RESERVOIR
Pembentukan Minyak dan gas bumi yang diketahui sekarang berasal dari
bahan organik yang terdapat pada lapisan sedimen tersebut (fosil) setelah
mengalami proses pemanasan yang berlangsung jutaan tahun akhirnya beralih
menjadi menjadi minyak. Sementara proses menjadi minyak terbentuk,
lapisan batuan sumber tadi terus mengalami perubahan menjadi bentuk
hidrokarbon dalam wujud carian (minyak bumi), gas (gas bumi) atau padat (aspal
bumi). Akhirnya minyak dan gas bumi tersebut bermigrasi mencari lapisan-
lapisan yang berlubang atau mempunyai pori-pori. Lapisan-lapisan ini
dikenal dengan sebutan reservoir bed atau reservoir rock. Pada lapisan
seperti inilah minyak-minyak berkumpul sehingga lapisan seperti ini pula yang
banyak dicari oleh para ahli pertambangan migas.
Petroleum system element atau unsur minyak bumi bisa dibagi menjadi 5
bagian, antara lain :
1
1. Adanya Batuan Induk (Source Rock )
Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik
seperti sisa- sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses
pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan
minyak dan gas bumi.
2
3. Adanya Struktur Batuan Perangkap (Trap)
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang
bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh. Adapun trap dibedakan
menjadi 3, yaitu :
a. Trap Struktural
Trap ini dipengaruhi oleh kejadian deformasi dengan
terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan
respon dari kejadian tektonik
3
b. Trap Stratigrafi
Trap reservoir ini dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan
ketidakselarasan, serta variasi lateral dalam litologi pada suatu
lapisan reservoir dalam perpindahan minyak bumi
4
c. Trap Kombinasi
Trap ini merupakan gabungan antara struktural dan stratigrafi,
dimana trap ini merupakan faktor bersama dalam membatasi
pergerakan dari minyak bumi.
5
5. Adanya Jalur Migrasi (Migration)
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan
induk sampai terakumulasi pada perangkap.
6
5. Timing, merupakan waktu yang dibutuhkan perangkap
untuk terbentuk sebelum dan selama hidrokarbon bermigrasi.
7
1.2 Karakteristik Batuan Reservoir
Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang
berupa batupasir, batuan karbonat dan shale atau kadang-kadang batuan
vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang
berbeda, begitu pula sifat fisiknya. Unsur atau atom-atom penyusun batuan
reservoir perlu diketahui mengingat macam dan jumlah atom-atom tersebut
akan menentukan sifat-sifat dari mineral yang terbentuk, baik sifat-sifat fisik
maupun sifat-sifat kimiawinya.
8
Dolomit merupakan jenis batuan yang mengalami perubahan
dari batuan karbonat karena adanya proses dolomitisasi yang bekerja.
Perubahan ini terjadi pada limestone dan dolomit yang mempunyai
nama macam-macam, tergantung dari unsur kimia terbanyak yang
dikandungnya. Batuan dengan unsur kalsit yang lebih besar dari
dolomit disebut dolomitic limestone, sebaliknya bila unsur dolomit
lebih besar disebut limycalcitic.
Sifat fisik batuan reservoir merupakan sifat penting batuan reservoir dan
hubungannya dengan fluida reservoir yang mengisinya dalam kondisi statis dan
dinamis (jika ada aliran). Sifat fisik batuan reservoir meliputi :
porositas, wettabilitas, tekanan kapiler, permeabilitas, saturasi fluida dan
kompressibilitas batuan.
1.3.1 Porositas
Porositas ditinjau dari segi teknik reservoir merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam batuan atau
perbandingan volume pori pori batuan (pore volume) terhadap volume
total batuan (bulk volume). Besar kecilnya porositas suatu batuan akan
menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.
= 100% = 100% ..................................... (1-1)
9
Dimana :
= Porositas, persen
= Volume butiran
10
Ukuran butir tidak mempengaruhi porositas total dari seluruh
batuan, tetapi mempengaruhi besar kecilnya pori-pori antar
butir. Sedangkan bentuk butir didasarkan pada bentuk
penyudutan (ketajaman) dari pinggir butir. Sebagai standar
dipakai bentuk bola, jika bentuk butiran mendekati bola maka
porositas batuan akan lebih meningkat dibandingkan bentuk
yang menyudut.
11
1.3.2 Permeabilitas
Permeabilitas adalah sifat-sifat fisik batuan reservoir untuk
dapat mengalirkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan.
Permeabilitas pertama kali dikembangkan oleh Henry Darcy (1856)
dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut :
= .........................................................................(1-4)
Dimana :
12
2. Permeabilitas Effektif
Merupakan permeabilitas dengan fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak
atau ketiga tiganya.
3. Permeabilitas Relatif
1 1
Effective Permeab ility to Water, k w
Oil saturation
Water Saturation
0 1
Gambar 1.10 1 0
Hubungan antara Permeabilitas Effektif Minyak dan
Air dengan Saturasinya
13
2. Harga Ko akan turun dengan bertambahnya nilai Sw dari 0
demikian pula sebaliknya untuk Kw akan turun dengan
berkurangnya Sw dari satu. Laju aliran minyak akan berkurang
untuk So yang kecil karena mempunyai harga Ko yang kecil,
demikian halnya dengan air.
3. Harga Keff suatu fluida mencapai nol, saturasi fluida dalam
batuan masih ada (titik C dan D) namun dalam hal ini sudah
tidak mampu bergerak lagi. Saturasi ini sering disebut saturasi
sisa suatu fluida, untuk minyak dikonotasikan dengan Sor
(residual oil saturation) dan air dikonotasikan Swirr (Irreducible
water saturation).
4. Besarnya harga Keff suatu fluida akan selalu lebih kecil
dibandingkan permeabilitas absolut (kecuali pada kondisi titik A
dan B) sehingga berlaku hubungan Ko + Kw.
1.3.3 Saturasi
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai pebandingan antara
volume pori pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida dengan
volume pori pori total pada suatu batuan berpori. Dalam batuan
reservoir minyak pada umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida,
kemungkinan terdapat air, minyak dan gas yang tersebar ke seluruh
bagian reservoir. Secara sistematis, besarnya saturasi untuk masing
masing fluida dituliskan dalam persamaan berikut :
14
Saturasi gas (Sg) adalah :
Jika pori pori batuan diisi oleh gas minyak air maka berlaku
hubungan :
s w so sg 1 ......................................................(1-13)
Sedangkan jika pori pori batuan hanya terisi minyak dan air,
maka :
so s w 1 .........................................................................(1-14)
15
1.3.4 Wettabilitas
Wettabilitas didefiniskan sebagai suatu kemampuan batuan
untuk dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling
campur (immiscible). Wettabilitas dalam sistem reservoir digambarkan
sebagai air dan minyak atau gas yang ada diantara matriks batuan.
16
Wettabilitas terbagi menjadi dua kategori berdasarkan pada jenis
komponen yang mempengaruhi, yaitu :
1. Water wet
Water wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak
fluida (minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri lebih kecil
dari 90o ( < 90o). Kejadian ini terjadi sebagai akibat dari gaya
adhesi yang lebih besar pada sudut lancip yang dibentuk antara
air dengan batuan dibandingkan gaya adhesi pada sudut yang
tumpul yang dibentuk antara minyak dengan batuan, seperti
gambar berikut :
2. Oil wet
Oil wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak antara
fluida (minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri dengan sudut
lebih besar dari 90o ( < 90o), seperti yang ditunjukkan dalam
gambar (1.12). karakter oil wet pada kondisi batuan reservoir
tidak diharapkan terjadi sebab akan menyebabkan jumlah
minyak yang tertinggal pada batuan reservoir saat diproduksi
lebih besar daripada water wet.
