Anda di halaman 1dari 28

APR

Hukum Publik dan Hukum Privat

Mata Kuliah : Hukum Perdagangan Internasional


Dosen : Dr. Shidarta, S.H., M.Hum.
Tanggal : 05 Maret 2013 (Pertemuan 2)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Topik : Hukum Publik dan Hukum Privat
Subtopik : Definisi dan Cabang Hukum Publik dan Privat, Sistem Hukum Dunia
Metode : Tatap Muka (F2F) dengan presentasi dan diskusi

Substansi:
Hukum perdata berkaitan dengan hukum perdagangan internasional. Pengertian umum Hukum
Perdagangan internasional sendiri adalah kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang
melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan
perpindahan barang dan jasa, modal tenaga kerja, teknologi (pabrik) dan merek dagang.

Sedangkan menurut Dr. Sumantoro Hukum Perdagangan Internasional adalah the exchange of
goods and services between nations and as used, it generally refers to the total goods and services
exchange among all nations (Pertukaran seluruh barang dan jasa antara semua negara/bangsa).

Secara garis besar Hukum Perdagangan Internasional dapat dijelaskan melalui gambar di bawah
ini:
Jadi gambar di atas menjelaskan bahwa perdagangan internasional itu merupakan aktivitas
pertukaran barang maupun jasa yang dilakukan oleh antara dua atau lebih negara. Pada dasarnya
Hukum Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua yakni Hukum Publik dan Hukum Privat.

Hukum Publik

Definisi dari hukum publik adalah hukum yang bersentuhan dengan otoritas negara baik dengan
negara dengan negara atau negara dengan warganegara.
Ciri-ciri dari hukum publik:
Diatur secara top down oleh penguasa
Terkait hubungan negara-negara atau negara individu
Negara bertindak untuk kepentingan umum
Kaya muatan politik
Berikut merupakan bagan yang menjelaskan cabang-cabang dari hukum publik:
click to large image

Hukum Privat

Definisi dari hukum privat adalah (hukum perdata) yang mengatur antara warga negara dengan
warga negara, warga negara dengan badan hukum.

Ciri-ciri dari hukum privat:


Tidak seluruhnya diatur oleh penguasa
Terkait hubungan individu dengan individu
Individu bertindak untuk kepentingannya sendiri
Tidak terkait muatan politik
Berikut merupakan bagan yang menjelaskan cabang-cabang dari hukum privat:
click to large image

Dalam hukum ada istiliah yang berbunyi "les specialis derogat legi generalis" yang artinya
hukum khusus mengenyampingkan hukum general. Contohnya jika ada kasus dalam Hukum
Dagang namun bertentangan dengan Hukum Privat maka Hukum Dagang lah yang akan digunakan,
karena Hukum Dagang merupakan hukum khusus (lex specialis) yang dapat mengenyampingkan
Hukum Privat (lex generalis).

Keluarga Sistem Hukum

Sistem hukum dunia adalah kesatuan kaedah hukum yang berlaku di negara-negara
maupun daerah di dunia. Sistem hukum dunia pada masa kini terdiri dari:
1. Civil Law
2. Common Law
3. Socialist Law
4. Hukum Agama
5. Hukum Adat
Civil Law atau Hukum Sipil biasa dikenal dengan Romano-Germanic Legal System karena
sistem hukum ini berakar pada zaman romawi dan kemudian berkembang di dataran Eropa
(German). Sistem hukum ini menekankan pada penggunaan aturan-aturan hukum yang sifatnya
tertulis dengan sumber hukum penting yakni Undang-Undang. Sedangkan sumber hukum utama
dari Common Law ialah dari yurisprudensi (keputusan pengadilan berdasarkan keputusan yang
lalu).

Berikut merupakan contoh-contoh negara dengan sistem hukumnya masing-masing dalam tabel:
click to large image

Refleksi:
Secara substantif, setelah mengikuti perkuliahan Minggu 2 ini, kelompok kami cukup mengerti
mengenai batas-batas yang membedakan hukum publik dan hukum privat. Menurut kami Indonesia
masih menggunakan sistem hukum berdasarkan dengan adat istiadat setempat (hukum adat)
walaupun secara garis besar Indonesia menganut sistem hukum sipil. Hal ini dikarenakan zaman
dahulu Indonesia merupakan salah satu negara jajahan Jerman maupun Belanda yang notabene
telah menganut sistem hukum sipil.

Secara metodis, kami berpendapat dosen sudah cukup jelas dalam menyampaikan materi
perkuliahan ini. Kami merasa terbantu dalam pemahaman hukum dengan metode pengajaran dosen
yang memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi:
Huala Adolf, 2005, Hukum Perdagangan Internasional, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, ISBN:
979-3654-55-4.
Muhammad Sood, 2011, Hukum Perdagangan Internasional, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
ISBN: 978-979-769-343-5.

Diskusi:
Ali melihat iklan di sebuah majalah asing tentang vleg roda mobil terbaru buatan Jerman.
Ternyata barang tersebut belum tersedia di Indonesia. Ia lalu menghubungi salah satu importir suku
cadang mobil di kawasan Mangga Dua bernama PT Akira Motor. Importir ini berjanji akan
memesannya secara individual dan barang sudah akan tersedia dalam waktu 2 minggu.
1. Apakah peristiwa di atas merupakan bagian dari objek PERDAGANGAN INTERNASIONAL?
2. Apakah Ali merupakan subjek dalam PERDAGANGAN INTERNASIONAL itu?
Hukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum Publik
Oleh: Novia Faradila

Berdasarkan isinya, hukum terbagi dua yaitu Hukum Privat dan Hukum Publik. Hukum Privat merupakan
hukumbaik material ataupun prosesnyadidasarkan atas kepentingan pribadi-pribadi. Sedangkan
Hukum Publik merupakan hukum yang didasarkan pada kepentingan publik, materi dan prosesnya atas
dasar otoritas publik. Publik di sini diwakili oleh Negara.

Hukum Privat terbagi dua, yakni (a) Hukum Sipil dalam arti luas (Hukum perdata dan hukum dagang); (b)
Hukum Sipil dalam arti sempit (Hukum perdata saja). Dalam bahasa asing, hukum sipil diartikan
Privatatrecht atau Civilrecht, hukum perdata Burgerlijkerecht, dan hukum dagang Handelsrech.
Sementara itu, Hukum Publik dibagi lima, yakni: Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara
(Hukum Tata Usaha Negara), Hukum Pidana, Hukum Acara, Hukum Internasional (a) Hukum perdata
Internasional, (b) Hukum Publik Internasional.

2.1 Hukum Publik

2.1.1 Hukum Tata Negara (HTN)

A. Definisi Hukum Tata Negara (HTN)

Berikut beberapa definisi HTN dari para ahli:[1]

1) Van Vallenhoven: HTN mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan
menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya, dan
akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan
masyarakat hukum itu serta menentukan sususnan dan wewenang badan-badan tersebut.

