Anda di halaman 1dari 2

Nama: I Wayan Mahendra Adi Putra

NIM : 1310121067
Kelas: b3

Pengesahan perjanjian internasional


Istilah pengesahan yang digunakan dalam praktek hukum perjanjian internasional di Indonesia
khususnya Undang- Undang no 24 tahun 2000 tentang perjanjian Inernasional diambil dan
diterjemahkan dari istilah ratifikasi menurut pasal 2 b konvensi wina 1969 tentang perjnjia internasional

Bagai literature di Indonesia menjelaskankedua jenis perjanjian ini berdasarkan tahapan pembuatannya
yaitu :

1. Perjanjian yang di buat tiga tahap, yaitu perundingan ,penandatanganan dan ratifikasi.
2. Perjanjian yang di buat dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan

Dari rumusan di atas maka ratifikasi adalah perbuatan hukum lebih lanjut suatu Negara guna
mengonfirmasi perbuatan penandatanganan yang mendahuluinya. Konvensi juga mengenal cara
pengikatan lain seperti aksesi (accession ) yang tidak di dahului dengan penandatanganan,melainkan di
dahului dengan adanya suatu perjanjian yang sudah terbentuk dan terbuka bagi Negara yang tidak
menandatangani untuk turut serta. Undang-undang no 24 Tahun 2000. Menerjemahkan ratifikasi dan
aksesi menjadi suatu istilah yaitu pengesahan.

Undang-undang no 24 tahun 2000 tentang perjanjian intrnasioal mengadopsi model yang terdapat pada
konvensi wina 1969 tentag perjanjian innternasional errihal mebelakukan perjanjian. Pasal 3
menyebutkan bahwa berlakunya perjanjian terhadapa Indonesia dapat dilakukan melalui

1. Penandatanganan
2. Pengesahan
3. Pertukaran dokumen perjanjian /nota diplomatic
4. Cara cara lainsebagimana disepakati para pihak dalam perjanjian internasional

Menurut penjelasan undang-undang , yang di maksud dengan cara-cara lain yang di sepakati
oleh para pihak ( misalnya simplified procedure) adalah keterikatan secara otomatis pada perjanjian
apabila dalam masa tertentu tidak menyampaikan notifikasi tertulis untuk menolak keterikatannya pada
suatu perjanjin internasional.

Dalam praktiknya , dinamika diplomasi telaah memperkaya modal pemberlakuan perjanjian


khususnya tentang cara-cara lain yang di sepakati oleh para pihak .Praktek Indonesia dewasa ini
menunjukkan bahwa cara lain dimaksud dengan berupa :

1. Dari perpektif prosedur internal, ratifikasi erjanjian internasional adlah masalah hukum tata
Negara yaitu hukum nasional Indonesia yang mengatur tentang kwenangan eksekutif dan legislative
dlam perbuatan perjanjian internasional serta mengatur produk huukm apa yang harus dikeluarkan
untuk menjdi dasar bagi Indonesia melakukan prosedur eksternal
2.Sedangkan dari perpektif prosedur eksternal,maka ratifikasi perjanjian adalah international act
so named whereby a state establishes on the international plane its consent to be bound by treaty yang
validitasnya diatur oleh hukum perjanjian internasional

Anda mungkin juga menyukai