2 Pemeriksaan Klinis
2.6 Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal.
2.7 pemeriksaan neurologis normal
2.8 Temuan-temuan yang abnormal menunjukkan sebab-sebab
sekunder, yang memerlukan pendekatan diagnostik dan terapi yang
berbeda
3 Pemeriksaan Penunjang
3.1 Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan, pemeriksaan ini
dilakukan jika ditemukan hal-hal, sebagai
berikut:
1. Kelainan-kelainan struktural, metabolik dan penyebab lain yang
dapat menyerupai gejala migren.
2. Dilakukan untuk menyingkirkan penyakit penyerta yang
dapat menyebabkan komplikasi.
3. Menentukan dasar pengobatan dan untuk menyingkirkan
kontraindikasi obat-obatan yang diberikan
4 Diagnosa
4.6 Migren
5. Penatalaksanaan
a. Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari
stimulasi sensoris berlebihan.
b. Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang
dengan dikompres dingin.
c. Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan tingkat
keparahan migren, baik pada pasien yang menggunakan obat-
obat preventif atau tidak.
d. Menghindari pemicu, jika makanan tertentu menyebabkan
sakit kepala, hindarilah dan makan makanan yang lain.
e. Berolahraga secara teratur, olahraga aerobik secara teratur
mengurangi tekanan dan dapat mencegah migren.
f. Mengurangi efek estrogen, sebaiknya mengurangi obat-obatan
yang mengandung estrogen.
g. Berhenti merokok.
h. Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi sakit
kepala.
5 Terapi
5.6 Analgesik spesifik adalah analgesik yang hanya bekerja sebagai
analgesik nyeri kepala. Lebih bermanfaat untuk kasus yang berat
atau respon buruk dengan OINS. Contoh: Ergotamin,
Dihydroergotamin, dan golongan Triptan yang merupakan agonis
selektif reseptor serotonin pada 5-HT1Obat diberikan untuk gejala
simptomatis, demam dengan antipiretik (Paracetamol). Jika terjadi
infeksi bakteri sekunder, diberikan antibiotik.
6.3 Analgesik non spesifik yaitu analgesik yang dapat diberikan pada
nyeri lain selain nyeri kepala, dapat menolong pada migren
intensitas nyeri ringan sampai sedang.6.4 Memberikan edukasi
mengenai penularan penyakit campak dan pemberian terapi suportif
untuk menjaga cairan
.