Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019 menjelaskan bahwa sasaran pembangunan di bidang pendidikan antara lain
adalah meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan, tersedianya kurikulum yang andal,
dan tersedianya sistem penilaian pendidikan yang komprehensif. Sejalan dengan kebijakan
tersebut, terutama dalam memenuhi ketersediaan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan (Pusat Penilaian Pendidikan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan) menyusun
Panduan Penilaian, salah satu di antaranya adalah Panduan Penilaian untuk SMA. Panduan ini
diharapkan dapat memfasilitasi guru-guru dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian secara
akuntabel dan komprehensif meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta
mengolah dan membuat laporan hasil belajar siswa secara objektif, akuntabel, dan informatif.
Kami menyadari bahwa panduan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, panduan ini selalu
terbuka untuk menerima masukan dari berbagai pihak, terutama guru-guru sebagai pelaksana
pendidikan dan pengawas yang membina guru-guru secara langsung.
Peranserta semua pihak dalam penyusunan, pembahasan, dan kontribusi untuk penyempurnaan
panduan ini sangat kami hargai dan kami sampaikan terimakasih.
LAMPIRAN:
1. Format Rapor
2. Petunjuk Pengisian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memperhatikan kenyataan di sekolah seperti tersebut di atas dan sebagai salah satu upaya
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah melalui direktorat teknis terkait menyusun Panduan Penilaian. Salah satu panduan
tersebut adalah Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Panduan Penilaian
untuk SMA disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA, bersama Pusat Penilaian Pendidikan
(Puspendik) dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk). Diharapkan panduan ini dapat
memfasilitasi guru dan sekolah untuk mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan, meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Perlu diketahui juga bahwa semua format dan instrumen yang disajikan dalam panduan ini
merupakan contoh. Guru hendaknya dapat mengembangkan format dan instrumenpenilaian
sesuai kebutuhan.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan Penilaian untuk SMA ini meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, pengolahan hasil penilaian, pemanfaatan dan tindak lanjut hasil penilaian,
format rapor dan petunjuk pengisiannya.
D. Sasaran Pengguna
Panduan Penilaian untuk SMA ini diperuntukkan terutama bagi:
1. para guru SMA sebagai rambu-rambu dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian,
mengolah hasil penilaian, memanfaatkan dan menindaklanjuti hasil penilaian, serta
membuat laporan hasil belajar siswa (rapor).
2. kepala sekolah dan pengawas SMA sebagai salah satu bahan untuk menyusun dan
melaksanakan program pembinaan melalui supervisi akademik.
E. Landasan Hukum
A. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku siswa sebagai hasil
pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki
karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga
teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan
untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti siswa sesuai butir-butir
sikap dalam KD pada KI-1 dan KI-2.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier
dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain, KD pada KI-1 dan
KD pada KI-2 dirumuskan secara umum dan terakumulasi menjadi satu KD pada KI-1 dan satu KD
pada KI-2.
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata pelajaran,
guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain
yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap
pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan
penilaian antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa,
yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh
guru. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang
menggambarkan perilaku siswa.
Melalui pembiasaan dan pembudayaan sikap spiritual dan sikap sosial diharapkan siswa
memiliki keseimbangan dalam hubungannya dengan Tuhan (ketakwaan) dan hubungannya
dengan sesama serta lingkungan (budi pekerti luhur dan peduli lingkungan).
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling
(BK), dan wali kelas, melalui observasi yang dicatat dalam jurnal berupa catatan anekdot
(anecdotal record) dan catatan kejadian tertentu (incidental record). .
Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap siswa memiliki perilaku yang baik,
sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik maka sikap siswa
tersebut dianggap baik, sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau
kurang baik yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam jurnal guru
mata pelajaran. Sedangkan perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dan informasi
lain yang valid dan relevan di luar kelas, selain dicatat guru mata pelajaran, juga menjadi
catatan guru BK dan wali kelas. Penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan sebagai
penunjang dan hasilnya digunakan untuk bahan konfirmasi dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter siswa.
Rangkuman hasil penilaian sikap oleh guru mata pelajaran dan guru BK selama satu
semester dikumpulkan kepada walikelas, kemudian wali kelas menggabungkan dan
merangkum dalam bentuk deskripsi yang akan diisikan ke dalam rapor setiap siswa di
kelasnya. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar berikut.
1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama
periode satu semester.
2. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh siswa yang mengikuti mata
pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua siswa yang menjadi
tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk 1 (satu)
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali kelas
untuk diolah lebih lanjut.
4. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas
pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran
yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat
mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu jika butir-
butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya.
5. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan
dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari
satu kali atau tidak muncul sama sekali.
6. perilaku siswa yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang baik) tidak perlu
dicatat dan dianggap siswa tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan
yang diharapkan.
Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak lanjut
sikap neg
Meninggalkan Tanggung Dipanggil untuk
1 5/8/2014 Adi -
laboratorium tanpa jawab mem-bersihkan
membersihkan meja meja dan alat
dan alat bahan yang bahan yang sudah
sudah dipakai dipakai.
Dilakukan
pembinaan.
12/8/ 2014 Melapor kepada Diberi apresi-asi/
2 Meity Jujur +
guru bahwa dia pujian atas
memecahkan gelas kejujurannya.
kimia tanpa sengaja Diingatkan agar
ketika sedang lain kali lebih
melakukan berhati-hati
praktikum
12/8/ 2014 Membantu Gotong Diberi apresiasi/
3 Rudy +
membersih-kan royong pujian
gelas kimia yang
dipecahkan oleh
Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak lanjut
sikap neg
temannya
3/9/2014
4 Bernadus Menyajikan hasil Percaya + Diberi apresiasi/
diskusi kelompok diri pujian
dan menjawab
sanggahan
kelompok lain
dengan tegas
menggunakan
argumentasi yang
logis dan relevan
5 14/10/ Luciana Tidak Disiplin _ Ditanya apa
2014 mengumpulkan alasannya tidak
tugas kimia mengumpulkan
tugas
dst ...
Tabel 2.1: Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Jika seorang siswa menunjukkan perilaku yang kurang baik, guru harus segera
menindaklanjutinya dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, sehingga secara
bertahap siswa tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya menjadi
lebih baik.
Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap
spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK. Satu jurnal
digunakan untuk satu kelas.
b. Penilaian diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan penilaian dengan cara meminta siswa
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Hasil
penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaiandiri dapat
memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa, antara lain:
dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri;
siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki;
dapat mendorong, membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang
dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa
lugas yang dapat dipahami siswa, dan menggunakan format sederhana yang mudah
diisi siswa. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan
sikap siswa dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan siswa
mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan
kecenderungan siswa menilai dirinyasecara subjektif.Penilaian diri oleh siswa perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Menjelaskan kepada siswa tujuan penilaian diri.
Menentukan indikator yang akan dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale).
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya!
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan ulangan.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas.
3 Saya melaporkan kepada guru ketika menemukan
barangyang tertinggaldi kelas.
4 Saya berani mengakui kesalahan saya.
5 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik.
6 Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya
lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
No Pernyataan Ya Tidak
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
... ...
Pernyataan pada format di atas hanya contoh. Pernyataan tersebut ada yang bersifat
positif (No.3 s.d.10) dan ada yang bersifat negatif (No.1, 2). Pada waktu membuat
rekapitulasi, guru perlu memilahnya dengan bijaksana. Guru hendaknya berkreasi
menyusun sendiri pernyataan atau pertanyaan yang lebih sesuai untuk format penilaian
diri siswanya.
Penilaian diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap, tetapi juga dapat digunakan
untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya! Keterangan angka pada setiap kolom
sebagai berikut: 4 artinya selalu; 3 = sering; 2 = jarang, dan 1 = tidak pernah.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!
Skor
No Pernyataan
4 3 2 1
Selama kegiatan kelompok, saya:
1 mengusulkan ide kepada kelompok
2 sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4 menertawakan pendapat teman yang nyeleneh
5 aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6 melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun
tidak sesuai dengan pendapat saya
Dst
c. Penilaian antarsiswa/antarteman
Penilaian antarsiswa/antarteman merupakan penilaian dengan cara meminta siswa
untuk saling menilai perilaku temannya.Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian
antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarteman.
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat siswa mengerjakan kegiatan
kelompok. Misalnya setiap siswa diminta melakukan pengamatan/penilaian terhadap
dua orang temannya, dan dia juga akan dinilai oleh dua orang teman dalam
kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut.
Petunjuk
1. Amatilah perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok!
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek () jika temanmu menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau
tanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut!
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!
Pernyataan-pernyataan untuk Indikator yang diamati pada format di atas hanya contoh.