17
Gambar 1.12 Sistem Oil Wet
18
Pw = Tekanan wetting fasa
19
Reservoir minyak yang mepunyai API gravity rendah maka kontak minyak-
air akan mempunyai zona transisi yang panjang (fluida yang berbeda). Dapat
dilihat pada Gambar 1.9. di bawah ini.
1.3.6. Kompressibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang bekerja
padanya, yaitu gaya akibat beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yang
timbul akibat adanya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan tersebut.
Pada keadaan statik, kedua gaya berada dalam keadaan setimbang. Bila tekanan
reservoir berkurang akibat pengosongan fluida, maka kesetimbangan gaya ini
terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-pori, dan
perubahan batuan.
20
1.4 Sifat Sifat Fisik Fluida
Kelakuan sifat sifat fisik fluida diperlukan untuk perhitungan teknik
reservoir dalam rangka deskripsi dan evaluasi kinerja reservoir. Sifat fisik fluida
reservoir minyak dapat diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di
laboratorium atau dapat dilakukan dengan metode korelasi. Sifat sifat fisik
fluida diantaranya adalah :
21
3. Faktor volume formasi minyak (Bo)
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume
minyak pada kondisi reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan
volumenya pada kondisi standar (STB).
+ @ ,
= .......................(1-22)
@ ,
22
4. Faktor volume formasi gas (Bg)
Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas
pada kondisi reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan pada
kondisi standar (SCF).
23
Gambar 1.17 Grafik Co
24
7. Densitas dan spesific gravity
Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API
dirumuskan sebagai berikut :
141.5
= = = 131.5+ ........................................... (1-26)
Terlihat jelas, makin tinggi API akan semakin rendah Po. Untuk
gas specifik gravity dirumuskan sebagai berikut :
= = ........................................................ (1-27)
25
Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena
molekul molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih
bebas. Pengaruh temperatur berlawanan antara kondisi tekanan
tinggi dan tekanan rendah. Pada tekanan tinggi, viskositas gas
turun dengan naiknya temperatur.
26
Gambar 1.20 klasifikasi Jenis Jenis Reservoir
27
Pada saat Pr lebih tinggi dari Pb, fluida dalam kondisi tak jenuh
(undersaturated) dimana pada kondisi ini minyak dapat bergerak
mengandung banyak gas. Ketika tekanan reservoir (Pr) turun dan
dibawah tekanan gelembung (Pb) maka fluid akan melepaskan gas yang
dikandungnya dalam reservoir hanya saja pada separator jumlah cairan
yang dihasilkan masih lebih besar. Ciri ciri yang dapat kita temui dalam
black oil adalah :
28
Rentang harga temperatur cakupnya lebih kecil dibandingkan
black oil. Penurunan sedikit tekanan selama produksi akan
mengakibatkan pelepasan gas cukup besar di reservoir. Jumlah liquid
yang dihasilkan pada separator lebih sedikit dibandingkan black oil.
Gambar 1.22 menunjukan sifat dari fluida jenis volatile oil (minyak
mudah menguap). Ciri ciri yang dapat ditemui dalam volatile oil adalah
:
29
Diagram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritik
lebih kecil dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih besar
daripada temperatur reservoir. Cairan yang diproduksi inilah yang
disebut dengan gas kondensat. Ciri ciri yang ada pad retrograde gas
adalah :
30
Gambar 1.24 Diagram Fasa Wet Gas
Kata wet (basah) pada wet gas bukan berarti gas tersebut
basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang
terkondensasi pada kondisi permukaan kandungan utama dari reservoir
ini umumnya hampir sama dengan dry gas, hanya saja lebih banyak
kandungan hidrokarbon intermediate (C2 C4). Keadaan hidrokarbon di
reservoir adalah berupa gas namun pada saat di permukaan, terjadi proses
kondensasi akibat penurunan tekanan dan temperatur. Perlu diketahui
bahwa setiap reservoir ketika sedang diproduksi minyaknya maka baik
tekanan maupun temperatur akan mengalami penurunan. Dry gas juga
mengalami penurunan namun karakternya yang berbeda menjadikan fasa
gas tetap terbentuk dari reservoir hingga kepermukaan.
