Anda di halaman 1dari 40

Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

BAB V
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Uraian Umum

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang sangat menentukan


keberhasilan suatu proyek.Hal ini ditunjang oleh manajerial dan pengawasan kerja
yang baik, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana dan ekspektasi
yang sudah ada sebelumnya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga kerja, terutama tenaga ahli, perlu
dipersiapkan dengan baik dan matang.

Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi diperlukan metode pelaksanaan


kerja yang tepat, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan yang ada di lapangan.
Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek
konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi sehingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan dan mendatangkan keuntungan
bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam pelaksanaannya.

Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang


disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Hal yang berpengaruh dalam
metode pelaksanaan adalah :

Kondisi dari lokasi proyek

Volume pekerjaan

Keadaan sekitar dari lokasi proyek

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Keadaan jalan akses untuk material dan peralatan

Ketersediaan alat

Tingkat kualitas yang dibutuhkan

Jadwal pelaksanaan (schedule)

Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan sumber daya

Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan secara profesional dengan


mengikuti aturan dan spesifikasi yang ditentukan serta menggunakan material dan
peralatan sesuai persyaratan akan menghasilkan konstruksi yang berjalan dengan
baik dan hasilnya sesuai dengan rencana. Metode pelaksanaan harus disesuaikan
dengan kondisi di lapangan, pekerjaan yang akan berlangsung, waktu yang ada,
volume pekerjaan, serta biaya yang tersedia.

Perencanaan metode pelaksanaan suatu item pekerjaan akan mengikuti


jadwal waktu yang telah direncanakan untuk item pekerjaan tersebut. Dari
perencanaan metode ini akan diperoleh data kebutuhan alat yang diperlukan, jenis
dan volume bahan yang akan dibutuhkan, teknis dan urutan pelaksanaan pekerjaan
serta pola pengendalian mutu yang harus diterapkan. Dokumen awal pelaksanaan
seperti berita acara, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), dan gambar shop
drawing akan sangat membantu dalam menentukan metode pelaksanaan pekerjaan
yang sesuai.

Apabila waktu pelaksanaan yang tersedia tidak mencukupi dalam


pelaksanaan gedung tersebut, maka berdasarkan kemampuan sumber daya yang
ada pada daerah tertentu dibuat schedule pelaksanaan yang realistis yang telah
memperhitungkan segala kemungkinan dalam pelaksanaan gedung sehingga target
pekerjaan dapat dicapai ataupun mengurangi keterlambatan yang terjadi dari
perencanaan awal.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.2 Tahapan Konstruksi

Dalam Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B. Simatupang, kegiatan


pekerjaan yang dilaksanakan dari tahap awal hingga akhir adalah sebagai berikut:

Sesuai pengamatan yang dilakukan selama mengikuti Kerja Praktek pada


pihak Kontraktor PT. Andal Rekacipta Pratama, pelaksanaan pekerjaan yang
berlangsung adalah pekerjaan sub structure yang sedang berlangsung hingga saat
ini. Pada bab ini Penulis akan membahas mengenai pekerjaan sub structure
Basement 3 sesuai dengan pengamatan di lapangan dan pekerjaan persiapan yang
dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan sub structure.

5.3 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan yang dimaksud di dalam sub bab ini adalah semua
pekerjaan yang harus disiapkan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan struktur.
Pekerjaan persiapam yang harus dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Site Installation
2. Survey Utilitas
3. Perijinan dan surat-surat yang berkaitan dengan pembangunan proyek
4. Mobilisasi alat-alat berat
5. Pengukuran dan pemetaan lokasi konstruksi
6. Review Design dari Shop Drawing
7. Proses Material Approval

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini agar pekerjaan


struktur dapat dilaksanaan dengan baik adalah:

1. Perencanaan urutan pelaksanaan pekerjaan dan zoning area pelaksanaan


pekerjaan, dengan berbagai pertimbangan yang ada sehingga diperoleh kerja
yang efektif dan tepat. Urutan pengerjaan dan zoning area dilakukan dengan

