Anda di halaman 1dari 66

PANDUAN PENILAIAN

UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015
i
KATA PENGANTAR

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019 menjelaskan bahwa sasaran pembangunan di bidang pendidikan antara lain
adalah meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan, tersedianya kurikulum yang andal,
dan tersedianya sistem penilaian pendidikan yang komprehensif. Sejalan dengan kebijakan
tersebut, terutama dalam memenuhi ketersediaan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan (Pusat Penilaian Pendidikan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan) menyusun
Panduan Penilaian, salah satu di antaranya adalah Panduan Penilaian untuk SMA. Panduan ini
diharapkan dapat memfasilitasi guru-guru dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian secara
akuntabel dan komprehensif meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta
mengolah dan membuat laporan hasil belajar siswa secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Kami menyadari bahwa panduan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, panduan ini selalu
terbuka untuk menerima masukan dari berbagai pihak, terutama guru-guru sebagai pelaksana
pendidikan dan pengawas yang membina guru-guru secara langsung.

Peranserta semua pihak dalam penyusunan, pembahasan, dan kontribusi untuk penyempurnaan
panduan ini sangat kami hargai dan kami sampaikan terimakasih.

Jakarta, Agustus 2015

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Hamid Muhammad, Ph.D


NIP. ...................................
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------------------- i


DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------ ii
BAB I: PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------ 2
C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------- 3
D. Sasaran Pengguna ----------------------------------------------------------------- 3
E. Landasan Hukum ------------------------------------------------------------------ 3
BAB II: PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN----------------5
A. Penilaian Sikap -------------------------------------------------------------------- 5
1. Pengertian Penilaian Sikap----------------------------------------------------5
2. Teknik Penilaian Sikap --------------------------------------------------------5
B. Penilaian Pengetahuan -----------------------------------------------------------14
1. Pengertian Penilaian Pengetahuan ------------------------------------------14
2. Teknik Penilaian Pengetahuan ----------------------------------------------14
C. Penilaian Keterampilan ----------------------------------------------------------23
1. Pengertaian Penilaian Keterampilan ----------------------------------------23
2. Teknik Penilaian Keterampilan ---------------------------------------------23
BAB III: PELAKSANAAN PENILAIAN DAN PENGOLAHAN HASIL PENILAIAN - 31
A. Pelaksanaan Penilaian ------------------------------------------------------------31
1. Perumusan Indikator ----------------------------------------------------------31
2. Pelaksanaan Penilaian ---------------------------------------------------------36
B. Pengolahan Hasil Belajar --------------------------------------------------------40
1. Nilai Sikap Spiritual dan Sosial ---------------------------------------------40
2. Nilai Pengetahuan ------------------------------------------------------------41
3. Nilai Keterampilan -----------------------------------------------------------43
BAB IV: PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN -----------------------------------------------45
A. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan ----------------------------------------45
B. Rapor ------------------------------------------------------------------------------- 46
C. Kriteria Kenaikan Kelas ----------------------------------------------------------47
BAB V: PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------- 49
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN:
1. Format Rapor
2. Petunjuk Pengisian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mulai tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum


2013 yang diimplementasikan secara bertahap dan terbatas; untuk SMA, kurikulum ini mula-
mula dilaksanakan di kelas X pada 1.270 SMA yang tersebar di 295 kabupaten/kota pada 34
provinsi. Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran berbasis aktivitas, yang diharapkan akan
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi. Hal ini berimplikasi pada pelaksanaan
penilaian yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan,dan keterampilan, yang dilakukan
menggunakan berbagai cara, antara lain observasi, penilaian proyek, dan portofolio.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
1. Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya penilaian atas pembelajaran (assessment of
learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan
penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning).

Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur capaian siswa terhadap


kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian untuk pembelajaran memungkinkan guru
menggunakan informasi kondisi siswa untuk memperbaiki pembelajaran.Sedangkan
penilaian sebagai pembelajaran memungkinkan siswa melihat capaian dan kemajuan
belajarnya untuk menentukan target belajar.
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar (KD) pada
Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4).
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan capaian
siswa dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian seorang siswa, baik
yang formatif maupun sumatif, tidak dibandingkan dengan hasilsiswa lainnya namun
dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan.
4. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Artinya semua indikator diukur,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang belum dikuasai
siswa, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
5. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program remedial bagi
siswa yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan dan program pengayaan bagi
siswa yang telah memenuhi ketuntasan. Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan
balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Pada kenyataannya penilaian sesuai tuntutan Kurikulum 2013 belum telaksana sebagaimana
diharapkan. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan di sekolah-
sekolah pelaksana Kurikulum 2013, teridentifikasi bahwa permasalahan utama dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah pada penilaian hasil belajar siswa. Berikut beberapa
permasalahan yang dihadapai sebagian besar guru yang menyatakan bahwa:
Penilaian Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2) merupakan hal yang sulit
dilakukan, karena untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) tiap siswa harus dinilai
menggunakan berbagai teknik (observasi, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman).
Pada penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan masih banyak guru
yang belum terbiasa menggunakan berbagai teknik penilaian, seperti portofolio dan
proyek.
Mengalami kesulitan dalam penilaian menggunakan angka pada skala 1-4 termasuk
masyarakat kurang memahami makna nilai hasil belajar (contoh nilai 2,31) dari suatu MP
pada skala 1-4.
Pelaporan hasil belajar (rapor) Kurikulum 2013 secara konvensional memerlukan tenaga,
waktu dan kertas yang banyak. Sedangkan penerapan e-rapor masih sulit dilakukan.

Memperhatikan kenyataan di sekolah seperti tersebut di atas dan sebagai salah satu upaya
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah melalui direktorat teknis terkait menyusun Panduan Penilaian. Salah satu panduan
tersebut adalah Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Panduan Penilaian
untuk SMA disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA, bersama Pusat Penilaian Pendidikan
(Puspendik) dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk). Diharapkan panduan ini dapat
memfasilitasi guru dan sekolah untuk mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan, meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Perlu diketahui juga bahwa semua format dan instrumen yang disajikan dalam panduan ini
merupakan contoh. Guru hendaknya dapat mengembangkan format dan instrumenpenilaian
sesuai kebutuhan.

B. Tujuan

Panduan Penilaian untuk SMA ini disusun untuk memfasilitasi:


1. guru dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar siswa sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
2. guru dalam mengolah, memanfaatkan, dan menindaklanjuti hasil penilaian, serta
menyusun laporan hasil belajar siswa secara objektif, akuntabel, dan informatif;
3. kepala sekolah dan pengawas SMA untuk menyusun program dan melaksanakan
supervisi akademik di bidang penilaian.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan Penilaian untuk SMA ini meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, pengolahan hasil penilaian, pemanfaatan dan tindak lanjut hasil penilaian,
format rapor dan petunjuk pengisiannya.

D. Sasaran Pengguna
Panduan Penilaian untuk SMA ini diperuntukkan terutama bagi:
1. para guru SMA sebagai rambu-rambu dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian,
mengolah hasil penilaian, memanfaatkan dan menindaklanjuti hasil penilaian, serta
membuat laporan hasil belajar siswa (rapor).
2. kepala sekolah dan pengawas SMA sebagai salah satu bahan untuk menyusun dan
melaksanakan program pembinaan melalui supervisi akademik.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2015.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun


2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
BAB II
PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN

A. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku siswa sebagai hasil
pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki
karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga
teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan
untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti siswa sesuai butir-butir
sikap dalam KD pada KI-1 dan KI-2.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier
dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain, KD pada KI-1 dan
KD pada KI-2 dirumuskan secara umum dan terakumulasi menjadi satu KD pada KI-1 dan satu KD
pada KI-2.

Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata pelajaran,
guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain
yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap
pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan
penilaian antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa,
yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh
guru. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang
menggambarkan perilaku siswa.

Melalui pembiasaan dan pembudayaan sikap spiritual dan sikap sosial diharapkan siswa
memiliki keseimbangan dalam hubungannya dengan Tuhan (ketakwaan) dan hubungannya
dengan sesama serta lingkungan (budi pekerti luhur dan peduli lingkungan).

2. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap terutama dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling
(BK), dan wali kelas, melalui observasi yang dicatat dalam jurnal berupa catatan anekdot
(anecdotal record) dan catatan kejadian tertentu (incidental record). .
Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap siswa memiliki perilaku yang baik,
sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik maka sikap siswa
tersebut dianggap baik, sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau
kurang baik yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam jurnal guru
mata pelajaran. Sedangkan perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dan informasi
lain yang valid dan relevan di luar kelas, selain dicatat guru mata pelajaran, juga menjadi
catatan guru BK dan wali kelas. Penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan sebagai
penunjang dan hasilnya digunakan untuk bahan konfirmasi dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter siswa.

Rangkuman hasil penilaian sikap oleh guru mata pelajaran dan guru BK selama satu
semester dikumpulkan kepada walikelas, kemudian wali kelas menggabungkan dan
merangkum dalam bentuk deskripsi yang akan diisikan ke dalam rapor setiap siswa di
kelasnya. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Skema penilaian sikap

Berikut ini adalah penjelasan Gambar 2.1 di atas.


a. Observasi
Observasi dalam penilaian sikap siswa merupakan teknik yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang
baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial.
Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil
observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata
pelajaran, guru BK, dan wali kelas. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku siswa
yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku
tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan catatan tersebut guru membuat deskripsi
penilaian sikap siswa selama satu semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan
teknik observasi:

1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama
periode satu semester.
2. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh siswa yang mengikuti mata
pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua siswa yang menjadi
tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk 1 (satu)
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali kelas
untuk diolah lebih lanjut.
4. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas
pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran
yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat
mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu jika butir-
butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya.
5. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan
dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari
satu kali atau tidak muncul sama sekali.
6. perilaku siswa yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang baik) tidak perlu
dicatat dan dianggap siswa tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan
yang diharapkan.

Nama Sekolah : SMA Cipete, Jakarta Selatan


Tahun pelajaran : 2014/2015
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia

Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak lanjut
sikap neg
Meninggalkan Tanggung Dipanggil untuk
1 5/8/2014 Adi -
laboratorium tanpa jawab mem-bersihkan
membersihkan meja meja dan alat
dan alat bahan yang bahan yang sudah
sudah dipakai dipakai.
Dilakukan
pembinaan.
12/8/ 2014 Melapor kepada Diberi apresi-asi/
2 Meity Jujur +
guru bahwa dia pujian atas
memecahkan gelas kejujurannya.
kimia tanpa sengaja Diingatkan agar
ketika sedang lain kali lebih
melakukan berhati-hati
praktikum
12/8/ 2014 Membantu Gotong Diberi apresiasi/
3 Rudy +
membersih-kan royong pujian
gelas kimia yang
dipecahkan oleh
Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak lanjut
sikap neg
temannya
3/9/2014
4 Bernadus Menyajikan hasil Percaya + Diberi apresiasi/
diskusi kelompok diri pujian
dan menjawab
sanggahan
kelompok lain
dengan tegas
menggunakan
argumentasi yang
logis dan relevan
5 14/10/ Luciana Tidak Disiplin _ Ditanya apa
2014 mengumpulkan alasannya tidak
tugas kimia mengumpulkan
tugas
dst ...
Tabel 2.1: Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran

Jika seorang siswa menunjukkan perilaku yang kurang baik, guru harus segera
menindaklanjutinya dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, sehingga secara
bertahap siswa tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya menjadi
lebih baik.

Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap
spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK. Satu jurnal
digunakan untuk satu kelas.

Nama Sekolah : SMA Cipete


Kelas/Semester : X/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015

No Waktu Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos/neg


1 12/7/2014 Adi Tidak mengikuti sholat Jum Ketakwaan -
at yang dilaksanakan di
sekolah
Bagas Mengganggu teman yang Toleransi _
sedang berdoa sebelum beragama
makan siang di kantin
2 27/8/2014 Budiman Menjadi imam sholat dzuhur Ketakwaan +
di musholla sekolah
Bernadus Mengingatkan teman untuk Toleransi +
sholat dzuhur di musholla beragama
sekolah
3 15/9/2014 Meity Mengajak temannya berdoa Ketakwaan +
sebelum bertanding basket di
lapangan sekolah

4 17/12/2014 Bernadus Menjadi ketua panitia Ketakwaan +


No Waktu Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos/neg
peringatan hari besar
keagamaan di sekolah
5 20/12/2014 Adi Membantu teman memper- Toleransi +
siapkan perayaan keagamaan beragama
yang berbeda dengan
agamanya di sekolah.
dst
Tabel 2.2 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali kelas

Nama Sekolah : SMA Cipete


Kelas/Semester : X/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015

No Waktu Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos/neg


1 16/7/2014 Betty menolong seorang lanjut usia Santun +
menyeberang jalan di depan
sekolah
2 17/8/2014 Budiman menjadi pemimpin upacara Percaya diri +
HUT RI di sekolah
Rudy Terlambat mengikuti upacara Disiplin -
3 8/9/2014 Adi mengakui pekerjaan rumah- Jujur +
nya dikerjakan oleh kakak-
nya
4 19/9/2014 Cheppy lupa tidak menyerahkan Tanggung -
surat izin tidak masuk jawab
sekolah dari orang tuanya
5 12/10/2014 Luciana memungut sampah yang Kebersihan +
berserakan di halaman
sekolah.
6 15/11/2014 Betty mengoordinir teman-teman Kepedulian +
sekelasnya mengumpulkan
bantuan untuk korban
bencana alam.
dst
Tabel 2.3 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial yang dibuat guru BK atau wali kelas

b. Penilaian diri

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan penilaian dengan cara meminta siswa
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Hasil
penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaiandiri dapat
memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa, antara lain:

dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri;
siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki;

dapat mendorong, membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang
dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa
lugas yang dapat dipahami siswa, dan menggunakan format sederhana yang mudah
diisi siswa. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan
sikap siswa dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan siswa
mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan
kecenderungan siswa menilai dirinyasecara subjektif.Penilaian diri oleh siswa perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Menjelaskan kepada siswa tujuan penilaian diri.
Menentukan indikator yang akan dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale).

Contoh 1: lembar penilaian diri menggunakan daftar cek (checklist):


Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................

Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya!
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan ulangan.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas.
3 Saya melaporkan kepada guru ketika menemukan
barangyang tertinggaldi kelas.
4 Saya berani mengakui kesalahan saya.
5 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik.
6 Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya
lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
No Pernyataan Ya Tidak
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
... ...

Pernyataan pada format di atas hanya contoh. Pernyataan tersebut ada yang bersifat
positif (No.3 s.d.10) dan ada yang bersifat negatif (No.1, 2). Pada waktu membuat
rekapitulasi, guru perlu memilahnya dengan bijaksana. Guru hendaknya berkreasi
menyusun sendiri pernyataan atau pertanyaan yang lebih sesuai untuk format penilaian
diri siswanya.
Penilaian diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap, tetapi juga dapat digunakan
untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

Contoh 2: lembar penilaian diri menggunakan skalapenilaian (rating scale) pada


waktu kegiatan kelompok

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................

Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya! Keterangan angka pada setiap kolom
sebagai berikut: 4 artinya selalu; 3 = sering; 2 = jarang, dan 1 = tidak pernah.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!

Skor
No Pernyataan
4 3 2 1
Selama kegiatan kelompok, saya:
1 mengusulkan ide kepada kelompok
2 sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4 menertawakan pendapat teman yang nyeleneh
5 aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6 melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun
tidak sesuai dengan pendapat saya
Dst

c. Penilaian antarsiswa/antarteman
Penilaian antarsiswa/antarteman merupakan penilaian dengan cara meminta siswa
untuk saling menilai perilaku temannya.Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian
antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarteman.

Kriteria instrumen penilaian antarteman:

sesuai dengan indikator yang akan diukur


indikator dapat diukur melalui pengamatan siswa
kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami siswa
menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh siswa
indikator menunjukkan sikap/perilaku siswa dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya dan dapat diukur

Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat siswa mengerjakan kegiatan
kelompok. Misalnya setiap siswa diminta melakukan pengamatan/penilaian terhadap
dua orang temannya, dan dia juga akan dinilai oleh dua orang teman dalam
kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Diagram penilaian


antarteman

Diagram di atas menggambarkan saling menilai sikap/perilaku antarteman.


