Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Administrasi Publik

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH KECAMATAN DALAM


PELAYANAN PUBLIK DIKECAMATAN BONE KABUPATEN BONE
BOLANGO PROPINSI GORONTALO

Olivia F.C. Walangitan

Abstract
The quality of public services from government bureaucracy very fall from
expectation specially seen by the aspects accountability, responsibility, orientation of
services, and effective services. The thing among others showed with still to neglectful
service user importance in implementation public services. Based on problem
background has been analyzed, then can formulate the problem how performance of
government sub district Bone in public services.
Based on problem formulation then direction of research to know how
performance of government sub district Bone in public services and to identification the
determine factors of governments performance.
This research treated and analyzed with use descriptive-analytic technique. Data
source or respondent in this research is any civil servant in the sub district Bone office and
the peoples, data source took with random sampling until sum the sample in this research 80
peoples.
Result data analyzed to give a conclusion that the service unsure from apparatus
performance sub district Bone is good but not optimal.

Keywords : public service, governments performance


PENDAHULUAN meningkatnya pengetahuan masyaraka,
A. Latar Belakang Masalah disamping karena tumbuhnya iklim yang
Salah satu misi dan tujuan lebih demokratis dalam pengelolaan
pembentukan birokrasi pemerintah adalah administrasi publik dewasa ini.
untuk memberikan pelayanan sebaik - Tuntutan tersebut amat muda
baiknya kepada masyarakat umum ( dipahami mengingat kinerja birokrasi
publik ). Namun hingga sekarang ini pemerintah dalam pelayanan publik
kualitas penyelenggaraan pelayanan selama ini masih jauh dari harapan
publik oleh birokrasi pemerrintah masih masyarakat. Hasil penelitian Dwiyanto (
merupakan isu yang banyak mengemuka. 2002 ) di beberapa Provinsi menemukan
Tuntutan yang dilakukan oleh masyarakat bahwa kualitas pelayanan publik oleh
kepada birokrasi pemerintah untuk birokrasi pemerintah masih sangat jauh
menyelenggarakan pelayanan publik dari yang diharapakan terutama dilihat
yang berkualitas adalah sejarah dengan dari aspek-aspek akuntabilitas,

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

responsvitas, orientasi pada pelayanan, melalui penempatan elit politik dan elit
dan efektifitas pelayanan. Hal tersebut birokrasi sebagai variabel yang dominan
anatara lain ditunjukan dengan masih dalam penyelenggaraan pelayanan
sering diabaikan kepentingan pengguna publik. Elit politik dan birokrasi, dan atau
jasa dalam penyelenggaraan pelayanan yang dekat dengan mereka, seringkali
publik ; Norma dan criteria playanan memperoleh perlakuan istimewa dalam
publik masih ditentukan oleh prosedur penyelenggaraan pelayanan publik
dan juklak; masih lemahnya kemampuan (Dwiyanto dkk, 2002).
birokrasi pemerintah dalam menanggapi Di tingkat daerah, kondisi seperti
keluhan dari masyarakat pengguna jasa; itu diperburuk lagi dengan intervensi
keseriusan pemerintah menempatkan pemerintah pusat yang terlalu besar.
kualitas pelayanan sebagai sentral dari Hasil penelitian Mardiasmo (2002)
perilaku bi rkrasi birokrasi publik masih menemukan bahwa intervensi pemerintah
amat jauh sebagaimana terlihat dari pusat yang terlalu besar dimasa lalu telah
kecenderungan energy yang dihabiskan menyebabkan inisiatif dan prakarsa
birkrasi pemerintah dalam daerah cenderung mati sehingga
menyelenggarakan pelayanan publik pemerintah daerah seringkali menjadikan
masih amat terbatas ( Dwiyanto, dkk, pemenuhan peraturan sebagai tujuan, dan
2002). bukan sebagai alat untuk meningkatkan
Rendahnya kualitas pelayanan pelayanan kepada masyarakat.
publik tersebut sangat muda dipahami Sejak tahun 1999 bangsa
mingingat birokrasi saat itu menjadi Indonesia memasuki babak baru dalam
instrument yang efektif bagi penguasa penyelengaraan otonomi daerah, yang
untuk mempertahankan kekuasaannya. ditandai dengan keluarnya Undang -
Birokrasi publik lebih menempatkan undang Pemerintah Daerah yang baru
dirinya lebih sebagai penguasa daripada yaitu UU Nomor 22 tahun 199 yang
pelayanan masyarakatnya. Akibatnya, praktis mulai dilaksanakan 1 Januari
sikap dan perilaku birokrasi dalam 2000. Setelah dilaksanakan selama
penyelenggaraan pelayanan publik kurang lebih empat tahun, undang -
cendrung mengabaikan aspirasi dan undang pemerintahan daerah tersebut,
kepentingan masyarakat. Selain itu, dengan mempertimbangkan berbagai
tingginya budaya paternalistic telah ikut perkembangan yang terjadi, kemudian
memperburuk system pelayanan publik diganti dengan Undang - undang Nomor

