Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eva Siska Siregar

NIM : 41116320078

Penentuan Lapis Tebal Tambahan (Overlay)

1) Suatu jalan 2 lajur 2 arah memiliki data LHR tahun 2000 sbb :
Mobil penumpang 2 ton : 2000 kendaraan.
Bus 8 ton : 600 kendaraan.
Truk 2 as 13 ton : 100 kendaraan.
Pertumbuhan lalulintas 8 %.
Umur rencana jalan tersebut pada waktu. dibangun : 5 tahun.
FR : 1, CBR lapangan tanah dasar : 3,4%, IPo : 3,9, IPt : 2.
Struktur perkerasan lama berupa asbuton (10,5 cm), LPA batu pecah CBR 100 % (20
cm) dan LPB sirtu CBR 50 % (10 cm).
Berdasarkan survei lapangan dinilai bahwa kondisi jalan setelah 5 tahun konstruksi tinggal
50 % dari kekuatan semula. Hal tersebut diindikasikan dari munculnya keretakan dan alur.
Jika direncanakan suatu pekerjaan overlay, rencanakan tebal lapis ulangnya!

1) a) Data yang terkait dengan pembukaan jalan adalah :


2000 : hasil pengamatan lalulintas terhadap operasional jalan.
(awal) 2005 : penilaian kondisi jalan.
b) Perkiraan LHR awal tahun 2005 adalah :
untuk mobil penwnpang LHRmp5= 2000 (1 + 0,08)5 = 2938,7 kendaraan.
untuk bus LHRb5= 600 (1 + 0,08)5 = 881,6 kendaraan.
untuk truk LHRt5 = 100 (1 + 0,08)5 = 146,9 kendaraan.
c) Nilai ekivalen (E) untuk masing-masing jenis kendaraan adalah :
Mobil Penumpang = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
Bus = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
Truk 2As 13ton = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
f) Nilai LEP adalah :
untuk mobil penumpang LEPmp = 2000 0,5 0,0004 = 0,4 sumbu tunggal/hari.
untuk bus LEPb = 600 0,5 0,1593 = 47,79 sumbu tunggal/hari.
untuk truk LEPt = 100 0,5 1,0648 = 65,42 sumbu tunggal/hari.
LEPtotal = LEPmp + LEPb + LEPt = 122,1 sumbu tunggal/hari.
g) Nilai LEA pada tahun 2005 adalah :
untuk mobil penumpang LEAmp5 = 2938,6 0,5 0,0004 = 0,588 sumbu
tunggal/hari.
untuk bus LEAb5 = 881,6 0,5 0,1593 = 82,694 sumbu tunggal/hari.
untuk truk LEAt5 = 146,9 0,5 1,0648 = 96,102 sumbu tunggal/hari.
LEA5 = LEAmp5 + LEAb5 + LEAt5 = 179,384 sumbu tunggal/hari.
h) Nilai LET = (LEP + LEA) = 150,742 sumbu tunggal/hari.
i) NilaiLER = LET (UR/10) = 150,742 (5/10) = 75,371 sumbu tunggal/hari
j) Nilai CBR lapangan tanah dasar = 3,4 %, sehingga menurut rumus:
DDT= 4,3log CBR+1,7 dipeoleh nilai DDT = 3,985.
k) Mai ITP dicari menurut menurut rumus :
IPo IPt
ITP log 1
4,2 1,5
log (LER 3650) = 9,36 ( + 1) 0,20 + + log + 0,372(DDT 3)
2,54 1094 FR
0,4 + 5,19
ITP
(2,54 + 1)

Atau Nomogram 4
Sesuai data di atas diperoleh hasil ITP5 = 7,4
l) Selanjutnya dilihat rumus yaitu
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
Berdasarkan data yang ada maka kekuatan sisa perkerasan lama adalah
ITP = (60% 0,35 10,5)+(100% 0,14 20) + (100% 0,12x10)
ITP = 6,2.
Sehingga selisih ITP yang ada = 7,4 6,2 = 1,2. Selisih ITP tersebut selanjutnya akan
dipenuhi dengan pelapisan ulang pada lapis permukaannya. Tebal lapis ulang yang
dibutuhkan adalah

0.35 D1 = 1,2, atau diperoleh nilai D1= 3,4 cm 3,5 cm.

D1 = 3,5cm OVER LAY = 3,5cm


Asbuton MS744
D1 = 10,5cm
D2 = 20cm Batu Pecah CBR 100
D3 = 10 cm Sirtu CBR 50
panjang suatu jalan 25 km, lebar 5.5 m, jenis perkerasan penetrasi macadam yang
akan ditingkatkan. Ada dua alternatif rencana yang perlu dievaluasi :
Alternatif A : pelaksanaan bertahap, yaitu overlay dengan laston pada tahun awal,
kemudian pelebaran menjadi 7 meter setelah 5 tahun.
Alternatif B : pelebaran dan peningkatan perkerasan menjadi laston langsung di
lakukan pada tahun awal.
Konstruksi yang telah habis masa pelayanannya dimana telah mencapai indek
permukaan akhir yang diharapkan akan diperlukan lapis tambahan untuk dapat
mempunyai nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat kekedapan terhadap air dan
tingkat kecepatan dalam mengalirkan air. Sebelum lapis tambahan dibutuhkan maka
perlu diperlukan terlebih dahulu :
Survei kondisi permukaan
Survei kelayakan structural konstruksi perkerasan.
Sesuai dengan substansi permasalahan, perlu dilakukan perhitungan konstruksi
untuk memperoleh komponen biaya yang diperlukan. Dalam rencana alternatif A ada
dua jenis pekerjaan yang dilaksanakan secara bertahap, sehingga perlu dilakukan
perhitungan perkerasan baik untuk overlay maupun untuk pelebaran yang merupakan
konstruksi perkerasan baru. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan sebagai berikut :

a. Data dan asumsi :


