Keputusan PP HAKLI
Nomor 0216/SK/PP-HAKLI/III/2016
Tentang
Satuan Kredit Profesi Kesehatan Lingkungan
PEDOMAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN TENAGA KESEHATAN
LINGKUNGAN
(P2KBTKL)
PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN
(HAKLI)
TAHUN 2016
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu, diperlukan pedoman bagi Tenaga Kesehatan Lingkungan untuk
dilakukan penilaian tingkat profesionalitasnya dalam bentuk Satuan Kredit Profesi
(SKP) berdasarkan kompetensi yang bersangkutan guna memperoleh gambaran
peningkatan dan/atau pengembangan potensi dan karier yang bersangkutan, pada
bidang-bidang tertentu dalam lingkup kesehatan lingkungan.
Selanjutnya akan duraikan bidang-bidang tertentu tersebut dalam pedoman bagi
Tenaga Sanitasi Lingkungan yang selanjutnya disebut dengan Sanitarian guna
memperoleh gambaran penilaian jenjang karier yang bersangkutan. Pedoman untuk
melakukan penilaian profesionalitas Tenaga Kesehatan Lingkungan selanjutnya
disebut Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tenaga Kesehatan
Lingkungan (P2KBTKL) yang merupakan salah satu fungsi Organisasi Profesi dalam
hal ini Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) untuk melakukan
pengaturan dalam setiap tingkatan kompetensi bagi Tenaga Kesehatan Lingkungan
dan para pihak yang berkepentingan untuk melakukan penilaian kinerja di semua sektor
yang memerlukan tenaga Sanitasi Lingkungan.
Dalam pedoman ini akan diatur secara khusus mengenai penilaian pengembangan
keprofesian bagi tenaga Sanitasi Lingkungan (Sanitarian), sedangkan jenis Tenaga
Kesehatan Lingkungan lainnya akan diatur dalam pedoman tersendiri yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari pengembangan keprofesian Tenaga Kesehatan
Lingkungan.
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Tersedianya panduan penilaian pengembangan profesionalitas tenaga Sanitasi
Lingkungan dalam rangka registrasi, registrasi ulang, dan izin praktek/kerja.
Tujuan Khusus:
1. Tersedianya panduan perhitungan pengisian SKP bagi Tenaga Sanitasi
Lingkungan.
2. Tersedianya panduan bagi instansi pemerintah, pengelola kegiatan, praktek
mandiri di mana Tenaga Sanitasi Lingkungan berada.
3. Tersedianya panduan mekanisme dan tata cara perpanjangan Surat Tanda
Regisrasi (STR).
C. LANDASAN HUKUM
Secara umum proses yang dilalui dalam pencapaian Tenaga Sanitarian Profesional
teregistrasi (Registered) digambarkan dalam gambar 1 berikut.
Pertama, bagi Sanitarian yang baru lulus wajib mengikuti uji kompetensi (exit examn)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diselenggarakan oleh institusi
pendidikan tempat Sanitarian belajar yang bekerja sama dengan MTKI. Bila dinyatakan
lulus, yang bersangkutan memperoleh Sertifikat Kompetensi sebagai salah satu syarat
dalam memperoleh STR.
Kedua, bagi Sanitarian yang telah bekerja di luar bidang kesehatan lingkungan dan/atau
di bidang kesehatan lingkungan, apabila yang bersangkutan akan mengajukan
permohonan STR mereka dapat memperoleh STR dengan mengajukan surat
permohonan STR (contoh terlampir) kepada pihak yang berwenang yaitu Ketua
Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota dan/atau Ketua Pengurus HAKLI Provinsi dalam hal
Pengurus Kabupaten/Kota terbentuk.
Ketiga, bagi Sanitarian yang akan melakukan perpanjangan STR atau re-registrasi
mereka wajib menyerahkan dokumen hasil kegiatan dalam bidang pembelajaran,
profesionalitas, pengabdian masyarakat, karya ilmiah, dan pengembangan ilmu dan
teknologi (IPTEK). Setelah dokumen tersebut terkumpul, yang bersangkutan
menyampaikan surat permohonan perpanjangan STR kepada Ketua Pengurus HAKLI
Kabupaten/Kota. Dalam hal Pengurus Kabupaten/Kota belum terbentuk, surat
permohonan STR langsung ditujukan kepada Ketua Pengurus HAKLI Provinsi setempat.
Dalam hal akumulatif SKP pemohon perpanjangan STR belum memenuhi SKP yang
ditentukan, maka yang bersangkutan wajib mengikuti evaluasi kemampuan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembahasan lebih lanjut mengenai prosedur penerbitan STR baru maupun STR
perpanjangan, akan dijelaskan pada pembahasan BAB selanjutnya.
BAB II
POKOK-POKOK KEGIATAN
Tabel 1.
