Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
dr. Desi Yustra Sari Dewi
dr. Handayan Hutabarat
dr. Harry Haryanto
dr. Yoser Thamtono
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya
Makalah ini merupakan tugas akhir untuk pelatihan HIPERKES dan Keselamatan Kerja bagi
dokter perusahaan yang berlangsung selama 4 hari, makalah ini berisikan tentang hasil observasi
dan analisa kami saat bekunjung ke PT. Sinar Sosro berdasarkan peraturan dan standar yang
berlaku di Indonesia. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang penerapan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja dalam pekerjaan kita sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Penyusun
Bab I Pendahuluan
PT. Sinar Sosro adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan,
terutama yang berbahan dasar teh. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap
minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Perusahaan ini
memproduksi minuman teh dalam botol yang bernama Teh Botol, Joy Green Tea, Fruit Tea, dll.
Pembentukan perusahaan Sosro tidak lepas dari sejarah terciptanya Teh Botol yang
diciptakan oleh keluarga Sosrodjojo. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di
sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang
dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di
seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya
dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah
sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini
dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota
Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara
memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut
dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang
telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di
pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh
langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke
pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh
yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan
pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol
yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis
juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam
kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO.
Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari perkebunan teh Gunung Rosa (Cianjur),
Gunung Manik (Cianjur), Gunung Cempaka (Cianjur), Gunung Satria (Garut), daerah Neglasari
(Garut), daerah Cukul (Pangelengan), dan daerah Sambawa (Tasikmalaya).
Produk yang telah diproduksi oleh PT Sinar Sosro antara lain Teh Botol Sosro, Teh Celup
Sosro, Joy Green Tea, Fruit Tea, Happy Jus, Country Choice (Jus Buah), TEBS, S-Tee, dan
Prim-A (Air Mineral) freso.
A. FAKTOR BAHAYA
1. Faktor Fisik
a. Bising
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang
menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup.
Tipe-tipe Kebisingan:
Kebisingan spesifik : Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat
dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik.
Seringkali sumber kebisingan dapat
diidentifikasikan
Kebisingan residual: Kebisingan yang tertinggal sesudahpenghapusan
seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan
di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu
Kebisingan latar belakang: Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan
perhatian pada suatu kebisingan tertentu. Penting
untuk membedakan antara kebisingan residual
dengan kebisingan latar belakang
Akibat Kebisingan
Tipe Uraian
Akibat lahiriah Kehilangan Perubahan ambang batas sementara akibat
pendengaran kebisingan, perubahan ambang batas permanen
akibat kebisingan
Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering
Akibat Gangguan emosional Kejengkelan, kebingungan
psikologis Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi
gaya hidup waktu bekerja, membaca dan sebagainya.
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio,
pendengaran percakapan, telpon dan sebagainya.
Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit
atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam sehari atau 40 jam seminggu yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun 1999,
KepMenKes No.1405 Tahun 2002). Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan
atau membahayakan perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada
sumber bising, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon,
pembuatan bukit buatan ataupun pengaturan tata letak ruang dan penggunaan alat
pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau
membahayakan.
b. Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi
saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat
mekanis.
Jenis Getaran:
- Getaran karena gerakan udara, pengaruhnya terutama pada akustik . Getaran
udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan melalui udara sehingga
akan mencapai telinga.
- Getaran karena getaran mekanis, mengakibatkan resonansi atau turut bergetarnya
alat-alat tubuh. Terdapat dua bentuk yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada
lengan dan tangan.
Getaran Seluruh Tubuh
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration)
yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau
sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya
frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz.
Getaran Tangan Lengan
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan
akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasnya antara 20-
500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128Hz, karena
tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada
pekerjaan seperti :1.Operator gergaji rantai 2. Tukang semprot, potong
rumput 3. Gerinda, 4. Penempa palu
c. Iklim dan Suhu
Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan produktif
bila lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi orang indonesia
adalah 24C 26C. Bila iklim kerja panas dapat menimbulkan ketidaknyamanan
dalam bekerja dan gangguan kesehatan.
d. Pencahayaan
Sifat-sifat pencahayaan yang baik :
1. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan
2. Pencegahan kesilauan
3. Arah sinar
4. Warna
5. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
2. FAKTOR BIOLOGIS
Dasar hukum faktor biologis yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah Kepres
No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja (point) penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu
pekerjaan yang memiliki resiko kontaminan khusus.
Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan atau mahkluk hidup dan
produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Faktor
biologis dapat dikategorikan menjadi:
- Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, fungi, dan produknya)
- Arthopoda (crustacea, arachmid, insect)
- Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis, asma)
- Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern) dan hewan
invertebrata (protozoa, ascaris)
Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara:
- Inhalasi/ pernafasan (udara terhirup)
- Ingesti/ saluran pencernaan
- Kontak dengan kulit
- Kontak dengan mata, hidung, mulut
3. FAKTOR KIMIA
a. Klasifikasi:
Berdasarkan Bentuknya:
- Partikulat:
yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi diudara yang
mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan jatuhnya
mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi diudara. Perlu diingat bahwa
partikel-partikel debu selalu berupa suspensi.
Partikel dapat diklasifikasikan:
Debu diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda padat
diudara . Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan
dengan gerinda, pemboran dan penghancuran pada proses pemecahan
bahan-bahan padat.
Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut biasanya
dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana cairanh tersebar,
terpercik atau menjadi busa partikel buih yang sangat kecil.
Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi
bahan-bahan dari bentuk uap. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran
tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon, karbon
ini mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,5 m (micron)
- Non Partikulat
Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida
dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah
bentuknya hanya dengan kombinasi penurunan suhu dan penambahan
tekanan.
Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan tekanan
ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung dari
kemampuan penguapannya. Bahan-bahan yang memiliki titik didih
yang rendah lebih mudah menguap dari pada yang memiliki titik didih
yang tinggi.
b. Pengaruh Bahan Kimia
- Iritasi
adalah diartikan suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila
tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit,
mata dan saluran pernapasan.
Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia tertentu
dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang berfungsi sebagai
pelindung. Keadaan ini disebut dermatitis (peradangan kulit).
Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia
dengan mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai
kerusakan permanen.
Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia berupa
bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar
apabila terkena pada daerah saluran pernapasan bagian atas (hidung
dan Kerongkongan).
- Asfiksia
Adalah istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses oksigensi
dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis: Simple asphyxiantion dan chemical
asphyxiantion
Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena ini
berhubungan dengan kadar oksigen di udara yang digantikan dan
didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon dioksida, ethane,
hydrogen atau helium yang kadar tertentu mempengaruhi
kelangsungan hidup.
Chemical asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan kimia). Pada
situasi ini, bahan-bahan kimia langsung dapat mempengaruhi dan
mengganggu kemampuan tubuh untuk mengangkut dan menggunakan
zat asam, sebagai contoh adalah karbon monoksida.
- Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap konsentrasi yang relatif
tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol (alipaphatic
alcohol), dan methylethyl keton (aliphatic keton), acetylene hydrocarbon ethyl
dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan syaraf pusat.
- Keracunan Tubuh
Manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika dihubungkan
dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari tubuh terhadap bahan-
bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan dan dapat menyebar keseluruh
tubuh.
- Kanker
Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan sel-sel
yang tidak terkendali, menimbulkan tumor (benjolan-benjolan) yang bersifat
karsinogen. Tumor tersebut mungkin baru muncul setelah beberapa tahun
bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia seperti arsenic,
asbestos, chromium, nikel dapat menyebabkan kanker paru-paru.
- Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan
oleh mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam
paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan paru.. Contoh bahan-bahan yang
menyebabkan pneumoconiosis adalah crystalline silica, asbestos, talc,
batubara dan beryllium.
4. PSIKOLOGIS
Aspek psikologis seringkali terkait dengan stress di lingkungan kerja yang meliputi interaksi
dengan faktor fisika, kimia, biologi dan ergonomi di lingkungan kerja, beban kerja secara fisik
ataupun mental, serta kapasitas kerja yang menyangkut status kesehatan dan gizi. Stress akibat
kerja dapat menyebabkan gangguan perilaku dan jiwa di lingkungan kerja. Stress akibat kerja
didefinisikan sebagai stress dalam kesehatan kerja akibat ketidakseimbangan antara hasil kerja
yang diharapkan dengan kemampuan untuk merealisasikannya. Stress merupakan problem
kesehatan kerja yang penting karena secara signifikan menyebabkan kerugian ekonomis. Stres
kerja merupakan reaksi pekerja terhadap situasi dan kondisi di tempat kerja yang berdampak
fisik dan psikososial bagi pekerja. Klasifikasi stress menurut Hans Selye adalah distress yang
destruktif, dan eustress yang positif. Terdapat 3 aspek yang dapat menjadi dampak stress kerja
yaitu gejala fisiologis seperti peningkatan debar jantung, dan pernapasan serta tekanan darah;
gejala psikologis seperti ketidakpuasan dan marah marah; serta gejala perilaku antara lain
meliputi perubahan kebiasaan makan, banyak merokok, gangguan tidur, tidak masuk kerja, dan
penurunan prestasi kerja.
5. ERGONOMIS
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO = International Labor Organization)
adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi
efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (ahli
hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini
disebut segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkait
erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adalah sasaran dari ergonomi adalah seluruh
tenaga kerja baik sektor formal, informal dan tradisional.
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin, dan lingkungan yang
bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat dan nyaman.
Dengan demikian dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja,
posisi kerja, proses kerja. Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1)
meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik
dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja. 2)
meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerja sesama pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja. 3)
berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi
dan budaya dari sistem manusia mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia
mesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnnya angka kesakitan akibat
kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress akibat
kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena bebas dari
gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat.
2. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran antropometrinya. Harus dibedakan ukuran antropometri barat dan timur.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni ,dengan kepala, bahu, tangan, punggung
dan lain-lain.Beban yang terlalau berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
B. KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang
merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Kecelakaan
biasanya menimbulkan penderitaan baik yang paling ringan bahkan mungkin yang paling berat
bagi yang mengalaminya, juga menimbulkan kerugian material.