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

32 tahun 2004. Dalam perkembangan UU luasnya untuk mengurus dan mengatur


No. 32 Tahun 2004 ini dirubah dengan semua urusan pemerintah di luar 6 (
ditetapkannya UU No 8 Tahun 2005 enam) bidang urusan pemerintahan yang
tentang Perubahan atas UU No. 32 Tahun menjadi urusan pemerintah pusat.
2004 tentang Pemerintah Daerah. Disamping itu, daerah diberi keleluasan
Apabila dicermati, pada dasarnya membuat kebijakan daerah untuk
misi dan tujuan dari kebijakan otonomi menangani urusan pemerintahan yang
daerah tersebut adalah : pertama, diserahkan itu, dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas mewujudkan tujuan dibentuknya suatu
pelayanan publik dan kesejahteraan daerah, dan tujuan pemberian otonomi
masyarakat ; kedua, menciptakan daerah itu sendiri terutama dalam
efisiensi dan efektivitas pengelolaan memberikan pelayanan kepada
ssumber daya loka/ daerah untuk masyarakat, sesuai dengan potensi dan
kepentingan peningkatan kesejahteraan karakteristik masing - masing daerah (
masyarakat, dan ketiga, untuk UU No. 32 tahun 2004 ).
memberdayakan dan menciptakan ruang Keberhasilan pemerintah daerah
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menegembang mandat masyarakat
dalam proses pemerintahan dan berupa penyedian pelayanan publik yang
pembangunan ( Mardiasmo, 2002). merupakan harapan seluruh stakeholders
Adanya kebijakan otonomi daerah sangat ditentukan oleh keberhasilan dari
tersebut telah mendorong terjadinya seluruh organisasi pemerintah daerah
perubahan struktural, fungsional dan yang merupakan perangkatnya dalam
kultural dalam tatanan penyelenggaraan menyelenggarakan pelayanan publik
pemerintahan daerah, sehingga sesuai dengan ruang lingkup tugas
diharapkan dapat meningkatkan masing - masing. Sementara efektivitas
kapabilitas dan efektivitas birokrasi pemberian pelayanan langsung kepada
pemerintah daerah dalam masyarakat sangat ditentukan oleh
menyelenggarakan pelayanan publik kedekatan antara organisasi
yang berkualitas sesuai harapan penyelenggaraan pelayanan dan
masyarakat. Hal tesebut memeungkinkan masyarakat sebagai penerima layanan (
karena sebagaimana diketahui bahwa Yousa 2002). Sebab itu, Kecamatan
dalam era otonomi daerah sekarang ini sebagai perangkat daerah kabupaten /kota
daerah mempunyai kewenangan seluas - yang dekat dengan masyarakat

