Anda di halaman 1dari 4

Amalan-Amalan di Bulan Ramadhan

11 July 2013 Redaksi Ibadah 16 comments

Kehadiran bulan suci Ramadhan menjadi sebuah hadiah yang indah bagi kita, karena padanya
kebaikan bernilai lebih serta berlipat ganda, dan terdapat padanya amalan-amalan yang tidak
terdapat pada bulan lainnya.

Saudaraku, bulan Ramadhan yang hanya berlalu satu tahun sekali, merupakan jarak waktu
yang membawa kita pada suatu keadaan, dimana kita terkadang agak terlupakan dengan
amalan-amalan di tahun sebelumnya. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengingatnya
kembali.

1. Puasa

Amalan yang pertama dan paling utama di bulan Ramadhan adalah melaksanakan puasa yang
merupakan rukun Islam yang keempat. Semua kita mengetahui tentang hal itu, tapi yang
perlu kita ingat bahwa puasa setiap orang dari kita berbeda nilai dan pahalanya di sisi Allah
Taala.

Oleh karena itu, mari kita berpuasa bukan sekedar untuk melepaskan kewajiban, tapi kita
melaksanakannya dengan penuh keimanan dan mengharap balasan Allah. Kita merasa senang
dengan puasa dan bukan merasa terbebani. Kita melaksanakan kewajiban dan sunnah-
sunnahnya serta meninggalkan larangan dan hal-hal yang mengurangi nilainya, sehingga kita
menjadi bagian dari sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Amalan setiap anak
Adam dilipat gandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman : Kecuali
puasa, ia adalah untuk-Ku. Aku yang membalasnya (tanpa batasan tadi). Ia (orang yang
berpuasa-red) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku. (HR. Muslim)

2. Shalat Malam (Tarawih)

Shalat malam adalah shalat sunnah yang sangat besar pahalanya baik dikerjakan di bulan
Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan. Namun shalat malam di bulan Ramadhan yang
kita kenal dengan shalat Tarawih memiliki keutamaan lebih daripada di selain bulan
Ramadhan. Maka hendaklah kita berlomba-lomba untuk melakukannya. Suasana Ramadhan
dan balasan pahala yang besar memberikan kepada kita semangat yang lebih untuk
melaksanakannya. Dan semoga apa yang kita lakukan di bulan Ramadhan menjadi latihan
bagi kita untuk membiasakan diri setelah Ramadhan berlalu.

Diantara pahala yang besar dari shalat Tarawih adalah diampuni dosa yang telah lalu, -
semoga kita menjadi bagian darinya-, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan
penuh keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun
alaih)

3. Membaca dan Tadabbur Al Quran

Bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran. Pada bulan Ramadhan, Al Quran diturunkan.
Allah Taala berfirman, Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan di dalamnya Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang haq dan yang bathil) (QS. Al Baqarah : 185)

Pada bulan Ramadhan, Jibril alahis salam menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam untuk bersama membaca dan mengulangi bacaan Al Quran. Di bulan Ramadhan, para
Shahabat dan salafus shalih berlomba-lomba mengkhatamkan Al Quran, baik dalam bacaan
shalat ataupun bacaan di luar shalat.

Al Quran adalah kitab petunjuk. Dan agar kita bisa mengambil petunjuk darinya, maka kita
harus memahami arti dan maknanya. Membaca Al Quran adalah amalan yang luar besar
nilainya. Tapi mentaddaburi dan memahami maknanya, kemudian mengambil petunjuk hidup
darinya, itulah tujuan Al Quran diturunkan. Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan
Ramadhan bulan membaca dan mentaddaburi Al Quran.

4. Sedekah

Amalan ibadah bulan Ramadhan tidak hanya yang berhubungan langsung dengan Allah
Taala, tapi juga terdapat amalan yang memberikan efek kebaikan langsung kepada orang
lain, salah satunya adalah sedekah. Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan telah
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana dalam sebuah hadist
yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawaan beliau
akan bertambah pada bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril. Beliau bertemu dengan
Jibril setiap malam Ramadhan untuk mempelajari Al-Quran, dan Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam lebih dermawan dari hembusan angin (yakni sangat mudah mengeluarkan
sedekah). (HR. Bukhari)

Sedekah di bulan Ramadhan bisa kita lakukan dengan mengeluarkan sedekah seperti
biasanya, dan kita akan mendapatkan nilai lebih jika sedekah itu dilakukan dengan memberi
makanan berbuka, karena kita mendapatkan pahala sedekah dan pahala memberi makan
orang berbuka puasa.

4. Itikaf

Itikaf dilakukan dengan menetap di masjid selama waktu itikaf, baik itu siang ataupun
malam hari, dan tidak keluar dari masjid kecuali untuk memenuhi kebutuhan yang darurat,
seperti makan dan buang air.