Pernyataan tersebut ada yang bersifat positif (nomor 1, 2, 3, 6, 8) dan ada yang bersifat
negatif (nomor 4, 5, dan 7).
Guru hendaknya dapat berkreasi membuat sendiri pernyataanatau pertanyaan yang lebih
sesuai untuk indikator yang diamati dengan memperhatikan kriteria instrumen penilaian
antarteman.
Lembar penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi dikumpulkan kepada
guru, selanjutnya dipilah dan dibuat rekapitulasinya untuk ditindaklanjuti. Guru dapat
menganalisis jurnal atau data/informasi hasil observasi penilaian sikap yang
dilakukannya dengan data/informasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman
(triangulasi) sebagai bahan pembinaan. Hasil analisis dinyatakan dalam deskripsi sikap
spiritual dan sikap sosial yang perlu segera ditindaklanjuti. Kepada siswa yang
menunjukkan banyak perilaku positif diberi apresiasi/pujian dan siswa yang
menunjukkan banyak perilaku negatif diberi motivasi sehingga selanjutnya siswa
tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik (positif).
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan
belajar (mastery learning), juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Untuk itu,
pemberian umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat
penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu
pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses
pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.
Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan paling rendah 60. Namun secara
bertahap sekolah harus meningkatkan kriteria ketuntasan di atas 60 dengan
mempertimbangkan kondisi siswa dan pendukung pembelajaran.
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur
atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut
adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti
langkah-langkah berikut:
1) Menetapkan tujuan tes, apakah tujuan tes untuk seleksi, penempatan, diagnostik,
formatif, atau sumatif.
2) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang
akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan
nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarahkarena sesuai
dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih
tepat.
3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Untuk
soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci
jawaban karena jawabannya sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif.Untuk
soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan
rubrik dengan rentang skornya.
5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.
Contoh Kisi-Kisi
No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1 3.8 Menganalisis sifat Sifat Disajikan tabel hasil 1 PG
larutan berdasarkan larutan percobaan uji larutan,
daya hantar siswa dapat menentukan
listriknya. senyawa yang
merupakan larutan
elektrolit dan non
elektrolit dengan tepat.
... PG
30 PG
2 3.5 Membandingkan Ikatan Disajikan hasil uji 31 Uraian
ikatan ion, ikatan Kimia kepolaran senyawa,
kovalen, dan ikatan siswa dapat menyimpul-
logam serta sifat kan kepolaran senyawa
zatnya dengan benar
32 Uraian
33 Uraian
Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar
atau semua jawaban salah.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
Contoh butir soal pilihan ganda mata pelajaran kimia berdasarkan contoh kisi-
kisi di atas
Rumusan butir soal:
Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!
Larutan Pengamatan pada
No Elektroda Lampu
(1) tidak ada gelembung padam
(2) sedikit gelembung padam
(3) sedikit gelembung redup
(4) banyak gelembung redup
(5) banyak gelembung menyala
Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit
berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor .
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (1) Kunci: E
Konstruksi
Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
Ada pedoman penskoran
Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian
Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
Pertanyaan:
Tunjukkan data pengamatan yang kurang tepat dan beri 5 alasan terhadap jawabanmu
yang berkaitan dengan kepolaran!
Pedoman penskoran
Jawaban Skor
Data nomor 2 dan nomor 3 2
Alasan: 8
1. Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh keelektronegatifan dan 1
bentuk molekul
1
2. Adanya perbedaan keelektronegatifan dapat menyebabkan kepolaran 1
3. Bentuk molekul yang simetris dapat menyebabkan suatu senyawa menjadi 1
tidak polar,
1
karena kutub yang terbentuk akan saling meniadakan
4. Pada semua bahan yang diperiksa ada perbedaan keelektronegatifan sehingga 1
faktor utama yang berpengaruh adalah bentuk molekul
5. Bentuk molekul bahan 2 adalah tidak simetris, bersifat polar dan 1
bentuk molekul bahan 3 adalah simetris, bersifat non polar 1
Skor maksimal 10
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada waktu pembelajaran. Jawaban
siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikap
siswa untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).
Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengonstruksi jawabannya
sendiri.
Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.
c. Penugasan
Rambu-rambu penugasan:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh siswa, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota
kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Contoh penugasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : XII /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Dasar:
3.1. Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu permainan bola
besar untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
Indikator:
Menganalisis taktik danstrategi (pola menyerangdan bertahan) permainan sepakbola.
Rincian tugas:
1. Amatilah/tontonlah pertandingan sepak bola di lapangan/televisi/internet, atau
media lain.