-Iklim Kerja Iklim kerja panas Mengatur sistem ventilasi agar memadai
dan lembap Menggunakan sistem pengatur udara
menyebabkan ruangan
berbagai masalah Pemberian air kepada pekerja
diantaranya heat Mengatur seragam pekerja dari bahan yang
rash, heat syncope, mudah menyerap keringat dan tidak tebal
heat cramps, heat serta dengan warna yang sejuk
exhaustion
2 Setengah Jadi - Kebisingan - Kebisingan yang - Pemakaian ear plug sudah disediakan
dihasilkan oleh oleh perusahaan namun masih banyak
mesin unit water pekerja yang tidak memakai karena alasan
treatment dan bottle tidak nyaman, perlu dilakukan edukasi
washer melebihi 85 terhadap pekerja
db
-Iklim Kerja Iklim kerja panas Mengatur sistem ventilasi agar memadai
dan lembap Menggunakan sistem pengatur udara
menyebabkan ruangan
berbagai masalah Pemberian air kepada pekerja
diantaranya heat Mengatur seragam pekerja dari bahan yang
rash, heat syncope, mudah menyerap keringat dan tidak tebal
heat cramps, heat serta dengan warna yang sejuk
exhaustion
- Faktor kimia Potensi penghirupan Pemberian APD kepada pekerja seperti
gas-gas hasil masker yang sesuai.
pemanasan air dan
botol plastik oleh
pekerja
- Faktor Biologi Ruang dengan Perbaikan sistem ventilasi dan
ventilasi yang buruk, pembersihan sistem saluran udara
sistem saluran udara
yang kotor dan iklim
yang lembap dengan
jumlah pekerja yang
banyak memudahkan
perkembangan
mikroorganisme dan
penularan diantara
pekerja
3 Bahan Jadi - Kebisingan - Kebisingan yang - Pemakaian ear plug sudah disediakan
dihasilkan oleh oleh perusahaan namun masih banyak
mesin unit water pekerja yang tidak memakai karena alasan
treatment dan bottle tidak nyaman, perlu dilakukan edukasi
washer melebihi 85 terhadap pekerja
db
-Iklim Kerja Iklim kerja panas Mengatur sistem ventilasi agar memadai
dan lembap Menggunakan sistem pengatur udara
menyebabkan ruangan
berbagai masalah Pemberian air kepada pekerja
diantaranya heat Mengatur seragam pekerja dari bahan yang
rash, heat syncope, mudah menyerap keringat dan tidak tebal
heat cramps, heat serta dengan warna yang sejuk
exhaustion
- Faktor Biologi Ruang dengan Perbaikan sistem ventilasi dan
ventilasi yang buruk, pembersihan sistem saluran udara
sistem saluran udara
yang kotor dan iklim
yang lembap dengan
jumlah pekerja yang
banyak memudahkan
perkembangan
mikroorganisme dan
penularan diantara
pekerja
-Iklim Kerja Iklim kerja panas Mengatur sistem ventilasi agar memadai
dan lembap Menggunakan sistem pengatur udara
menyebabkan ruangan
berbagai masalah Pemberian air kepada pekerja
diantaranya heat Mengatur seragam pekerja dari bahan yang
rash, heat syncope, mudah menyerap keringat dan tidak tebal
heat cramps, heat serta dengan warna yang sejuk
exhaustion
5 Penyimpanan - Iklim Kerja - Iklim kerja panas Mengatur sistem ventilasi agar memadai
dan lembap Menggunakan sistem pengatur udara
menyebabkan ruangan
berbagai masalah Pemberian air kepada pekerja
diantaranya heat Mengatur seragam pekerja dari bahan yang
rash, heat syncope, mudah menyerap keringat dan tidak tebal
heat cramps, heat serta dengan warna yang sejuk
exhaustion
4.1.Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil kunjungan perusahaan yang kami lakukan, penerapan K3 di PT.
Sinar Sosro sudah cukup bagus baik dalam hal lingkungan kerja maupun kesehatan
pekerjanya.
b. Tedapat beberapa potensi bahaya PAK pada pekerja PT Sinar Sosro berkaitan
dengan kebisingan, iklim kerja dan ventilasi yang buruk.
c. PT Sosro sudah menyelenggarakan gizi kerja sesuai peraturan Per01/Men/1976
tentang Pengadaan kantin dan ruang makan, tempat kerja dengan jumlah pekerja
diatas 200 orang harus memiliki kantin.
d. PT Sosro belum mandiri dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
menurut Permenakertrans No. Per03/Men/1982 karena belum memiliki klinik
pekerja yang seharusnya buka setiap hari dengan dokter yang berpraktek setiap 2
hari.
4.2.Saran
a. Perlu dilakukan promosi kesehatan kerja dan penggunaan APD pada pekerja sebagai
upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja
b. Perlu dilakukan beberapa perbaikan terkait iklim kerja dan ventilasi kerja.
c. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja mandiri agar dapat diterapkan sebagai langkah
penerapan K3 di perusahaan.