Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Massa testikuler jinak dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama,


dengan yang pertama adalah yang paling sering terjadi adalah pengumpulan
cairan jinak, kemudian tumor solid jinak.pengumpulan cairan tersebut antara lain
varikokel, hidrokel, dan spermatokel. Sementara tumor solid jinak meliputi tumor
adenomatoid, inflamasi pseudotumor dan hernia (Lakshmi N.S, 2004)
Varikokel dapat didefenisikan sebagai tortuisitas dan dilatasi pembuluh
vena pada pleksus pampiniformis. Varikokel idiopatik biasanaya simptomatik.
Varikokel ini dapat dikenali dengan adanya asimetrisistas pada ukuran skrotum,
dan adanya perasaan berat pada skrotum, atau juga kadang-kdang disertai dengan
nyeri testikuler.
Pada kebanyakan kasus pada muda yang tidak menyadari adanya varikokel
biasanya keadaan ini dijumpaipada pemeriksaan fisik regular atau selama
pemeriksaan untuk masuk muliter.
Insiden varikokel kira-kira 5% di seluruh dunia, varikokel berkaitan
dengan gangguan pertumbuhan pada usia dewasa mudadan laki-laki dewasa.
Terdapat hubungan yang jelas antar varikokel, infertilitas dan gangguan
pertumbuhan testis. Proses varikektolotomi juga diketahui mamapuh membalik
proses gangguan pertumbuhan testis pada remaja muda. Fakta-fakta ini telah
meningkatkan pertanyaan bagaiana cara terbaik menangani varikokel padaremaja
(Syamsuhidayat, 2004)

1
LANDASAN TEORI

ANATOMI FISIOLOGI
Persediaan darah pada testis disediakan oleh oleh arteri testikuler, arteri vassal
dan arteri kremaster.pada setinggi testiss ketiga arteri tersebut beranatomosis,
sehingga memungkinkan suplai darah yang adekuat.
Drainase vena testis lebih kompleks lagi dengan banyaknya variasi individual.
Diatas testis terdapat sebuah jaringan vena komunikata yang dinakan pleksus
papmpiniformis, drainase dari pleksus ini melalui trunkus vena testikuler tunggal
yang akan memasuki vena renalis pada sebelah kiri dan vena cava inferior pada
sebelah kanan. Penelitian venografi menunjukkan bahwa vena testikuler kiri jarang
memasuki vena cava inferior di bawah vena renalis. Juga terdapat hubungan silang
antara system vena testikuler kanan dan kiri.
Varikokel dapat menyebabkan keluhan testis terasa berat, dan ini terjadi akibat
tekanan meninggi di dalam vena testis yang tidak berkatub dari muara vena cava
inferior atau vena renalis sampai di testis. Kadang varikokel merupakan faktor causal
gangguan fertilitas sehingga merupakan indikasi ligasi vena testis
Peninggian tekanan di dalam pleksus pampiniformis dapat diraba sebagai
struktur yang terdiri dari varises pleksus pampiniformis yang memeberikan kesan raba
seperti gumpalan cacing.

2
A. PENGERTIAN
Varikokel adalah pelebaran system pembuluh darah balik atau vena
pada testis atau kantong buah zakar akibat aliran balik yang terganggu.
pelebaran pembuluh darah ini akan menyebabkan rasa nyeri pada buah zakar
atau testis dan lama-lama pembuluh yang berkelok-kelok tadi akan nampak
atau teraba pada testis seperti gumpalan cacaing.
Adanya aliran darah balik yang terganggu menyebabkan perubahan
suhu pada testis, seperti diketahui pembentukan sperma yang layak pakai
berada pada testis dalam suasana suhu tertentu. Jika telah terjadi perubahan
suhu maka pembentukan sperma akan terganggu. (oligospermia, atau
berkurangnya jumlah sperma yang dihasilkan azoospermia atau tidak adanya
sperma yang dihasilkan), sehinggaprosespembuahan juga terganggu akibatnya
dapat terjadi kemandulan.

B. ETIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab
varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri
lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 7093
%). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri bermuara pada
vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara
pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna
kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan
inkompeten.

Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai
adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena
tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya
situs inversus.

3
C. PATOGENESIS
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis
melalui beberapa cara, antara lain:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami
hipoksia karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolik ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan,
memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke
testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan
dan pada akhirnya terjadi infertilitas.

D. GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSIS


Pasien datang ke dokter biasanya mengeluh belum mempunyai anak
setelah beberapa tahun menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya
benjolan di atas testis yang terasa nyeri.

Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan


skrotum kemudian dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk
melakukan manuver valsava atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada
inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di
dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis.

Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat:


1. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien
melakukan manuver valsava
2. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan
manuver valsava
3. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa
melakukan manuver valsava.

4
Kadangkala sulit untuk menemukan adanya bentukan varikokel secara klinis
meskipun terdapat tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya varikokel.
Untuk itu pemeriksaan auskultasi dengan memakai stetoskop Doppler sangat
membantu, karena alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah
pada pleksus pampiniformis. Varikokel yang sulit diraba secara klinis seperti
ini disebut varikokel subklinik.

Diperhatikan pula konsistensi testis maupun ukurannya, dengan


membandingkan testis kiri dengan testis kanan. Untuk lebih objektif dalam
menentukan besar atau volume testis dilakukan pengukuran dengan alat
orkidometer. Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan
lunak, karena telah terjadi kerusakan pada sel-sel germinal.
Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada
tubuli seminiferi dilakukan pemeriksaan analisis semen. Menurut McLeod,
hasil analisis semen pada varikokel menujukkan pola stress yaitu menurunnya
motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda (immature,) dan terdapat
kelainan bentuk sperma (tapered).

E. PATOFISIOLOGI
Bebrapa teori di bawah ini dapat menjelaskan efek varikokel pada
fungsi testis:
1. Hipertermia
Adanya varikokel berkaitan dengan peningkatan suhu skrotum dan
testis dan dapat menurunkan proses spermatogenesis.penelitian
eksperimental menunjukkan bahawa spermatogenesis akan terjadi
secara optimal pada suhu yang lebih rendah dari pada suhu tubuh.
Banyak enzim yang bertanggung jawab terhadap sintesis DNA
yang optimal dalam testis sangat bergantung pada suhu.
2. Hipoksi dan refluk adrenal
Adanya statis pada pleksus pampiniformis akan dapat
mempengaruhi tekanan oksigen parsial dan perubahan metabolisme

5
aerobic dalam testis. Namun hipoksi tidak dapat di tunjukkan di
dalam contoh darah vena testikuler pada manusia
3. Aliran darah abnormal
4. Ketidakseimbangan endokrin
5. Pengaruh regulasi parakrin terhadap testis
F. KLASIFIKASI
Varikokel dikelompokkan ke dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan
ukurean dan keberadaannyaselama posisi valsafa antara lain :
1. Tingkat I a hanya teraba selam posisi valsafa
2. Tingkat II a teraba pada saat berdiri
3. Tingkat III a terlihat pada saat inspeksi

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik, biasanya dokter/pemeriksa akan menemukan masa
yang menonjol seperti cacing di sekitar testis. Penonjolan ini hanya akan
terjadi bila pasien dalam keadaan berdiri akan hilan bila pasien berbaring.
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan
skrotum kemudian dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk
melakukan maneuver valvasa atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada
inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di
dalam kantung yang berada di sebelah cranial testis.
Foto Rontgen sinar X
Doppler ultrasonography
Pengukuran dengan Orkidometer
Diperhatikan pula konsistensi testis maupun ukurannya, dengan
membandingkan testis kiri dengan testis kanan. Untuk lebih objektif dalam
menentukan besar atau volume testis dilakukan pengukuran dengan alat
orkidometer. Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan
lunak, karena telah terjadi kerusakan pada sel-sel germinal.
Dilakukan pemeriksaan analisis semen untuk menilai seberapa jauh
varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi. Menurut
McLeod, hasil analisis semen pada varikokel menunjukkan pola stress yaitu

6
menurunnya motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda
(immature), dan terdapat kelainan bentuk sperma (tapered)

