Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM PENYULUHAN

PENDIDIKAN SEKS UNTUK REMAJA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga

Disusun oleh:

kelompok

1. Vini Sri Mulyani (125040003)


2. Heli Halimah (125040005)
3. Dwi Hastuti (125040022)
4. Rahayu Ismayanti (125040031)
5. Ariska Dwi Aprilia (125040056)
6. Rizkia Anggani Nur Sakina (125040055)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS PASUNDAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas program penyuluhan ini berjudul Pendidikan Kesehatan Remaja
ini ialah suatu program penyuluhan yang terbentuk dari hasil kerja sama
kelompok dimana tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian Mata Kuliah
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
Dalam penyelesain tugas ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis
karena hanya mengandalkan pengamatan dilingkungan sekitar sebagai bahan
penyusun tugas program penyuluhan ini. Pada akhirnya tugas ini dapat
diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.Oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan masa-
masa mendatang. Harapan penulis semoga penulis tugas kini dapat diambil
manfaatnya oleh pembaca.

Penulis

Bandung, 08 Mei 2015

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. ii

DAFTAR ISI . iii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................... 3
1.5 Sasaran ................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 4

A. Pengertian Kenakalan Remaja 4


B. Seks dan Seksualitas 5
C. Resiko Hubungan Seks pada Remaja . 6
D. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja .. 7
E. Gejala atau Tanda-Tanda Seorang Remaja Mengalami
Kenakalan Remaja . 9
F. Perilaku-Perilaku yang Merupakan Kenakalan Remaja ... 10
G. Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja 10
BAB III METODE ............................................................................... 16

3.1 Media ..................................................................................... 16


3.2 Metode ................................................................................... 16
3.3 Waktu dan Pempat Penyuluhan ............................................. 16
3.4 Pengorganisasian ................................................................... 16
3.5 Susunan Acara ....................................................................... 17
3.6 Materi Penyuluhan Sex Education . 17
3.7 Evaluasi .................................................................................. 26

BAB IV PENUTUP ............................................................................... 27

iii
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 27
4.2 Saran ...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 29

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa remaja
merupakan aset masa depan terpenting dari suatu negara. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-
coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya
sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya
akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang
sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai
kenakalan remaja.
Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja
akhir-akhir ini seperti semakin aktif mengikuti organisasi antar pelajar dan
peningkatan prestasi, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin
melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal
dengan sebutan kenakalan remaja. Pada masa remaja terjadi perubahan dan
pertumbuhan yang cepat. Pengaruh hormonal dapat menjadi penyebab
ketidakstabilan emosi pada remaja. Tekanan dari teman sebaya menjadi lebih
penting daru perhatian orang tua. Banyak orang tua dan remaja dapat melalui
masa-masa sulit ini dengan cinta dan perhatian.

Pada remaja yang mengalami atau meras kurangnya dukungan emosional


akan menimbulkan masalah-masalah emosional yang temporer atau
permanen. Untuk mengkompensasi mereka mungkin mencoba-coba atau
penyalah gunaan berbagai zat yang dapat menimbulkan resiko. Disamping itu
selama masa remaja terjadi perubahan komplek baik fisik, emosional,

1
kognitif dan sosial. Cepatnya perkembangan menyebabkan berbagai stress
yang menimnulkan masalah dan berdampak bagi kesehatan remaja.
Seks mempunyai arti jenis kelamin sesuatu yang dapat dilihat dan
ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengertian tentang suatu sifat atau
ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis. Sedangkan
seksualitas menyangkut dimensi biologis, psikologis, sosial dan kultural.
Dilihat dari dimensi biologis seksualitas berkaitan dengan organ
reproduksi termasuk bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi
menggunakannya secara bertanggung jawab sebagai alat untuk
memperbanyak keturunan dan dalam mengekspresikan dorongan seksual.
Dari dimensi psikologis seksualitas berhubungan erat dengan identitas peran,
perasaan seksualitas sendiri dan bagaimana menjalankan fungsi
sebagai mahkluk seksual. Dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana
seksualitas muncul dalam relasi.
Perilaku seks adalah segala bentuk aktivitas yang muncul berkaitan
dengan dorongan seks, dengan atau tanpa melibatkan orang lain (pasangan)
berpegangan tangan berpelukan, berciuman, saling mengesekkan alat kelamin
(petting) higga berhubungan sek merupakan perilaku seks dengan melibatkan
pasangan perilaku seks yang muncul tanpa melibatkan pasangan adalah
masturbasi/onani
Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang
perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman
keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain
sebagainya. Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja mendapatkan
perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang
lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam
menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja?
2. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana gejala-gejala yang muncul pada remaja yang terlibat
kenakalan?
4. Perilaku apa saja yang merupakan kenakalan remaja?
5. Bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang sex education semua
Remaja di SMA PGRI Cicalengka dapat memahami tentang masalah sex
education pada remaja.
2. Tujuan khusus
Setelah selesai mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan di wilayah desa
Gogodalem diharapkan remaja mampu :
1. Menjelaskan pengertian & jenis sex education
2. Mampu memahami pentingnya pengetahuan tentang sex education
3. Mampu menjelaskan kembali tentang sex education