Fungsi jalan : Arteri 2 jalur 2 arah (tanpa median)
Jenis lap. permukaan : Penetrasi macadam rencana Laston (overlay)
Umur Rencana : 15 Tahun (disesuaikan dengan do minimum)
Tahun dibuka : 2005
Metode Analisis : Berdasarkan standar Bina Marga
b. Lendutan Balik (Rebound Deflection)
Dengan data asumsi, diperoleh lendutan hasil pemeriksaan di lapangan adalah sebagai
berikut :

Nilai Lendutan (mm)

D (lendutan) mm 2.5 2.6 2.5 2.4 2.5 2.6 2.4 2.6

2 2
6.25 6.76 6.25 5.76 6.25 6.76 5.76 6.76
D (lend. Kuadrat)mm

D (lendutan) mm 2.4 2.7 2.4 2.6 2.7 2.4 2.3 2.4

2 2
D (lend. Kuadrat)mm 5.76 7.29 5.76 6.76 7.29 5.76 5.29 5.76

di = 40
di2= 100.22
Lendutan balik segmen ditentukan berdasarkan fungsi jalan yaitu:
Untuk jalan arteri atau tol
D = drata-rata + 2. dS
Dimana :
D = Lendutan balik segmen (mm)
drata-rata = di/n = Lendutan balik rata-rata dalam satu segmen
n = Jumlah titik pemeriksaan dalam segmen
dS = Standar deviasi

n ( di 2 ) ( di) 2
S
n (n 1)
Dari data lendutan balik akan diperoleh lendutan balik rata-rata (drata-rata) :
drata-rata = di/n = 40/16 = 2.5 mm
dengan standar deviasi :

16 (100.22) - (40) 2
S 0.12 mm
16 (16 1)

Dengan menggunakan persamaan diatas, maka diperoleh lendutan balik yang mewakili :
D = drata-rata + 2.dS
= 2.50 + (2.0 x 0.12) = 2.74 mm
LHR pada tahun pembukaan adalah 5000 kendaraan (75% mobil penumpang, 15% truk,
10% bus ukuran sedang), sehingga diperoleh :
Mobil penumpang (75%) = 3750 kendaraan
Truk (15%) = 750 kendaraan
Bus ukuran sedang (10%) = 500 kendaraan
= 5000 kend/hari/2 arah

Tipe Kendaraan ringan Kendaraan berat

Jalan
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

1 jalur 100 100 100 100

2 jalur 60 50 70 50

3 jalur 40 40 50 47.5

4 jalur - 30 - 45

6 jalur - 20 - 40

Mobil penumpang (E = 0,004) = 0,50 x 3750 x 0.0004 = 0.75


Truk (E = 0,2174) = 0.50 x 750 x 0.2174 = 81.53
Bus ukuran sedang (E=0,3006)= 0.50 x 500 x 0.3006 = 75.15
= 157.43/ 1 arah

Dari table dengan menghubungkan umur rencana (15 tahun) dengan pertumbuhan lalu
lintas 6,5% seperti pada tabel (lampiran)diperoleh nilai N dengan interpolasi.
Dengan interpolasi untuk n (masa analisis) = 15 tahun
r N
6% 23,90
6,5% N
8% 28,30

Jumlah lalu lintas secara akumulatif selama umur rencana adalah:

mp
Dimana : AE 18 KSAL 365 x N x m x UE 18 KSAL
Trailer

AE 18 KSAL = Accumulative Equivalent 18 Kip Single Axle Load


UE 18 KSAL = Unit Equivalent 18 Kip Single Axle Load
365 = Jumlah hari dalam satu tahun
N = Faktor umur rencana yang sudah disesuaikan dengan pertumbuhan lalu lintas
m = Jumlah masing-masing jenis lalu lintas
maka :
AE 18 KSAL = 365 x 25.0 x 157.43 = 1.436.549 KSAL
Lendutan balik yang diijinkan kritis = 1.06 dan failure = 1.64
Berdasarkan lendutan balik yang ada (sebelum diberi lapis tambahan) = 2.74 mm, dapat
ditentukan tebal lapisan tambahan yang nilai lendutan baliknya tidak boleh melebihi
lendutan yan diijinkan :
Dengan x = 2.74 mm yang memenuhi syarat kurang dari lendutan balik yang diijinkan
adalah :
Lendutan sesudah lapis tambahan = 1.0405
Tebal overlay diperlukan = 10 cm

Anda mungkin juga menyukai