Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,
dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi
kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan
perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik,penelitian dan proses belajar-
mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, disajikan dan
dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki latar
belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori keperawatan
yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori trans Cultural.

B. Rumusan Masalah
1. Biografi Madeleine Leininger?
2. Teori Model Keperawatan Menurut Madeleine Leininger?
3. Hubungan Teori Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan?
4. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring?
5. Hubungan teori Leininger dengan konsep Holism?
6. Hubungan Teori Model Leininger dengan konsep Humanism?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi salah satu mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model
Keperawatan Madeleine Leiniger serta dapat menaplikasikannya dalam praktik
keperawatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Madeleine Leininger


Madeleine Leininger lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan
pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan. Pada tahun
1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program
diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver.
Madeline Leininger adalah pelopor dan seorang pemimpin dalam keperawatan
transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Madeleine
Leininger merupakan seorang perawat professional pertama yang menyandang gelar Ph.D
dibidang cultural dan social antrophology.
a. Riwayat Pendidikan
Pada Tahun 1948, dia menyelesaikan sekolahnya di diploma keperawatan St
Anthony Denver.
Pada tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan
keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha,
Nebraska.
Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolic
of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program
pendidikan jiwa pertama di Amerika.
Tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana
di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik,
yang di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan
di seluruh dunia.
Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama yang mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau dalam
mencari penyelesaian masalah yang tidak cukup adekuat terhadap intervensi kejiwaan
tradisional yang menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda.
Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University
of Colorado, dan untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalkan di
dunia keperawatan.

2
Tahun 1969-1974, sebagai dekan, professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.
Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
Tahun 1981, sebagai professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University.
b. Lahirnya Teori Model keperawatan Madeleine Leininger
Lahirnya konsep teori Medeleine Leininger antara lain di karenakan salah satu
bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Hal inilah yang mendorong beliau untuk
menjadi seorang perawat.
Kemudian Pada saat beliau bekerja sebagai perawat spesialis di klinik anak Cincinnati
Amerika. Disinilah ia menemukan adanya kesulitan pada waktu memberikan asuhan
keperawatan pada anak-anak dari berbagai macam budaya yang berbeda. Kemudian ia mulai
meneliti suatu teori yang bisa membantu memecahkan masalah ini.

B. Teori Model Keperawatan Menurut Madeleine Leininger


Pada akhir 1970-an M. Leininger membuat model konseptual tentang pemberian
traskultural. Konsepnya sunrise model di publikasikan di berbagai buku dan artikel jurnal
dan menarik banyak perhatian dari berbagai penjuru dunia (Leninger, 1984). Yang kemudian
diakui publik pada tahun 1998.
Setelah menyelesaikan pendidikannya sebagai perawat psikiatrik, Leninger
melanjutkan studinya di bidang antropologi cultural.
Hal ini menghasilkan di kembangkannya konsep kerangka kerja pemberian
asuhan transkultural, yang mengakui adanya perbedaan (diversitas), dan persamaan
(universalitas) dalam pemberian asuhan di budaya yang berbeda.
Definisi tentang keperawatan menurut Leininger, adalah seni humanistik yang dapat
dipelajari dan ilmu yang berfokus pada personalisasi perilaku asuhan (individu dan
kelompok), fungsi, dan proses yang diarahkan pada peningkatan,dan pemeliharaan perilaku
sehat atau pemulihan dari penyakit yang memiliki signifikasi fisik, psiko kultural dan social
atau makna dari mereka mendapatkan bantuan dari perawat professional atau dari orang yang
memiliki kompetensi peran serupa (Leininger,1984, hal 4-5).