1.4 Manfaat
1. Remaja bisa lebih mengerti mengenai sex education
2. Remaja lebih mawas diri dalam bergaul di masyarakat
3. Remaja lebih mengerti peran meraka dalam masyarakat

1.5 Sasaran
Semua remaja

3
BAB II
KAJIAN TEORI

H. Pengertian Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia
belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma
yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-
barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
a) Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu
untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi
sosial.
b) Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di
sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
c) Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi kriminal.
d) Drs.B.Simanjutak,S.H.

4
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma
yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti
sosial di mana di dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif

e) Mussen dkk
Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan
oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan
oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

I. Seks dan Seksualitas


Seks mempunyai arti jenis kelamin sesuatu yang dapat dilihat dan
ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengertian tentang suatu sifat atau
ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis. Sedangkan
seksualitas menyangkut dimensi biologis, psikologis, sosial dan kultural.
Dilihat dari dimensi biologis seksualitas berkaitan dengan organ reproduksi
termasuk bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi menggunakannya
secara bertanggung jawab sebagai alat untuk memperbanyak keturunan dan
dalam mengekspresikan dorongan seksual. Dari dimensi psikologis
seksualitas berhubungan erat dengan identitas peran, perasaan seksualitas
sendiri dan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahkluk seksual.
Dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi.
Antar manusia bagaimana lingkungan berpengaruh dalam
pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks.
Sedangkan dimensi kultural menunjukkan bagaimana perilaku seks menjadi
bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
Perilaku seks adalah segala bentuk aktivitas yang muncul berkaitan
dengan dorongan seks, dengan atau tanpa melibatkan orang lain (pasangan)
berpegangan tangan berpelukan, berciuman, saling mengesekkan alat kelamin
(petting) higga berhubungan sek merupakan perilaku seks dengan melibatkan
pasangan perilaku seks yang muncul tanpa melibatkan pasangan adalah
masturbasi/onani.

5
J. Resiko Hubungan Seks pada Remaja
Secara fisik, remaja yang melakukan hubungan seks dapat hamil
dan terkena penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
Secara psikologis remaja merasa bersalah atau berdosa trauma, sulit
melepaskan diri dari pasangan karena merasa kehilangan keperawanan,
kehilangan dukungan sosial dari keluarga, teman, dan lingkungan
Jika kemudian si remaja hamil dan dia tidak siap menanggung
akibat kehamilan tidak diinginkan tersebut seperti dikeluarkan dari
sekolah terpaksa menikah mendapat cap buruk dari masyarakat atau
menjadi orang tua tunggal sebagian besar remaja memilih untuk tidak
melanjutkan kehamilannya (aborsi) aborsi pada remaja inilah yang
sampai saat ini menjadi penyebab utama tingginya angka kematian ibu.
1. Mengapa Banyak Persoalan seksualitas Muncul di Usia Remaja
persoalan seksualitas muncul karena pembicaraan seksualitas masih
dianggap tabu. Sehingga informasi seksualitas yang lengkap dan benar
menjadi sangat terbatas untuk remaja. Remaja tidak tahu akibat dari pilihan
dan perilaku seksnya. Mereka juga tidak tahu harus bertanya kepada siapa di
saat mengalami masalah seputar seksualitas.
Tidak adanya dukungan kebijakan yang mempertimbangkan
kepentingan, kebutuhan, dan partisipasi remaja juga menjadi salah satu
penyebab banyaknya persoalan seksualitas dikalangan remaja. Belum lagi
dengan berbagai penilaian negatif masyarakat terhadap keberadaan mereka.
2. Penyebab kenakalan remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan
menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-
lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada
disekitarnya.

