Skleritis merupakan suatu penyakit yang sangat jarang ditemui. Prevalensi
di Amerika Serikat menunjukan bahwa angka kejadian skleritis diperkirakan 6 kasus dari 10.000 populasi penduduk. Dari data kasus skleritis yang ditemukan, sekitar 94 % merupakan skleritis anterior dan 6% sisanya adalah skleritis posterior. Skleritis lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria dengan perbandingan 1,6 :1. Insiden ini dapat terjadi pada umur 11-87 tahun dengan rata- rata usia 52 tahun (Gaeta, Theodore J, 2011).
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan
adanya infiltrasi seluler, kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler (Eva PR, 2008). Skleritis dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, baik itu penyakit autoimun ataupun penyakit sistemik.
Skleritis merupakan salah satu penyebab yang dapat menyebabkan nyeri
mata berat. Penyakit ini dapat timbul daerah inflamasi dan iskemia pada sklera, gejala yang khas adalah sklera yang terkena membengkak (James Bruce, Chew C, Bron A, 2006). Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti keratitis, uveitis, glaucoma, granuloma subretina, ablasio retina eksudatif, proptosis, katarak dan hipermetropia. Pengobatan skleritis tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Oleh karena itu penting untuk mendiagnosis secara tepat sesuai dengan penyebab yang mendasari penyakit ini guna mendapatkan pengobatan yang tepat lebih lanjut (Eva PR, 2008).