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

diharapakan kontribusinya terhadap yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan


keberhasilan pemerintah daerah dalam atau yang belum dapat dilaksanakan
menyelenggarakan pelayanan publik Pemerintah Desa atau Kelurahan.
yang sesuai dengan harapan seluruh Amanat Undang - undang tentang
Stakeholders. pemerintahan Daerah tersebut
Sebagaimana diketahui bahwa mengisyaratkan bahwa Kecamatan
dalam kebijakan otonomi daerah merupakan perangkat daerah kabupaten /
sekarang ini, telah terjadi perubahan kota terdepan dalam menyelenggarakan
mandasar menyangkut kedudukan, tugas sebagai urusan otonomi daerah dan
pokok dan fungsi Pemerintah Kecamatan melaksanakan pelayanan publik.
kalau pada era sebelumnya ( masa Kinerja pemerintah kecamatan
berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974 ), dalam menyelenggarakan pelayanan
Kecamatan merupakan wilayah publik akan sangat ditentukan oleh
administrasi pemerintah, sedangkan berbagai faktor yang saling terkait,
dalam kebijakan otonomi daerah terutama oleh tersedianya sumber daya
sekarang ini Kecamatan merupakan aparatur yang memedai secara kuantitas
wilayah kerja Camat sebagai perangkat dan kualitas, serta adanya sasaran /
daerah Kabupaten / Kota. Dengan kata prasarana dan fasilitas pendudkung yang
lain, Kecamatan yang sebelumnya tersedia secara memadai. Dari hasil
merupakan perangkat wilayah dalam pengamatan di Kecamatan Bone
rangka asas dekosentrasi, berubah napaknya kondisi kedua faktor tersebut
statusnya menjadi perangkat daerah belum tersedia secara memadai,
dalam rangka asas desentralisasi. UU No. Pemerintah Kecamatan ini hanya
32 Tahun 2004 jo UU No 8 tahun 2005 didukung oleh sebanyak 10 orang
mengamanatkan bahwa Kecamatan di pegawai yang berstatus PNS, dimana 70
pimpin Camat yang dalam pelaksanaan % diantaranya hanya berpendidikan
tugasnya memperoleh pelimpahan SLTA. Sementara itu, sarana dan fasilitas
sebagai wewenang Bupati dan Walikota /peralatan pendukung pelaksanaaan tugas
untuk menangani sebagian urusan yang tesedia masih sangat minim.
otonomi daerah. Selain itu, Camat Kondisi seperti itu Nampaknya tidak
menyelenggarakan tugas - tugas umum seimbang dengan jumlah penduduk
pemerintahan yyang antara lain adalah Kecamatan yang dilayani yaitu sebanyak
melaksanakan pelayanan masyarakat 9278 jiwa.

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

Uraian di atas menunjukan bahwa kelompok kecil melalui orang per orang.
di satu pihak pemerintah Kecamatan Penelitian survei yang bersifat dekriptif
sebagai perangkat daerah terdepan menurut Arikunto (2000), adalah suatu
diharapkan dapat menyelenggarakan penelitian yang bertujuan untuk
pelayanan publik secara prima sesuai menggambarkan keadaan atau status
dengan harapan, tuntutan dan kebutuhan fenomena, dan biasanya merupakan
masyarakat ; namun di lain pihak faktor - penelitian nonhipetisi. Oleh karena itu
faktor yang diperlukan untuk dalam penelitian ini, peneliti
melaksanakan tugas pelayanan seperti mengembangakan konsep - konsep,
SDM aparatur serta sarana / fasilitas / menghimpun data, mengklasifikasi data,
peralatan pendukung belum tersedia serta menganalisa dan menafsirkan data,
secara memadai. Bertolak dari kenyataan akan tetapi tidak melakukan pengujian
tersebut sehingga perlu dilakukan analisis hipotesi.
tentang kinerja pemerintah Kecamatan B. Operasionalisasi Variabel
dalam pelayanan publik di Kecamatan Variabel yang diteliti dalam studi
Bone kabupaten Bolango Propvinsi ini yaitu kinerja pelayanan publik
Gorontalo. pemerintah Kecamatan, dan faktor -

METODE PENELITIAN faktor penentu tingkat kinerja tersebut.