6
K. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum
dapat dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Intern
1) Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system
psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut
karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang
berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak
untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis
identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental
untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang.
2) Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan
segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan
antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini
belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup). Menurut teori ini,
seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa
kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak
disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita
cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama
sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
3) Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum
yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar
dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau
sebutan eks narapidana yang diberikan oleh masyarakat sulit
terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan
penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.

7
2. Faktor Ekstern
a) Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang
orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami
kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.
Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena
kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan
kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b) Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang
Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat
terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan
baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan
norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda
yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti
mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian
antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas
dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin
meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda.
c) Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma
yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.

8
d) Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan
mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan
sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan
perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar
partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang
saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e) Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam
teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya
asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah
berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma
yang berlaku

L. Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja


1. Anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut
menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah
atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami
masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas
yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah
atau dirumah.

9
F. Perilaku-perilaku yang merupakan kenakalan remaja
Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas, kami mengadakan
pengamatan tentang bebebrapa perilaku remaja yang termasuk kenalan
remaja dilingkungan sekitar, berikut bebebrapa contoh kenakalan remaja
yang ada dilingkungan sekitar kami :
1. Perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan
tidak jujur
2. Perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar
3. Mengganggu teman
4. Memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata
kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara
5. Merokok
6. Menonton video atau media cetak yang tidak layak
7. Corat-coret tembok sekolah
8. Membolos dan
9. Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
10. Selalu melanggar tata tertib
Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi
remaja dan masyarakat itu sendiri.

G. Upaya mengatasi kenakalan remaja


Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat
dengan perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja).
Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta
penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi
keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini
merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua,
guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang
pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan
bahagia.

10
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
2. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan
melalui cara berikut:
a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para
remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab
timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:

a) Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan


persoalan yang dihadapinya.
b) Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan
dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui
pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
c) Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal
demi perkembangan pribadi yang wajar.
d) Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
e) Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan
merangsang hubungan sosial yang baik.
f) Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif.
g) Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga
maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil


dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan,
maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari
sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam
gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan

11
bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang
bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan
membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan
pembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan yang terarah,
para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan
diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran
yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas,
sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan
kesulitan atau persoalan masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh


para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan
mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog
sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus
diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian
khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah
dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh


kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan
pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan
program monitoring pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan
penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.

Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua


pendekatan:

a) Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi


pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
remaja dan membantu mengatasinya.

12
b) Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota
kumpulan atau kelompok kecil tersebut:

3. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja
tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut jera dan tidak
berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus
ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang
melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang
berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman
yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap
pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak
dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam
pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam
beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat
seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang
kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data
mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran
maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam
bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar
dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim
guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu
(skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib
sekolah.

13
4. Tindakan Kuratif dan Rehabilitas
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja
itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui
pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus
maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan
kenakalan remaja antara lain
a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan
point pertama.
c. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif,
seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan
penyaluran hobi.
d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja
harus bergaul.
e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan
kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan
teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan
remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan
remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang
mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa

14
yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan
(iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

15
BAB III

METODE DAN JADWAL KEGIATAN

3.1 Media
Leaflet dan Power point

3.2 Metode
Ceramah,
Diskusi
Tanya jawab

3.3 Waktu dan Pempat Penyuluhan


Pokok Bahasan: Pendidikan Kesehatan Remaja
Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Mei 2015
Waktu : 08.30 s/d Selesai WIB
Tempat : SMA PGRI Cicalengaka

3.4 Pengorganisasian
Penanggung jawab program : Vini Sri Mulyani
Sekretaris : Rizkia Anggani Nursakina
Bendahara : Ariska Dwi Aprilia
Sie perlengkapan : Heli Halimah
Fasilitator : Dwi Hastuti
Penyaji : Rahayu Ismayanti