2) Scholten4HTN adalah hukum yang mengatur organisasi daripada Negara.

3) Van der Pot: HTN adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang diperlukan serta
wewenangnya masing-masing, hubungannya dengan yang lainnya dan hubungannya dengan individu-
individu.

4) Longemann: HTN adalah hukum yang mengatur organisasiorganisasi Negara.

5) Apeldoorn: HTN dalam arti sempit menunjukkan organisasi-organisasi yang memegang kekuasaan
pemerintahan dan batas-batas kekuasaannya.

6) Wade and Philips: HTN mengatur alat-alat perlengkapan Negara, tugas, dan hubungannya antar
perlengkapan Negara itu Paton : HTN adalah hukum mengenai alat-alat, tugas dan wewenang alat-alat
perlengkapan Negara.

7) R. Kranenburg: HTN meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara- terdapat dalam UUD.

8) UTRECHT: HTN mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat-pejabat Negara.


B. Sumber Hukum Tata Negara (HTN)

Sumber hukum HTM di antaranya sebagai berikut:[2]

1) Nilai-nilai konstitusi yang tak tertulis

2) Undang-undang dasar, pembukaan dan pasal-pasalnya

3) Peraturan perundangan tertulis

4) Jurisprudensi peradilan

5) Constitutional Conventions (Kebiasaan Ketatanegaraan)

6) Doktrin ilmu hukum yang telah menjadi Ius Comminis Opinio Doctorum

7) Hukum internasional yang telah diratifikasi menjadi Hukum Nasional

Ketujuh sumber hukum di atas penerapannya tergantung pada keyakinan hakim. Dapat dipakai secara
kumulatif atau alternatif, urutannya tidak mutlak, dan tidak menunjukkan hirarki. Untuk menentukan
manakah yang paling utama, tergantung kasus yang dihadapi dan penilaian hakim.

C. Ruang Lingkup Hukum Tata Negara (HTN)

Ruang lingkup HTN antara lain sebagai berikut:[3]

1) Jabatan-jabatan apa yang ada dalam susunan suatu negara

2) Siapa yang mengadakan jabatan-jabatan itu

3) Cara bagaimana ditempati oleh pejabat

4) Fungsi jabatan-jabatan itu

5) Kekuasaan hukum jabatan-jabatan itu

6) Hubungan antara jabatan-jabatan

7) Dalam batas-batas manakah organ-organ kenegaraan dapat melakukan tugasnya.

2.1.2 Hukum Administrasi Negara (HAM)

Hukum Administrasi Negara di Indonesia berasal dari Belanda yang disebut Administratif Recht atau
Bestuursrecht yang berarti Lingkungan Kekuasaan/Administratif di luar dari legislatif dan yudisil. Di
Perancis disebut Droit Administrative. Di Inggris disebut Administrative Law. Di Jerman disebut
Verwaltung recht. Sejarah Hukum Administrasi Negara atau Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum
Tata Pemerintahan di Belanda disatukan dalam HTN yang disebut Staats en Administratiefrecht.

A. Definisi Hukum Administrasi Negara (HAN)


Pada dasarnya definisi HAN sangat sulit untuk dapat memberikan suatu definisi yang dapat diterima oleh
semua pihak. Namun, sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai berikut:[4]

1) Oppen Hein: HAN merupakan suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang
tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan
kepadanya oleh HTN.

2) J.H.P. Beltefroid: HAN adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat
pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak
memenuhi tugasnya.

3) Logemann: HAN adalah seperangkat dari norma-norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa
yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang
khusus.

4) De La Bascecoir Anan: HAN adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab
Negara berfungsi/bereaksi dan peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga
Negara dengan pemerintah.

5) L.J. Van Apeldoorn: HAN adalah keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para
pendukung kekuasaan penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu.

6) A.A.H. Strungken4HAN adalah aturanaturan yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa
sendiri.

7) J.P. Hooykaas4HAN adalah ketentuanketentuan mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan
negara dalan lingkungan swasta.

8) Sir. W. Ivor Jennings4 HAN adalah hukum yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini
menentukan organisasi kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi.

9) E. Utrecht4 HAN adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan agar memungkinkan para
pejabat pemerintahan negara melakukan tugas mereka secara khusus.

Dari pengertian-pengertian di atas, bidang HAN sangat luas, banyak segi, dan macam ragamnya.
Pemerintah adalah pengurus dari pada negara. Pengurus negara adalah keseluruhan dari jabatan-
jabatan didalam suatu Negara yang mempunyai tugas dan wewenang politik Negara dan pemerintahan.

Apa yang dijalanakan oleh pemerintah adalah tugas negara dan merupakan tanggung jawab dari pada
alat-alat pemerintahan. Dapat disimpulkan HAN adalah hukum mengenai pemerintah/eksekutif di dalam
kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai administrator negara.

B. Sumber Hukum Administrasi Negara (HAN)

Berikut sumber hukum HAN:

1) Pancasila
2) UUD 1945

3) TAP MPR

4) Perpu

5) PP

6) Kepres

7) Permen dan Kepmen

8) Perda dan Kepkada

9) Yurisprodensi

10) Hukum Tidak tertulis

11) Hukum Internasional

12) Keptu

13) Doktrin

C. Ruang Lingkup Hukum Administarsi Negara (HAN)

Beberapa ahli mengemukakan berbagai ruang lingkup HAN. Menurut Walther Burckharlt (Swiss), bidang-
bidang pokok HAN di antaranya:

1) Hukum Kepolisian

Kepolisian dalam arti sebagai alat administrasi negara yang sifat preventif misalnya pencegahan dalm
bidang kesehatan, penyakit flu burung, malaria, pengawasan dalam pembangunan, kebakaran, lalu
lintas, lalulintas perdagangan (ekspor-impor).

2) Hukum Kelembagaan

Administrasi wajib mengatur hubungan hukum sesuai dengan tugas penyelenggara kesejahtreaan rakyat
missal dalam bidang pendidikan, rumah sakit, tentang lalu lintas (laut, udara dan darat), Telkom, BUMN,
Pos, pemeliharaan fakir miskin, dan sebagainya.

3) Hukum Keuangan

Aturan-aturan tentang keuangan negara, missal pajak, bea cukai, peredaran uang, pembiayaan negara
dan sebagainya.

Sedangkan ruang lingkup HAN menurut Prajudi Atmosudirdjo yakni:

Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum daripada administrasi negara.


