PENDAHULUAN
2.1 ANAMNESIS
2.1.1 IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ny. M
Usia : 55 Tahun
Agama : Islam
2.1.2 ANAMNESA
Pasien datang ke IGD RSUD KLU diantar oleh keluarganya pada tanggal 2
juli 2017 pukul 10.50 pagi dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 4 jam
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini terjadi secara tiba-tiba saat pasien
sedang beristirahat. Ketika dibangunkan oleh keluarga, pasien tidak dapat
membuka mata saat dipanggil. Nyeri kepala dan muntah sebelumnya disangkal
keluarga pasien. Kejang satu kali setelah sampai di IGD. Menurut pengakuan
keluarga pasien, tahun 2012 pasien mengalami keluhan serupa dan didiagnosis
Stroke Hemorogik dengan kelumpuhan pada ekstremitas sebelah kiri. Pasien
mengonsumsi obat Captopri 12,5 mg secara teratur dua kali sehari.
2.1.3 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Merokok (-)
Riwayat minum minuman beralkohol (-)
1. N. I (Olfactorius )
Kanan Kiri Keterangan
Daya pembau Sulit Sulit
dinilai dinilai Sulit dinilai
2. N.II (Opticus)
Kanan Kiri Keterangan
Daya penglihatan Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapang pandang Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Pengenalan warna Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
3. N.III (Oculomotorius)
Kanan Kiri Keterangan
Ptosis Sulit dinilai
Pupil
Bentuk Bulat Bulat Normal
Ukuran 3 mm 3 mm Normal
Gerak bola mata Sulit dinilai
Refleks pupil
Langsung (+) (+) Normal
Tidak langsung (+) (+) Normal
4. N. IV (Trokhlearis)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Sulit dinilai
5. N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Sulit dinilai
Sensibilitas Sulit dinilai
Refleks kornea (+) (+) Normal
6. N. VI (Abduscens)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Sulit dinilai
Strabismus Sulit dinilai
Deviasi Sulit dinilai
7. N. VII (Facialis)
Kanan Kiri Keterangan
Tic (-) (-) Normal
Motorik:
- sudut mulut dbn turun
- mengerutkan dahi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- mengangkat alis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- meringis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-kembungkan pipi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sulit dinilai
Daya perasa (-) (-)
8. N. VIII (Akustikus)
Kanan Kiri Keterangan
Pendengaran Tidak dilakukan
9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus farings SDN SDN
Daya perasa SDN SDN
Refleks muntah SDN SDN
10. N. X (Vagus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus farings SDN SDN
Dysfonia SDN SDN
11. N. XI (Assesorius)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik SDN SDN
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Ekstremitas bawah
Kekuatan
Distal Sulit Sulit
Proksimal Dinilai Dinilai
Tonus Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Ger.involunter (-) (-)
Badan
Trofi (-) (-)
Ger. involunter (-) (-)
2.2.2.7 REFLEKS
Foto Thorax
kesan : Cardiomegali (CTR >50%) dengan congestive
pulmonum
CT Scan kepala
3.1 STROKE
3.1.1 Definisi
o Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,
dan semata-mata disebabkan gangguan peredaran darah otak non
traumatik.1
o Stroke adalah penurunan fungsi otak yang terjadi dengan cepat akibat
gangguan peredaran darah otak (GPDO) yang dapat berupa
penyumbatan atau kebocoran pembuluh darah. GPDO dapat terjadi
akibat iskemia oleh trombosis atau emboli atau akibat pendarahan.3
3.1.2 Epidemiologi
Di dunia barat, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan 10% kematian di
dunia. Sama halnya dengan di Indonesia, stroke terdapat di urutan ke
tiga setelah penyakit jantung dan kanker. Pada tahun 2004, stroke
merupakan penyebab kematian terbanyak di rumah sakit pemerintah di
seluruh penjuru Indonesia.2
Di Indonesia diperkirakan 500.000 penduduk terkena stroke. Dari
jumlah tersebut sepertiga dapat pulih kembali, sepertiga lainnya
mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang, dan sepertiga
sisanya mengalami gangguan berat hingga mengharuskan penderita
terus menerus di tempat tidur.4
Insidensi stroke cenderung meningkat ketika melewati umur 30 tahun.
95% penderita stroke di atas umur 45 tahun, dan dua per tiga penderita
stroke berumur di atas 65 tahun. Stroke terjadi lebih banyak pada pria
daripada wanita, namun 60% kematian terjadi pada wanita. Hal ini
terjadi karena wanita hidup lebih lama daripada pria, sehingga kejadian
stroke terjadi pada usia yang sudah tua dan banyak menyebabkan
kematian pada wanita.4
3.1.3 Anatomi Vaskularisasi Otak5
Otak memperoleh darah melalui dua sistem, yakni sistem karotis dan
sistem vertebral.