2. Perhatikan taktik dan strategi yang muncul, baik pertahananmaupun penyerangan
dalam pertandingan tersebut.
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami. Laporan
meliputipendahuluan (tujuan penyusunan laporan, nama pertandingan, tempat,
waktu dan tim yang bertanding) dan pelaksanaan (hasil pengamatan taktik dan
strategi permainan).
Kesimpulan
Pendahulua
Tampilan
No Nama
1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 x 4= 20.
Nilai tugas = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = (14 : 20) x 100 = 70.
d. Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian terhadap
pengetahuan siswa dapat juga dilakukan melalui observasi selama proses pembelajaran,
misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan kelompok.Teknik ini adalah cerminan dari
penilaian autentik.
C. Penilaian Keterampilan
1. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa
terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian keterampilan menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.Penilaian inidimaksudkan untuk
mengetahui apakah pengetahuan yang sudah dikuasai siswa dapat digunakan untuk
mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).
Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan dibuat dalam bentuk angka 0 100.
Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan optimum paling rendah 60. Secara
bertahap satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajardi atas 60.
Teknik lain:
Mis: Tertulis
Gambar 2.3 Skema penilaian keterampilan
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3= 19.
Nilai praktik = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai praktik Adi = (14 : 19) x 100 = 73,68 dibulatkan
menjadi 74.
Dalam penilaian kinerja dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai,
misalnya persiapan 20%, Pelaksanaan dan Hasil 50%, serta Pelaporan 30%.
a. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yangharus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan
kemampuan siswa menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran, beberapa
mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang bukan serumpun.
Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata
pelajaran.
2 Pelaksanaan 12
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak sesuai =
1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3 Pelaporan hasil 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)
Skor maksimal 30
Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya perencanaan
20%, pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.
b. Penilaian Portofolio
Dalam kurikulum 2013, portofolio digunakan sebagai salah satu bahan penilaian.
Hasil penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan
untuk pengisian rapor/laporan penilaian kompetensi siswa. Portofolio merupakan
bagian dari penilaian autentik, yang langsung dapat menyentuh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa.
Karya siswa yang dapat disimpan sebagi dokumen portofolio antara lain: karangan,
puisi, gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dsb.
Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga yang mendorong siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan portofolio untuk
mendorong siswamencapai sukses dan membangun kebanggaan diri. Secara tidak
langsung, hal ini berdampak pada peningkatan upaya siswauntuk mencapai tujuan
individualnya. Di samping ituguru pun akan merasa lebih mantap dalam
mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang
telah dicapai dan dikumpulkan siswanya.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, gurudan siswa perlu menentukan hal-
hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
setiap siswa memiliki dokumen portofolio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
menentukan hasil kerja/karya apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
guru memberi catatan berisi komentar dan masukan untuk ditindaklanjuti
siswa.
siswa harus membaca catatan guru dan dengan kesadaran sendiri
danmenindaklanjuti masukan yang diberikanguru dalam rangka memperbaiki
hasil kayanya.
catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN DAN
PENGOLAHAN HASIL PENILAIAN
A. Pelaksanaan Penilaian
1. Perumusan Indikator
a. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan sikap
siswa dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir
nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara
langsung dari KD pada KI-1, melainkan dirumuskan dalam perilaku beragama
secara umum.
Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; (2) menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya; (3) memberi salam pada saat awal dan akhir
kegiatan; (4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; (5)
mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri; (6) bersyukur ketika
berhasil mengerjakan sesuatu; (7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah
berikhtiar atau melakukan usaha; (8) menjaga lingkungan hidup di sekitar sekolah;
(9) memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
(10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia; (11)
menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
b. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial siswa
dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaanya. Sikap sosial dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari
KI-3 dan KI-4.
Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan
KD mata pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran
lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara umum. Sebagai contoh: tidak
menyontek dalam ujian, mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan.
Disamping itu, pada mata pelajaran tertentu pada KD tertentu, dapat dikembangkan
indikator yang secara spesifik sesuai dengan karakteristik KD pada mata pelajaran
tersebut.
(2) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Indikator disiplin antara lain:
datang tepat waktu;
patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah;
mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar;
(3) tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa. Indikator tanggung jawab antara lain:
melaksanakan tugas individu dengan baik;
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
mengembalikan barang yang dipinjam;
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
menepati janji;
tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri;
melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta;
(4) toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan. Indikator toleransi antara lain:
tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;
menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya;
dapat menerima kekurangan orang lain;
dapat mememaafkan kesalahan orang lain;
mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan;
tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain;
kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik;
terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru;
(5) gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.