Hukum tentang organisasi dari administrasi negara.
Hukum tentang aktifitas-aktifitas dari administrasi negara yang bersifat yuridis.
Hukum tentang sarana-sarana dari administrasi negara terutama mengenai kepegawaian negara dan
keuangan negara.
Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan Wilayah, yang dibagi menjadi :

Hukum Administrasi Kepegawaian


Hukum Administrasi Keuangan
HukumAdministrasi Materiil
Hukum Administrasi Perusahaan Negara
Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara

HTN dan Hukum Administrasi Negara

Dilihat dari segi sejarah,sebelum abad ke 19 HAN menyatu dengan HTN dan baru setelah abad ke 19
HAN berdiri sendiri. Mengenai batasan antara HTN dengan HAN, terdapat dua perbedaan pendapat,
yaitu:

a) Golongan yang berpendapat bahwa antara HTN dan HAN terdapat perbedaan yang prinsipil.

- Oppen Heim mengatakan bahwa pokok bahasan HTN adalah Negara dalam keadaan diam (strats in
rust), di mana HTN membentuk alat-alat perlengkapan negara dan memberikan kepadanya wewenang
serta membagi bagikan tugas pekerjaan kepada alat-alat perlengkapan negara ditingkat tinggi dan tingkat
rendah. Sedangkan HAN adalah Negara dalam keadaan bergerak (staats in beveging) di mana HAN
melaksanakan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh HTN baik ditingkat tinggi maupun ditingkat
rendah.

- Van Vallen Hoven HAN mengatakan semua peraturan-peraturan hukum setelah dikurangi hukum-
hukum materiil Tata Negara, Pidana dan Perdata. HAN merupakan pembatasan dari kebebasan
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Badan-badan kenegaraan memperoleh kewenangan dari
HTN, dan dalam melaksanakan kewenangan itu badan-badan kenegaraan hasurlah berdasarkan pada
HAN.

b) Golongan yang berpendapat bahwa tidak ada perbedaan prinsipil antara HTN dan HAN.
Perbedaannya hanya pada titik berat/fokus pembahasan. HTN fokusnya adalah hukum rangka dasar dari
negara, sedangkan HAN adalah administrasi dari Negara. Oleh karena itu, HAN merupakan hukum
khusus dari HTN.

- Kranenburg, tidak ada perbedaan yang prinsipil antara HTN dengan HAN, perbedaannya hanya terjadi
dalam praktek dalam rangka tercapainya suatu kemanfaatan saja. HTN adalah hukum mengenai struktur
umum daripada suatu pemerintahan Negara. Sedangkan HAN merupakan peraturan-peraturan yang
bersifat khusus.

- Mr. Prins, HTN mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar dari negara. HAN
menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat teknis yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya
penting bagi para spesialis.

2.1.3 Hukum Pidana


A. Definisi Hukum Pidana

Berikut beberapa definisi hukum pidana dari para ahli:

1) Prof. Moeljatno4Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara,
yang mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk: (1) menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak
boleh dilakukan, yang dilarang, dg disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang
siapa melanggar larangan tersebut; Criminal Act. (2) menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada
mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana
yang telah diancamkan; Criminal Liability/ Criminal Responsibility. (3) Menentukan dengan cara
bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar
larangan tersebut; Criminal Procedure/ Hukum Acara Pidana.

2) Prof. Pompe: Hukum Pidana adalah semuaaturan-aturan hukum yang menentukan terhadap
perbuatan-perbuatan apa yang seharusnya dijatuhi pidana dan apakah macamnya pidana itu.

3) Prof. Van Hamel: Hukum Pidana adalah semua dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut oleh suatu
negara dalam menyelenggarakan ketertiban hukum (rechtsorde) yaitu dengan melarang apa yang
bertentangan hukum dan mengenakan suatu nestapa kepada yang melanggar larangan-larangan
tersebut.

4) Prof. Simons: Hukum Pidana adalah kesemuanya perintah-perintah dan larangan-larangan yang
diadakan oleh negara dan yang diancam dengan suatu nestapa (pidana), barang siapa yang tidak
mentaatinya, kesemuanya aturan-aturan yang menentukan syarat-syarat bagi akibat hukum itu dan
kesemuanya aturan-aturan untuk mengadakan (menjatuhi) dan menjalankan pidana tersebut.

B. Sumber Hukum Pidana

1) KUHP (beserta UU yang merubah dan menambahnya)

- BukuI tentang Ketentuan Umum (pasal 1 103)

- Buku II tentang Kejahatan (pasal 104 488)

- Buku III tentang Pelanggaran (pasal 489 569)

2) UU Pidana di luar KUHP

- UU Anti Subversi, UU No. 11/PNPASAL/1963 (Sudah dihapus)

- UU Pemberantasan T.P. Korupasali, UU No. 20/2001 jo UU No. 31/1999

- UU Tindak Pidana Ekonomi, UU No. 7/drt/1955

- Perpu1/2002 UU 15/2003 Anti Terorisme

- UU Money Laundering.

3) Ketentuan Pidana dalam peraturan perundang-undangan non-pidana:


- UU Lingkungan

- UU Pers

- UU Pendidikan Nasional

- UU Perbankan

- UU Pajak

- UU Partai Politik

- UU pemilu

- UU Merek

- UU Kepabeanan

- UU Pasar Modal

C. Ruang Lingkup Hukum Pidana

Hukum pidana dapat dibagi menjadi :

1) Hukum pidana materil dan formil

Hukum Pidana Materiil adalah hukum pidana yang memuat aturan-aturan yang menetapkan dan
merumuskan perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana, aturan-aturan yang memuat syarat-syarat untuk
dapat menjatuhkan pidana, dan ketentuan mengenai pidana. Contohnya KUHP. Sementara itu, Hukum
Pidana Formil adalah hukum pidana yang mengatur kewenangan negara (melalui aparat penegak
hukum) melaksanakan haknya untuk menjatuhkan pidana. Contohnya KUHAP.

2) Hukum pidana umum dan khusus

Hukum pidana umum (algemene strafrecht) memuat aturan-aturan hukum pidana yang berlaku bagi
setiap orang dan tidak membeda-bedakan kualitas pribadi subjek hukum tertentu. Setiap warga negara
harus tunduk dan patuh terhadap hukum pidana umum.( KUHP, UULLAJ). Sedangkan Hukum pidana
khusus (bijzonder strafrecht) memuat aturan-aturan hukum pidana umum yang menyangkut golongan-
golongan tertentu, dan berkaitan dengan jenis-jenis perbutan tertentu. Contohnya Hukum Pidana
Ekonomi.

3) Hukum pidana yang dikodifikasi (KUHP & KUHPT) dan yang tidak dikodifikasi (tersebar di luar KUHP)

Hukum pidana yang dikodifikasikan (codificatie) adalah hukum pidana tersebut telah disusun secara
sistematis dan lengkap dalam kitab undang-undang, misalnya Kitab undang-undang Hukum Pidana
(KUHP), Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Militer (KUHPM). Sedangkan yang termasuk dalam hukum pidana tidak terkodifikasi adalah peraturan-
peraturan pidana yang terdapat di dalam undang-undang atau peraturan-peraturan yang bersifat khusus
(van HATTUM).