31
Gambar 1.25 Diagram Fasa Dry Gas
32
dari formasi menuju ke lubang sumur dan elanjutnya ke permukaan pada saat
produksi berlangsung. Sedangkan besarnya tenaga pendorong ini tergantung dari
kondisi P dan T formasi dimana reservoir tersebut berada, dan pelepasan
energinya dipengaruhi oleh proses dan sejarah produksi yang dilakukan. Pada
dasarnya adaa empat sumber tenaga yang bekerja direservoir, yaitu :
33
tudung gas bebas dan tidak ada water drive yang aktif. Kemudian gas
yang terbentuk ini ikut mendesak minyak kesumur produksi pada saat
penurunan tekanan reservoir karena produksi tersebut. Setelah sumur
selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak dimulai, maka
akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor. Penurunan
tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju
lubang bor melalui pori pori batuan. Penurunan tekanan disekitar
lubang bor akan menimbulkan terjadinya fasa gas.
34
maka GOR produksi akan lebih kecil jika dibandingkan dengan
GOR reservoir.
Setelah tekanan reservoir mencapai tekanan di bawah tekanan
saturasi, gas akan berkembang dari larutan pada saluran
pori-pori diseluruh bagian reservoir. Pada waktu saturasi, gas
akan bertambah dan membentuk suatu fasa yang kontinyu
sehingga mencapai titik dimana gas dapat mengalir (saturasi
keseimbangan).
Akibatnya gas bebas ini akan mengalir ke lubang sumur. Gas
juga akan bergerak vertikal akibat adanya gaya gravitasi yang
pada akhirnya dapat membentuk tudung gas. Hal ini terus
menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah.
Bila tekanan telah cukup rendah maka GOR akan menjadi
berkurang sebab volume gas di dalam reservoirnyapun tinggal
sedikit. Dalam hal ini GOR produksi dan GOR reservoir
harganya hampir sama.
4. Ultimate recovery rendah
Produksi minyak dengan depletion drive biasanya
merupakan metode recovery yang paling tidak efisien dengan
perolehan pendapatan yang kurang dari 5 % hingga 25
%. Hubungan permeabilitas relatif (Kg/Ko) turut
menentukan besarnya perolehan pendapatan dari reservoir
jenis ini. Selain itu jika viscositas minyak bertambah, maka
ultimate recovery minyak akan berkurang. Dengan demikian
untuk reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi
primernya akan meninggalkan residual oil yang cukup besar.
35
reservoir tenaga pendorongnya berupa pengembangan di dalam gas cap
(tudung gas) akibat dari turunnya tekanan di dalam reservoir.
36
terjadi apabila aquifer berhubungan dengan sumber air di permukaan
atau dilakukan injeksi air. Untuk mendapatkan recovery yang
besar, maka harus dihindari terjadinya water coning. Sedangkan
tekanan reservoir dipengaruhi oleh laju produksi dan laju perembesan
air.
37
4. Gas Oil Ratio (GOR) produksi relatif konstan, hal ini
dikarenakan tekanan reservoir tetap besarnya di atas tekanan
gelembung (Pb) untuk waktu yang lama sehingga tidak ada
gas bebas di dalam reservoir (tidak ada initial gas cap), dan
hanya ada gas terlarut yang ikut terproduksi bersama
dengan minyaknya.
5. Harga PI relatif tetap, karena penurunan tekanan relatif
kecil selama masa produksi.