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kelainan ini tidak memerlukan terapi khusus, kecuali apabila rasa
nyeri/tidak enak yang dialami oleh penderita sudah sangat berlebihan atau
apabila penderita ingin menghilangkan infertilitas yang dideritanya. Terapi
varikokel yang berkembang saat ini antara lain adalah operasi
varikokelektomi.
Verikokelektomi adalah suatu proses pembedahan yang dilakukan
dengan cara melakukan sayatan kecil dengan ukuran 2-3 cm pada perut
bagian bawah (simpisis pubis), kemudian saluran spermatika di elevasi
kearah insisi untuk memudahkan penglihatan dan dengan menggunakan
penglihatan bantuan mikroskop 6x hingga 25x, periarterial yang kecil dan
vena kremaster akan dengan mudah diligasi, serta ekstraspermatika dan vena
gubernacular sewaktu testis diangkat. Fasia intraspermatika dan
ekstraspermatika secara hati-hati dibuka untuk mencari pembuluh darah.
Arteri testikuler dapat dengan mudah diidentifikasi dengan menggunakan
mikroskop. Pembuluh limfatik dapat dengan mudah dikenal dan disingkirkan,
sehingga menurunkan komplikasi hidrokel.
Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya
melakukan operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa
varikokel yang telah menimbulkan gangguan fertilitas atau gangguan
spermatogenesis merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi.

Tindakan yang dikerjakan adalah :


1. Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi
terbuka atau bedah laparoskopi,
2. Varikokelektomi cara Ivanisevich yaitu
- insisi dibuat 2 cm di atas simpibis pubis
- fasia M. eksternal oblique disingkirkan secara hati-hati disingkirkan
untuk mencegah trauma N.ilioinguinal yang terletak dibawahnya

7
- pemasangan penose drain pada saluran sperma
- insisi fasia spermatika, kemudian akan terlihat pembuluh darah
spermatika, setiap pembuluh darah terisolasi, kemudian diligasi
dengan menggunakan benang yang non absorbable, setelah semua
pembuluh darah kolateral terligasi, fasia M.eksternal oblique ditutup
dengan benang yang absorbable dan kulit di jahit subkutikuler.
3. Atau secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam
vena spermatika interna (embolisasi)
Evaluasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihatkan
beberapa indicator antara lain :
1. Bertambahnya volume testis
2. Perbaikan hasil analisis semen (yang dikerjakan setiap 3 bulan), atau
Pasangan itu menjaDi hamil
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pasca bedah vasoligasi
tinggi dari palomo didapatkan 80%, terjadi perbaikan volume testis, 60-80%
terjadi perbaikan analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil

H. PENGKAJIAN
1. Indentitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Trauma, kecelakaan sehingga testis rusak
Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
Pernah menjalani operasi yang berefek mengganggu organ reproduksi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-
cacing di dalam kantung yang berada di sebelah cranial testis saat
penderita berdiri.

8
4. Pemeriksaan penunjang (tertera di atas!)
5. Data fokus pengkajian
a. Pre Operasi
Data Subjektis
Kien mengeluh belum mempunyai keturunan sampai saat ini
Klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman karena adanya
benjolan diatas testis dan terkadang terasa nyeri
Klien mengungkapkan perasaan bersalah atau rendah diri karena
tidak mampu memberikan keturunan
Klien mengungkapkan perasaan cemas terhadap prosedur
pembedahan yang akan dijalaninya
Data Objektif
Adanya benjolan di testis saat pasien berdiri dan hilang saat
penderita duduk
Kontak mata kurang saat berkomunikasi
Jantung berdebar, peningkatan denyut nadi dan tekanan darah dapat
terhadi sesaat sebelum operasi pembedahan
b. Post operasi
Data Subjektif
Klien mengeluhkan nyeri pada bagian tubuh yang dilakukan
tindakan pembedahan
Klien tampak meringis
Data Objektif
Suhu, denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat setelah
operasi
Terdapat luka bekas operasi yang berhubungan dengan dunia luar