A. Jenis Penelitian Definisi operasional dari variabel

Penelitian ini merupakan suatu penelitian tersebut adalah sebagai

penelitian survey yang bersifat deskriptif berikut:

Suakmat ( (1982) mengatakan bahwa a. Variabel kinerja pelayanan publik

pada umumnya survey merupakan pemerintah Kecamatan didefinisikan

metode peenelitian atau pengumpulan sebagai tingkat kemampuan dan

data /informasi dari sejumlah unit atau keberhasilan pemerintah Kecamatan

indvidu dalam waktu ( atau jangka dalam menyelenggarakan pelayanan

waktu) yang bersamaan. Kemudian kepada masyarakat yang menjadi

Danim ( 2000), mengatakan bahwa survei ruang lingkup tugasnya secara

merupakan suatu metode untuuk efisien, efektif, responsive,

mengumpulkan data /informasi, baik transparan, adil dan akuntabel.

yang besifat deskriptif, asosiatif maupun Secara konkrit, kinerja pelayanan

logika sebab - akibat, mengenai publik di maksud diamati dan diukur


dari beberapa unsur sebagai berikut:
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

Prosedur pelayanan, Persyaratan penerima /pengguna pelayanan


pelayanan; Kejelasan petugas (masyarakat Kecamatan Bone). Aparatur
pelayanan; Kedisiplinan petugas Kecamatan yang berjumlah 10 orang
pelayanan, Tanggung jawab petugas semuanya diteteapkan senagai sumber
pelayanan, Kemampuan petugas data ( responden) ; sedangkan aparat desa
pelayanan, Kecepatan pelayanan, diambil sebanyak 30 orang yaitu 5 orang
Keadilan pelayanan; Kesopanan dan setiap Desa yang ada, sehingga jumlah
keramahan petugas pelayanan, seluruh sumber data /responden
Kewajaran biaya pelayanan, kelompok pertama ( aparat ) adalah
Kepastian jadwal pelayanan, sebanyak 40 orang. Untuk sumber
Kenyamanan lingkungan, data/responden masyarakat juga
b. Variabel faktor - faktor penentu ditetapkan sebanyak 40 orang yang
kinerja didefinisikan sebagai faktor - diambil secara random sampling di enam
faktor yang turut berpengaruh desa yang ada diKecamatan Bone.
menentukan kinerja pemerintah Dengan demikian jumlah seluruh sember
Kecamatan dalam pelayanan publik data ( responden ) dalam penelitian ini
yang meliputi seperti kualitas SDM sebanyak 80 orang.
aparat/pegawai. Etikakerja
D. Instrumen dan Teknik
aparat/pegawai dan sarana/prasarana Pengempulan Data
dan peralatan pendukung lain - lain. Instrumen dan cara pengumpulan
C. Jenis dan Sumber Data data yang dagunakan dala penelitian ini
Jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut : Daftar
adalah data primer yang besifat kualitatif pertanyaan ( kuesioner). Wawancara
yang bersumber lansung dari responden, (interview). Observasi,
dan data sekunder yang bersifat HASIL PENELITIAN DAN
kuantitatif yang bersumber dari dokumen PEMBAHASAN
- dokumen tertulis pada kantor Camat A. Deskripsi Pelayanan Publik
Pemerintah Kecamatan
Bone.
Deskripsi pelayanan publik yang
Sumber data primer yaitu terdiri dimaksudkan disini ialah tanggapan
dari 2 ( dua) kelompok, yaitu : pertam penilaian responden terhadap
adalah para aparat penyelenggaraan penyelenggaraan pelayanan publik
pelayanan publik ( aparat Kecamatan dan pemerintah Kecamatan Bone kabupaten
Aparat Desa ); dan kedua adalah para Gorontal. Sesuai dengan definisi
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

operasional yang telah disebutkan dalam dengan jenis pelayanannya. Untuk


metodologi penelitian pada Bab IV, mengetahui sejauh mana kesesuaian/
bahwa penyelenggaraan pelayanan publik kesamaan persyaratan pelayanan dengan
yang dimaksud dilihat pada unsur - unsur jenis pelayanannya.
pelayanan yang harus ada dalam 3. Kejelasan Petugas Pelayanan
pelayanan publik instansi pemerintah Kejelasan petugas pelayanan
yang meliputi 14 ( empat belas) unsur, merupakan salah satu unsur penting
yaitu : prosedur petugas palayanan, untuk dasar pengkukuran kualitas
kedisiplinan petugas pelayanan, pelayanan publik. Unsur ini menyangkut
kecepatan pelayanan, keadilan mendapat keberadaan dan kepastian petugas yang
pelayanan, kesopanan dan keramahan memberikan pelayanan seperti nama,
petugas pelayanan, kewajaran biaya jabatan serta kewenangan dan tanggung
pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, jawab.
kenyamanan leingkungan, dan keamanan 4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan
pelayanan. Hasil penelitian terdapat 80 Unsur kedisiplinan menunjukan
orang responden (yaitu 40 orang kesungguhan petugas Pelayanan dalam
masyarakat penerima pelayanan dan 40 memberikan pelayanan terutama dalam
orang aparata pelayanan) dikemukakan hal konsistensi waktu kerja yang sesuai
secara berturut - turu berikut ini : dengan ketentuan yang berlaku.
1. Prosedur Pelayanan Tangapan atau penilaian responden
Unsur prosedur pelayanan dilihat tentang kedisiplinan petugas pelayanan
dari tingkat kemudahan terhadap ini dikemukakan.
pelayananyang diberikan kepada 5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan
masyarakat, terutama dari sisi Unsur ini menggambarkan
kesederhanaan alur pelayanan. kejelasan wewenang dan tanggung jawab
Tanggapan atau pendapat responden petugas pelayanan publik dalam
terhadap prosedur pelayanan oleh menyelenggarakan dan menyelesaikan
pemerintah Kecamatan Bone. pelayanan kepada masyarakat.
2. Persyaratan Pelayanan 6. Kemampuan Petugas Pelayanan
Persyaratan pelayanan yang Unsur kemampuan petugas
dimaksudkan disini ialah persyaratan menggambarkan tingkat keahlian,
teknis dan administrasi yang diperlukan kecakapan dan keterampilan yang
untuk mendapatkan pelayanan sesuai dimiliki para petugas pelayanan dalam
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

memberikan atau menyelesaikan Tanggapan responden terhadap


pelayanan kepada masyarakat. kewajaran biaya yang harus mereka
7. Kecepatan Pelayanan penuhi untuk mendapatkan pelayanan ini
Kecepatan dalam memberikan 11. Kepastian Biaya Pelayanan
pelayanan menggambarkan tingkat Kepastian biaya pelayanan
responsivitas dari birokrasi publik dalam menggambarkan kepastian atau
menanggapi kebutuhan dan kepentingan kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
masyarakat. Kecepatan pelayanan ini oleh masyarakat penerima pelayanan
terlihat dari sejumlah mana target waktu dengan biaya yang telah ditetapakan
pelayanan dapat dipenuhi sesuai waktu untuk suatu jenis pelayanan.
yang telah ditentukan oleh unit 12. Kepastian Jadwal Pelayanan
penyelenggaraan pelayanan publik. Unsur kepastian jadwal pelayanan
8. Keadilan pelayanan menggambarkan apakah pelaksanaan
Unsur keadilan pelayanan waktu pelayanan dengan jadwal waktu
menggambarkan sejauhmana masyarakat pelayanan yang telah ditetapkan.
penerima pelayanan mendapat perlakuan Tanggapan/pendapat responden terhadap
yang sama dan adil dalam pemberian kepastian jadwal pelayanan ini.
pelayanan tampa membedakan golongan 13. Kenyamanan Lingkungan
ataupun status masyarakat yang dilayani. Unsur kenyamanan lingkungan
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas unit kerja juga penting dalam
Pelayanan
penyelenggaraan pelayanan publik.
Unsur kesopanan dan keramahan
Unsur ini menggambarkan kondisi sarana
juga turut menentukan kualitas pelayanan
dan prasarana playanan yang bersih, rapi,
publik. Kepuasan masyarakat terhadap
dan teratur sehingga dapat memberikaan
sikap dan perilaku petugas dalam
rasa nyaman kepada masyarakat
memberikan pelayanan menunjukan
penerima pelayanan.
tingkat kualitas pelayanan yang
14. Keamanan Pelayanan
diberikan.
Keamanan pelayanan
10. Kewajaran Biaya Pelayanan mengungkapkan sampai sejauh mana
Kewajaran biaya pelayanan terjaminnya tingkat kemanan lingkungan
menggambarkan keterjangkauan unit peyelenggaraan pelayanan ataupun
masyarakat atas besarnya biaya yang sarana yang digunakan, sehingga
telah ditetapkan oleh unit pelayanan. ,masyarakat penerima pelayanan merasa

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

tenang untuk mendapatkan pelayanan Dari hasil analisis data yang


terhadap resiko - resiko yang diakibatkan diperoleh gambaran tentang kinerja
dari pelaksanan pelayanan. pemerintah Kecamatan Bone dalam
B. Analisis Kinerja Pelayanan pelayanan publik berdasrkan data hasil
Publik
wawancara dengan responden. Dari
Daris Deskrispsi hasil penelitian
istribusi hasil penelitian tersebut dilihat
di atas telah diperoleh gambaran tentang
bahwa 17 orang atau 21,25 % dari 80
penyelenggaraan pelayanan publik oleh
responden yang diwawancarai yang
pemerintah Kecamatan Bone dilihat dari
penilaian mereka terhadap kinerja
sebanyak 14 indikator yang merupakan
pelayanan publik pemerintah Kecamatan
unsur
- unsur yang harus ada dalam Bone terkategorikan sangat baik
pelayanan publik instansi pemerintah. kemudia 39 orang atau 48,75 % yang
Untuk mengetahui sejauh mana peneilaiannya terhadap kinerja
kinerja pemerintah Kecamatan tersebut terjategorikan baik seterusnya 16
dalam pelayanan publik, maka orang atau 20 % yang peneilaiannya
selanjutnya dilakukan analisis distribusi berda pada kategori kurang baik, dan
frekuensi ( presentase ) yang didasarkan sisannya 8 orang atau 10 % penilaian
pada hasil tabulasi data ( raw score ). mereka terhadap kinerja terkategorikan
Adapun langkah - langkah yang tidak baik.
ditempatkan dalam analisis ini yaitu Hasil analisis data diatas
sebagai berikut : memperlihatkan bahwa lebih dari separuh
(1) Mengetahui rentang ( R ) score ressponden ( 48,75%) ternyata
tertinggi dengan score terendah. mengungkapkan bahwa kinerja
(2) Menetapkan banyaknya kelas pemerintah Kecamatan Bone dalam
interval ( BKi ). pelayanan publik berada pada kategori
(3) Megethui panjang kelas interval ( baik, dan bahkan 21,25% lainya
PKi) mengungkapkan kinerja yang ditunjukan
(4) Menetapkan score untuk tiap -tiap pemerintah kecamatan terkategorisangat
kategori kinerja baik. Namun demikian masih terdapat
(5) Menghitung frekuensi ( banyak respondenyang mengungkapkan kinerja
responden ) pada setiap kategori yang ditunjukan oleh pemerintah
kinerja, kemudian menghitung nilai kecamatan dalam pelayanan publikmasih
prosentasenya. kategorikan kurang baik (20%), dan

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

bahkan 10 % lainnya mengungkapkan 1. Kualitas SDM Aparatur Sumberdaya


masih terkategorikan tidak baik. Ini manusia adalah daya yang bersumber
dapat memberikan gambaran bahwa pada manusia yang dapat berupa
kinerja pemerintah Kecamatan Bone tenaga ( energy ) ataupun kekuatan (
dalam pelayanan publik pada umumnya power), yang berupa ide, ilmu
sudah menunjukan kualitas yang baik, pengetahuan, endapan pengalaman,
namun belum maskimal. Hal ini terlihat dan lain - lain yang berupa potensi
dari masih adanya sebagian responden fisik, moral, intelektual yang
yang mengungkapkan kualitas kinerja berwujud dalam bentuk pendidikan ,
masih kurang baik dan tidak baik. keterampilan, kesehatan dan
Hasil analisis data diatas sebagainya ( Zainun, 1993)
emmberikan kesimpulan bahwa dilihat Hasil penelitian tersebut
dari 14 unsur pelayanan yang harus ada menunjukan frekuensi aparat yang pernah
dalam pelayanan publik instansi mengalami kesulitan dalam menjalankan
pemerintah, ternyata kinerja pemerintah tugas dalam mengambil keputusan
Kecamatan Bone dalam pelayanan publik penyelesaian persoalan dalam
sudah menunjukan tingkat kualitas yang pelaksanaan tugas, dan yang pernah
baik, akan tetapi belum optimal melakukan kesalahan dalam penyelesaian
sebagaimana yang diharapkan. tugas jumlahnya cukup signifikan. Ini
C. Faktor - faktor Penentu dapat menggambarkan kualitas SDM
Kinerja Pelayanan Publik
sebagai aparatur dalam menjalankan
Faktor - faktor penentu kinerja
tugas pelayanan publik nempaknya masih
pelayanan publik yang akan
lemah. Dengan demikian dapat ditarik
diuraikanberikut ini teridentifikasi dari
kesimpulan bahwa belum maksimalnya
hasil wawancara dengan para
kinerja pelayanan publik pemerintah
penyelenggara pelayanan publik di
Kecamatan Bone sebagai mana terungkap
Kecamatan Bone ( aparat kecamatan dan
dalam hasil penelitian diatas, disebabkan
desa). Dari hasil wawancara tersebut
antaralain oleh masih lemahnya kulitas
teridentifikasi 3 ( tiga ) faktor yang paling
SDM sebagai aparatur kecmatan tersebut.
menentukan kinerja pelayanan publik
2. Etika Kerja Aparatur
pemerintah Kecamatan Bone, yaitu :
Etika kinerja mengambarkan
kualitas sumberdaya aparatur etos kerja
perilaku moral seseorang di dalam
aparatur, dan sarana serta fasilitas
menjelaskan pekerjaan. Dalam konteks
pendukung.
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

birokrasi, etika kinerja digambarkan sarana dan peralatan pendukung terbatas


sebagai paduan norma bagi aparatur dan tidak memadai. Hal tersebut dapat
birokrasi dalam menjelankan tugas menberikan indikasi dalam kinerja
kepada masyarakat ( Dwiyanto, 2002 ). pelayanan publik pemeintah Kecamatan
Hasil penemuan tersebut Bone yang terindikasi belum maksimal
menggambarkan bahwa etika / etos kerj selama ini juga ada hubungannya atau
(semangat kerja, disiplin kerja, tanggung disebabkan oleh belum memadainya
jawab ) yang tinggi belum dimiliki oleh saran dan prasarana pelyanan yang
sebgaian besar aparatur pemerintah tersedia.
Kecmatan Bone di dalam pemberian
KESIMPULAN DAN SARAN
pelayanan. Oleh karena itu dapat
A. Kesimpulan
dikatakan bahwa belum masimalnya
Berdasarkan indikator - indikator
kinerja pelayanan publik di Kecamatan
pengukuran pelayanan publik yang
tersebut juga disebabkan oleh masih
digunakan dalam penelitian ini yang
lemahnya etika/etos kerja sebagian
meliputi sebanyak 14 unsur yaitu
aparatur.
prosedur pelayanan, persyaratan
3. Sarana dan Prasarana Pelayanan
pelayanan, kejelasan petugas pelayanan,
Zeithml (dalam Dwiyanto, 2002 )
kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung
mengemukakan bahwa kinerja pelayanan
jawab petugas pelayanan, kesopanan dan
publik yang baik tidak terlepas dari
keramahan petugas pelayanan, kepastian
tersedianya aspek fisik pelayanan secara
jadwal pelayanan, keyamanan lingkungan
memada, seperti tersedianya gedung
pelayanan, dan keamanan pelayanan,
pelayanan yang representif, fasilitas
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
pelayanan yang cukup, sert peralatan
berikut :
pendukung yang memiliki teknologi
1. Semua unsur pelayanan tersebut
canggih.
pada umumnya dilaksanakan dengan
Tidak memedainya sarana dan
baik dalam pelayanan publik di
prasarana pelayanan tersedia
Kecamatan Bone, namun belum
memnyebabkan pelayanan menjadi tidak
optimal.
efisen terutama dari segi waktu. Menurut
2. Secara keseluruhan (14 unsur ),
pengakuan pegawai, urusan - urusan
kinerja Pemerintah Bone dalam
pelayanan seringkali tidak dapat
diselesaikan tepat waktunya karena