1. Sistem karotis
Arteri karotis interna merupakan hasil percabangan dari a. Karotis
komunis dextra dan A. Karotis komunis sinistra. A. Karotis komunis
dextra berasal dari percabangan A. Subklavia dextra, sedangkan A.
Karotis komunis sinistra berasal dari arkus aorta.
Arteri komunis interna setelah memisahkan diri dari a.carotis
komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis
karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus, mempercabangkan A.
opthalmika untuk nervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua
: A. serebri anterior dan A. serebri media. Untuk otak sistem ini
memberi aliran darah ke lobus frontalis, parietalis dan beberapa
bagian lobus temporalis.
2. Sistem vertebralis
Sistem vertebral dibentuk oleh A. Vertebralis kanan dan kiri yang
berpangkal di A. Subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis
transversalis di kolumna vertebralis servikalis, masuk rongga
kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-
masing sepasang A. serebelli inferior. Pada batas medula oblongata
dan pons, keduanya bersatu menjadi A. basilaris, dan setelah
mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat
mesensefalon, A. basilaris berakhir sebagai sepasang cabang A.
serebri posterior, yang melayani daerah lobus oksipital dan bagian
medial lobus temporalis.
Ke 3 pasang arteri cerebri ini (A. serebri anterior, A. serebri media,
dan A. serebri posterior) bercabang-cabang menelusuri permukaan
otak, dan beranastomosis satu dengan yang lainnya. Cabang-
cabangnya yang lebih kecil menembus ke dalam jaringan otak dan
juga saling berhubungan dengan cabang-cabang a.serebri lainnya.
Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang-kurangnya
3 sistem kolateral antara sistem karotis dan vetebral, yaitu:
a. Sirkulus Willlisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang
tersusun oleh a.serebri media kanan dan kiri, a. komunikans
anterior (yang menghubungkan kedua a. serebri anterior),
sepasang a. serebri posterior, dan a. komunikans posterior (yang
menghubungkan a. serebri media dan posterior) kanan dan kiri.
b. Anastomosis antara a. serebri interna dan a. karotis eksterna di
daerah orbita, masing-masing melaui a.optalmika dan a. fasialis
ke a. maksilaris eksterna.
c. Hubungan antara sistem vetebral dengan a. karotis eksterna.
1. Istirahat.
2. Observasi fungsi vital.
3. Monitor kadar gula darah, kemungkinan rendahnya anaerobik
glikolisis.
4. Pemberian makanan peroral, bila perlu NGT.
5. Perawatan kandung kemih (pasang kateter).
6. Kontrol BAB, bila perlu beri laksansia.
7. Hati-hati terjadi dekubitus dan kontraktur.
8. Rehabilitasi medik secepat mungkin.
b. Khusus
Anti oedem otak : Deksametason, Manitol
Melindungi jaringan otak : Neuroprotektan : piracetam
Obat hemostatikum (perdarahan) : Kalnex
Neurotropik : Neurodex4
BAB IV
DISKUSI KASUS
Secara umum gejala yang timbul dari stroke hemoragik adalah nyeri kepala hebat,
muntah, kejang disertai penurunan kesadaran. Pada pasien ini mengalami penurunan kesadaran
dan mengalami kejang 2 kali setelah berada di Rumah sakit.
KESIMPULAN
Pada kasus ini seorang perempuan berumur 55 tahun didiagnosa stroke hemoragik
(perdarahan intraserebral) berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis
dan pemeriksaan penunjang. Hasil anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan
penurunan kesadaran. Hal ini dialami pasien secara tiba-tiba saat pasien baru bangun tidur pagi
tadi. riwayat nyeri kepala, riwayat muntah menyembur, riwayat kejang, riwayat trauma,
riwayat demam, riwayat pingsan tidak dijumpai. Riwayat hipertensi sejak lima tahun yang lalu
tepatnya sejak tahun 2012. Riwayat diabetes mellitus dan penyakit jantung disangkal keluarga
pasien. Riwayat merokok dan minum alkohol juga disangkal.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini adalah foto toraks,
ekokardiografi (ECG), cek lab darah rutin, SGOT SGPT, elektrolit, ureum kreatinin dan CT-
Scan.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien berupa bed rest, IVFD NS 0,9 % 20 tpm, 02 6 lpm.
Inj Ranitidin 2x 1 amp, Inj Citicholin 250 mg.
Daftar pustaka
1. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran Umum Tentang Gangguan
Peredaran Darah Otak dalam : Harsono ed Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta:
UGM Press, 2000; 84-89
4. Mardjono M dan Sidharta P. stroke dalam Neurologi Klinis Dalam Praktek umum Edisi
8. Jakarta : Dian Rakyat, 2000; 290
5. Caplan LR. 2000. Stroke a Clinical Approach. 3rd ed. Boston: Butterworth-Heinemann