6. Selama masa produksi sering dijumpai tekanan tetap lebih
besar dari tekanan gelembung untuk waktu yang lama,
sehingga produksi berupa satu fasa minyak
7. Biasanya dijumpai pada perangkap struktur.
8. Recovery oil (minyak yang dapat dikuras) dari reservoir adalah
berkisar antara 40 % - 85 %.
38
2. Produksi air sangat kecil, karena dianggap tidak berhubungan
dengan aquifer.
3. Umumnya terdapat pada perangkap struktur dengan kelerengan
curam.Faktor- faktor kombinasi seperti viscositas rendah,
specific gravity rendah, mengalir pada atau sepanjang zona
dengan permeablilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup
curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam
pergerakan minyak dalam struktur lapisannya.
4. Primary recovery lebih besar dibandingakan dengan reservoir
depletion drive, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan water
drive reservoir, yaitu berkisar antara 20 40 %. Primary
recovery ini tergantung pada ukuran gas cap mula- mula,
permeabilitas vertikal, viscositas gas dan derajat kekekalan
gasnya sendiri.Sedangkan besarnya gravity drainage dipengaruhi
oleh gravity minyak, permeabilitas zona produktif dan juga
dari kemiringan formasinya sendiri, Penurunan tekanan lebih
lama jika dibandingkan dengan depletion drive, karena
pengembangan gas akan memberikan tenaga yang cukup
lama. Bila gravity drainage baik atau bila laju produksi
dibatasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari gaya
gravity drainage ini maka recovery yang didapat akan tinggi.
Sedangkan untuk pemisahan gas dari larutan memerlukan
beberapa kondisi yang antara lain :
39
Terdapat dua proses pendorongan minyak yang berbeda pada
segregation drive reservoir ini, yaitu :
40
segregation drive - water drive, atau bahkan terdiri dari tiga
mekanisme pendorong seperti depletion-segregation-water drive reservoir.
Ciri-ciri reservoir combination drive adalah :
1.7 Cadangan
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume hidrokarbon
(minyak, kondesat dan gas alam) yang se
41
atau karena perubahan kondisi ekonomi. Perhitungan cadangan
melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada
tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat
dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut maka cadangan
digolongkan menjadi dua, yaitu : Cadangan Pasti (proved reserves) dan
Cadangan Belum Pasti (unproved reserves). Unproved reserves
memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar disbanding proved
reserves dan digolongkan menjadi Cadangan Mungkin (probable
reserves) dan cadangan Harapan (possible reserves). Cadangan Pasti
atau Cadangan Terbukti (proved reserves) adalah cadangan yang
sudah dibuktikan dengan uji produksi atau bahkan reservoir sedang
diproduksikan dan dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat
diambil atas dasar ekonomi saat itu (current economic conditions).
Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya pada saat
dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves.Proved reserves,
berdasarkan statusnya, digolongkan menjadi 2 yaitu developed dan
undeveloped.
42
perhitungan reserves, tetapi belum mulai produksi, atau ditutup
karena kondisi pasar atau sambungan pipa, atau tidak dapat
berproduksi karena alasan mekanik, alasan non teknis lainnya
atau uncertainty waktu jual. Behind pipe reserves
diperkirakan dapat diambil dari zona yang ditembus oleh
sumur (behind casing) yang memerlukan kerja komplesi
sebelum dimulai produksi..
b. Undeveloped reserves diperkirakan dapat diambil dari
sumur pada daerah yang belum dibor (undrilled acreage),
dari memperdalam sumur yang ada sehingga menembus
reservoir yang berbeda, atauJika diperlukan pembiayaan yang
relative besar untuk melakukan komplesi pada sumur yang ada
atau pemasangan fasilitas produksi dan tarnsportasi..