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

menyesuaikan kondisi lapangan dengan jadwal pengecoran yang paling


mungkin dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensinya. Pertimbangan
dapat dilihat dari volume pengecoran dan disesuaikan dengan schedule
pelaksanaan dengan detail perhitungan dapat dilihat pada metode struktur.
2. Penentuan jumlah material per zone (bekisting, pembesian dan beton)
berdasarkan metode dan zona kerja yang sudah dibagi. Pihak pelaksana harus
mampu mengitung kebutuhan material yang dibutuhkan dengan tepat agar
pekerjaan terlaksana dengan baik tanpa hambatan akibat kekurangan material,
pembuatan jadwal pengiriman barang dan material juga diperlukan agar tidak
out of stock ataupun menumpuk sehingga tidak ada lahan fabrikasi. Laporan
pengajuan material yang dibutuhkan di lapangan dapat dikatakan sebagai
Material Approval.
3. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran untuk menentukan lokasi elemen struktur
dengan bantuan alat theodolite dan waterpass serta penandaan di lapangan
menggunakan tinta/cat ataupun disipat untuk mempermudah pembacaan as-as
di lapangan.
4. Perkejaan koordinasi dan perijinan tidak dapat ditinggalkan dalam proses
pelaksanaan pada tahap persiapan sebab proses ini sangat vital dalam hal
legalitas pelaksanaan proyek sehingga dalam pelaksanaan pembangunan
proyek tidak terganggu. Komunikasi antara pihak Kontraktor, Pengawas
Konstruksi dan Owner merupakan kunci agar tidak terjadi kesalahpahaman
dan pelaksanaan pekerjaan dapat terus berjalan.
5. Area galian atau area pekerjaan harus dibuat railing di sekelilingnya untuk
menghindari resiko bahaya terjatuh. Pemasangan rambu-rambu harus dipasang
di dalam area proyek sebagai peringatan dan meningkatkan kewaspadaan para
pekerja yang ada. Pelaksanaan HSE atau K3 (Kebersihan, Kesehatan dan
Keamanan) harus dilaksanakan agar masalah-masalah yang mungkin timbul
pada saat pelaksanaan konstruksi dapat dihindari.

Setelah semua kegiatan pekerjaan persiapan sudah sesuai dengan ketentuan


yang ada maka pekerjaan sub structure dapat dimulai dan dilaksanakan. Dengan

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

menggunakan gambar acuan untuk konstruksi (For Construction), pekerjaan


struktur dapat dilaksanakan dilapangan oleh Pelaksana dan Pengawas. Kegiatan
yang berjalan saat kegiatan konstruksi adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan bekisting
2. Pekerjaan pembesian
3. Pekerjaan pengecoran
4. Pekerjaan curing

5.4 Pekerjaan Sub Structrure

Pekerjaan sub structure yang dilaksanakan pada saat menjalankan kerja


praktek di Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B. Simatupang adalah pelaksanaan
pekerjaan struktur Basement 3 (B3). Pada pekerjaan Struktur B3 ini metode
pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan pekerjaan per area
(Pekerjaan yang akan dibahas dalam laporan Kerja Praktek ini meliputi:

1. Pekerjaan pile cap


2. Pekerjaan tie beam dan pelat
3. Pekerjaan retaining wall (Basement 3)

5.4.1 Pekerjaan Pile Cap

Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja yang membentuk
suatu bidang dengan ketebalan dan lebar tertentu tergantung dari jumlah tiang
yang tertanam dan bidang distribusi bebannya.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile
menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus daya dukung yang diijinkan (Y

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh
pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban
tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga
berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile
cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom
yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang
akan diterimanya.

Metode pelaksanaan pekerjaan Pile Cap sesuai dengan pengamatan yang di


lakukan adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Bekisting
1. Setelah Bored Pile yang telah dibuat sebelumnya digali hingga elevasi
yang telah ditentukan, yaitu pada elevasi untuk dimulainya pekerjaan
pembuatan pile cap sesuai dengan gambar Forcon yang diterima di
lapangan, dimulailah pekerjaan bobokan pile cap hingga mencapai elevasi
yang telah ditentukan.

Gambar 7. 1 Proses kegiatan pembobokan pancang

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2. Kegiatan pembuatan lantai kerja sebagai dudukan bekisting batu batako


dan tulangan pile cap dilakukan selanjutnya. Pembuatan lantai kerja
menggunakan pasir urug sebagai dasar dan dilapisi dengan adukan beton
secara manual dengan ketebalan 7 cm.

Gambar 7. 2 Pembuatan lantai kerja

3. Setelah lantai kerja terpasang kemudian dilakukan pengukuran dengan


menggunakan waterpass untuk mengetahui kerataan lantai kerja dan
theodolite untuk menentukan as-as kolom dan balok yang akan terpasang
nantinya. Penandaan as-as ini menggunakan alat sipat atau tinta yang tahan
lama agar tidak mudah pudar karena pengaruh cuaca dan faktor-faktor
eksternal.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 3 penandaan As-As dengan alat sipat

4. Setelah as-as ditentukan, pekerjaan bekisting batu batako dimulai dengan


cara membuat acuan/ patok yang terbuat dari kaso ataupun besi ulir yang
kemudian dihubungkan dengan menggunakan benang. Hal ini bertujuan
agar pembuatan bekisting batako memiliki permukaan yang rata.

Gambar 7. 4 Pembuatan acuan bekisting

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5. Setelah acuan selesai dipasang kemudian dilakukan pemasangan bekisting


batako yang direkatkan dengan mold 1 Ps : 4 Pc. Setelah bekisting batako
sudah sesuai maka acuan/patok akan dibongkar.

Gambar 7. 5 Bekisting batako tie beam

6. Tanah yang ada disekeliling bekisting (yang tidak dicor) kemudian diurug
kembali dengan tanah dan dipadatkan. Kemudian setelah dipadatkan
dilapisi kembali dengan adukan beton yang sama dengan pembuatan lantai
kerja.