9
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

N DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA RENCANA


O KEPERAWATAN TINDAKAN

1 PRE OPERASI Gangguan konsep diri klien a. Anjurkan klien


Gangguan konsep teratasi setelah diberikan mengung kapkan
diri, harga diri Askep selama 3 x 24 jam perasaannya
rendah b.d dengan : tentang infertilitas
gangguan fertilitas yang dideritanya
Kriteria Hasil : b. Dorong dan
Klien mampu motivasi klien
mengekspresikan perasaan untuk
tentang infertile mengidentifikasi
Terjalin kontak mata saat aspek positif pada
berkomunikasi dirinya
Klien mampu c. Berikan informasi
mengidentifikasi aspek mengenai
positif diri pembedahan serta
alterna tive lain
yang diperlukan da
lam memecahkan
masalah klien
d. Bantu klien untuk
memilih alternative
yang tepat dan
sesuai dengan
klien memecahkan
masalahnya

10
2 Kecemasan b.d Kecemasan klien berkurang a. Kaji tingkat
kurang informasi atau teratasi setelah diberikan ansietas dan
tentang prosedur Askep selama 3 x 24 jam dg ekspresi klien
pembedahan dan : b. Berikan
perawatan pasca kesempatan klien
operasi Kriteria hasil : untuk
Klien dapat mengekspresikan
mengungkapkan perasaanya
kecemasan yang dirasakan c. Berikan informasi
Klien dapat mengenai prosedur
menyebutkan kembali pembedahan yang
tentang prosedur akan dijalankan
pembedahan
Ekspresi wajah tidak
tegang

3 POST OPERASI Nyeri pasien berkurang atau a. Pantau lokasi dan


Nyeri akut b.d terkontrol setelah diberikan intensitas nyeri
trauma jaringan Askep selama 3 x 24 jam dg b. Pantau tanda-
dan refleks spasme : tanda vital,
otot sekunder terutama nadi
akibat Kriteria Hasil : c. Berikan posisi
pembedahan Klien mengekspresikan yang nyaman pada
keluhan nyeri berkurang pasien
Skala nyeri berkurang 0- d. Ajarkan teknik
1 relaksasi dan
Klien tidak tampak distraksi
meringis e. Delegatif
Tanda-tanda vital stabil pemberian
analgetik sesuai

11
indikasi
4 Resiko infeksi b.d Infeksi tidak terjadi setelah a. Lakukan
tempat masuknya diberikan Askep selama 3 x perawatan luka
organisme 24 jam dg : pasca operasi
sekunder akibat sesuai indikasi
pembedahan Kriteria Hasil : dengan teknik
Tidak terjadi tanda-tanda aseptic
infeksi seperti rubor, kalor, b. Pantau suhu, nadi
dolor, tumor dan dan tekanan darah
fungsiolesa sesuai indikasi
Tanda-tanda vital stabil c. Pantau WBC
Nilai WBC dalam batas sesuai indikasi
normal d. Berikan
pengertian kepada
keluarga untuk
membatasi jumlah
pengunjung
e. Berikan antibiotic
sesuai indikasi

12
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuhidayat R, 2004 Buku ajar Ilmu Bedah edisi revisi, penerbit EGC
Price, Sylvia A dkk, 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit
edisi 6 volume 2. Jakarta EGC
Sudart and Bruner 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8, volume 2
EGC

13
PATHWAY VARICOCEL

Peningkatan tekanan vena anastomosis vena kolateral katup yang inkompeten

VARIKOKEL

Stagnasi darah
Balik pada sirkulasi testis
Anatomosis antara
Pleksus
pampiniformis kiri dan
kanan
Refluks hasil metabolit
Ginjal dan adrenal
Peningktan suhu
tubuh
hipertermi
hipoksia

nyeri
bengkak saat berdiri

ggn proses spermatogenesis


pembedahan luka insisi
ligasi tinggi spermatika
interna secara palomo infertilitas disfungsi seksual

varikokeektomi
cara ivanisevich nyeri akut
memasukkan bahan sklerosing
ke dalam vena oermatika interna (embolisasi)

Resiko infeksi

14
15

Anda mungkin juga menyukai