Indikator gotong royong antara lain:
terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah;
kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;
bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
aktif dalam kerja kelompok;
memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;
tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri
sendiri dengan orang lain;
mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama;
(6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa
maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang
dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat
dan waktu yang lain. Indikator santun atau sopan antara lain:
menghormati orang yang lebih tua;
tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
tidak meludah di sembarang tempat;
tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
bersikap 3S (salam, senyum, sapa);
meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain;
memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan;
(7) percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Indikator percaya diri antara lain:
berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
mampu membuat keputusan dengan cepat
tidak mudah putus asa
tidak canggung dalam bertindak
berani presentasi di depan kelas
berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan satuan
pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata pelajaran.
c. Pengetahuan
Indikator pada kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata kerja operasional yang dapat
digunakan antara lain:
mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama,
mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan,
mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat
laporan, mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan;
menerapkan: mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan,
membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang
persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan
menggunakan;
menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan,
membandingkan, membedakan, membuat diagram, menginventarisasi,
memeriksa, dan menguji;
mengevaluasi: vmembuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan,
menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan
pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi;
mencipta (create): mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan,
mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan
mengulas.
d. Keterampilan
Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi,
menghitung, merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan,
menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan, dan
menyajikan.
Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas XI
Umum.
2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakuan setiap hari selama pembelajaran satu
semester. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta
siswa.
Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran.Sikap
siswa di luar jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata
pelajaran, guru BK, dan wali kelas mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima
laporan tentang perilaku tersebut.
c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan
hasil belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui ulangan harian yang dapat
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan ulangan harian
meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan
penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar.
Penilaian hasil belajar dilakukan melalui ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan
akhir semester (UAS). UTS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung 8 - 9 minggu. Cakupan UTS meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. UAS merupakan kegiatan
penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran di akhir semester. Cakupan UAS meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada satu semester.
d. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Kinerja
Intensitas (frekuensi) pelaksanaan penilian kinerja ditentukan guru berdasarkan
tuntutan KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa
langkah dalam melaksanakan penilaian kinerja meliputi:
2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam melaksanakan
penilaian proyek:
3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian
kompetensi dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan
capaian keterampilan dalam satu semester. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian portofolio:
Berikut cotoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.
Gilang:
Selalu bersyukur dan selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki
toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai berkembang
Gilang:
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif dalam
pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat
Catatan:
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh sekolah disesuaikan dengan peraturan dan karakteristik
sekolah sebagai rujukan untuk menentukan nilai akhir deskripsi sikap siswa minimal
BAIK pada rapor.
2. Nilai Pengetahuan
Nilai kompetensi pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian ulangan harian (UH), ulangan
tengah semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS) untuk mengetahui pencapaian
kompetensi pada setiap KD pada KI-3. Laporan hasil belajar baik yang dilakukan melalui
UH, UTS maupun UAS adalah kompetensi setiap KD.
Ulangan harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan, maupun lisan, dll
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Ulangan harian dapat dilakukan lebih dari
satu kali untuk KD yang gemuk (cakupan materi yang luas dan komplek) sehingga ulangan
harian tidak perlu menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu
ulangan harian untuk KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup
oleh KD tersebut. Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, ulangan harian dapat dilakukan
setelah pembelajaran lebih dari satu KD.
Contoh pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X semester I.
Keterangan:
1. Penetapan batas ketuntasan = 70
2. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan
75 68 70
pada KD 3.1 71
3
71 65 84 89 83
3. Nilai akhir rapor 78
5
4. Deskripsi berisi beberapa kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh siswa dan
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai siswa
adalah KD 3.4 dan yang perlu diitngkatkan pada KD 3.2.
Contoh deskripsi diatas: Memiliki kemampuan mendeskripsikan operasi
aritmetika pada fungsi, namun perlu peningkatan pemahaman masalah
kontekstual menggunakan konsep sistem persamaan linear tiga variabel
3. Penilaian Keterampilan
Nilai kompetensi keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk),
proyek, dan portofolio. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika
penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian yang
dilakukan dengan teknik berbeda (kinerja dan proyek) maka hasil akhir penilaian KD
tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata
pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya,
penulisan capaian kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0
100 dan diklasifikasikan dengan predikat (A-D) serta dilengkapi deskripsi singkat capaian
kompetensi. Sementara karya siswa terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek
dari setiap KD pada KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio. Kumpulan sampel karya
tersebut merupakan SEBAGIAN bahan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan
siswa yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai lagi dengan angka. Portofolio
diberikan kepada siswa dan orang tua siswa pada akhir semester.