Gambar 7. 6 Pengurugan tanah kembali

Aloft Hotel T.B. Simatupang V-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 7 Pembuatan lantai kerja

7. Setelah tahapan ini kemudian tanah yang telah dilapisi dengan lantai kerja
diberikan zat kimia anti-rayap dengan cara injeksi. Penggunaan anti-rayap
merupakan keharusan bagi struktur yang berhubungan langsung dengan
tanah yaitu struktur Basement 3. Anti-rayap yang digunakan di dalam
Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B. Simatupang ini ditargetkan untuk
menghentikan perkembangbiakan rayap sehingga lama-kelamaan akan
mati dengan sendirinya.

b. Pekerjaan Pembesian
1. Setelah bekisting batako selesai dibuat, kemudian dilakukan pengukuran
kembali untuk pengecekan ukuran pile cap. Sebelum pekerjaan pembesian
dilaksanakan, area pemasangan tulangan harus dibersihkan dari sampah
dan tanah maupun material yang menghalangi.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2. Fabrikasi besi dilakukan sesuai dengan jumlah, ukuran dan dimensi pada
gambar acuan yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan Konsultan.

Gambar 7. 8 Tulangan pile cap yang telah difabrikasi

3. Pemasangan pembesian dimulai dengan pemasangan tulangan besi bagian


bawah terlebih dahulu. Penggunaan beton decking pada tahap pemasangan
ini sangat diperlukan sebagai dudukan tulangan agar saat beton dituang
nantinya tidak terjadi penurunan ataupun pergeseran. Pemasangan besi
dilakukan dengan arah sumbu X dan Y ( 2 lapis) dan dipasang sesuai
dengan jarak yang telah ditentukan.

Gambar 7. 9 Pembesian pile cap bagian bawah

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. Setelah pemasangan pembesian bagian bawah, kemudian dilakukan


pemasangan tulangan peminggang di sekeliling tulangan pile cap yang
telah terpasang. Tulangan peminggang kemudian diikat dengan
menggunakan kawat bendrat.

Gambar 7. 10 Tulangan pile cap bagian bawah dan peminggang

5. Setelah pembesian pile cap bagian bawah dan tulangn ties terpasang,
pembesian kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan pile cap
bagian atas secara berseling dengan pembesian bagian bawah. Biasanya
jarak pemasangan besi bagian atas lebih renggang daripada pemasangan
besi pada bagian bawah.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 11 Penulangan pile cap keseluruhan

6. Sebelum semua tulangan pile cap bagian atas terpasang seluruhnya,


pemasangan stek tulangan kolom harus dilaksanakan secepatnya.
Pemasangan stek dimulai dengan penentuan dan penandaan as kolom
dengan menggunakan alat theodolite, kemudian barulah pembesian stek
kolom dapat dipasang sesuai dengan dimensi pada gambar acuan.
Pembesian stek kolom kemudian diikat dengan menggunakan kawat
bendrat agar tetap tegak dan kaku saat beton dituang.

Gambar 7. 12 Stek tulangan kolom di area pile cap

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

c. Pekerjaan Pengecoran
Metode pelaksanaan pengecoran Pile Cap yang dilaksanakan dalam
pelaksanaan Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B. Simatupang ini dilakukan
bersamaan dengan pengecoran tie beam dan pelat, sehingga Penulis akan
membahas metode pelaksanaan pengecoran di dalam 1 sub bab yang sama.

5.4.2 Pekerjaan Tie Beam dan Pelat

Tie Beam adalah bentuk lain dari sloof. Pada pondasi Setempat dari plat
beton bertulang (foot plate) ,antara foot plate yang satu dengan yang lain akan
dihubungkan dengan balok beton bertulang, yang fungsinya untuk menjadikan
pondasi-pondasi /kolom tersebut menjadi satu kesatuan atau rangkaian sehingga
meningkatkan kekakuan gedung. Balok penghubung inilah yang disebut dengan tie
beam.

Pelat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada di atas tanah
secara langsung. Artinya pelat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat dua,
tingkat tiga, tingkat empat, dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini
dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom-kolom bangunan.

Untuk pekerjaan lantai yang berada di atas tanah, maka ada beberapa
tahapan yang berbeda saat melakukan pelaksanaan pekerjaan, seperti penggunaan
waterstop pada persiapan pengecorannya.

Pekerjaan tie beam dan pelat dilaksanakan berdasarkan gambar yang


menjadi acuan pelaksanaan di lapangan dan metode pelaksanaan yang telah
disetujui sebelumnya. Metode pelaksanaan pekerjaan tie beam dan pelat lantai
pada Basement 3adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan bekisting tie beam


1. Pekerjaan tie beam dimulai dari pekerjaan galian yang dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan galian pile cap. Penggalian tanah