Siswa A mengamati dan menilai B dan E; A juga dinilai oleh B dan E
Siswa B mengamati dan menilai A dan C; B juga dinilai oleh A dan C
Siswa C mengamati dan menilai B dan D; C juga dinilai oleh B dan D
Siswa D mengamati dan menilai C dan E; D juga dinilai oleh C dan E
Siswa E mengamati dan menilai D dan A; E juga dinilai oleh D dan A

Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer assessment)


menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu bekerja kelompok.

Petunjuk
1. Amatilah perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok!
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek () jika temanmu menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau
tanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut!
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!

Nama teman yang dinilai : 1. 2. .


Nama penilai : .
Kelas/Semester : .

No Pernyataan/Indikatoryang diamati Teman 1 Teman 2


1 Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2 Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3 Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan
masalah
4 Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5 Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6 Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7 Teman saya menertawakan pendapat teman yang
nyeleneh
8 Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya

Pernyataan-pernyataan untuk Indikator yang diamati pada format di atas hanya contoh.
Pernyataan tersebut ada yang bersifat positif (nomor 1, 2, 3, 6, 8) dan ada yang bersifat
negatif (nomor 4, 5, dan 7).
Guru hendaknya dapat berkreasi membuat sendiri pernyataanatau pertanyaan yang lebih
sesuai untuk indikator yang diamati dengan memperhatikan kriteria instrumen penilaian
antarteman.
Lembar penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi dikumpulkan kepada
guru, selanjutnya dipilah dan dibuat rekapitulasinya untuk ditindaklanjuti. Guru dapat
menganalisis jurnal atau data/informasi hasil observasi penilaian sikap yang
dilakukannya dengan data/informasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman
(triangulasi) sebagai bahan pembinaan. Hasil analisis dinyatakan dalam deskripsi sikap
spiritual dan sikap sosial yang perlu segera ditindaklanjuti. Kepada siswa yang
menunjukkan banyak perilaku positif diberi apresiasi/pujian dan siswa yang
menunjukkan banyak perilaku negatif diberi motivasi sehingga selanjutnya siswa
tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik (positif).

B. Penilaian Pengetahuan

1. Pengertian Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa yang


meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta kecakapan
berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian
Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan
perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang mengacu pada silabus.

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan
belajar (mastery learning), juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Untuk itu,
pemberian umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat
penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu
pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses
pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.

Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan paling rendah 60. Namun secara
bertahap sekolah harus meningkatkan kriteria ketuntasan di atas 60 dengan
mempertimbangkan kondisi siswa dan pendukung pembelajaran.

2. Teknik Penilaian Pengetahuan


Berbagai teknik penilaian pada kompetensi pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai,
misalnya portofolio dan observasi. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada
gambar berikut.

Benar-Salah, Pilihan Ganda,


Tes tertulis Menjodohkan, Isian/Melengkapi,
Uraian
Penilaian
Tes lisan Kuis dan tanya jawab
Pengetahuan

Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu


atau kelompok di sekolah dan/atau di
luar sekolah
Teknik lain, misalnya:
portofolio, observasi

Gambar 2.3 Skema penilaian pengetahuan

Berikut ini adalah penjelasan dari skema pada gambar di atas.


a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur
atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut
adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti
langkah-langkah berikut:
1) Menetapkan tujuan tes, apakah tujuan tes untuk seleksi, penempatan, diagnostik,
formatif, atau sumatif.
2) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang
akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan
nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarahkarena sesuai
dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih
tepat.
3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Untuk
soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci
jawaban karena jawabannya sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif.Untuk
soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan
rubrik dengan rentang skornya.
5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.

Contoh Kisi-Kisi

Nama Sekolah : SMA Cipete Jakarta selatan


Kelas/Semester : X /Semester 2
Tahun pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Kimia

No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1 3.8 Menganalisis sifat Sifat Disajikan tabel hasil 1 PG
larutan berdasarkan larutan percobaan uji larutan,
daya hantar siswa dapat menentukan
listriknya. senyawa yang
merupakan larutan
elektrolit dan non
elektrolit dengan tepat.