Keterangan:
1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Skor Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum,
sedangkan untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan teknik
yang berbeda.
2. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir pada setiap
KD.
92 75 87 78,50
3. Nilai keterampilan NA 83,125 83 (pembulatan).
4
4. Nilai akhir keterampilan dilengkapai deskripsi kompetensi singkat yang
menonjol berdasarakan histori pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
5. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: Memiliki keterampilan meragakan
ragam gerak tari sesuai dengan iringan
Contoh 2:
Pengolahan capaian kompetensi keterampilan.
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X/1
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta ddik
yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan
keterampilan, sedangkan kompetensi sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun
menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan pembinaan karakter setiap siswa.
3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti
nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang
selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran
biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai
tambah (lebih) dari siswa yang normal.
B. Rapor
Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa sebagai dasar
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar (rapor) siswa. Hasil pencapaian kompetensi siswa tersebut disimpan dalam bentuk
portofolio perkembangan siswa. Dokumen tersebut dianalisis untuk mengetahui
perkembangan capaian kompetensi siswa dan digunakan untuk menentukan tindakan yang
perlu dilakukan pada siswa (program remedial atau program pengayaan).
Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian kompetensi siswa pada kompetensi sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah
karena karakternya berbeda. Laporan kompetensi sikap berupa deskripsi. Deskripsi sikap
spiritual dan sikap sosial setiap mata pelajaran menjadi lampiran sikap spiritual dan sikap
sosial dalam rapor. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 100) dan dilengkapi kulafikasi predikat (A D) serta
dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang
menonjol. Contoh format laporan hasil belajar (rapor) terlampir.
C. Kriteria Kenaikan Kelas
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti.
2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh satuan pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.
4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah ketuntasan belajar. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
Catatan:
Penetapan kriteria BAIK pada nilai sikap menjadi kewenangan satuan pendidikan.
Ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan
ketuntasan belajar lebih dari 60 sesuai dengan kondisi siswa dan sumber daya
pendidikan di satuan pendidikan tersebut.
Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru
dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, tata tertib,
dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah tersebut.
Berikut contoh ilustrasi penentuan kenaikan kelas berdasarkan ketuntaan belajar untuk
pengetahuan 60 dan ketuntasan belajar untuk keterampilan 60.
BAB V
PENUTUP
Salah satu parameter utama keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah tercapainya
efektivitas pembelajaran, yaitu dengan dicapainya tujuan pembelajaran oleh siswa secara optimal
sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
tersebut diperlukan penilaian pencapaian kompetensi siswa.
Melalui panduanini diharapkan para guru dapat melaksanakan penilaian dan melaporkan
pencapaian kompetensi siswa, baik dalam ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
Semoga, para guru diberi kemudahan dalam memahami panduan ini dan dapat menerapkannya
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan penilaian. Pada akhirnya, semua siswa dapat
menguasai kompetensi secara bermakna, luas dan mendalam serta dapat menerapkannya pada
berbagai konteks kehidupan sesuai dengan semangat Kurikulum 2013. Dengan demikian, upaya
peningkatan mutu pendidikan yang berkeadilan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan:
Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran,
Direktorat Pembinaan SMA.
Bernie, T and Charles, F (2009), 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. John Wiley
& Sons.
Binkley, Marilyn et al. 2012. Defining Twenty-First Century Skills. Dalam Grifin, P., Care, E., &
McGaw, B (eds), Assessment and Teaching of 21st Century Skills (pp.17-66). London:
Springer.
Nizam (2015). Penilaian Kelas pada K-13 Jenjang SMA. Paparan disampaikan pada Workshop
Tim Pengembang Pelaksanaan Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA.
Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur
Nasional Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2014 tentang
Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
tentangKegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan
SMA.
Zamroni (2010). Pendidikan abad 21. Paparan yang disampaikan pada workshop Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional SMA
LAMPIRAN 1: Format Rapor dan Cara Pengisiannya
CONTOH
RAPOR SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)
Nama Siswa:
NISN:
NPSN : _________________________________
NIS/NSS/NDS : _________________________________
___________________________________
Kelurahan : ___________________________________
Kecamatan : ___________________________________
Kota/Kabupaten : ___________________________________
Provinsi : ___________________________________
Website : ___________________________________
E-mail : ___________________________________
KETERANGAN TENTANG DIRI SISWA
NIP
Nama Sekolah : ................................ Kelas : ................................
Alamat : ................................ Semester : 1 (Satu)
Nama : ................................ Tahun Pelajaran : ................................
Nomor Induk/NISN : ................................
A. Sikap
1. Sikap Spiritual
Deskripsi:
2. Sikap Sosial
Deskripsi:
Pendidikan
2 Pancasila dan
Kewarganegaraan
Pengetahuan Keterampilan
No Mata Pelajaran
Angka Pred Deskripsi Angka Pred Deskripsi
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B
1 Seni Budaya
Pendidikan
Jasmani, Olah
2
Raga, dan
Kesehatan
3 Prakarya
Kelompok C
... ...
C. Ekstra Kurikuler
1. Pendidikan Kepramukaan
2. ...............................
3. ...............................
D. Prestasi
1.
2.
3.
E. Ketidakhadiran
....................................... .......................................
NIP.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
.......................................
NIP.
KETERANGAN PINDAH SEKOLAH
KELUAR
Kepala Sekolah,
NIP
Orang Tua/Wali,
__________, ___________
Kepala Sekolah,
NIP
Orang Tua/Wali,
__________, ___________
Kepala Sekolah,
NIP
Orang Tua/Wali,
KELUAR
NO. MASUK
a. Tanggal _________________
b. Di Kelas
_________________ NIP
Tahun Pelajaran
5 _________________
a. Tanggal _________________
b. Di Kelas
_________________
Tahun Pelajaran
5 _________________ NIP
NO. MASUK
a. Tanggal _________________
b. Di Kelas
_________________
Tahun Pelajaran
5 _________________ NIP.
Catatan Prestasi yang Pernah Dicapai
Nama Siswa : .
Nama Sekolah : .
Nomor Induk : .
Prestasi yang
No. Keterangan
Pernah Dicapai
1 Kurikuler ................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
PETUNJUK PENGISIAN
Rapor merupakan ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang
dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu. Rapor dipergunakan selama siswa yang
bersangkutan mengikuti seluruh program pembelajaran di Sekolah Menengah Atas tersebut.
Berikut ini petunjuk untuk mengisi rapor:
1. Identitas Sekolah diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan Sekolah Menengah Atas;
2. Keterangan tentang diri Siswa diisi lengkap;
3. Rapor harus dilengkapi dengan pas foto berwarna (3 x 4) dan pengisiannya dilakukan oleh
Wali Kelas;
4. Deskripsi sikap spiritual diambil dari hasil observasi terutama pada mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi pekerti, dan didukung oleh penilaian guru mata pelajaran
lainnya;
5. Deskripsi sikap sosial diambil dari hasil observasi terutama pada mata pelajaran PPKn dan
didukung oleh penilaian guru mata pelajaran lainnya;
6. Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif (memotivasi) untuk butir-
butir nilai sikap yang sangat baik dan/ atau kurang baik;
7. Capaian siswa dalam kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan ditulis dalam
bentuk angka pada skala 0- 100 dan kualifikasi (D-A) serta deskripsi singkat yang tertunggi
dan perlu peningkatan untuk masing-masing mata pelajaran;
8. Deskripsi pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan ditulis dengan
kalimat positif meliputi capaian tertinggi dan terendah yang diperoleh siswa;
9. Laporan Ekstrakurikuler diisi dengan nama dan nilai berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti oleh siswa;
10. Saransaran wali kelas diisi dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian siswa;
11. Prestasi diisi dengan prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang akademik dan non
akademik pada kegiatan yang berkaitan dengan sekolah;
12. Ketidakhadiran diisi dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa karena sakit, izin, atau
tanpa keterangan selama satu semester.
13. Tanggapan orang tua/wali adalah tanggapan atas pencapaian hasil belajar siswa.
14. Keterangan pindah keluar sekolah diisi dengan alasan kepindahan. Sedangkan pindah masuk
diisi dengan sekolah asal.
15. Predikat capaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan berdasarkan tabel sbb:
Skala Predikat
86 100 Sangat baik (A)
70 85 Baik (B)
56 69 Cukup (C)
55 Kurang (D)