka tudung gas ini akan mengembang sebagai proses gravity
drainage tersebut. Reservoir yang tidak mempunyai tudung gas
primer segera akan mengadakan pembentukkan tudung gas
sekunder (secondary gas cap).

38
2. Produksi air sangat kecil, karena dianggap tidak berhubungan
dengan aquifer.
3. Umumnya terdapat pada perangkap struktur dengan kelerengan
curam.Faktor- faktor kombinasi seperti viscositas rendah,
specific gravity rendah, mengalir pada atau sepanjang zona
dengan permeablilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup
curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam
pergerakan minyak dalam struktur lapisannya.
4. Primary recovery lebih besar dibandingakan dengan reservoir
depletion drive, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan water
drive reservoir, yaitu berkisar antara 20 40 %. Primary
recovery ini tergantung pada ukuran gas cap mula- mula,
permeabilitas vertikal, viscositas gas dan derajat kekekalan
gasnya sendiri.Sedangkan besarnya gravity drainage dipengaruhi
oleh gravity minyak, permeabilitas zona produktif dan juga
dari kemiringan formasinya sendiri, Penurunan tekanan lebih
lama jika dibandingkan dengan depletion drive, karena
pengembangan gas akan memberikan tenaga yang cukup
lama. Bila gravity drainage baik atau bila laju produksi
dibatasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari gaya
gravity drainage ini maka recovery yang didapat akan tinggi.
Sedangkan untuk pemisahan gas dari larutan memerlukan
beberapa kondisi yang antara lain :

a. Penurunan tekanan merata diseluruh zona minyak,


sehingga gas yang terbentuk akan dapat bergabung dan
bergerak ke atas sebagai aliran yang kontinyu.
b. Aliran gas ke atas berlangsung dengan gradien tekanan kecil,
sehingga system fluida tidak terganggu.
c. Gerakan ke atas dikontrol oleh harga mobilitas terkecil antara
minyak dan gas.

39
Terdapat dua proses pendorongan minyak yang berbeda pada
segregation drive reservoir ini, yaitu :

1. Segregation drive tanpa counter flow


Dimana gas yang keluar dari larutan tidak bergabung dengan
gas cap, sehingga akan menambah keefektifan gaya dorong.
Sering dijumpai pada formasi dengan permeabilitas kecil atau
rendah, seperti lensa pasir. Produksi gas hanya dari fasa
minyak, hasil dari gas cap tidak terbawa. Tidak terdapat gas
coning atau water coning. Saturasi minyak tergantung dari
tekanan reservoir. Bila gas cap cukup besar, GOR akan
naik sampai waktu abandonment.
2. Segregation drive dengan counter flow
Disebut juga dengan gravity drainage. Gas yang dibebaskan
dari dalam larutan akan bergabung dengan gas cap bila
permeabilitas vertikal memungkinkan. Gas dari gas cap ikut
terproduksikan bersama dengan minyak dalam bentuk aliran
kontinyu dua fasa.Gerakan ke atas dikontrol oleh besar
kecilnya mobilitas gas dan mobilitas minyak.

1.6.5 Combination Drive Reservoir


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa reservoir minyak dapat
dibagi dalam beberapa jenis sesuai dengan jenis energi pendorongnya.
Namun pada umumya di lapangan, energi-energi pendorong ini bekerja
bersama-sama dan simultan. Bila demikian, maka energi pendorong yang
bekerja pada reservoir itu merupakan kombinasi beberapa energi
pendorong, sehingga dikenal dengan nama combination drive
reservoir.

Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas cap drive


dengan water drive. Sedangkan bentuk kombinasi lainnya seperti antara
depletion drive - water drive, depletion drive - segregation drive,

40
segregation drive - water drive, atau bahkan terdiri dari tiga
mekanisme pendorong seperti depletion-segregation-water drive reservoir.
Ciri-ciri reservoir combination drive adalah :

1. Penurunan tekanan relatif cepat, perembesan air dan


pengembangan gas cap adalah faktor utama yang mengontrol
tekanan reservoir.
2. Jika berhubnungan dengan aquifer, perembesan air lambat
sehingga produksi air kecil.
3. Jika berhubungan dengan gas cap yang kecil, kenaikkan GOR
konstan sesuai dengan pengembangan gas cap tersabut. Akan
tetapi jika selama produksi, pengembangan gas cap ditambah gas
bebas, GOR justru menurun.
4. Recovery tergantung pada keaktifan masing- masing mekanisme
pendorong.
5. Biasanya primary recovery dari combination drive lebih besar
dari depletion drive, tetapi lebih kecil dari segregation drive
dan water drive. Semakin k ecil pengaruh depletion, semakin
besar harga recovery-nya.
6. Performance reservoir selama masa produksi mirip dengan
reservoir depletion drive

1.7 Cadangan
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume hidrokarbon
(minyak, kondesat dan gas alam) yang se

cara komersial dapat diambil dari volume hidrokarbon yang


terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dan bersifat
ekonomis. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi
dan/atay engineering yang tersedia pada saat itu.

Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan


seiring bertambahnya data geologi atau engineering yang diperoleh

41
atau karena perubahan kondisi ekonomi. Perhitungan cadangan
melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada
tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat
dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut maka cadangan
digolongkan menjadi dua, yaitu : Cadangan Pasti (proved reserves) dan
Cadangan Belum Pasti (unproved reserves). Unproved reserves
memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar disbanding proved
reserves dan digolongkan menjadi Cadangan Mungkin (probable
reserves) dan cadangan Harapan (possible reserves). Cadangan Pasti
atau Cadangan Terbukti (proved reserves) adalah cadangan yang
sudah dibuktikan dengan uji produksi atau bahkan reservoir sedang
diproduksikan dan dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat
diambil atas dasar ekonomi saat itu (current economic conditions).
Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya pada saat
dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves.Proved reserves,
berdasarkan statusnya, digolongkan menjadi 2 yaitu developed dan
undeveloped.

Penggolongan status menetapkan status pengembangan dan


produksi dari sumur dan/atau reservoir.

a. Developed reserves diyakini dapat diambil dari sumur yang


ada (termasuk reserves behind pipe) dan memiliki
fasilitas untuk pemrosesan dan transportasi hidrokarbon,
atau ada komponen pemasangan fasilitas ini. Developed
reserves terbagi lagi menjadi producing dan
non - producing. Developed Producing, Producing reserves
diperkirakan dapat diambil dari interval perforasi yang
terbuka pada saat perhitungan reserves dan sedang
produksi.Developed non-producingmeliputi shut in dan
behind pipe reserves, Shut in reserves diperkirakan dapat
diambil dai interval perforasi yang terbuka pada saat

42
perhitungan reserves, tetapi belum mulai produksi, atau ditutup
karena kondisi pasar atau sambungan pipa, atau tidak dapat
berproduksi karena alasan mekanik, alasan non teknis lainnya
atau uncertainty waktu jual. Behind pipe reserves
diperkirakan dapat diambil dari zona yang ditembus oleh
sumur (behind casing) yang memerlukan kerja komplesi
sebelum dimulai produksi..
b. Undeveloped reserves diperkirakan dapat diambil dari
sumur pada daerah yang belum dibor (undrilled acreage),
dari memperdalam sumur yang ada sehingga menembus
reservoir yang berbeda, atauJika diperlukan pembiayaan yang
relative besar untuk melakukan komplesi pada sumur yang ada
atau pemasangan fasilitas produksi dan tarnsportasi..
Sedangkan cadangan Belum Pasti atau unproved reserves
adalah cadangan migas yang belum dibuktikan dengan uji produksi
(DST) tetapi baru didasarkan pada data geologi dan/atau engineering
seperti halnya yang digunakan untuk menentukan proved reserves;
ketidakpatisan secara teknik, ekonomi, kontrak dan regulasi lebih
besar.Perhitungan unproved reserves dapat dibuat untuk perencanaan
internal atau evaluasi khusus. Unproved reserves tidak bisa
ditambahkan dalam proved reserves. Unproved reserves dibagi lagi
menjadi dua, yaitu : Cadangan Mungkin (probable) dan Cadangan
Harapan (possible).

Terkadang kita juga mendengar istilah 1P, 2P dan 3P dalam


cadangan, 1P, yaitu Setara dengan Cadangan Terbukti;
menunjukkan skenario perkiraan rendah Cadangan. 2P, yaitu
Setara dengan jumlah Cadangan Terbukti ditambah dengan
Cadangan Mungkin; menunjukkan skenario perkiraan terbaik
Cadangan. 3P, yaitu Setara dengan jumlah Cadangan Terbukti
ditambah Cadangan Mungkin ditambah Cadangan Possible;
menunjukkan skenario perkiraan tinggi Cadangan.

43
Gambar 1.26 Pembagian Cadangan
Perhitungan cadangan
Setelah kita mengetahui mengenai definisi cadangan dan
pembagiannya, kita juga harus mengetahui beberapa metode untuk
menghitung perkiraan cadangan dalam reservoir. Beberapa metode
perhitungan cadangan yanag dapat dipilih berdasarkan pada seberapa
banyak data, waktu, serta dana yang kita miliki. Metode metode
tersebut adalah metode analogi, metode volumetrik, metode decline
curves, metode material balance dan metode simulasi reservoir.