Pembobotan SKP Tenaga Sanitarian Teknisi/Jabatan Fungsional Keterampilan
1 PEMBELAJARAN 10 5 Toleransi
2 KEPROFESIAN 60 30 Wajib Dicapai
3 PENGABDIAN 20 10
Wajib Dicapai
MASYARAKAT
4 PUBLIKASI ILMIAH 5 2.5 Toleransi
5 PENGEMBANGAN 5 2.5
Toleransi
IPTEK
TOTAL 100% 50
Tabel 2.
Pembobotan SKP Tenaga Sanitarian Ahli/Jabatan Fungsional Keahlian
Keterangan.
1. Kolom SKP Kesling merupakan nilai SKP baik yang wajib dicapai maupun
ditoleransi sesuai dengan ketentuan profesi.
2. Nilai akumulasi SKP untuk semua bidang baik pembelajaran, keprofesian,
pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan IPTEK minimal
bernilai 50.
3. Toleransi dalam kolom KETENTUAN PROFESI diartikan bahwa nilai akumulasi
SKP pemohon selama 5 (lima) diperbolehkan tidak tercapai sesuai batas yang
ditentukan pada kolom SKP KESLING namun tidak boleh bernilai 0 (nol).
4. Dalam hal akumulasi nilai SKP pemohon terdapat nilai nol (0), maka akan diberikan
penugasan sesuai dengan bidang penilaian SKP.
5. Penugasan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 dijelaskan dalam BAB IV
tentang Mekanisme STR Penerbitan P2KBTKL ini.
B. POKOK-POKOK KEGIATAN
Pengelompokan kegiatan ditujukan untuk memudahkan dalam penggunaan pedoman
ini. Pengelompokan kegiatan ini terdiri atas 5 pokok kegiatan sebagai berikut.
1. PEMBELAJARAN
Pembelajaran meliputi pendidikan formal dan pelatihan baik formal ataupun non
formal. Pendidikan formal adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh
institusi/lembaga pendidikan formal dan memperoleh gelar yang telah memiliki
sekurang-kurangnya akreditasi B dari lembaga yang berwenang. Pelatihan formal
adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga
pendidikan tanpa memperoleh gelar namun tetap memperoleh sertifikat.
2. PROFESIONALITAS
Profesionalitas adalah uraian pekerjaan yang relevan berkenaan dengan tugas
pokok dan fungsi serta peran tambahan yang bersangkutan dalam instansi/institusi
tempat kerja beserta hasil kerja. Di samping itu, profesionalitas juga dapat
merupakan hasil kerja dari kegiatan mandiri, praktek kerja, konsultasi, wirausaha,
advokator, fasilitator, motivator, dan promotor dalam lingkup kesehatan lingkungan.
3. PENGABDIAN MASYARAKAT
Pengabdian masyarakat adalah serangkaian kegiatan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan yang mendapat pendampingan,
bimbingan, pembinaan, pemicuan, inspirasi, percontohan, dan hal-hal relevan
termasuk pengabdian dari tenaga Sanitarian baik secara individu maupun
kelompok.
4. PUBLIKASI ILMIAH
Publikasi ilmiah meliputi kegiatan dalam bentuk karya tulis maupun karya ilmiah
lain di bidang kesehatan lingkungan yang dipublikasikan dalam berbagai bentuk
yang dideseminasikan secara internal maupun eksternal.
5. PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI
Pengembangan ilmu dan teknologi adalah serangkaian kegiatan pengembangan
yang dilakukan melalui penelitian, kajian, uji coba, pengembangan model/desain,
penapisan, pemanfaatan media lingkungan maupun hasil produksi baik secara
fisik, biologi, kimia, maupun sosial terkait dengan potensi risiko kesehatan yang
dapat berawal dari gagasan, konsep, dan praktek.
BAB III
URAIAN KEGIATAN DAN PENGHITUNGAN SKP
A. PEMBELAJARAN
a. Pendidikan Formal
Nilai SKP
Ijazah Pendidikan
D3 D4/S1-KL Prof KL/MgT DrT/Sp2
D3 9.5
D4/S1-KL 12.5*
Prof. Kesehatan
22.5*
Lingkungan/ MgT/Sp1
DrT/Sp2 40
*Catatan.
1. Bagi Sanitarian yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
baru mengurus STR maka:
a. Untuk Jabatan Fungsional Keterampilan harus melampirkan hal-hal
berikut.
1) Ringkasan eksekutif karya tulis ilmiah
2) Ringkasan eksekutif karya tulis di lingkup tugas organisasi
b. Untuk Jabatan Fungsional Keahlian harus melampirkan hal-hal berikut
1) Ringkasan eksekutif karya tulis ilmiah
2) Ringkasan eksekutif karya tulis di lingkup tugas organisasi
3) Ringkasan eksekutif karya tulis dalam lingkup keprofesian
kesehatan lingkungan
2. Bagi Sanitarian yang bekerja sebagai ASN dan akan memperpanjang STR
maka:
a. Untuk Jabatan Fungsional Keterampilan melampirkan hal-hal berikut.
1) Ringkasan eksekutif karya tulis di lingkup tugas organisasi
2) Ringkasan eksekutif karya tulis di lingkup keprofesian kesehatan
lingkungan
b. Untuk Jabatan Fungsional Keahlian melampirkan hal-hal berikut.
1) Ringkasan eksekutif karya tulis ilmiah
2) Ringkasan eksekutif karya tulis di lingkup tugas organisasi/mandiri
3) Ringkasan eksekutif karya tulis dalam lingkup keprofesian
kesehatan lingkungan
Tabel 4.
Penilaian Pelatihan Formal
Lamanya
Nilai SKP Keterangan
pelatihan
setiap
paket Peserta Pelatih/NS Panitia Moderator
kompetensi
8 Jpl 1 1* 1 2*
16 Jpl 2 Dst 1
24 Jpl 3 Dst 2
32 Jpl 4 Dst 2
40 Jpl 5 Dst 3
48 Jpl 6 Dst 3
56 Jpl 7 Dst 4
64 Jpl 8 Dst 4
72 Jpl 9 Dst 5
80 Jpl 10 Dst 5
Dst Dst Dst Dst
Catatan*:
1. 1 hari sampai dengan 8 Jpl
2. Untuk peserta, setiap 8 Jpl (Jam Pelatihan) diberikan 1 SKP
3. Untuk Pelatih/NS, setiap aktivitas riil per 2 Jpl yang dilakukan diberikan
1 SKP
4. Untuk Moderator, setiap tampil diberikan 2 SKP
5. Untuk Panitia, setiap 2 hari (16 Jpl dan kelipatannya) mendapat 1 SKP
dan kelipatannya
a. Penyehatan
b. Pengamanan
c. Pengendalian
Tabel 5.
Penilaian Pelatihan Non Formal
Catatan*:
Non Spesifik merupakan artikel yang tidak secara langsung berkaitan
dengan pemanfaatan IPTEK kesehatan lingkungan namun masih
memiliki relevansi sebagai referensi bagi pengembangan IPTEK
kesehatan lingkungan.
B. PROFESIONALITAS
1. Profesionalitas Dalam Lingkup Kerja ASN
Profesionalitas merupakan uraian pekerjaan yang relevan berkenaan dengan
tugas pokok dan fungsi serta peran tambahan yang bersangkutan dalam
instansi/institusi tempat kerja beserta hasil kerja. Di samping itu, profesionalitas
juga dapat merupakan hasil kerja dari kegiatan mandiri, praktek kerja, konsultasi,
wirausaha, advokator, fasilitator, motivator, dan promotor dalam lingkup
kesehatan lingkungan.
Tabel 6.
Penilaian Profesionalitas Dalam Lingkup Kerja Pemerintahan
Nilai SKP
No Tugas Pokok dan Fungsi Ketua Anggota
Kontributor
Tim Tim
1 Penyiapan Per-UU-an (NSPK) 3 2 1
2 Penyehatan
a. Pengawasan Kualitas Media
Lingkungan (Air, Pangan, Sarana
dan Bangunan)
1) Surveilans 2 1 1
2) Uji Laboratorium 2 1 1
3) Analisis Risiko 3 2 1
4) Rekomendasi Tindak Lanjut 3 2 1
b. Perlindungan Kualitas Media
Lingkungan (Air, Pangan, dan
Sarana dan Bangunan)
1) KIE (Pemberdayaan
3 2 1
Masyarakat);
2) Pengembangan TTG; 3 1 1
3) Rekayasa Lingkungan; 3 1 1
4) Pemeriksaan Kesehatan
Penjamah Pangan dan 3
Penggunaan APD.
c. Peningkatan Kualitas Media
Lingkungan
1) Air: Filtrasi, Sedimentasi, Airasi,
3 2 1
Dekontaminasi, Disinfeksi;
2) Pangan: KIE, Rekayasa
3 2 1
Teknologi Pengolahan Pangan;
3) Sarana dan Bangunan: KIE dan
3 2 1
Pengembangan TTG.
d. Pemantauan Kualitas Media
Lingkungan (Udara dan Tanah)
1) Surveilans; 3 2 1
Nilai SKP
No Tugas Pokok dan Fungsi Ketua Anggota
Kontributor
Tim Tim
2) Uji Laboratorium; 3 2 1
3) Analisis Risiko; dan 3 2 1
4) Rekomendasi Tindak Lanjut. 3 2 1
e. Pencegahan Penurunan Kualitas
Media Lingkungan (Udara dan
Tanah)
1) Pengembangan TTG; 3 2 1
2) Rekayasa Lingkungan; dan 3 2 1
3) KIE. 3 2 1
3 Pengamanan
a. Upaya Perlindungan Kesehatan
Masyarakat
1) Pengurangan dan Penanganan
Sampah Sesuai Perundang- 3 2 1
Undangan;
2) Mencegah Pajanan dan
Kontaminasi dari Penggunaan
Zat Kimia Berbahaya (Bahan
Pembasmi Hama, Bahan
3 2 1
Tambahan Pangan, Bahan
Antiseptik, Bahan Kosmetika,
Bahan Aromatika, Bahan Aditif,
dan Bahan Proses Industri);
3) Mencegah Pajanan dari
Gangguan Fisik Udara (Suhu,
3 2 1
Getaran, Kelembaban,
Kebisingan, dan Pencahayaan);
b. Proses Pengolahan Limbah
Terhadap Limbah Dari Pemukiman,
Tempat Kerja, Tempat Rekreasi,
Tempat dan Fasilitas Umum, Sesuai
Dengan Perundang-Undangan
1) Limbah Cair; 3 2 1
Nilai SKP
No Tugas Pokok dan Fungsi Ketua Anggota
Kontributor
Tim Tim
2) Limbah Padat; dan 3 2 1
3) Limbah Gas. 3 2 1
c. Proses Pengolahan Limbah dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang Memenuhi Perundang-
Undangan dan Persyaratan Teknis
1) Limbah Cair; 3 2 1
2) Limbah Padat; dan 3 2 1
3) Limbah Gas. 3 2 1
d. Pengawasan Terhadap Limbah
Limbah Dari Pemukiman, Tempat
Kerja, Tempat Rekreasi, Tempat
dan Fasilitas Umum, Sesuai
Dengan Perundang-Undangan
1) Limbah Cair; 3 2 1
2) Limbah Padat; dan 3 2 1
3) Limbah Gas. 3 2 1
e. Pengawasan Terhadap Limbah
(Cair, Padat, dan Gas) dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, dilakukan:
1) Surveilans; 3 2 1
2) Uji Laboratorium; 3 2 1
3) Analisis Risiko; 3 2 1
4) KIE; dan 3 2 1
5) Rekomendasi Tindak Lanjut. 3 2 1
Pengendalian Dilakukan Terhadap
4 Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit, Meliputi:
a. Pengamatan dan Penyelidikan
Bioekologi, Status Kevektoran,
3 2 1
Status Resistensi, Efikasi, dan
Pemeriksaan Spesimen.
b. Pengendalian Vektor dan Binatang
Nilai SKP
No Tugas Pokok dan Fungsi Ketua Anggota
Kontributor
Tim Tim
Pembawa Penyakit, Dengan
Metode Fisik:
1) Mengubah Salinitas Air; 3 2 1
2) Mengubah Derajat Keasaman
3 2 1
(pH) Air;
3) Memberikan Radiasi; dan 3 2 1
4) Pemasangan Perangkap. 3 2 1
c. Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit Dengan Bahan 3 2 1
Kimia
d. Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit Dengan
Menggunakan Metode Biologi:
1) Protozoa; 3 2 1
2) Ikan; 3 2 1
3) Bakteri; 3 2 1
e. Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit Melalui
Pengelolaan Lingkungan
1) Mengubah Habitat
Perkembangbiakan Vektor dan
3 2 1
Binatang Pembawa Penyakit
Secara Permanen; dan
2) Mengubah Habitat
Perkembangbiakan Vektor dan
3 2 1
Binatang Pembawa Penyakit
Secara Sementara.
5 Penyidikan 3 2 1
6 Penugasan Dinas
6.1. Berdasarkan Tugas dan Fungsi 1 1 1
6.2. Non Tugas dan Fungsi 0.5 0.5 0.5
Catatan:
Tugas Pokok dan Fungsi yang dilakukan secara mandiri (individual), nilai SKP
setara dengan Ketua Tim.
Tabel 7.
Penilaian Profesionalitas
Dalam Lingkup Kerja/Praktek Mandiri
1 Penyehatan
a. Pengawasan Kualitas Media Lingkungan
(Air, Pangan, Sarana dan Bangunan)
1) Surveilans 3
2) Uji Laboratorium 3
3) Analisis Risiko 3
4) Rekomendasi Tindak Lanjut 3
b. Perlindungan Kualitas Media Lingkungan
(Air, Pangan, dan Sarana dan Bangunan)
1) KIE (Pemberdayaan Masyarakat); 3
2) Pengembangan TTG; 3
3) Rekayasa Lingkungan; 3
4) Pemeriksaan Kesehatan Penjamah
3
Pangan dan Penggunaan APD.
c. Peningkatan Kualitas Media Lingkungan
1) Air: Filtrasi, Sedimentasi, Airasi,
3
Dekontaminasi, Disinfeksi;
No Bidang Praktek Mandiri Nilai SKP
4) Pemasangan Perangkap. 3
c. Pengendalian Vektor dan Binatang
3
Pembawa Penyakit Dengan Bahan Kimia
d. Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit Dengan Menggunakan
Metode Biologi:
1) Protozoa; 3
2) Ikan; 3
3) Bakteri; 3
e. Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit Melalui Pengelolaan
Lingkungan
1) Mengubah Habitat Perkembangbiakan
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit 3
Secara Permanen; dan
2) Mengubah Habitat Perkembangbiakan
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit 3
Secara Sementara.
4 Advokasi Kesehatan Lingkungan 3
5 Kewirausahaan Kesehatan Lingkungan 3
Dalam hal ini, pemberian SKP lingkup pelaksanaan tugas organisasi profesi
sebagai pengurus diperlukan kelengkapan administrasi sebagai berikut.
Tabel 8.
Penilaian Pengabdian Masyarakat
Nilai SKP
No Peran
Ketua Anggota
1 Pendampingan 2 1
2 Pembimbingan 3 1
3 Pembinaan 3 1
4 Pemicuan 2 1
5 Inspirator 2 1
6 Percontohan 3 1
7 Tokoh Masyarakat 2 1
8 Pejabat Non Formal 2 1
9 Lembaga Swadaya Masyarakat 2 1
10 Advokator 3 1
D. PUBLIKASI ILMIAH
Publikasi ilmiah meliputi kegiatan dalam bentuk karya tulis maupun karya ilmiah lain
di bidang kesehatan lingkungan yang dipublikasikan dalam berbagai bentuk yang
dideseminasikan secara internal maupun eksternal. Penilaian publikasi ilmiah
selengkapnya dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 9.
Penilaian Publikasi Ilmiah
Diseminasi
No Karya Ilmiah
Eksternal Internal
1 Tulisan 2 1
2 Model 3 1
3 Desain 3 1
4 Maket 2 1
5 Konsep 2 1
6 Produk 3 1
Guna melakukan penilaian dan pemberian SKP lingkup publikasi ilmiah, diperlukan
kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1) Melampirkan foto karya ilmiah (berbentuk desain, model, maket, dan produk karya
ilmiah)
2) Melampirkan fotokopi tulisan/konsep yang dihasilkan
3) Ringkasan/excutive summary/klipping hasil karya yang di publikasi
Tabel 10.
Penilaian Pengembangan Ilmu dan Teknologi
Nilai SKP
No Lingkup Pengembangan IPTEK
Gagasan Konsep Praktek
1 Penelitian 1 2 3
2 Kajian 1 2 3
3 Pengembangan Model/Desain 1 2 3
Nilai SKP
No Lingkup Pengembangan IPTEK
Gagasan Konsep Praktek
4 Penapisan 1 2 3
5 Pemanfaatan - - 3
6 Uji Coba - - 3
Dalam hal ini, pemberian SKP lingkup pengembangan ilmu dan teknologi diperlukan
kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1) Surat penugasan yang ditandatangani oleh atasan/atau pejabat yang berwenang
(untuk mereka yang bekerja di perusahaan/lembaga/institusi)
2) Surat pernyataan pelaksanaan tugas/pekerjaan (untuk yang bekerja secara
mandiri)
3) Ringkasan/excutive summary laporan hasil pengembangan ilmu dan teknologi
BAB IV
MEKANISME PENERBITAN STR
Dengan diterapkannya permohonan STR secara online (E-STR) maka perlu disusun
mekanisme alternatif terhadap proses permohonan perpanjangan STR bagi tenaga
Sanitarian yang mungkin di tempat asal Sanitarian yang bersangkutan belum terjangkau
sarana online sehingga proses permohonan tetap dilakukan secara manual.
Catatan:
MTKP akan koordinasi dengan Ketua Pengurus HAKLI Provinsi untuk memperoleh
verifikasi, demikian pula PP HAKLI perlu memperoleh data pemohon STR untuk
pengecekan ulang sebelum MTKI menerbitkan STR
Keterangan:
1. Sanitarian menyerahkan dokumen permohonan STR kepada Pengurus HAKLI
Kabupaten/Kota atau Pengurus HAKLI Provinsi yang terdiri atas:
a. Fotokopi Ijazah Pendidikan Kesehatan Lingkungan terakhir
b. Pas Photo ukuran 4x6 dengan latar merah sebanyak 3 eks
c. Bukti setoran tunai ke BPSDM dan PP HAKLI
2. Dokumen yang diserahkan, kemudian dikompilasi oleh tim verifikasi di tingkat
kabupaten/kota atau provinsi
3. Dokumen selanjutnya diserahkan kepada MTKP untuk memperoleh pengantar ke
MTKI dalam rangka proses penerbitan STR, namun harus memperoleh legalisasi
dari Pengurus HAKLI Provinsi dalam bentuk paraf pada surat pengantar dengan
tembusan PP HAKLI untuk pengecekan silang (Cross check)
4. Dalam waktu 18 hari kerja STR akan terbit
5. Selanjutnya dikirim kepada pemohon yang bersangkutan.
Dalam hal tenaga Sanitarian belum mampu memenuhi kecukupan angka kredit Satuan
Kredit Profesi (SKP) dalam kurun waktu yang ditentukan yaitu 5 (lima) Tahun, maka yang
bersangkutan harus mengikuti evaluasi kemampuan sebagai berikut.
1. Sanitarian Teknisi/Keterampilan
Sesuai dengan pembobotan kredit SKP, Sanitarian Teknisi/Keterampilan harus
mencapai proporsi seperti yang telah ditetapkan. Dalam hal pencapaian kredit SKP
hanya mencapai:
a. 50% - 99% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan harus
mengikuti evaluasi kemampuan yang berupa penyusunan laporan penugasan
pelaksanaan tugas dan fungsi dan penugasan khusus yaitu laporan hasil
investigasi, penanggulangan KLB/wabah, penanggulangan pencemaran
lingkungan, penanggulangan keracunan pangan, dan kejadian matra yang
berdampak terhadap kualitas kesehatan lingkungan.
Dalam hal pencapaian pemenuhan SKP antara 50% - 80% yang bersangkutan
memperoleh nilai nol (0), maka yang bersangkutan diberikan penugasan sesuai
dengan bidang yang mendapat nilai nol (0).
b. Kurang dari 50% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan
harus mengikuti evaluasi kemampuan berupa tes/uji kemampuan atau uji
kompetensi kerja sesuai dengan bidang/tempat kerja yang bersangkutan bekerja
di samping mengerjakan penugasan sebagaimana diuraikan dalam huruf a di atas.
c. Dalam hal nilai akumulasi SKP untuk semua bidang baik pembelajaran,
keprofesian, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan IPTEK
kurang dari 50 maka penugasan sesuai dengan bidang penilaian yang kurang dari
nilai yang ditentukan pada Tabel 1.
d. Dalam hal nilai akumulasi SKP Toleransi melebihi nilai SKP minimal namun nilai
SKP yang wajib tidak memenuhi nilai minimal, maka yang bersangkutan
mendapatkan penugasan sesuai dengan bidang yang nilai SKPnya kurang
walaupun nilai kumulatif melebihi nilai 50.
e. Dalam hal nilai pada bidang yang wajib melebihi nilai SKP minimal sehingga nilai
kumulatif melebihi nilai SKP 50 yang bersangkutan tidak wajib mendapat
penugasan atau yang bersangkutan berhak diusulkan mendapatkan STR.
2. Sanitarian Ahli/Keahlian
Sesuai dengan pembobotan kredit SKP, Sanitarian Ahli/Keahlian harus mencapai
proporsi seperti yang telah ditetapkan. Dalam hal pencapaian kredit SKP hanya
mencapai:
a. 50% - 99% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan harus
mengikuti evaluasi kemampuan yang berupa penyusunan laporan penugasan
pelaksanaan tugas dan fungsi dan penugasan khusus yaitu laporan hasil
investigasi, penanggulangan KLB/wabah, penanggulangan pencemaran
lingkungan, penanggulangan keracunan pangan, dan kejadian matra yang
berdampak terhadap kualitas kesehatan lingkungan.
Dalam hal pencapaian pemenuhan SKP antara 50% - 80% yang bersangkutan
memperoleh nilai nol (0), maka yang bersangkutan diberikan penugasan sesuai
dengan bidang yang mendapat nilai nol (0).
b. Kurang dari 50% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan
harus mengikuti evaluasi kemampuan berupa tes/uji kemampuan atau uji
kompetensi kerja sesuai dengan bidang/tempat kerja yang bersangkutan bekerja
di samping mengerjakan penugasan sebagaimana diuraikan dalam huruf a di atas.
c. Dalam hal nilai akumulasi SKP untuk semua bidang baik pembelajaran,
keprofesian, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan IPTEK
kurang dari 50 maka penugasan sesuai dengan bidang penilaian yang kurang dari
nilai yang ditentukan pada Tabel 2.
d. Dalam hal nilai akumulasi SKP Toleransi melebihi nilai SKP minimal namun nilai
SKP yang wajib tidak memenuhi nilai minimal, maka yang bersangkutan
mendapatkan penugasan sesuai dengan bidang yang nilai SKPnya kurang
walaupun nilai kumulatif melebihi nilai 50.
e. Dalam hal nilai pada bidang yang wajib melebihi nilai SKP minimal sehingga nilai
kumulatif melebihi nilai SKP 50 yang bersangkutan tidak wajib mendapat
penugasan atau yang bersangkutan berhak diusulkan mendapatkan STR.
Hal di bawah ini perlu diperhatikan dalam rangka pemenuhan SKP bagi tenaga Sanitarian
dalam status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan menduduki Jabatan Pelaksana
(Jablak) dan akan diangkat menjadi Pejabat Fungsional Sanitarian, baik Pejabat
Fungsional Keahlian maupun Pejabat Fungsional Keterampilan.
a. Mereka yang akan menduduki Jabatan Fungsional Sanitarian Keahlian (dengan latar
belakang pendidikan Magister Terapan (S-II)/Spesialis 1 dan/atau Sarjana Strata II
(S-II) Profesi/Magister Kesehatan Lingkungan Spesialis 1 S-II Kesehatan Lingkungan
dan Pendidikan Kesehatan Lingkungan memiliki SKP sebesar 22.5 yang dapat
diperoleh dari:
1) Penugasan karya tulis terkait dengan laporan pelaksanaan tugas sehari-hari akan
memperoleh 3 SKP setiap karya tulis yang disetujui oleh atasan/pimpinan satuan
kerja. Dalam hal Sanitarian yang bersangkutan menulis lebih dari satu karya tulis,
jumlah perolehan SKP akan terakumulasi sesuai dengan jumlah karya tulis yang
dihasilkan dengan catatan karya tulis tersebut harus memuat substansi/tema yang
berbeda dan masih dalam lingkup pekerjaan kesehatan lingkungan. Bukti
penugasan karya tulis berupa resume, abstrak, atau ringkasan eksekutif.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Sanitarian tersebut di atas adalah mereka
dengan status CPNS dan/atau PNS dan menduduki Jablak Sanitarian Ahli yang
diperlukan dalam proses pengangkatan sebagai Pejabat Fungsional Sanitarian
Keahlian (Sanitarian Ahli Muda).
b. Mereka yang akan menduduki Jabatan Fungsional Sanitarian Keahlian (dengan latar
belakang pendidikan D-IV/S-I Kesehatan Lingkungan dan Pendidikan Kesehatan
Lingkungan baik jalur terapan atau akademisi) wajib memiliki SKP sebesar 12.5 yang
dapat diperoleh dari:
1) Penugasan karya tulis terkait dengan laporan pelaksanaan tugas sehari-hari akan
memperoleh 2 SKP setiap karya tulis yang disetujui oleh atasan/pimpinan satuan
kerja. Dalam hal Sanitarian yang bersangkutan menulis lebih dari satu karya tulis,
jumlah perolehan SKP akan terakumulasi sesuai dengan jumlah karya tulis yang
dihasilkan dengan catatan karya tulis tersebut harus memuat substansi/tema yang
berbeda dan masih dalam lingkup pekerjaan kesehatan lingkungan. Bukti
penugasan karya tulis berupa resume, abstrak, atau ringkasan eksekutif.
Penugasan khusus dapat dilaporkan lebih dari 1 (satu) kali sesuai dengan jenis
kejadian dan wilayah kejadian. SKP akan diperoleh dengan menunjukkan bukti
berupa resume, abstrak, atau ringkasan eksekutif dari tiap laporan penugasan
khusus tersebut.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Sanitarian tersebut di atas adalah mereka
dengan status CPNS dan/atau PNS dan menduduki Jablak Sanitarian Ahli yang
diperlukan dalam proses pengangkatan sebagai Pejabat Fungsional Sanitarian
Keahlian (Sanitarian Ahli Pertama).
c. Mereka yang akan menduduki Jabatan Fungsional Sanitarian Keterampilan dengan
latar belakang D-III Kesehatan Lingkungan tidak wajib memiliki SKP namun telah
memiliki sertifikat kompetensi (Serkom) yang diperoleh dari lembaga pendidikan
tempat yang bersangkutan menempuh pendidikan terutama bagi mereka yang lulus
setelah tahun 2016, di samping STR. Bagi Sanitarian yang lulus tahun 2016 dan
sebelumnya cukup dengan STR yang masih berlaku sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Tenaga Sanitarian yang berpraktek secara mandiri termasuk swasta (Non PNS), sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan wajib memiliki STR dengan ketentuan:
a. Bagi Sanitarian yang lulus setelah tahun 2016 telah memiliki Sertifikat Kompetensi
yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan tempat yang bersangkutan menempuh
pendidikan.
b. Bagi Sanitarian yang lulus tahun 2016 dan sebelumnya cukup memiliki STR yang
masih berlaku sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
PEDOMAN
TIM VERIFIKASI PROVINSI
PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA
TAHUN 2016
I. UMUM
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi organisasi profesi sekaligus
menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan, HAKLI telah menyusun Pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Tenaga Kesehatan Lingkungan (P2KBTKL). Untuk itu,
jajaran pengurus HAKLI baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota perlu
mengambil peran guna memperlancar proses pemberian SKP dan dalam rangka
permohonan Surat Tanda Registrasi (STR) baik dalam hal registrasi baru maupun
perpanjangan. Peran utama pengurus provinsi dalam hal ini adalah membentuk
tim untuk melakukan verifikasi dan pemberian rekomendasi pada proses
permohonan penerbitan STR.
b) Tanggung Jawab
Tim Verifikasi bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus dan
menyelesaikan hal-hal sebagai berikut.
(1) Terlaksananya verifikasi dokumen permohonan;
(2) Terkirimnya rekomendasi kepada Ketua Pengurus HAKLI Provinsi
berdasarkan pertimbangan perolehan SKP;
(3) Tersusunnya laporan hasil kegiatan verifikasi STR.
PERMOHONAN
SURAT TANDA REGISTRASI (STR)/PERPANJANGAN STR *)
Yth.
Ketua Pengurus HAKLI Provinsi/Kabupaten/Kota *)
.........
di .
Bersama ini kami sampaikan bahwa sehubungan dengan habis masa keberlakuan STR,
dengan ini saya:
Nama :
Nomor STR :
Nomor KTA :
Tempat bekerja :
Bidang kerja :
Masa berlaku STR :
., .- ..-201..
Hormat kami,
.
*) Coret yang tidak perlu
Contoh Surat Rekomendasi
Pengurus HAKLI Provinsi
Nomor :
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : rekomendasi permohonan STR
Yth.
Ketua MTKP Provinsi .......................
di .............................
Bersama ini kami sampaikan rekomendasi terhadap permohonan Surat Tanda Registrasi
(STR) baru/perpanjangan STR *) :
Nama :
Nomor STR :
Nomor KTA :
Tempat bekerja :
Bidang kerja :
Masa berlaku STR :
berkas tersebut setelah diverifikasi oleh Tim Verifikasi telah memenuhi persyaratan untuk
diajukan guna memperoleh STR baru/perpanjangan STR *).
Demikian surat rekomendasi kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.
...................................................
Tembusan kepada Yth.
Ketua Pengurus Pusat HAKLI............
PEDOMAN
TIM VERIFIKASI KABUPATEN/KOTA
PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA
TAHUN 2016
I. UMUM
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi organisasi profesi sekaligus
menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan, HAKLI telah menyusun Pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Tenaga Kesehatan Lingkungan (P2KBTKL). Untuk itu,
jajaran pengurus HAKLI baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota perlu
mengambil peran guna memperlancar proses pemberian SKP dan dalam rangka
permohonan Surat Tanda Registrasi (STR) baik dalam hal registrasi baru maupun
perpanjangan. Peran utama pengurus kabupaten/kota dalam hal ini adalah
membentuk tim untuk melakukan verifikasi dan pemberian rekomendasi pada
proses permohonan penerbitan STR.
b) Tanggung Jawab
Tim Verifikasi bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus dan
menyelesaikan hal-hal sebagai berikut.
(1) Terlaksananya verifikasi dokumen permohonan;
(2) Terkirimnya rekomendasi kepada Ketua Pengurus HAKLI
Kabupaten/Kota berdasarkan pertimbangan perolehan SKP;
(3) Tersusunnya laporan hasil kegiatan verifikasi STR.
PERMOHONAN
SURAT TANDA REGISTRASI (STR)/PERPANJANGAN STR *)
Yth.
Ketua Pengurus HAKLI Provinsi/Kabupaten/Kota *)
.........
di .
Bersama ini kami sampaikan bahwa sehubungan dengan habis masa keberlakuan STR,
dengan ini saya:
Nama :
Nomor STR :
Nomor KTA :
Tempat bekerja :
Bidang kerja :
Masa berlaku STR :
., .- ..-201..
Hormat kami,
.
*) Coret yang tidak perlu
Contoh Surat Rekomendasi
Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota
Nomor :
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : rekomendasi permohonan STR
Yth.
Ketua MTKP Provinsi .......................
di .............................
Bersama ini kami sampaikan rekomendasi terhadap permohonan Surat Tanda Registrasi
(STR) baru/perpanjangan STR *) :
Nama :
Nomor STR :
Nomor KTA :
Tempat bekerja :
Bidang kerja :
Masa berlaku STR :
berkas tersebut setelah diverifikasi oleh Tim Verifikasi telah memenuhi persyaratan untuk
diajukan guna memperoleh STR baru/perpanjangan STR *).
Demikian surat rekomendasi kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.
...................................................
Tembusan kepada Yth.
Ketua Pengurus HAKLI Provinsi ............
(dilengkapi dengan berkas/dokumen pemohon)
Contoh Surat Rekomendasi
Pengurus HAKLI Provinsi
Nomor :
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : rekomendasi permohonan STR
Yth.
Ketua MTKP Provinsi .......................
di .............................
Bersama ini kami sampaikan rekomendasi terhadap permohonan Surat Tanda Registrasi
(STR) baru/perpanjangan STR *) :
Nama :
Nomor STR :
Nomor KTA :
Tempat bekerja :
Bidang kerja :
Masa berlaku STR :
berkas tersebut setelah diverifikasi ulang oleh Tim Verifikasi telah memenuhi persyaratan
untuk diajukan guna memperoleh STR baru/perpanjangan STR *).
Demikian surat rekomendasi kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.
...................................................
Tembusan kepada Yth.
Ketua Pengurus Pusat HAKLI