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

berbentuk seperti parit untuk tie beam dilakukan hingga dicapai elevasi
yang detentukan, yaitu pada elevasi untuk dimulainya pekerjaan
pembuatan tie beam,dan harus disesuaikan dengan dimensi dan detail dari
gambar Forcon yang diterima untuk dikerjakan di lapangan, kemudian
dimulailah pembuatan lantai kerja sebagai dudukan bekisting batu batako
dan tulangan tie beam selanjutnya. Pembuatan lantai kerja menggunakan
pasir urug sebagai dasar dan dilapisi dengan adukan beton secara manual
dengan ketebalan 7 cm.
2. Setelah lantai kerja terpasang kemudian dilakukan pengukuran dengan
menggunakan waterpass untuk mengetahui kerataan lantai kerja dan
theodolite untuk menentukan as tie beam yang akan terpasang nantinya.
Penandaan as-as ini menggunakan alat sipat atau tinta yang tahan lama
agar tidak mudah pudar karena pengaruh cuaca dan faktor-faktor eksternal.
3. Setelah as-as ditentukan, pekerjaan bekisting batu batako dimulai dengan
cara membuat acuan/ patok yang terbuat dari kaso ataupun besi ulir yang
kemudian dihubungkan dengan menggunakan benang. Hal ini bertujuan
agar pembuatan bekisting batako memiliki permukaan yang rata.
4. Setelah acuan selesai dipasang kemudian dilakukan pemasangan bekisting
batako yang direkatkan dengan mold 1 Ps : 4 Pc. Setelah bekisting batako
sudah sesuai maka acuan/patok akan dibongkar.

Gambar 7. 13 Pembuatan lantai kerja dan bekisting tie beam

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5. Tanah yang ada disekeliling bekisting (yang tidak dicor) kemudian diurug
kembali dengan tanah dan dipadatkan. Kemudian setelah dipadatkan
dilapisi kembali dengan adukan beton yang sama dengan pembuatan lantai
kerja.

Gambar 7. 14 Pembuatan lantai kerja disekitar pile cap & tie beam

6. Setelah tahapan ini kemudian tanah yang telah dilapisi dengan lantai kerja
diberikan zat kimia anti-rayap dengan cara injeksi. Penggunaan anti-rayap
merupakan keharusan bagi struktur yang berhubungan langsung dengan
tanah yaitu struktur Basement 3. Anti-rayap yang digunakan di dalam
Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B. Simatupang ini ditargetkan untuk
menghentikan perkembangbiakan rayap sehingga lama-kelamaan akan
mati dengan sendirinya.

b. Pekerjaan pembesian tie beam


1. Tahap selanjutnya setelah pemasangan bekisting batako selesai dan urugan
tanah telah dilapisi dengan lantai kerja dari adukan beton manual adalah
pembesian tie beam. Pembesian tie beam harus sesuai dengan denah dan
spesifikasi pembesian dari gambar acuan yang diberikan kepada pihak

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksana di lapangan. Sebelum pekerjaan pembesian dilaksanakan, area


pemasangan tulangan harus dibersihkan dari sampah dan tanah maupun
material yang menghalangi.
2. Pemasangan besi sebagai tulangan beton dilakukan dengan cara memasang
terlebih dahulu tulangan lapisan bawah, kemudian barulah dipasang
tulangan lapis atas. Dibawah tulangan besi bagian bawah yang terpasang
harus diletakkan beton decking dengan ketebalan 5 cm di area yang
mungkin melendut atau mengalami pergeseran. Pemasangan tulangan
sengkang dilakukan setelah tulangan lapisan bawah selesai, yaitu
bersamaan dengan pemasangan tulangan atas.

Gambar 7. 15 Persiapan tulangan tie beam yang akan dipasang

3. Pemasangan tulangan atas dilakukan dengan cara memasang tulangan stek


ke dalam pile cap, kemudian tulangan tie beam diikatkan kepada tulangan
pile cap dengan menggunakan kawat bendrat agar tidak bergeser. Setelah
tulangan atas selesai terpasang dan diikat dengan kawat bendrat, kemudian
tulangan sengkang dipasang sesuai dengan jarak pemasangan yang telah
ditentukan sesuai dengan ketentuan.
4. Pemasangan tulangan ties dilakukan setelah besi sengkang terpasang dan
kemudian diikat dengan kawat bendrat agar tidak bergeser atau lepas dari
posisi yang seharusnya. Setelah semua tulangan saling terikat dan

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

membentuk satu kesatuan yang kaku kemudian beton decking dipasang


pada tulangan vertikal (pada tulangan sengkang).

Gambar 7. 16 Hasil pembesian tie beam

c. Pekerjaan pembesian pelat


1. Sebelum dimulainya pelaksanaan pembesian pelat, area pembesian (zone
yang akan dicor) harus dibebaskan dari peralatan, material, maupun
sampah-sampah yang mengganggu berjalannya pelaksanaan pekerjaan
pembesian.
2. Pemasangan besi sebagai tulangan beton dilakukan dengan cara memasang
terlebih dahulu tulangan lapisan bawah, kemudian barulah dipasang
tulangan lapis atas. Dibawah tulangan besi bagian bawah yang terpasang
harus diletakkan beton decking dengan ketebalan 5 cm di area yang
mungkin melendut atau mengalami pergeseran. Pemasangan tulangan pada
pelat lantai terdiri atas 2 lapis untuk tulangan bawah dan 2 lapis untuk
tulangan atas (sumbu X dan Y). Pemasangan tulangan ini akan membentuk
seperti wire mesh.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 17 Tulangan pelat lapisan bawah