... PG
30 PG
2 3.5 Membandingkan Ikatan Disajikan hasil uji 31 Uraian
ikatan ion, ikatan Kimia kepolaran senyawa,
kovalen, dan ikatan siswa dapat menyimpul-
logam serta sifat kan kepolaran senyawa
zatnya dengan benar
32 Uraian
33 Uraian

Selanjutnya dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan


butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

1) Tes tulis bentuk pilihan ganda


Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima
pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar
atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.
Substansi/Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,
Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).
Pilihan jawaban homogen dan logis.
Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar
atau semua jawaban salah.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Contoh butir soal pilihan ganda mata pelajaran kimia berdasarkan contoh kisi-
kisi di atas
Rumusan butir soal:
Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!
Larutan Pengamatan pada
No Elektroda Lampu
(1) tidak ada gelembung padam
(2) sedikit gelembung padam
(3) sedikit gelembung redup
(4) banyak gelembung redup
(5) banyak gelembung menyala

Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit
berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor .
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (1) Kunci: E

2) Tes tulis bentuk uraian


Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut siswa untuk mengorganisasikan dan
menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri.

Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.


Substansi/Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat
kelas

Konstruksi
Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
Ada pedoman penskoran

Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian
Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

Contoh Rumusan butir soal uraian berdasarkan contoh kisi-kisi di atas:

Perhatikan informasi berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 31.


Siswa kelas X SMA Cipete Jakarta Selatan secara berkelompok melakukan percobaan
Uji Kepolaran Senyawa terhadap berbagai bahan. Setelah melakukan pengamatan
hasil percobaan, mereka mencatat data, mengolah, dan menginterpretasikannya.
Selanjutnya perwakilan kelompok menyajikan hasil percobaan di depan kelas dan
ditanggapi kelompok lain.
Berikut ini adalah data dan interpretasi hasil percobaan yang disajikan oleh kelompok
3.

Bahan Aliran zat cair terhadap penggaris


No Kesimpulan
dibelokkan tidak dibelokkan
1 C2H5OH V Polar
2 CH3COOH V Tidak Polar
3 CCl4 V Polar
4 H2O V Polar
5 CH4 V Tidak Polar
Kelompok 1 menanggapi hasil percobaan kelompok 3 yang berbeda dengan hasil
percobaan mereka. Menurut kelompok 1 ada bahan yang perlu diperiksa ulang karena
hasil pengamatannya kurang tepat, sehingga kesimpulannya meragukan.

Pertanyaan:
Tunjukkan data pengamatan yang kurang tepat dan beri 5 alasan terhadap jawabanmu
yang berkaitan dengan kepolaran!
Pedoman penskoran

Jawaban Skor
Data nomor 2 dan nomor 3 2
Alasan: 8
1. Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh keelektronegatifan dan 1
bentuk molekul
1
2. Adanya perbedaan keelektronegatifan dapat menyebabkan kepolaran 1
3. Bentuk molekul yang simetris dapat menyebabkan suatu senyawa menjadi 1
tidak polar,
1
karena kutub yang terbentuk akan saling meniadakan
4. Pada semua bahan yang diperiksa ada perbedaan keelektronegatifan sehingga 1
faktor utama yang berpengaruh adalah bentuk molekul
5. Bentuk molekul bahan 2 adalah tidak simetris, bersifat polar dan 1
bentuk molekul bahan 3 adalah simetris, bersifat non polar 1
Skor maksimal 10

b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada waktu pembelajaran. Jawaban
siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikap
siswa untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).
Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengonstruksi jawabannya
sendiri.
Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.

Contoh pertanyaan untuk tes lisan dalam pembelajaran.


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan
pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja
berdasarkan pengamatan dan percobaan.

Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan cabang-cabang biologi yang


berhubungan dengan informasi yang diberikan.
2. Siswa dapat menjelaskan urutan tingkat organisasi
kehidupan.

Pertanyaan : 1. Salah satu penyakit degeneratif pada manusia usia lanjut


(manula) adalah diabetes mellitus yang berkaitan dengan
menurunnya fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin.
Sebutkanlah cabang-cabang biologi yang berhubungan
dengan penyakit tersebut.
2. Jelaskan organisasi kehidupan dari tingkat yang paling
kecil sampai tingkat paling besar!

c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau


meningkatkan pengetahuan.Penugasan yang digunakan untuk mengukur kompetensi
pengetahuan (assessment of learning)dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment
for learning)diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran.Penugasan dapat
berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.Penugasan lebih ditekankan pada
pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.