Berikut adalah penjelasan masing masing metode, yaitu :

a. Metode Analogi
Analogi dilakukan apabila data minim (sebelum eksplorasi).
Metode analogi dapat digunakan untuk perhitungan cadangan
dan keekonomian sebelum eksplorasi lapangan migas.
Persamaan untuk menentukan cadangan metode ini dengan
menggunakan barrels per acre foot (BAF).
= 7758 (1 ) / ....................... (1-28)

Dimana :
= porositas rata rata (%)
= Saturasi awal rata rata (%)

44
= Faktor formasi volume minyak awal (RB/STB)
=Recovery Faktor (%)
b. Metode Volumentrik
Metode volumetrik digunakan untuk menghitung cadangan
minyak dan gas di suatu lapangan yang datanya belum tersedia
dengan lengkap. Perhitungan cadangan secara volumetris dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya initial hydrocarbon in
place, ultimate recovery dan recovery factor.
Perhitungan Initial Gas In Place (IGIP)
= 43560 (1 )/ ................. (1-29)

Dimana :
= Luas Penampang (Acres)
= Saturasi awal rata rata (%)
= Faktor formasi volume gas (cuft/scf)
= Porositas rata - rata (%)
= Ketebalan rata rata formasi (ft)
Perhitungan Initial Oil In Place (IOIP)
= 7758 (1 )/ ................... (1-30)

Dimana :
= Luas Penampang (Acres)
= Saturasi awal rata rata (%)
= Faktor formasi volume minyak awal (rb/stb)
= Porositas rata - rata (%)
= Ketebalan rata rata formasi (ft)
c. Metode Decline Curve
Metode decline curve digunakan pada reservoir yang telah
berproduksi selama beberapa waktu dan memiliki
kecenderungan penurunan produksi yang dapat diamati.
Metode decline curve memplot data laju produksi terhadap
waktu dalam skala semi log untuk kemudian digunakan dalam

45
meramalkan penurunan produksi terhadap waktu dan untuk
penentuan cadangan hidrokarbon.
d. Metode Material Balance
Perhitungan cadangan menggunakan metode material balance
digunakan pada pengembangan lanjutan lapangan migas.
Biasanya metode ini digunakan setelah 20% minyak atau gas
telah diproduksikan atau ketika tekanan reservoir telah
berkurang sekitar 10%. Metode material balance memerlukan
data geologi, sifat batuan dan fluida reservoir dan data produksi.
Material Balance bisa membantu dalam menentukan cadangan,
recovery factor dan mekanisme tenaga pendorong. Metode ini
bisa digunakan untuk beragam tiper reservoit dan memberikan
indikasi volume yang akan mengalir sebenarnya.
Secara sederhana, material balance dapat dijelakan dengan :
Volume yang diproduksi = volume awal volume yang tertinggi
e. Metode Simulasi Reservoir

Metode ini terdiri dari membuat atau memilih model,


mengumpulkan dan memasukkan data ke model, history
matching dan peramalan. Untuk melakukannya di butuhkan
pengetahuan teknik reservoir dan teknik computer.

Simulasi reservoir merupakan aplikasi konsep dan teknik


pembuatan model matematis dari suatu system reservoir dengan
tujuan agar mendapatkan hidrokarbon (minyak) secara
optimal dan ekonomis, model matematis ini terdiri dari
persamaan- persamaan yang mengatur aliran dengan metode
solusi algorithma, sedangkan simulator adalah suatu kumpulan
program computer yang mengaplikasikan model matematik
ke dalam computer, dan untuk mencapai tujuan yang di
harapkan maka membutuhkan skripsi reservoir, metodologi
perhitungan hidrokarbon dan distribusi tekanan sebagai

46
fungsi waktu dan jarak yang tepat.Simulasi Reservoir
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk :

1. Memperkirakan isi minyak gas awal dalam reservoir.


2. Indentifikasi besar dan pengaruh aquifer (cadangan
air).
3. Identifikasi pengaruh patahan dalam reservoir.
4. Memperkirakan distribusi fluida.
5. Identifikasi adaya hubungan antar layer secara vertikal.
6. Peramalan produksi untuk masa yang akan datang.
7. Peramalan produksi dengan memasukkan alternatif
pengembangan:
a. Jumlah penambahan sumur produksi
b. Jenis/cara menambah produksi
c. Jumlah penambahan sumur injeksi
d. Sistem/bentuk/luas pattern
8. Membuat bebarpa kasus untuk optimalisasi produksi
minyak

47
Tabel 1.1. Perbandingan masing -masing metode perhitungan cadangan

Metode Data yang Dibutuhkan Kelebihan Kekurangan

Cepat dan murah, bisa


Analogi Data sumur atau dilakukan Kurang
lapangan sekitarnya sebelum telliti
pemboran

Log dan core, perkiraan Informasi minimal,cepat Perkiraan


Volumentrik luas, RF dan sifat dapatdilakukan di awal kurang
fluida. produksi tepat

data tekanan, data Dibutuhkan


Material Tidak perlu perkiraan
produksi, fluida dan banyak
balance luas, RF dan ketebalan
batuan. informasi

48

Anda mungkin juga menyukai