3. Pemasangan tulangan besi dilakukan sesuai dengan ketentuan dari gambar


dan jarak antara 1 tulangan ke tulangan lainnya harus disesuaikan.
Tulangan yang sudah terpasang kemudian diikat dengan menggunakan
kawat bendrat, yaitu di titik pertemuan tulangan besi arah X dan arah Y.
4. Setelah pemasangan tulangan besi bagian bawah selesai yaitu telah
mencapai area pemasangan waterstop (batas zoning pekerjaan cor) dan
tulangan yang dipasang telah diberi overstek sepanjang 1/4L (overstek
sepanjang 1/4L jika batas zoning pengecoran belum mencapai
dinding/ujung pelat lantai yang seharusnya, maka harus diberi tulangan
overstek untuk menyambungkan tulangan zone berikutnya), kemudian pada
area dinding juga diberikan overstek vertikal di TOC ( Top of Concrete)
pelat lantai sepanjang 40D untuk menyambungkan tulangan retaining wall
nantinya.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 18 Pemasangan waterstop untuk area dinding dan over stek tulangan

dinding 40 D

5. Pemasangan tulangan atas dilakukan dengan cara yang sama dengan


pembesian tulangan bagian bawah. Untuk tulangan pelat lapisan atas yang
melewati tulangan balok dan pile cap, pemasangan tulangan besi pelat
berada di bagian paling atas. Semua pertemuan antar tulangan harus diikat
dengan kawat bendrat agar tidak terjadi penurunan dan pergeseran.
Sebelum pemasangan tulangan atas, perlu dipasang besi penumpu tulangan
di area yang diperkirakan akan mengalami lendutan. Penumpu tulangan ini
dipasang dengan tujuan agar tulangan atas tidak mengalami
penurunan/bengkok baik saat dipijak ataupun saat beton dituang dari
concrete pump, pemasangan tumpuan ini dilakukan dengan cara di las pada
tulangan besi lapisan bawah dan ditopang oleh beton decking. Ukuran
tinggi penumpu ini disesuaikan dengan jarak antara tulangan bawah dan
atas.

Gambar 7. 19 Penumpu tulangan pelat

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 20 Pemasangan penumpu tulangan pada tulangan pelat

Gambar 7. 21 Tulangan pelat lantai yang telah terpasang

6. Pemasangan waterstop dilakukan sebelum tulangan bagian atas terpasang


seluruhnya. Pemasangan waterstop dilakukan di sekeliling batas zone
pengecoran sebagai tindakan waterproofing. Pemasangan waterstop diarea
dinding juga diperlukan agar tidak terjadi kebocoran.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 22 Pemasangan waterstop di sekeliling area pengecoran

7. Pembuatan relat untuk mengecek kerataan pelat lantai saat pengecoran


berlangsung diperlukan agar tidak melakukan pengecekan yang berulang-
ulang. Pengukuran dengan alat juga tidak memungkinkan karena alat tidak
bisa didirikan pada saat pengecoran, sehingga pemasangan relat adalah
alternative yang terbaik. Relat dibuat dengan menggunakan besi yang
dipotong sesuai dengan jarak antara tulangan pelat lapisan dan permukaan
lantai, kemudian diberikan kepalaan berbentuk V sebagai dudukan pipa
pvc nantinya. Kepalaan dari relat ini dibuat dengan menggunakan
potongan baja profil L, sedangkan pemasangan tulangan relat ini
disambungkan ke tulangan atas pelat lantai dengan cara dilas.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 23 Tulangan railate dan pipa PVC

Gambar 7. 24 Pemasangan Railate untuk persiapan pengecoran

8. Setelah semua tulangan terpasang, kemudian area pengecoran dibersihkan


dari sampah, air, debu, dll. Pembersihan dilakukan secara manual untuk
sampah besar dan menggunakan alat air compressor.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 25 Pembersihan area pengecoran

d. Pekerjaan pengecoran
1. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, semua persiapan harus sudah
dilakukan, seperti checklist Quality Assurance hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak Pelaksana dan pihak Pengawas, persiapan tenaga
kerja saat pengecoran, Trialmix beton, penyewaan concrete pump, Pre
Order beton kepada sub-con beton ready-mix, dan persiapan persiapan
lainnya oleh pihak Kontraktor dan Pengawas.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 26 Quality Assurance

2. Jika ada ketidaksesuaian antara hasil yang diharapkan dengan hasil


pekerjaan di lapangan, maka harus dilakukan pembongkaran atau
perbaikan pada area yang tidak memenuhi standard yang sudah ditentukan
sebelumnya. Jika ketidaksesuaian bukan berasal dari pelaksaan namun dari
kondisi lapangan (seperti kebocoran, penurunan elevasi tanah, dan
sebagainya), maka harus dibuat laporan tertulis berupa RFI (Request For
Information) untuk meminta informasi detail ataupun keputusan yang
harus diambil dari pihak Owner yang sebelumnya diajukan terlebih dahulu
ke pihak Pengawas.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

batching plan harus berada tepat di belakang concrete pump untuk


menuangkan beton dari truck ready-mix ke area pengecoran.
6. Sebelum memulai pengecoran, beton ready-mix harus diuji dengan slump
test terlebih dahulu. Tujuan dari melakukan slump test ini adalah untuk
mengetahui tingkat viskositas beton, apakah terlalu encer atau terlalu
kental, hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap workability beton.
Untuk pengecoran tie beam, pile cap, dan pelat lantai, mutu beton yang
digunakan adalah fc 30 dengan slump 12 2 cm.

Gambar 7. 28 Syarat dari Trial Mix untuk pengecoran

7. Untuk pengecoran area Basement 3 yang strukturnya berhubungan


langsung dengan tanah, beton ready-mix dicampurkan dengan aditif
Integral Waterproofing. Hal ini bertujuan untuk mencegah air dari tanah
masuk ke dalam beton yang mengakibatkan terjadinya rembesan air/
kebocoran.. Integral Waterproofing ini dicampurkan dengan air dan

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

kemudian dituangkan ke dalam mixer sebelum beton dituangkan ke dalam


concrete pump menuju area pengecoran.
8. Beton yang sudah dituangkan di area pengecoran kemudian digetarkan
dengan alat vibrator. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar beton tidak
menumpuk di satu tempat saja, serta rongga-rongga yang berada di dalam
campuran beton menjadi terisi seluruhnya. Penggunaan vibrator di satu
titik penuangan beton tidak boleh lebih dari 5 detik, hal ini dikarenakan
agregat kasar yang ada di dalam beton akan turun ke bawah, yang nantinya
akan menyebabkan pembagian material pembentuk beton tidak merata dan
permukaan beton menjadi bergelombang, yang tentu saja berpengaruh
terhadap kekuatan dan mutu beton.

Gambar 7. 29 Penggunaan alat vibrator dalam pelaksanaan pengecoran

9. Pembuatan sepatu dinding dari beton dilakukan di area tulangan stek


dinding. Pembuatan sepatu dinding ini bertujuan untuk menjadi acuan
untuk pemasangan bekisting dinding nantinya agar tidak miring secara
horinzontal. Sepatu dinding dibuat dengan membentuk beton setinggi 5
cm disepanjang kaki dinding retaining wall.
10. Saat beton sudah setengah kering, yaitu jika beton sudah mulai setting dan
air beton mulai naik ke permukaan atas beton, pekerjaan pengaplikasian

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

floor hardener harus segera dilakukan. Floor hardener merupakan bahan


aditif untuk pekerjaan pengecoran beton yang berbentuk bubuk yang
bertujuan untuk membentuk permukaan beton yang keras dan tahan
benturan dari luar sehingga memperkecil kemungkinan timbul retak
ataupun rusaknya permukaan beton. Pengaplikasian bahan tambah floor
hardener ini dilakukan dengan cara menaburkan bubuk floor hardener ke
permukaan beton yang masih setengah kering. Untuk 1 m2 beton
digunakan bubuk floor hardener sebanyak 5 kg. setelah floor hardener
diaplikasikan kemudian permukaan beton ditekan dan diratakan sesuai
dengan kemiringan yang ditentukan sebelumnya dengan menggunakan alat
trowel.

Gambar 7. 30 Proses meratakan permukaan pelat

setelah pengaplikasian floor hardener

11. Saat beton sudah setting, yaitu setelah berumur 8 jam, kemudian beton
disiram dengan air yang disebut dengan proses curing. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan agar suhu tinggi yang ada di dalam beton yang
permukaannya sudah setting dapat keluar secara perlahan-lahan. Jika
curing tidak dilakukan maka beton yang permukaannya sudah setting
kemungkinan akan mengalami retak rambut yang disebabkan oleh tekanan
suhu tinggi dari dalam beton itu sendiri.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

5.4.3 Pekerjaan Retaining Wall

Retaining wall adalah sebuah konstruksi berupa dinding yang


bermaterialkan beton yang berfungsi sebagai pembatas area bangunan, juga
sebagai penahan tanah agar tidak terjadi longsor dan agar air yang berasal dari luar
struktur tidak masuk/merembes.

Retaining wall yang dibuat dalam Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B.
Simatupang ini digunakan sebagai dinding penahan tanah dari Basement 3 hingga
Basement 1, yaitu sebagai dinding bagi sub structure. Pelaksanaan retaining wall
ini akan dicor hingga permukaan tepi Contigious Bored Pile yang ada disekeliling
retaining wall.

Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pekerjaan pelaksanaan


retaining wall Basement 3 di Proyek Pembangunan Aloft Hotel T.B. Simatupang
adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Pembesian
1. Pekerjaan pembesian untuk pembuatan retaining wall pada Basement 3 ini
dimulai dengan merapikan permukaan sepatu dinding yang tidak merata di
area pengecoran dinding yang terbentuk oleh pengeoran pelat lantai
sebelumnya maupun oleh karena dinding CBP yang tidak rata. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggunakan drill bore untuk memecah beton yang
berlebih dan menggunakan gerinda untuk meratakan permukaan beton
yang masih bergelombang ataupun yang tidak sesuai dengan ketentuan
sepatu beton yang seharusnya.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 31 Pekerjaan bobokan CBP di area dinding

2. Pekerjaan pembesian kemudian dilanjutkan dengan menyambung tulangan


stek yang sudah ada dengan tulangan dinding yang akan dipasang.
Penyambungan tulangan dimulai dari tulangan vertikal dan diikat dengan
menggunakan kawat bendrat agar tidak bergeser.
3. Setelah tulangan besi vertikal dinding selesai kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan tulangan besi arah horizontal. Tulangan horizontal ini berada
di lapisan dalam, sehingga pemasangannya sedikit lebih rumit dari
pemasangan tulangan vertikal. Pengaturan jarak antar tulangan harus sesuai
dengan yang ada pada detail gambar For Construction.

Gambar 7. 32 Hasil pekerjaan bembesian retaining wall

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. Setelah penulangan sudah terpasang seluruhnya dan telah mencapai elevasi


yang telah ditentukan (tinggi dinding yang seharusnya ditambah dengan
tambahan untuk stek tulangan dinding yang ada di tingkat berikutnya),
kemudian beton decking dikaitkan disepanjang tulangan yang telah
terpasang. Pemasangan beton decking dilakukan dengan jarak 1 m di area
yang cenderung mengalami lendutan saat beton dituangkan dari bucket cor.

Gambar 7. 33 Pemasangan beton decking di sepanjang pembesian dinding

5. Pemasangan stopcor diperlukan dalam pelaksanaan pengecoran dnding


beton. Fungsi dari stopcor adalah untuk menghentikan aliran beton dengan
cara menahan agregat kasar yang terdapat di dalam beton sehingga aliran
air dan agregat halus terhambat dan akhirnya berhenti mengalir. Stopcor
dalam kegiatan pengecoran dibuat dengan menggunakan kawat ayam yang
dipasang secara vertikal sebanyak beberapa lapis agar menjaga beton tidak
mengalir keluar.
6. Sebelum pemasangan bekisting akan dilakukan, kegiatan checklist untuk
memenuhi laporan Quality Assurance harus dilakukan agar tidak ada
kesalahan yang mengganggu kegiatan pemasangan bekisting dan
pengecoran nantinya.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

b. Pekerjaan Bekisting
1. Setelah pembesian telah memenuhi standard yang diminta (Quality
Assurance), daerah pengecoran dinding kemudian dibersihkan dengan
menggunakan air compressor ataupun hanya disemprotkan dengan air
untuk membersihkan kotoran yang menempel pada CBP.

Gambar 7. 34 Proses pembersihan CBP di are pengecoran dinding

2. Bekisting kemudian difabrikasi sesuai kebutuhan. Material yang digunakan


dalam fabrikasi bekisting yaitu plywood 18 mm 1.22 m x 2.44 m, hollow
40/60, waller, kopling, tie rod, dan klem. Bekisting yang dibuat tidak boleh
lebih pendek dari elevasi dinding yang seharusnya, namun dapat dibuat
lebih panjang dengan tujuan dapat dipakai untuk pengecoran selanjutnya
yang mungkin memerlukan bekisting lebih tinggi.

Gambar 7. 35 Proses fabrikasi bekisting dinding

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 7. 36 Keterngan detail bekisting vertikal

3. Bekisting yang sudah jadi kemudian dipasangkan support yang disebut


push-pull. Tujuan dari pemasangan support ini adalah sebagai penumpu
tegaknya dinding dan sebagai kuda-kuda bagi bekisting agar tidak bergeser
ataupun menjadi miring akibat tekanan beton yang dituang dari pipa tremie
nantinya. Support harus dipasang dengan benar dan tidak boleh longgar,
kaki push-pull juga dikaitkan ke dalam lantai beton dengan menanamkan
screw besi yang dipasang dipasangkan ke kaki support.

Gambar 7. 37 Bekisting yang dikaitkan pada support

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. Langkah selanjutnya dalam pekerjaan bekisting adalah menyambungkan


bekisting yang sudah berdiri tegak dan di-support dengan benar. Bekisting
yang sudah dirapatkan masih memiliki celah yang memiliki ketahanan
yang lebih rendah dalam menahan tekan beton yang dituangkan dari pipa
tremie, sehingga harus ada penahan tambahan untuk memperkuat bekisting
di area sambungannya. Pemasangan kopling untuk menyambung waller
dilakukan untuk memperkuat bekisting di area sambungan dan kemudian
dikunci dengan memasang pasak di pertemuan antara lubang waller dan
lubang kopling.

Gambar 7. 38 Bekisting dinding yang sudah di-setting

5. Jika bekisting yang telah disambung sudah tegak berdiri dan kaki support
sudah di claim ke lantai beton, kegiatan selanjutnya adalah pengecekan
kemiringan bekisting. Pengecekan dilakukan dengan besi yang diikatkan
dengan benang dan lot, yang kemudian dipasangkan ke space yang ada di
tengah-tengah waller. Kemudian jarak antara plywood bekisting ke benang
diukur dengan menggunakan meteran dari pangkal benang yang diikatkan
ke besi hingga ke ujung lot, jika jarak antara benang dan bekisting sudah
sesuai dengan ketentuan maka kegiatan berikutnya dapat dilanjutkan.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

6. Area pengecoran bekisting kemudian dibersihkan dengan menggunakan air


compressor dan setelahnya dilakukan kegiatan Checklist oleh pihak
Pelaksana dan pihak Pengawas agar pekerjaan pembesian selesai dan ijin
pengecoran dapat dikeluarkan.

c. Pekerjaan Pengecoran
1. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, semua persiapan harus sudah
dilakukan, seperti checklist Quality Assurance hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak Pelaksana dan pihak Pengawas, persiapan tenaga
kerja saat pengecoran, Trialmix beton, penyewaan concrete pump, Pre
Order beton kepada sub-con beton ready-mix, dan persiapan persiapan
lainnya oleh pihak Kontraktor dan Pengawas.

Gambar 7. 39 Quality Assurance

2. Jika ada ketidaksesuaian antara hasil yang diharapkan dengan hasil


pekerjaan di lapangan, maka harus dilakukan pembongkaran atau
perbaikan pada area yang tidak memenuhi standart yang sudah ditentukan

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

sewaktu-waktu harus ada pemberitahuan sebelumnya, tidak boleh


mendadak.
5. Sebelum memulai pengecoran, beton ready-mix harus diuji dengan slump
test terlebih dahulu. Tujuan dari melakukan slump test ini adalah untuk
mengetahui tingkat viskositas beton, apakah terlalu encer atau terlalu
kental, hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap workability beton.
Untuk pengecoran retaining wall dan kolom mutu beton yang digunakan
adalah fc 35 dengan slump 14 2 cm.

Gambar 7. 41 Syarat dari Trial Mix untuk pengecoran

6. Untuk pengecoran dinding pada area Basement 3 yang strukturnya


berhubungan langsung dengan tanah, beton ready-mix dicampurkan dengan
aditif Integral Waterproofing. Hal ini bertujuan untuk mencegah air dari
tanah masuk ke dalam beton yang mengakibatkan terjadinya rembesan air/
kebocoran.. Integral Waterproofing ini dicampurkan dengan air dan
kemudian dituangkan ke dalam mixer sebelum beton dituangkan ke dalam
concrete bucket menuju area pengecoran.

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

7. Pengecoran retaining wall dan kolom dilakukan dengan cara yang sama,
yaitu dengan menggunakan concrete bucket/ bucket cor dan pipa tremie.
Hal ini adalah syarat pengecoran pekerjaan vertikal. Pengecoran dilakukan
dengan jarak ujung pipa tremie harus berada pada elevasi 1.5 m dari
permukaan lantai area yang akan dicor. Beton yang dituang dari concrete
bucket harus dituangkan secara perlahan-lahan untuk mencegah kemungkin
bekisting dinding menjadi miring ataupun lepas karena support tidak
mampu menahan tekanan dari beton yang jatuh bebas. Selama pengecoran
dinding, ujung pipa tremie harus berada pada permukaan beton.

Gambar 7. 42 Pengecoran retaining wall dengan bucket cor

8. Beton yang sudah dituangkan di area pengecoran kemudian digetarkan


dengan alat vibrator. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar beton tidak
menumpuk di satu tempat saja, serta rongga-rongga yang berada di dalam
campuran beton menjadi terisi seluruhnya. Penggunaan vibrator di satu
titik penuangan beton tidak boleh lebih dari 5 detik, hal ini dikarenakan
agregat kasar yang ada di dalam beton akan turun ke bawah, yang nantinya
akan menyebabkan pembagian material pembentuk beton tidak merata dan

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Pekerjaan

permukaan beton menjadi bergelombang, yang tentu saja berpengaruh


terhadap kekuatan dan mutu beton.

Gambar 7. 43 Penggunaan vibrator saat beton dituang

9. Saat beton sudah mengeras/setting, yaitu setelah berumur 24 jam,


kemudian bekisting dinding beton sudah boleh dibongkar. Beton kemudian
disiram dengan air yang disebut dengan proses curing. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan agar suhu tinggi yang ada di dalam beton yang
permukaannya sudah setting dapat keluar secara perlahan-lahan. Jika
curing tidak dilakukan maka beton yang permukaannya sudah setting
kemungkinan akan mengalami retak rambut yang disebabkan oleh tekanan
suhu tinggi dari dalam beton itu sendiri.

Gambar 7. 44 Pelepasan bekisting setelah beton setting

Aloft Hotel T.B. Simatupang V - 40

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai