Anda di halaman 1dari 4

Omfalitis adalah infeksi dari tali pusat yang ditandai dengan adanya pus

yang menyebabkan bau, eritem abdominal, atau pembengkakan. Infeksi ini

berkembang rata-rata pada hari 5-9 pada bayi aterm dan hari 3-5 pada bayi

preterm. Insidensi terjadinya omfalitis diseluruh dunia berkisar antara 0,5-2%,

insidensinya cukup rendah karena keadaan sanitasi dan perawatan neonatus yang

lebih baik.12

Tali pusat neonatus akan jatuh sekitar 2-3 minggu setelah kelahiran.

Mekanismenya melibatkan proses nekrosis, invasi granulosit, infark,

pengeringan, dan aktivitas kolagenase. Pada hari kedua kehidupan, biasanya

sudah terdapat sel PMN dan bakteri pada umbilikus. Bakteri yang biasanya

berkolonisasi di tali pusat diantaranya adalah Staphylococcus aureus,

Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes, bakteri gram negatif

Klebsilla sp yang menjadi etiologi paling sering dari omfalitis. 14

Kolonisasi bakteri Proses devitalisasi


Tali pusat pasca Aktivasi PMN
potensial patogen dan nekrosis tali
lahir disekitar tali pusat
setelah lahir pusat

Invasi bakteri Medium yang


Omfalitis pada jaringan dan dapat menunjang
pembuluh darah pertumbuhan
tali pusat bakteri

Gambar 3.9. Gallagher,Patrick. Omphalitis. 2016. Diakses pada 10 April 2017 dari www.emedicine.medscape.com

PATOFISIOLOGI Tali pusat memiliki substrat unik untuk kolonisasi

bakteri. Hal tersebut dikarenakan tali pusat kaya akan substrat tanpa pelindung

normal kulit sehingga terjadilah iskemia dan degradasi jaringan yang


mengakibatkan tali pusat mengering dan terlepas. Biasanya, tali pusat menjadi

daerah potensial infeksi bakteri patogen intrapartum atau postnatal. Bakteri

tersebut memiliki potensi untuk menginvasi tali pusat yang mengakibatkan

omfalitis. Patofisiologi komplikasi dari omfalitis berkaitan erat dengan anatomi

umbilikus. Infeksi dapat menyebar melalui arteri umbilikalis, vena umbilikalis,

sistem limfatik dan pembuluh darah pada dinding abdomen, serta penyebaran

langsung pada daerah disekitar umbilikus. Spektrum barteriologis omfalitis telah

mengalami perubahan, baik dalam perubahan perawatan tali pusat, penggunaan

antibiotik, serta resistensi bakteri. Penyebab tersering dari infeksi tali pusat

adalah organisme tunggal, terutama bakteri aerob. Bakteri tersebut diantaranya :

Staphylococcus aureus (tersering) Streptococcus Grup A Escherichia

coli Klebsiela Proteus Sepertiga kasus omfalitis terkait dengan infeksi

anaerob disebabkan oleh : Bacteroides fragilis Peptostreptococus

Clostridium perfringen

Penegakan diagnosis omfalitis dapat dilihat berdasarkan gejala klinis

yang tampak seperti eritem abdominal disekitar tali pusat dan terasa hangat,

pembengkakan, nyeri, dan adanya pus. Gejala pada bayi diantaranya demam,

takikardi, hipotensi, letargi, dan malas menyusu.14

Secara umum penatalaksanaan omfalitis adalah pemberian antimikrobial

terapi untuk bakteri gram positif dan negatif, kombinasi anti Staphylococcal

penisilin vankomisin dan aminoglikosida. Pada kasus omfalitis yang sudah

berkomplikasi hingga necrotizing fasciitis dan myonecrosis dapat digunakan

pendekatan yang lebih agresif dengan penambahan anti mikrobial terapi bakteri

anaerobik seperti metronidazol dan klindamisin.12


Pada kasus ini diberikan salep gentamisin yaitu antibiotik topikal untuk

bakteri gram negatif, bertujuan untuk mengatasi infeksi pada tali pusat bayi S

yang dioleskan dua kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yefri Riza, et all, pada tahun 2010 terhadap 147 bayi baru lahir

berusia 48-72 jam di RS dr.M.Jamil Padang. Pada penelitian tersebut ditemukan

bahwa Klebsiella sp yang merupakan bakteri gram negatif, adalah bakteri

terbanyak yang menyebabkan terjadinya omfalitis pada bayi dalam semua

kategori perawatan disusul dengan Staphylococcus Aureus sebagai mayoritas

kedua, baik neonatus yang menggunakan metode dry cord care 47,7%, povidon

iodin 47,5%, alkohol 38,8%.15 Dalam dua hari pemberian terapi salep gentamisin

yang diberikan pada By.S menunjukkan perbaikan signifikan dengan

berkurangnya bau secara signifikan pada tali pusat dan pada hari keempat dan

kelima perawatan, bau sudah tidak ada dan tali pusat mulai mengering.

Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah necrotizing fasciitis

yaitu infeksi dan kerusakan pada kulit, lemak subkutan, fascia superfisial dan

profunda, terjadi pada 8-16% kasus omfalitis. Keadaan ini ditandai dengan

penyebaran infeksi yang cepat dan dapat melibatkan hingga skrotum dan penis.

Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah mionekrosis yaitu infeksi yang

melibatkan otot-otot abdomen, sepsis, hingga kematian.12

Pada hari kelima perawatan keadaan umum pasien membaik disertai hasil

pemeriksaan kadar bilirubin post terapi yang menunjukkan penurunan signifikan

yaitu bilirubin total 8,4 mg/dl dan bilirubin direk 0,6 mg/dl. Dalam pemeriksaan

fisis hari kelima juga ditemukan tali pusat By.S yang mulai mengering dan tidak

lagi berbau. Dari kedua hasil tersebut didapatkan outcome terapi yang baik,

sehingga pasien diperbolehkan pulang.

Anda mungkin juga menyukai