4) Hukum pidana tertulis dan tidak tertulis (hukum adat)

Hukum pidana tertulis adalah hukum pidana undang-undang, yang bersumber dari hukum yang
terkodifikasi yaitu Kitab Undang-udang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) dan bersumber dari hukum yang diluar kodifikasi yang tersebar dipelbagai peraturan
perundang-undangan. Hukum pidana yang berlaku dan dijalankan oleh negara adalah hukum tertulis
saja, karena dalam hal berlakunya hukum pidana tunduk pada asas legalitas sebagaimana tertuang
dalam Pasal 1 (1) KUHP.

Sementara itu hukum pidana tidak tertulis tidak dapat dijalankan. Namun demikian ada satu dasar hukum
yang dapat memberi kemungkinan untuk memberlakukan hukum pidana adat (tidak tertulis) dalam arti
yang sangat terbatas berdasarkan Pasal 5 (3b) UU No. 1/Drt/1951.

5) Hukum pidana nasional dan hukum pidana internasional

Hukum pidana merupakan hukum publik karena mengatur hubungan antar negara dan warga negara
dalam rangka menciptakan keamanan, ketertiban masyarakat oleh karena itu negara berwajiban
melindungi kepentingan dan kemanan (harta benda dan nyawa) negara dan masyarakat.

2.1.4 Hukum Internasional

A. Definisi Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah hukum yang berkaitan dengan peristiwa Internasional. Hukum Internasional
merupakan hukum positif dari suatu negara. Namun Hukum Internasional dikategorikan sebagai Soft
Law.

B. Ruang Lingkup Hukum Internasional

Peristiwa Tantra Internasional atau Hukum Internasional Publik

Hukum Internasional Publik mengatur hubungan yg melintasi batas negara dan bukan bersifat perdata.
Hubungan tsb dpt dilakukan oleh (a) negara dengan negara; (b) negara dengan subyek hukum lain
bukan negara (misalnya organisasi internasional); dan (c) subyek hukum bukan negara satu sama lain.

Peristiwa Perdata Internasional atau Hukum Perdata Internasional

Hukum Perdata Internasional merupakan suatu hubungan bidang hukum perdata (antar pribadi) yang
mengandung unsur asing, namun para pihak tunduk pada hukum nasionalnya masing-masing. Secara
substansif Hukum Perdata Internasional meliputi:

- Hukum Pribadi; status personal, kewarganegaraan, domisili, pribadi hukum.

- Hukum Harta Kekayaan; harta kekayaan materiil, immateril, perikatan.


- Hukum Keluarga; perkawinan, hub. Ortu-anak, adopsi, perceraian, harta perkawinan.

- Hukum Waris; pewaris, ahli waris dan obyek hukum waris.

C. Sumber Hukum Internasional

Hukum Internasional Publik bersumber pada Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu:

- Perjanjian Internasional utk dpt diterapkan di suatu negara melalui proses Ratifikasi

- Prinsip-prinsip Hukum Umum yg diakui oleh negara-negara beradab dan menjunjung tinggi hukum,
contoh: asas Pacta sunt servanda

- Keputusan Pengadilan, contoh: ICC, ICJ

- Yurisprudensi dan Pendapat Sarjana

- Kebiasaan Internasional

Hukum Perdata Internasional bersumber pada Pasal 16 Algemene Bepalingen van Wetgeving (A.B).

2.2 Hukum Privat

2.2.1 Hukum Perorangan

Hukum perorangan membicarakan masalah subjek hukum dalam hukum adat. Dalam hukum adat,
subjek hukum perorangan meliputi badan-badan hukum dan manusia, badan-badan hukum antara lain
desa, suku, nagari, dan wakaf. Manusia sebagai subjek hukum perorangan dalam hukum adat
menunjukkan arti bahwa setiap manusia baik laki-laki atau perempuan memiliki kedudukan yang sama
sebagai subjek hukum dalam hukum, adat, karena setiap manusia dalam hukum adat adalah pendukung
atau pembawa hak dan kewajiban.

Manusia sebagai subjek hukum dalam hukum perorangan tidak semuanya dapat melakukan perbuatan
hukum yang sah, artinya tidak setiap manusia mampu melakukan perbuatan hukum. Yang dianggap
telah mampu melakukan perbuatan hukum dalam hukum adat adalah setiap orang yang sudah dewasa
termasuk seorang wanita yang ada dalam ikatan perkawinan dengan seorang pria. Dalam hukum adat
tidak ditemukan kriteria yang pasti dalam menentukan seseorang itu dapat disebutkan telah dewasa,
karena dalam setiap daerah pada umumnya memiliki kriteria yang berbeda-beda.

Mengenai kriteria dewasa, R. Soepomo menegaskan bahwa dalam hukum adat kriterianya adalah bukan
umur, tetapi kenyataan-kenyataan tertentu yang antara lain adalah: Kuwat Gawe (dapat atau mampu
bekerja sendiri), artinya cakap untuk melakukansegala pergaulan dalam kehidupan kemasyarakatan
serta mampu mempertanggungjawabkan sendiri segala-galanya. Cakap mengurus harta bendanya serta
lain keperluannya sendiri.

2.2.2 Hukum Kekayaan

A. Definisi Hukum Kekayaan


Secara umum, hak kekayaan merupakan sekelompok peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengatur
tentang hasil kreatif manusia di bidang ilmu pengetahuan yang hasilnya benda maertiil dan/atau
immaterial. Beberapa ahli berpendapat tentang hak kekayaan intelektual.

1) Peter Groves (1997)4`Intellectual property means any patent, trademark, copyrights, design right,
registered design, technical or commercial information or other intellectual property.

2) David Bainbridge (1993) 4Intellectual property laws is that area of law which concerns legal rights
associated with creative effort or commercial reputation and goodwill. The subject matter of intellectual
property is very wide and includes literary and artistic works, films, computer programs, inventitions,
designs and marks used by traders for their goods or services.

3) Caroline Wilson4Intellectual property rights (IPRs) is the term used to describe the various rights that
effort protection to innovative and creative endeavor.

B. Sumber Hukum Kekayaan

1) Sumber Hukum Tertulis

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (mulai berlaku
tanggal 20 Desember 2000);

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (mulai berlaku
tanggal 20 Desember 2000);

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(mulai berlaku tanggal 20 Desember 2000);

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (mulai berlaku tanggal 1
Agustus 2001);

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merk (mulai berlaku tanggal 1
Agustus 2001);

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (mulai berlaku tanggal 29
Juli 2003).

2) Sumber Hukum Tidak Tertulis: aturan waralaba.

C. Ruang Lingkup Hukum Kekayaan

Ruang lingkup hukum kekayaan adalah sebagai berikut:

1) Hak Cipta dan hak terkait

Hak eksklusif bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra, antara lain berupa buku, program komputer, ceramah, kuliah, pidato dan
ciptaan lain yang sejenis dengan itu serta hal terkait dengan hak cipta. Hak cipta berlaku untuk selama
hidup atau 50 tahun setelah meninggalnya si pencipta.
2) Paten

Paten diberikan untuk melindungi invensi di bidang teknologi. Paten diberikan dalam jangka waktu yang
terbatas, tujuannya adalah untuk mencegah pihak lain termasuk para investor independen dari teknologi
yang sama, menggunakan invensi tersebut selama jangka waktu perlindungan paten supaya investor /
pemegang paten mendapat manfaat ekonomi yang layak atas invensinya. Sebagai gantinya pemegang
paten harus mempublikasikan semua rincian invensinya supaya pada saat berakhirnya perlindungan
paten, informasi berkaitan dengan invensi tersebut tersedia secara bebas. Kebanyakan paten mendapat
perlindungan selama 16-20 tahun.

3) Desain Industri

Berhubungan dengan perwujudan secara visual dari produk-produk komersial dalam pola dua atau tiga
dimensi. Disain industri biasanya tidak melindungi fungsi suatu produk melainkan semata-mata
melindungi penampakan luarnya.

4) Merek

Pendaftaran sebuah merek digunakan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang diproduksi atau
didistribusikan oleh sebuah perusahaan tertentu, memberikan hak kepada perusahaan tersebut untuk
menggunakan secara eksklusif merek tersebut. Pemilik merek terdaftar memiliki hak untuk mencegah
pihak lain menggunakan mereknya tanpa ijin. Merek sering merupakan logo yang terkenal dan menjadi
komoditi yang sangat bernilai.

5) Rahasia Dagang

Melindungi hampir semua jenis informasi yang bersifat komersial jika info tersebut dikembangkan dan
dijaga dalam sebuah cara yang bersifat rahasia. Tidak ada batasan berapa lama info tersebut akan
dilindungi. Contoh klasik adalah informasi tentang formula pembuatan Coca cola. Yang tersimpan aman
selama 100 tahun Rahasia Dagang juga meliputi daftar pelangggan, metode bisnis.

6) Tata Letak Sirkuit Terpadu

Meningkatnya kepentingan dan ketergantungan pada komputer, menyebabkan para pembuat UU


menyediakan perlindungan khusus terhadap disain tata letak sirkuit terpadu yang digunakan dalam
komputer dan berbagai produk eksklusif lainnya seperti radio, televisi.

7) Varietas Tanaman

Banyak negara yang memiliki UU khusus untuk melindungi varietas tanaman yang baru
dikembangkan.Varietas ini biasanya berisi beberapa keunggulan material dari varietas yang telah ada
sebelumnya.

8) Rekayasa Genetik

Perkawinan silang antara jenis hewan tertentu yaitu jenis hewan baru yang menjadi fokus penelitian para
ahli peternakan saat ini Sebagai konsekuensi dari penelitian yang lama dan membutuhkan banyak biaya,
para peneliti menuntut invensi mereka yang disebut sebagai organisme yang dimodifikasi secara genetik,
diberi perlindungan oleh UU paten.

9) Internet dan Domain Names

Perkembangan internet memunculkan masalah baru dalam bidang HaKI, terutama dalam hal hak cipta
dan merek. Demikian juga dalam masalah pembuatan domain name di internet . Orang-orang tanpa ijin
banyak memakai nama-nama orang terkenal dan merek-merek terkenal untuk kepentingan si pembuat
domain name.

2.2.3 Hukum Waris

A. Definisi Hukum Waris

1) Supomo (1967)4Hukum Waris adalah peraturan- peraturan yang mengatur proses meneruskan serta
mengoper barang-barang yang tidak berwujud benda dari suatu angkatan manusia (generasi ) kepada
turunannya.

2) Ter Haar (1950) 4Hukum waris adalah Aturan- aturan yang mengenai cara bagaimana dari abad ke
abad penerusan peralihan dari harta kekayaan yang berwujud tidak berwujud dari generasi pada
generasi.

3) Wirjono Prodjodikoro (1976) 4Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang kedudukan harta
kekayaan seseorang setelah ia meninggal dunia, dan cara- cara berpindahnya harta kekayaan itu kepada
orang lain.

4) Prof. Mr. M.J.A Von Mourik4Hukum waris merupakan seluruh aturan yang menyangkut penggantian
kedudukan harta kekayaan yang mencakup himpunan aktiva dan pasifa orang yang meninggal dunia.

5) J. Satrio, SH4Hukum waris adalah peraturan yang mengatur perpindahan kekayaan seseorang yang
meninggal dunia kepada satu/beberapa orang dengan dalam hal ini hukum waris merupakan bagian dari
harta kekayaan.

6) Efendi Perangin SH4Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan
yang ditingkatkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya.

7) Prof Ali Afandi SH4Hukum Waris adalah hukum yang mengatur tentang kekayaan yang ditinggalkan
seseorang yang meninggal dunia serta akibatnya bagi para ahli warisnya.

8) H. Abdullah Syah (1994) 4 Hukum Waris menurut istilah bahasa ialah takdir (qadar /ketentuan,dan
pada syara adalah bagian-bagian yang diqadarkan/ditentukan bagi waris.

B. Sumber Hukum Waris

1) Sumber hukum tertulis: (a) Undang-Undang KUH Perdata; (b) Alquran dan Hadist (khusus hukum
waris Islam).

2) Sumber hukum tidak tertulis: kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
C. Ruang Lingkup Hukum Waris

1) Hukum Waris Perdata

2) Hukum Waris Adat4dalam hukum waris adat ada harta yang tidak dapat dibagikan. Anak perempuan
bilamana tidak ada anak laki-laki dapat menutup semua haknya. Anak angkat tetap mendapat warisan
dari orang tua angkat. Terdapat ahli waris pengganti.

3) Hukum Waris Islam4hukum yang mengatur pembagian harta peninggalan seseorang berdasarkan Al
Quran dan Hadist. Al Quran membahas hukum waris terdapat pada surat An-Nisa Ayat 11-12. Dalam
hukum waris islam, semua hak waris dapat menuntut haknya, hak ahli waris sesuai dengan bagian
masing-masing, anak angkat tidak mendapat warisa, dan tidak ada ahli waris pengganti.