Seorang yang beritikaf menyibukkan dirinya hanya dengan ibadah, berdzikir, membaca Al
Quran, memperbanyak shalat, dan amalan-amalan ibadah yang lainnya. Ia meninggalkan
pekerjaan yang melalaikan dan amalan yang sia-sia sehingga waktu ia beritikaf benar-benar
menjadi waktu yang ia khususkan untuk mendekat dirinya kepada Allah Taala. Itikah
merupakan kebiasaan dan keteladan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bulan
Ramadhan, sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beritikaf selama sepuluh hari setiap bulan
Ramadhan, dan beritikaf selama dua puluh hari pada tahun beliau wafat. (HR. Bukhari)

5. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar


Dengan kasih sayang dan rahmat-Nya, Allah Taala menghadiakan kita satu malam yang
istimewa di bulan Ramadhan, malam yang barangsiapa menghidupkannya, akan diampuni
dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari). Bahkan mendapat pahala yang berlipat ganda yang
lebih baik dari amalan seribu bulan. Pahala seperti ini hanya ada pada malam itu. Allah
Taala berfirman tentangnya (yang artinya), Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu
bulan (QS. Al Qadar : 3).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menghidupkan malam laitul qadar dan


menganjurkan umatnya untuk menghidupkannya. Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba
untuk menghidupkan malam laitul qadar dengan memperbanyak amalan-amalan ibadah
padanya.

Malam itu adalah salah satu dari malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Dan pada malam ke-27, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan isyarat kuat
tentangnya, tanpa memastikannya sebagai malam lailatul qadar.

6. Umrah di Bulan Ramadhan

Setiap hati pasti rindu untuk datang ke Masjidil Haram untuk thawaf mengelilingi Kabah,
shalat di hadapannya bersama jutaan kaum muslimin lainnya. Ibadah umrah dapat dilakukan
sepanjang tahun. Namun umrah di bulan Ramadhan memiliki nilai pahala yang lebih tinggi.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Umrah di bulan Ramadhan (pahalanya)
menyerupai haji (HR. Tirmidzi)

Semoga Allah Taala memudahkan jalan bagi kita untuk melaksanakan umrah di bulan
Ramadhan dan memberi taufik dan inayah-Nya kepada kita agar dapat menghidupkan bulan
Ramadhan dengan amal-amal kebaikan. Amiin.

Penulis : Ustadz Sanusin Muhammad, M.A (Alumni S2 Universitas Islam Madinah Jurusan
Tarbiyah)

Ziyadah

Figur Anti Korupsi Dan Anti Kezhaliman

Berbicara tentang suap atau korupsi seakan memperdalam luka dan nestapa bagi rakyat
indonesia. Korupsi telah menjadi budaya dan tradisi . Suap juga telah menjadi aturan tak
tertulis di negri tercinta ini.

Walau demikian, asa tetap ada dan harapan tetap berkobar bahwa suatu saat nanti negri kita
akan dipimpin oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan meneladani
sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam seutuhnya tanpa ditambah atau dikurangi. Semoga
kisah pendek berikut menjadi inspirasi bagi saudaraku sekalian untuk bisa bersikap adil dan
jujur.

Sahabat Abdullah bin Rawahah radhiyallahu anhu diutus oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam untuk menaksir kewajiban upeti/kharaj yang harus dibayarkan oleh kaum yahudi negri
Khaibar.Setelah menaksir kewajiban upeti yang harus mereka bayarkan, pemuka-pemuka
yahudi Khaibar menawarkan uang suap kepadanya agar sedikit mengurangi kewajiban kharaj
yang harus mereka tunaikan. Mendapat tawaran ini, bukannya beliau senang, namun
sebaliknya beliau marah besar dan berkata, Wahai musuh-musuh Allah! Apakah kalian akan
memberiku harta haram?

Sungguh aku adalah utusan orang yang paling aku cintai. Sedangkan kalian adalah orang
yang paling aku benci, lebih aku benci dibanding perkumpulan kera dan babi sebanyak
kalian. Walau demikian, kebencianku kepada kalian dan cintaku kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam tidak menjadikan aku berbuat curang kepada kalian!Mendengar
jawaban ini, kaum yahudi berkata, Dengan sikap seperti inilah langit dan bumi dapat tegak
( Riwayat Imam Malik, Ahmad, Ibnu Hibban dan lainnya)

Oleh : Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri (Alumni S3 Universitas Islam Madinah jurusan
fiqih, staf pengajar Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah (STDI) Jember, dan

kontributor www.PengusahaMuslim.com) Dikutip dari status facebook beliau


(http://www.facebook.com

Anda mungkin juga menyukai