Sedangkan cadangan Belum Pasti atau unproved reserves
adalah cadangan migas yang belum dibuktikan dengan uji produksi
(DST) tetapi baru didasarkan pada data geologi dan/atau engineering
seperti halnya yang digunakan untuk menentukan proved reserves;
ketidakpatisan secara teknik, ekonomi, kontrak dan regulasi lebih
besar.Perhitungan unproved reserves dapat dibuat untuk perencanaan
internal atau evaluasi khusus. Unproved reserves tidak bisa
ditambahkan dalam proved reserves. Unproved reserves dibagi lagi
menjadi dua, yaitu : Cadangan Mungkin (probable) dan Cadangan
Harapan (possible).
43
Gambar 1.26 Pembagian Cadangan
Perhitungan cadangan
Setelah kita mengetahui mengenai definisi cadangan dan
pembagiannya, kita juga harus mengetahui beberapa metode untuk
menghitung perkiraan cadangan dalam reservoir. Beberapa metode
perhitungan cadangan yanag dapat dipilih berdasarkan pada seberapa
banyak data, waktu, serta dana yang kita miliki. Metode metode
tersebut adalah metode analogi, metode volumetrik, metode decline
curves, metode material balance dan metode simulasi reservoir.
a. Metode Analogi
Analogi dilakukan apabila data minim (sebelum eksplorasi).
Metode analogi dapat digunakan untuk perhitungan cadangan
dan keekonomian sebelum eksplorasi lapangan migas.
Persamaan untuk menentukan cadangan metode ini dengan
menggunakan barrels per acre foot (BAF).
= 7758 (1 ) / ....................... (1-28)
Dimana :
= porositas rata rata (%)
= Saturasi awal rata rata (%)
44
= Faktor formasi volume minyak awal (RB/STB)
=Recovery Faktor (%)
b. Metode Volumentrik
Metode volumetrik digunakan untuk menghitung cadangan
minyak dan gas di suatu lapangan yang datanya belum tersedia
dengan lengkap. Perhitungan cadangan secara volumetris dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya initial hydrocarbon in
place, ultimate recovery dan recovery factor.
Perhitungan Initial Gas In Place (IGIP)
= 43560 (1 )/ ................. (1-29)
Dimana :
= Luas Penampang (Acres)
= Saturasi awal rata rata (%)
= Faktor formasi volume gas (cuft/scf)
= Porositas rata - rata (%)
= Ketebalan rata rata formasi (ft)
Perhitungan Initial Oil In Place (IOIP)
= 7758 (1 )/ ................... (1-30)
Dimana :
= Luas Penampang (Acres)
= Saturasi awal rata rata (%)
= Faktor formasi volume minyak awal (rb/stb)
= Porositas rata - rata (%)
= Ketebalan rata rata formasi (ft)
c. Metode Decline Curve
Metode decline curve digunakan pada reservoir yang telah
berproduksi selama beberapa waktu dan memiliki
kecenderungan penurunan produksi yang dapat diamati.
Metode decline curve memplot data laju produksi terhadap
waktu dalam skala semi log untuk kemudian digunakan dalam
45
meramalkan penurunan produksi terhadap waktu dan untuk
penentuan cadangan hidrokarbon.
d. Metode Material Balance
Perhitungan cadangan menggunakan metode material balance
digunakan pada pengembangan lanjutan lapangan migas.
Biasanya metode ini digunakan setelah 20% minyak atau gas
telah diproduksikan atau ketika tekanan reservoir telah
berkurang sekitar 10%. Metode material balance memerlukan
data geologi, sifat batuan dan fluida reservoir dan data produksi.
Material Balance bisa membantu dalam menentukan cadangan,
recovery factor dan mekanisme tenaga pendorong. Metode ini
bisa digunakan untuk beragam tiper reservoit dan memberikan
indikasi volume yang akan mengalir sebenarnya.
Secara sederhana, material balance dapat dijelakan dengan :
Volume yang diproduksi = volume awal volume yang tertinggi
e. Metode Simulasi Reservoir
46
fungsi waktu dan jarak yang tepat.Simulasi Reservoir
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk :
47
Tabel 1.1. Perbandingan masing -masing metode perhitungan cadangan
48