2.2.4 Hukum Keluarga

A. Definisi Hukum Keluarga

Dalam arti sempit, keluarga merupakan kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari suami, istri, dan
anak yang berdiam dalam suatu tempat. Hukum Keluarga mengatur hubngan hukum yang bersangkutan
dengan kekeluargaan sedarah dan perkawinan. Jauh dekat hubugan darah mempunyai arti penting
dalam perkawinan, pewarisan dan perwalian dalam keluarga.

B. Sumber Hukum Keluarga

1) Sumber hukum keluarga tertulis kaidah-kaidah hukum yang bersumber dari UU, Yurisprodensi, dan
traktat.

- KUHPerdata .

- Perarturan Perkawinan Campuran (Regelijk op de Gemengdehuwelijk), Stb 1898 No.158.

- Ordonansi perkawinan indonesia, kristen, jawa,Minahasa dan ambon, Stb 1933 No.74

- UU No.32/1954 tentang pencatatan nikah, talak, dan rujuk .

- UU No.1/ 1974 tentang perkawinan, dengan berlakunya UU ini mencabut berlakunya ketentuan2-
ketentuan mengenai perkawinan dan segala akibat hukuman yang terdapat dalam buku I KUHPdt.

- PP No.9 tahun 1975 ttg Peraturan Pelaksana UU No. 1 thn 1974 tentang perkawinan.

- PP No.10 / 1983 jo. PP No. 45 / 1990 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS.

- Inpres No.1/1991 tentang KHI.

2) Sumber hukum yang tidak tertulis, merupakan kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat.

C. Ruang Lingkup Hukum Keluarga


1) Perkawinan

Perkawinan merupakan eksistensi institusi aatu melegalkan hubungan hukum antara seorang lelaki
dengan seorang wanita tujuannya adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Tuhan YME.

2) Kekuasaan orang tua

Ikatan perkawinan pada dasarnya akan mengakibatkan hubungan hukum tentang hak dan kewajiban,
yakni (a) hak dan kewajiban suami istri, (b) hak dan kewajiban suami istri terhadap anaknya, dan (3)
hubungan hukum dalam kaitannya dengan pihak ketiga.

3) Perwalian

Perwalian merupakan pengawasan terhadap pribadi dan pengurusan harta kekayaan seseorang anak
yang belum dewasa jika anak itu tidak berda dalam kekuasaan orang tua. Ketentuan tentang perwalian
diatur dalam KUH Perdata.

4) Pengampunan

Pengampuan merupakan bentuk khusus dari perwalian yang diperuntukkan bagi orang yang sudah
dewasa tetapi terhubung oleh sesuatu hal (keadaan mental atau fisik tidak/kurang sempurna) ia tidak
dapat bertindak leluasa.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan isinya, hokum terbagi dua yakin: (a) Hukum Privat merupakan hukumbaik material
ataupun prosesnyadidasarkan atas kepentingan pribadi-pribadi; (b) Hukum Publik merupakan hukum
yang didasarkan pada kepentingan publik, materi dan prosesnya atas dasar otoritas publik. Publik di sini
diwakili oleh negara.
2. Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat
pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak
memenuhi tugasnya.
3. Hukum Pidana adalah semuaaturan-aturan hukum yang menentukan terhadap perbuatan-perbuatan
apa yang seharusnya dijatuhi pidana dan apakah macamnya pidana itu.
4. Hukum Internasional adalah hukum yang berkaitan dengan peristiwa Internasional. Hukum
Internasional merupakan hukum positif dari suatu negara. Namun Hukum Internasional dikategorikan
sebagai Soft Law.
5. Hukum perorangan membicarakan masalah subjek hukum dalam hukum adat. Dalam hukum adat,
subjek hukum perorangan meliputi badan-badan hukum dan manusia, badan-badan hukum antara lain
desa, suku, nagari, dan wakaf.
6. Hukum Kekayaan merupakan sekelompok peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengatur tentang
hasil kreatif manusia di bidang ilmu pengetahuan yang hasilnya benda maertiil dan/atau immaterial.
Beberapa ahli berpendapat tentang hak kekayaan intelektual.:
7. Hukum waris adalah peraturan yang mengatur perpindahan kekayaan seseorang yang meninggal
dunia kepada satu/beberapa orang dengan dalam hal ini hukum waris merupakan bagian dari harta
kekayaan.
8. Hukum Keluarga mengatur hubngan hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan
perkawinan. Jauh dekat hubugan darah mempunyai arti penting dalam perkawinan, pewarisan dan
perwalian dalam keluarga.

[1] Achmad Basyuni, Hukum Tata Negara (PDF version). Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik Univ.
Padjadjaran

pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads//hukum_tata_negara.pdf (diakses pada 13 April 2012).

[2] Ibid.

[3] Ibid.

[4] Bewa Rarawino, Hukum Administrasi Negara. Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik Univ. Padjadjaran:
pustaka.unpad.ac.id/wp-content//hukum_administrasi_negara.pdf (diakses pada 13 April 2012)
Hukum Publik dan Privat (makalah)
A. Hukum Publik

Hukum publik adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum
positif jadi yang bersifat tanpa hak yang menimbulkan akibat yang oleh hukum dilarang dengan ancaman
hukuman. [1]

Hukum publik terbagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Hukum Pidana

Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa yang
dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap
yang melakukannya pelanggaran dan kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau hukum yang mengatur
kepentingan hubungan perseorangan dengan negara. Dengan kata lain hukum pidana ialah hukum yang mengatur
hubungan antara warganegara dengan negara.

Asas berlakunya hukum pidana adalah asas legalitas Pasal 1Ayat (1) KUHP aturan yang paling ringan
sanksinya bagi terdakwa Pasal 1 Ayat (2) KUHP dan Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan.

Hukum pidana dibagi dalam beberapa bagian yaitu:

a) Hukum Pidana Dalam Arti Objektif Dan Dalam Arti Subyektif

a. Hukum Pidana Dalam Arti Objektif (ius poenale)

[2]Adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum positif jadi yang
bersifat tanpa hak yang menimbulkan akibat yang oleh hukum dilarang dengan ancaman hukuman . Semua
peraturan tentang perintah atau larangan terhadap pelanggaran yang mana diancam dengan hukuman yang
bersifat siksaan.

b. Hukum Pidana Dalam Arti Subyektif (ius puniendi)Adalah hak negara atau alat-alat untuk menghukum
berdasarkan hukum pidana objektif .

2. Hukum Pidana Material Dan Hukum Pidana Formil

a. Hukum Pidana Material

Adalah semua ketentuan dan peraturan yang menunjukkan tentang tindakan-tindakan yang mana adalah
merupakan tindakan-tindakan yang dapat dihukum, siapakah orangnya yang dapat dipertanggungjawabkan
terhadap tindakan-tindakan tersebut dan hukuman bagaimana yang dapat dijatuhkan terhadap orang tersebut.

b. Hukum Pidana Formil

Hukum pidana formil atau hukum acara pidana adalah peraturan-peraturan hukum pidana yang mengatur
bagaimana cara pelaksanaan dan penerapan dari semua ketentuan-ketentuan hukum pidana material tersebut
pada didalam praktik.
3. Hukum pidana yang dikodifikasikan (gecodificeerd) dan hukum pidana yang tidak
dikodifikasi (niet gecodificeerd)

a. Hukum Pidana Yang Dikodifikasikan

Hukum pidana yang dikodifikasikan misalnya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Militer, Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Adapun sistematika Kitab Undang-Undang Hukum Pidana antara lain:

1) Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103)

2) Buku II Tentang Kejahatan (Pasal 104-488)

3) Buku III Tentang Pelanggaran (Pasal 489-569)

b. Hukum Pidana Yang Tidak Dikodifikasi

Hukum pidana yang tidak dikodifikasi adalah berbagai ketentuan pidana yang tersebar diluar KUHP ,seperti UU.
No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, UU No. 9 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta dan sebagainya.

4. Tujuan Hukum Pidana

a. prefentif (pencegahan)

Untuk menakut nakuti setiap orang jangan sampai melakukan perbuatan yang tidak baik atau melakukan
perbuatan melanggar hukum.

b. respresif (mendidik)

Mendidik seseorang yang pernah melakuakan perbuatan tidak baik menjadi baik dan dapat diterima kembali
dalam kehidupan bermasyarakat .

5. Tindak Pidana (delik)

Dalam hukum pidana dikenal macam-macam pembagian delik ke dalam

Delik yang dilakukan dengan sengaja, misalnya, sengaja merampas jiwa orang lain (Pasal 338 KUHP) dan delik yang
disebabkan karena kurang hati-hati, misalnya, karena kesalahannya telah menimbulkan matinya orang lain dalam
lalu lintas di jalan.(Pasal 359 KUHP). Menjalankan hal-hal yang dilarang oleh Undang-undang, misalnya, melakukan
pencurian atau penipuan (Pasal 362 dan378 KUHP) dan tidak menjalankan hal-hal yang seharusnya dilakukan
menurut Undang-undang, misalnya tidak melapor adanya komplotan yang merencanakan makar. Kejahatan (Buku
II KUHP), merupakan perbuatan yang sangat tercela, terlepas dari ada atau tidaknya larangan dalam Undang-
undang. Karena itu disebut juga sebagai delik hukum. Pelanggaran (Buku III KUHP), merupakan perbuatan yang
dianggap salah satu justru karena adanya larangan dalam Undang-undang. Karena itu juga disebut delik Undang-
undang.
6. Macam-Macam Pidana

Mengenai hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap seseorang yang telah bersalah melanggar ketentuan-
ketentuan dalam undang-undang hukum pidana, dalam Pasal 10 KUHP ditentukan macam-macam hukuman yang
dapat dijatuhkan, yaitu sebagai berikut :

a. Hukuman Pokok

Hukuman mati, hukuman penjara, hukuman kurungan, hukuman denda, hukuman tutupan.

b.Hukuman Tambahan

Pencabutan hak-hak tertentu, Penyitaan barang-barang tertentu, Pengumuman keputusan hakim.

A.2. Hukum Tantra

Hukum Tantra adalah hukum yang mengatur tentang segala kegiatan dalam bidang kenegaraan atau bidang
penyelenggaraan negara, yang pada garis besarnya terbagi atas:

Hukum Tata Negara

Hukum tata Negara dalam arti sempit, ialah Hukum tata Negara
Jadi kesimpulan hukum tata Negara menurut para pakar adalah:
Peraturan-peraturan yang mengatur organisasai negara dari tingkat atas sampai bawah, sturktur, tugas dan
wewenang alat perlengkapan Negara
hubungan antara perlengkapan tersebut secara hierarki maupun
horizontal, wilayah Negara, kedudukan warganegara serta hak-hak asasnya.

Menurut L.J. Apeldorn Pengertian Negara mempunyai beberapa arti :

Negara dalam arti penguasa, yaitu adanya orang-orang yang memegang kekuasaan dalam
persekutuan rakyat yang mendiami suatu daerah, negara dalam arti persekutuan rakyat yaitu adanya
suatu bangsa yang hidup dalam satu daerah, dibawah kekuasaan menurut kaidah-kaidah hukum, negara
dalam arti wilayah tertentu yaitu adanya suatu daerah tempat berdiamnya suatu bangsa dibawa
kekuasaan., negara dalam arti Kas atau Fikus yaitu adanya harta kekayaan yang dipegang oleh
penguasa untuk kepentingan umum

Hukum tata negara dibagi dalam 2 bagian, yaitu:

a. Hukum Tata Negara Material

Hukum tata negara material ialah segenap peraturan hukum yang isinya mengatur perihal hierrki atau
susunan kedudukan lembaga-lembaga negara, fungsi dan wewenangnya, serta cara-cara dan dasar-
dasar mereka bertindak dalam melaksanakan tugasnya masing-masing selaras dengan kedudukannya.

b. Hukum Tata Negara Formal


Hukum tata negara formal ialah segenap peraturan hukum yang isinya mengatur bagaimana caranya
menpertahankan dan melaksanakan hukum tata negara material.

Adapun asas-asas hukum tata negara yaitu:

Asas Pancasila, asas hukum, kedaulatan rakyat dan demokrasi, asas negara hukum, asas demokrasi,
asas kesatuan, asas pembagian kekuasaan dan check belances, asas legalitas

Hukum Administrasi Negara

Hukum Administarsi Negara adalah Hukum mengenai pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya,


tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.

Hukum administrasi negara dibagi dalam 2 bagian, yaitu:

a. Hukum Administrasi Negara Material

Hukum administrasi negara materal adalah segenap peraturan hukum yang isinya mengatur perihal
segala cara kerja dan pelaksanaan wewenang yang langsung dari lembaga-lembaga negara serta
aparatur-aparaturnya dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dalam praktik (secara administratif).

b. Hukum Administrasi Negara Formal

Hukuma administrasi negara formal adalah segenap peraturan hukum yang mengatur bagaimana
caranya mempertahankan dan melaksanakan hukum administrasi negara material.

Hukum administrasi negara meliputi:

Hukum pemerintahan, hukum peradilan (peradilan tata negara, peradilan administrasi negara, hukum
acara perdata, hukum acara pidana), hukum kepolisisian, hukum proses perundang-undangan.

Hukum administrasi negara mengatur empat hal, yaitu:

Organisasi atau institusi. Bagaimana mengisi jabatan-jabatan dalam organisasi tersebut, bagaimana
berlangsungnya kegiatan atau pelaksanaan tugas dari jabatan-jabatan tersebut, bagaimana memberi
pelayanan dari aparatur pemerintahan kepada masyarakat.

Hubungan antara hukum administrasi negara dan hukun tata negara

Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, sedangkan
dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah dikurangi oleh Hukum Tata
Negara. Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia, personifikasi,
tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan
dan wewenang.

Hukum Administrasi Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum yang dilakukan
pejabat dalam melakukan tugasnya.

Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata Negara membahas
negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum Administrasi Negara membahas negara dalam keadaan
bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-betul bergerak, misalnya mengenai sebuah
Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus diserahkan/dikirimkan dari Pejabat Tata Usaha
Negara kepada seseorang.

Hukum Privat

Hukum privat atau perdata adalah segala peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang
satu dengan dan dengan orang yang lain Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai
lawan dari hukum publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengannegara serta kepentingan
umum (misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi
atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan
antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian,
kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Hukum privat terbagi dalam dua bagian, yaitu hukum perdata dalam arti luas dan hukum perdata dalam arti
sempit.

B.1. Hukum Perdata Dalam Arti Luas

Hukum Perdata

a. Hukum Perdata Material

Hukum perdata material yaitu aturan-aturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata,
yaitu mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subyek hukum.

b.Hukum Perdata Formal

Hukum perdata formal atau hukum acara perdata adalah peraturan-peraturan hukum perdata yang mengatur
bagaimanakan cara pelaksanaan dan penerapan dari semua ketentuan-ketentuan hukum perdata material
tersebut dalam praktik.

Hukum Dagang

Perdagangan atau Perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada
suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh
keuntungan.

Hukum dagang adalah peraturan-peraturan hukum privat yang mengatur tentang hal-hal berikut:

Hubungan-hubungan hukum yang terjadi antarsubjek hukum khusus dalam kegiatan perdagangan, hak dan
kewajiban timbal-balik masing-masing subjek hukum yang timbul berkenaan dengan adanya hubungan hukum
tersebut, sanksi hukum yang dikenakan terhadap para pelanggar ketentuan-ketentuan hukum yang besangkutan,
dalam hal-hal apa saja atau dalam keadaan yang bagaimana saja bisa diadakan pengecualian terhadap ketentuan-
ketentuan hukum yang bersangkutan.

Sumber Hukum Dagang


Hukum Dagang di Indonesia bersumber pada :

ertulis yang dikodifikasikan

1) KUHD

2) KUHS

b. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan yaitu peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur
tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan

KUHD mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Mei 1848 berdasarkan asas konkordansi.

B.2. Hukum Perdata Dalam Arti Sempit

Hukum Perdata Material

Pada hukum perdata material terdapat tujuh bagian, yaitu:

a. Hukum pribadi

Hukum pribadi adalah bagian dari hukum material khusus mengatur tentang urusan-urusan perorangan (secara
pribadi) dan hubungan-hubungannya dengan orang lain(secara antarpribadi). Misalkan urusan kedudukan
seseorang, domisili, kewarganegaraannya, tanggungjawabnya dalam bertindak, dan sebagainya.

b. Hukum Benda

Hukum benda adalah hukum yang khusus mengatur tentang hal-hal kebendaan yang menjadi objek pelaksanaan
peranan para sunjek hukum yang bersangkutan.

c. Hukum Hak Immaterial

Hukum hak immaterial adalah hukum yang khusus mengatur tentang hak immaterial, yakni hak seseorang atau
suatu pihak atas keaslian ciptaannya yang sebenar-benarnya.

d. Hukum Perjanjian

Hukum perjanjian adalah hukum yang khusus mengatur tentang segala tata cara menurut hukum untuk
mengadakan perjanjian serta segala akibat yang ditimbulkan karena diadakannya perjanjian tersebut.

e. Hukum Keluarga

Hukum keluarga adalah hukum yang khusus mengatur hal keluarga beserta seluk-beluk yang berkaitan
didalamnya. Misalkan cara-cara pembentukannya (perkawinan), hak dan kewajiban para anggotanya masing-
masing beserta tanggungjawabnya, dan sebagainya.

f. Hukum Waris

Hukum waris adalah hukum yang khusus mengatur tentang waris mewaris, yakni bagaimana cara beralihnya segala
hak atau kewajiban pewaris kepada ahli waris atau para ahli waris.
g. Hukum Penyelewengan Perdata

Hukum penyelewengan perdata adalah hukum yang khusus mengatur dan menegaskan tentang sikap tindak yang
mana saja yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan siapa saja yang dapat dimintai tanggungjawabnya
serta bagaimana pula cara-cara penyelesaiannya.

Hukum Perdata Formal

Hukum perdata formal atau hukum acara perdata adalah peraturan-peraturan hukum perdata yang mengatur
bagaimanakan cara pelaksanaan dan penerapan dari semua ketentuan-ketentuan hukum perdata material
tersebut dalam praktik.

Hukum perdata di Indonesia dikodifikasikan dalam buku KUHPerdata (Kitab Undang-undang Hukum Perdata).
KUHPerdata bukanlah merupakan buatan asli Indonesia. KUHPerdata berasal dari BW (Burgelijke Wetboek), yakni
dari Negara Belanda. Konsep BW sendiri berasal dari Code Civil buatan Prancis. Begitu juga dengan Code Civil yang
konsepnya sebenarnya berasal dari Kerajaan Romawi, yaitu Corpus Iuris Civilis.

Adapun sistematika KUHPerdata sebagai berikut:

1) Buku 1 tentang Orang / Personrecht

2) Buku 2 tentang Benda / Zakenrecht

3) Buku 3 tentang Perikatan /Verbintenessenrecht

4) Buku 4 tentang Daluwarsa dan Pembuktian /Verjaring en Bewijs

Persamaan Dan Perbedaan Antara Hukum Publik Dan Hukum Privat

Persamaan antara hukum publik dan hukum privat adalah kedua-duanya merupakan peraturan-peraturan
hukum yang mengatur kehidupan manusia, kedua-duanya mempunyai sanksi hukum tertentu yang dapat
dikenakan terhadap para pelanggarnya, tetap tunduk pada pengecualian yang bisa saja diberlakukan dalam
keadaa-keadaan yang memaksa, dalam hal tidak adanya jalan-jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi
keadaan-keadaan darurat saja.

Perbedaanya diantara keduanya adalah hukum publik mengutamakan kepentingan umum sedangkan
hukum privat mengutamakan kepentingan perorangan atau individu, dipertahankan oleh negara sedangkan
hukum privat dipertahankan oleh individu, para pelanggarnya dimintai tanggung jawabnya berdasarkan tuntutan
jaksa sedangkan hukum privat para pelanggarnyadimintai tanggung jawab berdasarkan tuntutan dari pihak
penggugat sebagai pihak yang langsung dirugikan.

2 Van Apeldoorn, 2004 : 326

[2] Van Apeldoorn, 2004 : 326

Anda mungkin juga menyukai