3
Beberapa inti dari model teorinya :
1. Asuhan
Berarti membantu, mendukung, atau membuat seorang/kelompok yang memiliki
kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
2. Budaya
Budaya diekspresikan sebagai norma norma dan nilai nilai kelompok tertentu,
berdasarkan cara hidup dan pemberian asuhan yang di putuskan, dikembangkan, dan
dipertahankan, oleh anggota kelompok tersebut.
3. Asuhan transkultural
Dalam pemberian asuhan transkultural, perawat secara sadar mempelajari norma-
norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan
dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat
kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural.
Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang kemungkinan
tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Keanekaragaman ini terjadi
berdasarkan nilai-nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau subkultur tertentu.
Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat muncul dari nilai- nilai, norma-
norma, dan cara hidup kultur atau sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai
kebiasaan dan ritual dapat muncul dari nilai-nilai dan norma-norma budaya tertentu
tentang kematian, kesehatan, seksualitas, dan lain sebagainya.
5. Universalitas asuhan cultural.
Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,
dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Menurut Leininger, karakteristik
universal ini dapat berupa tindakan-tindakan seperti tersenyum, dan memberikan
bantuan berkaitan dengan kebutuhan primer.
Kontribusi Leininger merupakan hal yang signifikan. Karena :
Topik yang dibahas yaitu tentang pengaruh budaya dan kebutuhan untuk memenuhi hal
tersebut dalam rangka memberikan asuhan. Topik ini semakin bermakna dalam
masyarakat multi-kultural yang modern, perawat perlu mempertimbangkan kebutuhan
dan aspirasi pasien, atau klien dari berbagai kelompok etnik yang berbeda. Oleh karena
itu Leininger menyebutnya dengan asuhan budaya atau etnonursing.
Leininger mengambil peran sentral dari asuhan di dalam keperawatan. Ia masuk kedalam
kelompok keperawatan termasuk banner dan Watson yang menekankan pentingnya
asuhan sebagai tujuan kemanusiaan dari keperawatan.
4
C. Hubungan Teori Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan.
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
2. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Terdapat tiga bentuk lingkungan
yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam seperti
daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah
Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yangmenyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, iwayat hidup, bahasa dan
atribut yang digunakan.
3. Sehat dan sakit
Menurut Leininger, ia menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep yang di
tentukan dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit berbeda-beda antar-
budaya, oleh sebab itu pengetahuan tentang budaya di perlukan agar mampu
memahami makna yang diberikan oleh kelompok budaya tertentu terhadap sehat dan
sakit.
4. Keperawatan
Dalam deskripsinya tentang keperawatan yang ia sebutkan sebagai keperawatan
transkultural atau keperawatan etnik, Leininger menekankan aspek-aspek sebagai
berikut :
a. Keperawatan sebagai seni keterampilan dan humanistic
b. Keperawatan berpusat pada individu
c. Tujuan dari keperawatan adalah untuk mempertahankan kesejahteraan, dan
memberikan bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit.

5
D. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring
Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat
berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Leininger menggunakan metode
ethnomethods sebagai cara untuk melakukan pendekatan dalam mempelajari care
karena metode ini secara langsung menyentuh bagaimana cara pandang, kepercayaan
dan pola hidup yang dinyatakan secara benar.
Alasan utama mempelajari Caring :
Konsep care muncul secara kritis pada pertumbuhan, perkembangan, dan
kemampuan bertahan makhluk hidup.
Mengerti secara menyeluruh aturan pemberian dan penerima pelayanan pada
kultur yang berbeda.
Care adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan kelompok.
E. Hubungan Teori Model Leininger dengan konsep Holism
Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara
menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang
merupakan indivcidu yang utuh sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu
harus dilakukan secara menyeluruh dan holistic.
Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh/holistic care,
karena objek keperawatan adalah manusia yang merupakan individu yang utuh
sehingga harus dilakukan secara menyeluruh.
Perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan berbagai
praktek dan ilmu pengetahuan ke dalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan
holistic berfokus pada memadukan sentiment kepedulian dan praktek perawat yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan pasien.
F. Hubungan Teori Model Leininger dengan konsep Humanism
Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan
yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan. Tindakan keperawatan
mengacu pada pemahaman hubungan sehat,sakit, dan perilaku manusia. Perawatan
manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan respon manusia terhadap
masalah kesehatan. Perawat juga harus bisa memberikan kenyamanan, perhatian, dan
empati kepada pasien dan keluarganya.
Hubungan konsep ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien
dengan memandang klien sebagai individu sebagai personal lengkap dengan fungsinya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi
oleh elemen-elemen berikut yaitu: Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan
factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik, dan faktor legal, faktor ekonomi,
dan faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa, dan sejarah
etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok
masyarakat ; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-
praktek yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial (Leineinger dan
MC Farland 2002).
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara
berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger
sebagai bentuk tindakan dari asuhan ) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu
didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.
Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika
latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

B. Saran
Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan model
keperwatan umumnya materi-materi yang berkaitan dengan keperawatan.
Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
Pelaksanaan teori Leinienger memerlukan penggabungan dari teori keperawatan yang lain
yang terkait, seperti teori adaptasi, self care dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai