Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PT.PERTAMINA.
Makalah ini disusun sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu tugas Pengantar
Manajemen.
Semoga Allah swt membalas kebaikan yang telah diberikan semua pihak
kepada penulis.
Penulis sadar bahwa penulis hanyalah manusia biasa. Makalah ini pasti
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang akan penulis gunakan
untuk pembuatan makalah yang akan datang supaya lebih baikl agi.
WassalamualaikumWr.Wb
Penyusun
1
Dafar isi
BAB IPendahuluan
1.1.Latar Belakang ........................................................................... 3
1.2.Rumusan...................................................................................... 3
1.3. Tujuan ....................................................................................... 3
BAB II Pembahasan
2.1. Profile PT. Pertamina ................................................................ 4
2.2.Analisis POAC ........................................................................... 13
2.3. Analisis SWOT ......................................................................... 17
2.4. Analisis M. MIX ....................................................................... 19
2.5. Keuangan ................................................................................... 21
BAB IIIPenutup
3.1.Kesimpulan ................................................................................ 25
3.2. Daftar Pustaka ........................................................................... 26
2
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Bisa kita ketahui, selalu ada permasalahan yang dihadapi Pertamina baik
dalam aspek harga BBM yang selalu mengalami kenaikan bahkan penurunan
harga, maupun dalam permasalahan distribusi yang mengalami kendala, serta
sering pula terjadi Kelangkaan BBM di sejumlah daerah mengakibatkan beberapa
SPBU tutup. Kelangkaan terjadi akibat adanya pengurangan pasokan dari
Pertamina dan karena kinerja fungsi layanan jual yang belum maksimal. Pada saat
langka, rata-rata SPBU menjual bensin hanya tiga sampai empat jam, antrian
tampak semrawut karena pengendara saling berebut untuk segera dilayani. Akibat
kelangkaan, harga bensin di tingkat pengecer melambung tinggi.
Dan permasalahan yang sekarang sementara diperbincangkan yaitu
masalah ledakan tabung gas yang terjadi dimana-mana yang juga menjadi
tanggung jawab pihak Pertamina. Dari kejadian-kejadian itu muncul pertanyaan
mengapa dan ada apa dibalik permasalahan tersebut, untuk mengetahuinya
dibutuhkan audit manejemen. Tetapi dalam makalah ini hanya mengambil salah
satu fungsi pemasaran saja yaitu pada bagian BBM, baik BBM subsidi maupun
nonsubsidi serta dikhususkan pada penjualan BBM kepada SPBU. Dengan adanya
audit manajemen terhadap fungsi pemasaran, perusahaan mampu menguji dan
menilai tujuan dan kebijakan pemasaran di tengah permasalahan-permasalahan
yang ada.
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Manajemen Umum. Tujuan penulisan dari makalah ini agar
dapat mempelajari tentang konsep POAC, M.Mix, SWOT, dan keuangan sebuah
perusahaan besar bernama PT. PERTAMINA. Semoga dapat bermanfaat.
3
BAB II
Pembahasan
4
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang menjadi pedoman bagi
seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan
Pertamina adalah sebagai berikut:
a) Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik;
b) Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala internasional, mendorong pertumbuhan
melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja;
c) Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa;
d) Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan;
e) Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat;
f) Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi.Selain itu juga berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
A. Sejarah Pertamina
Sejak berdiri tahun 1957 PT.Pertamina di akui sebagai perusahaan BUMN atau
hak saham dipegang sepunuhnya oleh pemerintah Indonesia dan seluruh modal
berasal dari kekayaan Negara, hingga berubah status hukum menjadi Perusahaan
Perseroan Terbatas (Persero)
MASA KEMERDEKAAN
Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal sesuai
perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai
menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak
dan gas.Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda
terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa.
5
INTEGRASI PENGELOLAAN MIGAS INDONESIA
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai
tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak melakukan
eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara.
6
MASA TRANSFORMASI
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan
bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah
dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut menunjukkan unsur
kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam
aktivitas usaha Perseroan.
7
bisnisnya.Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem
informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya manajemen
harus memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem,
sebab suatu sistem akan tidak efektif dalam membantu perkerjaan apabila ketika
penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi, arti suatu sistem informasi
akuntansi akan lebih bermanfaat dalam membantu aktivitas apabila
setiap personel yang menggunakan sistem informasi akuntansi tersebut
memilikikemampuan teknik untuk mengoperasionalkan sistem informasi
akuntansi tersebut. Dukungan manajemen puncak juga memiliki pengaruh dalam
penggunaan suatu sistem informasi akuntansi karena sistem yang dipilih oleh
manajemen puncak pasti bertujuan untuk memajukan perusahaan.
8
3. SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA
Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses
operasional denganmenerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat
Pencatatan dari data customer,stok minyak, deposit di pertamina, Kupon
Customer dan lain lain. Produk ini custom dan cocok untuk pengelola SPBU .
Dilengkapi dengan sistem pelaporan yang sistematis dan akurat. SistemInformasi
SPBU ini dibuat dengan sistem multi user yang memungkinkan pengaksesan
sistem informasi oleh beberapa user yang berbeda dalam suatu waktu. Sistem ini
dirancang dengan sistem keamanan yang handal yang mana setiap level user diset
dalam ruang lingkup pekerjaanyang berbeda berdasar urutan otorisasi.
9
Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS),serta Premium Solar
PackedDealer(PSPD).
Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di
segala bidang, termasuk difungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan
dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU
Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah
Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah staf, kualitas, dan
kuantitas, peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan
pelayanan.Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh
Stasiun Pengisian BahanBakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh
Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan
kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBUyang telah sukses
menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah
dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf internasional.
10
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan
karir pekerja Pertamina dimasa mendatang.
Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung proses
transformasi, Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai
unggulan yang dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence
and Mutual Respect).Untuk pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan
Ukuran Kerja Terpilih dan IndeksProduktivitas. Pengukuran ini meningkatkan
pengembangan yang berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian status sebagai
perusahaan bertaraf internasional.
C. MANAJEMEN RESIKO
1. Klasifikasi, Tujuan, Ruang Lingkup, Dan Manfaat
a. Klasifikasi resiko
Resiko Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai :
Resiko strategi, yang meliputi antara lain: resiko kegagalan eksplorasi dan eksploitasi,
resiko adanya produk substitusi BBM dan NBBM, resiko persaingan bisnis, resiko
kerugian anak Perusahaan, resiko kerugian kerja sama strategis, resiko penugasan
daripemerintah (PSO), resiko kegagalan marketing, resiko penurunan cadangan minyak
mentah, serta resiko yang timbul dari dampak adanya kebijakan/regulasi pemasaran.
Resiko operasional, meliputi antara lain: resiko kegagalan operasional kilang, resiko
kelangkaan minyak mentah dan produk minyak, resiko memproduksi migas, resiko
kehandalan peralatan (pasokan dan teknologi), resiko kesalahan proses, resiko bencana
alam, resiko ketidakpatuhan pada prosedur, resiko pemogokan kerja dan SDM, resiko
kegagalan penanganan lingkungan, resiko kesehatan dan keselamatan lingkungan serta
keselamatan proses, resiko perubahan situasi sosial, politik dan keamanan, resiko
persaingan pemasaran.
Resiko keuangan, yang meliputi antara lain: resiko harga produk BBM dan
NBBM, resiko transaksi mata uang asing, resiko perubahan harga minyak mentah
dunia, resiko keterlambatan terbitnya SKOP, resiko perubahan nilai suku bunga, resiko
ketiadaan dana akibat keputusan pemerintah, resiko tidak tertagihnya piutang, dan resiko
dari adanya regulasi keuangan dari pemerintah.
11
d. Manfaat Manajemen Resiko
Manfaat manajemen resiko adalah memperkecil dampak kerugian dari ketidakpastian
dalam usaha.
2. Kebijakan Umum
Dalam menerapkan manajeman resiko sekurang-kurangnya::
a. memperhatikan keselarasan antara strategi,
proses bisnis, SDM, keuangan, teknologi, dan lingkungan, dengan tujuan Perusahaan.
b. menetapkan system dan prsedur standar manajemen resiko.
c. menyiapkan Penilai Resiko (risk assesor) yang kompeten.
3. Unsur-Unsur Terkait
Penerapan manajeman resiko pada dasarnya melibatkan unsur-unsur Perusahaan
dengantanggung jawab sebagai berikut :
a. Direksi dan seluruh pekerja bertanggung jawab menggunakan pendekatan manajemen
resiko dalam melakukan kegiatannya sesuai dengan batas kewenangan dan uraian tugas
(job description) masing-masing.
b. Organ yang bertanggung jawab di bidang manajemen resiko adalah:
Komisaris dan Komite yang terkait antara lain Komite Audit (dalam hal tidak ada
KomiteResiko).
Direksi.
Fungsi manajemen resiko.
12
memantau dan mengevaluasi perkembangan resiko dan melaporkannya kepada
Direksi.
g. Satuan Pengawasan Intern (SPI) bertanggung jawab untuk :
Memastikan bahwa kebijakan dan sistem manajemen resiko telah diterapkan
dandievaluasi secara berkala.
Mengevaluasi dan memberikan masukan atas kecukupan dan efektivitas
pengendalianintern dalam rangka mitigasi resiko.
Mengevaluasi dan memberi masukan mengenai kesesuaian strategi dengan
kebijakan manajemen resiko.
13
Periode III (2018 - 2023) merupakan periode berat bagi Pertamina
karena harus menempatkan diri pada level 11 besar di antara NOC dan
IOC.
b. ORGANIZING
Struktur Organisasi PT. Pertamina
KOMISARIS
Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris :
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi serta pemberian
nasehat kepada Direksi, dalam hal :
1. Penyusunan/pelaksanaan/pertanggungjawaban RJPP dan RKAP
2. Kepatuhan terhadap anggaran dasar dan peraturan yang berlaku
3. Pelaksanaan keputusan RUPS
14
4. Efektivitas pelaksanaan praktik-praktik GCG
5. Efektivitas struktur pengendalian intern
6. Penilaian/pemberian rekomendasi tentang manajemen risiko perusahaan
DIREKSI
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi :
1. Memimpin dan mengurus Perseroan.
2. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perseroan.
3. Mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan
4. Bertanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas untuk kepentingan
perseroan sesuai ketentuan yang berlaku
5. Bertanggungjawab secara pribadi jika bersalah atau lalai dalam
pelaksanaan tugasnya
ORGAN PENDUKUNG
SEKRETARIS PERSEROAN
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
1. Koordinasi perencanaan dan penyelenggaraan RUPS
2. Memastikan perseroan mematuhi ketentuan tentang persyaratan
keterbukaan dan pengungkapan dalam laporan tahunan
3. Mengkoordinasikan rapat direksi dan rapat gabungan direksi dan
komisaris
4. Membuat dan mendokumentasikan risalah RUPS, risalah rapat direksi dan
risalah rapat gabungan direksi dan komisaris
5. Menyiapkan daftar pemegang saham dan daftar khusus
6. Memastikan kepatuhan atas pelaksanaan GCG
7. Mewakili perseroan untuk berkomunikasi dengan stakeholders
8. Menyeleksi informasi yang relevan untuk dipublikasikan kepada
stakeholders
15
10. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada
Direktur Utama dan memberikan tembusan kepada Komisaris melalui
Komite Audit
KOMITE AUDIT
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
1. Memastikan efektivitas sistem pengendalian internal perseroan
2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit SPI dan Auditor Eksternal
3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Komisaris
c. ACTUALLY
Dalam MenjalankanKegiatan Usahanya, PT Pertamina sangat teliti dan
disiplin terbukti pertamina mematuhi dan mengikuti Kebijakan-kebijakan
yang berlaku di negara Indonesia:
Memperhatikan Aspek-aspek Pengaturan yang berasal dari pihak eksternal
perusahaan dan implikasinya bagi pelaksanaan kegiatan usaha.
Mematuhi Kebijakan/ Regulasi/ Pengaturan Instansi Pemerintah terkait
Mematuhi Kebijakan/ Regulasi/ Pengaturan Badan Usaha Hilir MIGAS
(BPH MIGAS) yang membidangi pengaturan mengenai pengawasan
terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM dan
pengangkutan gas bumi melalui pipa.
d. CONTROLLING
Controlling sangat penting pada sebuah perusahaan atau instansi salah
satunyaPimpinan unit kerja memonitor, mengevaluasi, dan mengefektifkan
realisasi anggaran yang telah ditetapkan pada unit kerja yang dipimpinnya
Berikut upaya PT. Pertamina dalam hal controlling :
Setiap unit kerja harus mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan
kepada pimpinan Perusahaan.
Evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran dan analisis terhadap
penyimpangan yang terjadi dilakukan oleh masing-masing unit kerja
dan/atau Perusahaan secara keseluruhan.
Direksi menyampaikan laporan pengelolaan keuangan kepada Komisaris
dan Pemegang Saham secara berkala untuk tujuan monitor dan evaluasi.
Pengelolaan keuangan oleh unit kerja dimonitor oleh Divisi Controller
dan dilaporkan kepada Direks.
16
2.3. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Produk dari PERTAMINA sudah memiliki pengakuan dari dunia
internasional. Diantaranya produk oli dari PERTAMINA yang sudah
memiliki sertifikat ISO.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga pihak
manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing untuk melakukan
tersebut.
17
Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT. PERTAMINA banyak yang penempatan dan
penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi efektifitas dan
efisiensi perusahaan.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia saat
ini membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi walaupun terjadi
gejolak harga.
18
4. Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM
cakupan pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi
berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi
berkurang.
Pengaruh Intervensi
Dikarenakan PERTAMINA merupakan perusahaan multi internasional,
maka adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh PERTAMINA
khususnya pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris.
Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil.
Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang
migas diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah
Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
19
Berdasarkan kegiatannya, Wilayah Kerja Migas dapat dibagi dalam
beberapa fase yaitu Exploration Phase, Development Phase, Primary
Production Phase dan Secondary Production Phase.
1. Strategi Korporasi
Strategi Korporasi adalah garis besar cara PT. PHE dalam mengelola portofolio
wilayah kerja migas eksisting yang optimal. Berdasarkan pemetaan dan analisa
SWOT, maka strategi korporasi PT PHE adalah Pertumbuhan yang Fokus
pada Bisnis Migas di Dalam Negeri dan Selektif di Luar Negeri
2. Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah garis besar cara PT PHE agar setiap wilayah kerja migas
yang dikelola dapat memenangkan persaingan (profitable), maka strategi bisnis
PT PHE adalah sebagai berikut :
Optimalisasi biaya dengan melakukan evaluasi struktur biaya setiap aset dan
mengurangi biaya produksi
20
Hasil tertinggi kinerja HSE tercapai melalui pendekatan yang
terstruktur
Patuh kepada peraturan yang berlaku
HSE sebagai bagian dari budaya operasi
Pengakuan oleh pihak eksternal
Media Promosi
Untuk pertamina sendiri cara mempromosikan prodaknya yaitu dalam bidang
IT pertamina banyak memberikan manfaat melalui website yang dimilikinya
sehingga masyarakat tau prodak apa saja yang dijual, visi misi yang dimiliki
pertamina dan untuk media promosi non IT pertamina banyak melakukan
promosi dengan media cetak dan produk-produk yang di hasilkan.
2.5. Keuangan
A. RASIO LIKUIDITAS
1. RASIO LANCAR (CURRENT RATIO)
Tahun 2011 1,38
21
jumlah aset lancar lebih besar dari jumlah kewajiban lancar yang ada.
Likuiditas perusahaan sangat diharapkan dari aset lancar yang dimilikinya
disebabkan oleh tingkat jatuh tempo kewajiban lancar yang harus dibayar pada
umur 1 tahun.
Dinilai dari segi keuangan maka komponen rasio lancar PT PERTAMINA
sudah baik namun yang harus lebih di perhatikan adalah peningkatan
kewajiban lancar harus diikuti oleh peningkatan aset lancarnya sebagai bagian
atas pelunasan.
Acid rasio sedikit berbeda dengan rasio lancar. Hal yang paling
membedakan adalah pada acid rasio komponen aset lancarnya tidak terdiri dari
persediaan. Persediaan dianggap kurang lancar dibandingkan dengan aset
lancar lainnya karena persediaan harus melalui proses perputaran penjualan
terlebih dahulu. Sedangkan setiap perusahaan menyadari bahwa penjualan
belum tentu mampu menjual 100% persediaan yang dimilikinya. Oleh karena
itu acid rasio penting dalam penilaian likuiditas perusahaan.
Rasio cepat PT PERTAMINA meningkat dari 2011 ke 2012 yang
awalnya 0,77 menjadi 0,94. Pada 2011 rasio ini berarti perusahaan mampu
melikuidasari $0,77 aset lancar untuk pelunasan $1 kewajiban lancar selain
persedian. Sedangkan pada 2012 perusahaan melikuidasi 0,94 aset lancar
kecuali persediaan untuk pelunasan $1 kewajiban lancar. Jika dilihat pada dua
tahun tersebut perusahaan memang belum mampu melunasi utangnya secara
keseluruhan meskipun aset telah dimaksimalkan untuk dilikuidasi. Tetapi hal
ini menjadi tidak terlalu buruk manakala PT PERTAMINA memperbaiki rasio
tersebut dari 2011 ke 2012.
Kesimpulan :
Likuiditas perusahaan adalah kemapuan perusahaan untuk mengembalikan
seluruh hutang lancarnya yang harus segera dilunasi dengan aktiva lancar yang
lebih likuid. Hasil dari perhitungan pada tahun 2011 dan 2012 melalui rasio
lancar dan rasio cepat menjelaskan bahwa PT PERTAMINA mungkin memang
memiliki likuiditas yang baik untuk melunasi kewajiban lancarnya
menggunakan semua aset lancar yang dimilikinya, tetapi PT PERTAMINA
harus mempertimbangkan jumlah persediaan yang lebih mendominasi pada
nilai total aset lancar karena persediaan tidak semata-mata dapat dilikuidasi
dalam waktu yang cukup singkat.
Persediaan harus melewati proses penjualan terlebih dahulu sedang kita
ketahui bahwa tidak semua persediaan dapat terjual dalam satu waktu. Yang
22
terlihat pada rasio cepat adalah perusahaan tidak mampu penutup kewajiban
lancar yang dimilikinya dengan melikuidasi aset lancar kecuali persediaan.
Sehingga manajemen harus lebih mempertimbangkan perputaran persediaan
yang singkat waktunya.
Kesimpulan:
Pembiyaan perusahaan dapat bersumber dari pembiayaan internal dan
pembiayaan eksternal atau dari utang. Sedangkan Financing decision adalah
rasio yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
hutang. Pembiayaan dari utang memiliki risiko yang cukup besar. Rasio Debt
to Asset PT PERTAMINA mengartikan bahwa sebesar 60% aset didanai oleh
utang. Hal ini merupakan kabar yang perlu diwaspadai karena aset tidak
semuanya likuit untuk membiayai utang yang ada.
Sehingga perusahaan harus benar-benar memperhatikan tingkat
pengembaliannya karena jika tidak maka tingkat utang yang tinggi dapat
menimbulkan beban bunga yang tinggi pula. Pada jangka panjang hal ini akan
berpengaruh pada laba perusahaan.
23
Di sisi time interest earned memaparkan mengenai kemampuan laba
perusahaan untuk membayar beban bunga yang timbul dari adanya
utang.Tetapi dari laporan keuangan PT PERTAMINA tidak menunjukkan
adanya beban bunga sehingga rasio ini tidak berpengaruh besar dalam
pengambilan keputusan manajemen.
Hal yang patut di perbaiki adalah pola pembiayaan aset yang berasal dari
hutang karena ketika perusahaan mengalami kegagalan keuangan maka
perusahaan akan kesulitan memperoleh tambahan dana pinjaman kreditor
disebabkan oleh tingkat pengembalian yang rendah.
24
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
25
3.2. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/27172293/ANALISIS_MARKETING_MIX_PADA_P
ETROCHEMICAL_TRADING_PT._PERTAMINA_PERSERO_MOR_Marketin
g_Operation_Region_V_SURABAYA
http://www.pertamina.com/company-profile/
http://www.pertamina.com/our-business/hilir/pemasaran-dan-niaga/
http://rinafarida-rina.blogspot.co.id/2012/03/sistem-informasi-manajemen-pt-
pertamina.html
https://www.scribd.com/doc/197823634/Makalah-Pengantar-Manajemen-Pt-
Pertamina
26