16
3.5 Susunan Acara
No Acara Waktu Penaggungjawab
1. Pembukaan 08.30 - 08.45 Rizkia Anggani Nursakina

2. Acara inti : 08.45 10.30 Rahayu Ismayanti

Penyampaian materi
sex education
Tanya jawab
3. Membentuk kelompok 10.30 11.00 Ariska Dwi Aprilia, Heli
dengan anggota 5 orang Halimah dan Dwi Hastuti.
dan masing masing
ada 1 mentor sebagai
pembimbing untuk
kegiatan sharing.

3. Penutup 11.00 11.30 Rizkia Anggani Nursakina

3.6 Materi Penyuluhan Sex Education

1. Pengertian Seks
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan
alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan
intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing
jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat
berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual
characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs
(genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex
organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to
reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial
hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia
2002.

17
2. Pengertian Gender
Konsep gender berbeda dengan seks, gender merupakan sifat dan prilaku
yang melekat pada kaum laki-laki maupun perampuan yang dikonstruksikan
secara sosial maupun cultural, atau ada pula yang mengartikan sebagai bagian
peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan
masyarakat maupun budaya disosialisasikan melalui proses sejarah yang
sangat panjang. Sifat gender ini adalah:
a. Bisa berubah
b. Bisa dipertukarkan
c. Bergantung masa
d. Berbeda antara saru kelas dengan kelas lainnya
e. Bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia
Peran gender tidak perlu berubah jika tidak menimbulkan ketidakadilan.
Misalnya, perempuan selama ini secara kodrati men galami haid, hamil,
melahirkan, menyusui, sekaligus diberi tanggung jawab pemeliharaan anak.
Maka peran-peran tersebut tidak perlu diubah. Akan timbul ketidakadialon
bagi perampuan apabila haid, hamil, dan melahirkan menjadi alasan untuk
melarang wanita untuk bekerja karena dianggap bukan sebagai pencari nafkah
utama. Peran gender adalah sebagai berikut:
a. Peran reproduktif
Peran reproduktif adalah peran-peran yang dijalankan tidak menghasilkan
uang dan biasanya dilakukan di dalam rumah.
b. Peran produktif
Peran produktif adalah peran-peran yang jika dijalankan mendapatkan
uang/ upah langsung/ bentuk upah-upah yang lain.
c. Peran kemasyarakatan
Peran kemasyarakatan terdiri dari aktivitas yang dilakukan di tingkat
masyarakat.

3. Organ Reproduksi pada Pria dan Wanita


A. Organ reproduksi pada pria
1. Alat kelamin dalam
a. Testis

18
Testis berbentuk bulat telur, berjumlah sepasang, dan terdapat di dalam
scrotum (kantonng pelir) yang terletak di luar tubuh. Letak scotum di luar
tubuh agar temperaturnya sesuai untuk pembentukan sperma.
b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi terdiri dari duktus epididimisyang merupakan saluran
panjang berkelok-kelok dan merupakan tempat pematangan lebih lanjut serta
tempat penyimpanan sementara sperma. Pada pria, setiap testis hanya
mengandung satu epididimis. Selain epididimis, ada saluran lain yaitu vasa
diferensia yang merupakan saluran lurus, pendek, dan berfungsi untuk
mengangkut sperma ke vesikula seminalis(kantong sperma). Arah vasa
diferensia ini ke atas kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir
pada kelenjar prostat. Di belakang kandung kemih, saluran ini bersatu
membentuk duktus ejakulatorius pendek yang berakhir di uretra. Uretra
merupakan saluran akhir saluran reproduksi dan terdapat dalam penis. Saluran
ini berfungsi sebagai alat pengeluaran urine dan sebagai saluran kelamin.
c. Kelenjar kelamin
1) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak di atas dan di bawah
kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total
semen. Cairan semen berwarna jernih, kental, mengandung lendir, asam
amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi untuk memberi makan sperma.
Vesikula seminalis juga mensekresikan hormone prostaglandin yang
berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong semen
mencapai uterus.
2) Kelenjar prostat
Cairan yang dikhasilkan kelenjar prostate bersifat encer seperti susu dan
alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urine di uretra
dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra.
3) Kelenjar bulbouretral
Kelenjar ini berukuran kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di
sepanjang uretra. Cairan yang dihasilkan kental dan disekresikan sebelum
penis mengeluarkan sperma dan semen.

19
2. Alat kelamin luar
Alat kelamin luar berupa penis yang berfungsi sebagai alat
kovulasi(persetubuhan). Dalam alat ini terdapat saluran ejakulasi yang
berperan menyemprotkan sperma hingga masuk ke dalam uretra dan
disalurkan ke luar. Saluran uretra juga berfungsi untuk menyalurkan
urine tetapi tidak pada saat ejakulasi otot yang berada pada tempat
keluarnya urine menutup sehingga urine tidak keluar.

B. Organ reproduksi pada wanita


1. Alat kelamin dalam
a. Indung telur (ovarium)
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak di rongga perut (kanan dan
kiri). Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung yang mengandung
beberapa folikel. Tiap folikel mengandung 1 sel telur yang diselubungi
oleh 1 atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel mengelilingi oosit dan
berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel
telur.
b. Tuba fallopi (oviduk)
Oviduk merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan
rahim. Saluran ini berjumlah sepasang. Ujungnya berbentuk corong
berjumbai-jumbai yang berfungsi menangkap ovum. Setelah ovum
ditangkap oleh fimbriae, kemudian diangkat oleh tuba fallopi dengan
gerak peristaltik dinding tuba yang bersilia menuju rahim.
c. Uterus
Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin. Rahim hanya ada satu ruang dan berotot tebal. Rahim bawah
mengecil yang disebut serviks uteri sedangkan bagian yang besar
disebut dengan korpus uteri. Rahim tersusun atas tiga lapisan yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium.
d. Vagina
Vagina merupakan sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah
belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis dari rahim dan banyak

20
lipatan-lipatan. Di dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh
dinding vagina dan oleh suatu kelenjar yaitu kelenjar bartholi.

2. Alat kelamin luar


a. Labia mayora : bibir luar vagina yang tampak tebal dan
berlapiskan lemak.
b. Mons veneris : pertemuan antara kedua bibir vagina dengan
bagian atas yang tampak membukit.
c. Labia minora : sepasang lipatan kulit yang halus dan tipis serta
tidak dilapisi lemak.
d. Klitoris : tonjolan kecil yang terdapat dalam labia mayora.
e. Orificum uretra : muara saluran kencing yang berada tepat di
bawah klitoris.
f. Himen : berlokasi di bawah saluran kencing yang
mengelilingi tempat masuk ke vagina.

4. Perkembangan seksual
Kemampuan kita untuk memiliki perasaan seksual-seksualitas-tidak
memuncak dengan sendirinya dengan dimulainya masa puber, tetapi
membutuhkan waktu untuk berkembang dan dapat kita lihat dalam tanda-
tanda penting seperti menstruasi pertama, ejakulasi pertama, ataupun
ciuman pertama. Beberapa perubahan terjadi tanpa disadari seperti
lainnya rasa sakit, membuat kita merasa sedih, tidak aman, dan tidak
menyukai diri sendiri. Perkembangan seksual meliputi:

1. Perkembangan Primer
Remaja harus diberitahu akan perubahan fungsi tubuh mereka sebelum
kecemasan tersebut terjadi. Dengan cara ini, tidak seorangpun yang tidak
mengetahui dan kecendrungan remaja untuk memalukan orang tuanya
dapat seminimal mungkin. Tindakan ini sangat diperlukan dan tidak sulit
untuk memberitahu tentang menstruasi, mimpi basah dan ereksi sebelum
pubertas.

21
a. Wanita
Antara umur 10-17 tahun, seorang wanita mungkin akan mendapat
menstruasi pertama yang disebut dengan menarche. Siklus menstruasi
berkaitan dengan pelepasan sel telur (ovulasi) dan terjadi pada hari ke-28
dari siklus. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari empat fase sebagai
berikut:
1) Fase proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen sehingga disebut juga fase
estrogenik. Fase ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
siklus haid. Setiap bulan setelah haid terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer karena hormon FSH. Pada masa ini sel
oogonium membelah secara meiosis dan menghasilkan satu sel telur
haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graf yang masak,
folikel menghasilkan hormon estrogen yang merangsang sekresi LH.
Fase ini disebut fase folikel.
2) Fase sekresi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke -28 dari siklus. Folikel
Graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum
yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus
rubrum berubah menjadi korpus luteum untuk menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima
embrio. Pada saat ini endometrium menjadi tebal dan lembut, serta
dilengkapi banyak pembuluh darah. Periode ini disebut fase luteal. Jika
tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi sehingga
progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.
3) Fase menstruasi
Karena estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan maka
endometrium mengalami degenerasi. Darah, mukus, dan sel-sel epitel
dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagina. Tahap ini
berlangsung pada hari ke-1 hingga ke-4 dari siklus haid.

22
4) Fase Reperasi
Terjadi penyembuhan luka akibat pecahnya pembuluh darah. Luka ini
tertutup epitel kembali. Fase ini terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6 hari
dari siklus. Siklus menstruasi akan terhenti jika terjadi kehamilan.
b. Laki-laki
Pada laki-laki akan terjadi perkembangan primer yang ditandai dengan mimpi
basah saat akil baliq. Mimpi basah ini menandai kematangan dari sel
kelamin.Pada masa pubertas sel-sel spermatogonium mulai aktif
mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Setiap proses
spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.

2. Perkembangan sekunder
Tidak seorang pun yang pernah puas akan bentuk tubuhnya . Masa remaja
merupakan masa puncak dari ketidakpuasan dan kecemasan akan bentuk
tubuh. Perkembangan sekunder ditandai dengan tumbunya rambut pada
genitalia, pembesaran payudara dan bentuk tubuh pada wanita, serta
munculnya jakun, perubahan suara serta tumbuhnya jenggot pada laki-laki.

5. Proses Konsepsi
Konsepsi disebut fertilisasi. Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan
antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi. Hanya satu sperma yang
mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke
vitelus ovum. Dalam beberapa jam setelah pembuahan mulailah terbentuk zigot
selama 3 hari. Hasil konsepsi ini akan dibawa ke arah rongga rahim dan tertanam
di rahim yang disebut dengan nidasi.

6. Kegunaan Seks
Adapun kegunaan seks adalah sebagai berikut:
a. Menegaskan jenis kelamin
Sebelum pubertas, fisik anak perempuan maupun laki-laki mirip satu sama
lain, sehingga perbedaan jenis kelamin belum terlihat. Tetapi setelah
pubertas karakteristik jenis kelamin sekunder seperti payudara, perubahan

23
bentuk tubuh, dan suara, serta genital dan fisiologi membuat mereka lebih
menyadari jenis kelamin sendiri. Tidak hanya merasa berbeda tetapi juga
diperlakukan berbeda yang membuat mereka lebbih menyadari feminitas
dan maskulinitas.
b. Kenikmatan
Semasa anak-anak, sensasi tubuh merupakan bagian utama dari kesenangan
dan rangsangan kehidupan seperti mengisap botol susu, buah dada bahkan
ibu jari. Tubuh kita menimbulkan sensasi sensual saat dipeluk, digelitik,
diusap, berlari-lari dan sebagainya.
Kenikmatan seksual tidak hanya berbatas pada melakukan hubungan
seksual semata namun memiliki makna yang lebih luas pada kepuasan
untuk dapat memenuhi keinginan pada disr sendiri. Kenikmatan ini
bukanlah pengalaman tanpa bekas tetapi seringkali berfungsi sebagai
relaksasi alami untuk melepasakan ketegangan pada hari itu dan
memperbaiki keadaan emosi serta fisik dalam beberapa waktu.
c. Menambah harga diri dan daya tarik
Seperti halnya orang dewasa, kita umumnya berusaha untuk tetap
mempertahankakn keseimbangan sikap dengan rasa percaya diri atau rasa
dihargai baik menurut diri kita sendiri maupun menurut orang lain. Seorang
remaja jarang dapat menyeimbangkan tingkah lakunya, apa yang dikatakan
oleh orang lain tentang dirinya menjadi sangat berarti.
Ketertarikan seksual atau sex appeal adalah suatu kualitas khusus dan
memiliki beberapa aspek, dipandang baik dari pemiliknya sendiri maupun
orang lain. Daya tarik adalah kombinasi dari apa yang kita lihat dan apa
yang dilihat orang lain. Dan setiap orang memiliki fantasi tentang apa yang
disebut sempurna.
d. Keintiman
Keeratan hubungan seksual antara dua sejoli biasanya dapat mempererat
keterikatan emosional dan rasa saling tergantung. Hubungan seksual yang
baik dan tepat waktunya dapat mempererat suatu ikatan perkawinan dan
mempertahankan terhadap tantangan-tantangan yang ada sepanjang
hidupnya.

24
7. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks
yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan
dan ketakutan dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa
kewaspadaan. Mereka lapar akan pengalaman seksual dan menggunakan
seks sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui hubungan seks di luar
perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota keluarga
yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila
seks terlepas dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang
bagi beberapa orang menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain
menimbulkan ketakutan.
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan
dan mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat
mengekspresikan kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan
menggunakan teknik yang lebih tersamar. Mereka dapat menolak
pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn respon,
ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang
tidak sehat. Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam
cara yang manipulatif seperti pada wanita yang cacat, wanita lemah
bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku pasangan ynag
menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah
pemahaman biologi tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai
media massa.Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education)
Selama ini, jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbersit dalam
benak sebagian besar orang adalah hubungan seks. Padahal, seks itu
artinya jenis kelamin yang membedakan pria dan wanita secara biologis.

25
Orang pasti akan menganggap tabu jika membicarakan tentang seks,
dianggapnya sex education akan mendorong remaja untuk berhubungan
seks. Sebagian besar masyarakat masih berpandangan stereotype
dengan pendidikan seks (sex education) seolah sebagai suatu hal yang
vulgar.

3.6 Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
Pre planning sudah siap beserta materi untuk peserta
Tempat dan peralatan sudah siap
Leflet sudah siap

2. Evaluasi proses
Acara penyuluhan berjalan lancar
75 % undangan hadir
100 % peserta yang hadir dapat mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
peserta aktif mendengarkan dan bertanya
diskusi dan tanya jawab berjalan lancar

3. Evaluasi hasil
Peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian & jenis sex education.
b. Mampu memahami pentingnya pengetahuan tentang sex
education.
c. Mampu menjelaskan kembali tentang sex education.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari


norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut
akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman
tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya
barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk
menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap
ini.

Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang
bisa dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja. Adapun solusi
dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya
kenakalan remaja.
Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku
kenakalan remaja
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar
remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.

27
4.2 Saran
A. Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang
hangatdalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan
penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi
pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman,
agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai
seorang sahabat terpercaya.
B. Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-
potensi yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri
siswa, serta dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang
dapat menurunkan konsep diri siswa.

C. Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi
tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan
remaja.
D. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna
pencegahannya. Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan
oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi
penyuluhan dan pengarahan.
E. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma
yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang
baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.

28
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Contoh Makalah Kenakalan remaja. [Tersedia]. http://www.Contoh


Makalah tentang Kenakalan Remaja - My Blog, I Want To Happy.htm.
diambil pada 08 Mei 2015 Bandung.
Hs.Noegroho. Pre planning dan Sap Penyuluhan Tentang Sex education Di
Kalangan Remaja.[Tersedia] http://www. Noegroho Hs Pre planning dan
Sap Penyuluhan Tentang Sex education Di Kalangan.htm. diambil pada 08
Mei 2015 Bandung.
Ilahi Rido. [ tersedia ]. http:// www. Makalah diskusi kenakalan remaja2 _ Rido
Ilahi - Academia.edu.htm. Oleh Pik Sains.htm. diambil pada 08 Mei 2015
Bandung.
Pik Sain.[Tersedia]. http://www. PenyuluhanPendidikan seksual dan Bakti sosial
Oleh Pik Sains.htm. diambil pada 08 Mei 2015 Bandung.
Sahaja, Lentera. Panduan Konseling Seksualitas Remaja, PKBI. Yogyakarta,
2000

29

Anda mungkin juga menyukai