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

pelayanan publik terkategori baik, pengetahuan dan keterampilan


namum belum optimal. dalam pelaksanaan tugas
3. Terdapat beberapa faktor yang turut melalui pendidikan dan
mempengaruhi atau menentukan pelatihan ( Diklat) yang relevan
kinerja pemerintah Kecamatan Bone seperti Diklat teknis dan
dalam pelayanan publik yaitu : pelatihan di bidang
kualitas SDM aparatur, etika kinerja pemerintahan.
aparatur, kondisi sarana / prasarana, b. Pengembangan etika kerja
dan fasilitas pendukung. Ketiga aparatur terutama mengenai
faktor tersebut ternyata dominan semagngat kerja disiplin kerja
menentukan tingkat kinerja dan tanggung jawab.
pemerintah Kecamatan Bone dalam c. Peningkatan sarana dan
pelayanan publik ; artinya masih peralatan pendukung yang
lemahnya ketiga faktor tersebut pada diperlukan dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan publik tugas.
menyebabkan kinerja pelayanan 2. Hal yang juga Penting untuk
publik belum maksimal. meneingkatkan kinerja pemerintah
kecamatan dalam pelayanan publik
B. Saran
Mendasari kepada hasil penemuan adalah peningkatan semangat dan

dalam penelitian ini, maka dapat kegairahan kerja aparatur melalui

dikemukakan beberapa saran sebagai pemberian insentif yang wajar atau

berikut : memadai di luar gaji yang

1. Semua unsur yang harus ada dalam diperoleh dalam setiap bulannya.

pelayanan publik (14 unsur ) seperti DAFTAR PUSTAKA


disebutkan di atas, pada dasarnya Syafili, Inu Kencana, 2003, Ilmu
masih perlu ditingkatkan dalam Administrasi publik, Rineka
pelayanan publik pemerintah Cipta, Jakarta. Surakhmat, W,
Kecamatan Bone kabupaten Bone 1982, Dasar dan Teknik
bolango Provinsi Gorontalo. Dalam Research, Tarsito, Bandung.
rangka itu hal - hal yang perlu The Liang Gie, 1992, Ensiklopedi
dilakukan adalah : Administrasi, Gunung Agung,
a. Peningkatan kualitas SDM Jakarta.
aparatur, terutama kualitas
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurnal Administrasi Publik

Thoha, M, 2003, Birokrasi dan Politik di Masyarakat unit Pelayanan Instansi


Indonesia, Raja Grafindo Perseda, pemerintah.
Jakarta.
Wasistiono, S, Pola Pendeleggasian
Wewenang dan Hubungan
Kelembagaan Organisasi Pemerintah
Kecamatan, Makalah, Pusat
Kajian Pemerintah STPDN.
Yousa, Amri, 2002, Mengukur dan
Mengevluasi Kinerja Organisasi
Pemerintah : Desain Model dan
Penerapan pada Kecamatn.
Makalah Seminar dan Lokakarya
Nasional Menataulang
Kelembagaan Pemerintah
Kecamatan di Kampus STPDN
Jatinangor Jawa Barat 2 - 3 April
2002.

Lain - Lain
- Undang - undang No 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah
- Undang - undang No 8 Tahun 2005
Tentang Perunbahan Atas Undang -
undang No 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah
- Keputusan Menteri PAN - RI No 63
Tahun 2003 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan
publik.
- Keputusan Menteri PAN - RI No 25
Tahun 2004 Tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Anda mungkin juga menyukai