Rambu-rambu penugasan:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh siswa, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota
kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Contoh penugasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : XII /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015

Kompetensi Dasar:
3.1. Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu permainan bola
besar untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.

Indikator:
Menganalisis taktik danstrategi (pola menyerangdan bertahan) permainan sepakbola.

Rincian tugas:
1. Amatilah/tontonlah pertandingan sepak bola di lapangan/televisi/internet, atau
media lain.
2. Perhatikan taktik dan strategi yang muncul, baik pertahananmaupun penyerangan
dalam pertandingan tersebut.
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami. Laporan
meliputipendahuluan (tujuan penyusunan laporan, nama pertandingan, tempat,
waktu dan tim yang bertanding) dan pelaksanaan (hasil pengamatan taktik dan
strategi permainan).

Contoh rubrik penilaian laporan tugas PJOK

Kriteria Skor Indikator


Memuat: (1) tujuan penyusunan laporan, (2) nama
Pendahuluan 4
pertandingan, (3) tempat, (4) waktu, dan (5) tim yang
bertanding
Memuat tujuan dan 3 dari 4 butir lainnya
3
Memuat tujuan dan 2 dari 4 butir lainnya
2
Tidak memuat tujuan penyusunan laporan, ada salah
1
satu atau lebih dari 4 butir lainnya
0 Tidak memuat tujuan dan 4 butir lainnya

Taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan diulas


Pelaksanaan 4
dengan lengkap
Taktik atau strategi pertahanan dan penyerangan diulas
3
dengan lengkap
Taktik atau strategi pertahanan atau penyerangan diulas
2
dengan lengkap
Taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan diulas
1
tidak lengkap

Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada saran untuk


Kesimpulan 4
perbaikan penugasan berikutnya yang feasible
Kriteria Skor Indikator
Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada saran untuk
3
perbaikan penugasan berikutnya tetapi kurangfeasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas tetapi tidak ada saran
2
Tidak terkait dengan pelaksanaan tugas dan tidak ada
1
saran

Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover dan


Tampilan laporan 4
foto/gambar
Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover atau
3
foto/gambar
Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar tetapi
2
kurang rapi atau kurang menarik
Laporan kurang rapi dan kurang menarik, tidak
1
dilengkapi cover dan foto/gambar

Mudah dipahami, pilihan kata tepat, dan ejaan semua


Keterbacaan 4
benar
Mudah dipahami, pilihan kata tepat, beberapa ejaan
3
salah
Kurang dapat dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan
2
beberapa ejaan salah
Tidak mudah dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan
1
banyak ejaan yang salah

Contoh pengisian hasil penilaian tugas


Skor untuk
Juml Nilai
skor
Keterbacaan
Pelaksanaan

Kesimpulan
Pendahulua

Tampilan

No Nama

1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 x 4= 20.
Nilai tugas = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = (14 : 20) x 100 = 70.

d. Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian terhadap
pengetahuan siswa dapat juga dilakukan melalui observasi selama proses pembelajaran,
misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan kelompok.Teknik ini adalah cerminan dari
penilaian autentik.

Contoh format observasi terhadap diskusikelompok


Pernyataan/Indikator
Kebenaran Ketepatan
Nama Gagasan ....
konsep istilah
Y T Y T Y T Y T
Adi
Aulia
Budi
...

Keterangan: Diisi tanda cek (): Y = ya/benar/tepat; T = tidak tepat


Hasil yang diperoleh dari observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan
penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses pembelajaran khususnya
pada indikator yang belum muncul.

C. Penilaian Keterampilan
1. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa
terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian keterampilan menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.Penilaian inidimaksudkan untuk
mengetahui apakah pengetahuan yang sudah dikuasai siswa dapat digunakan untuk
mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).

Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan dibuat dalam bentuk angka 0 100.
Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan optimum paling rendah 60. Secara
bertahap satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajardi atas 60.

2. Teknik Penilaian Keterampilan


Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
praktik/kinerja, proyek,dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai
dengan karakteristik KD pada KI-4 pada mata pelajaran yang akan diukur.Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.

Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan saling


Praktik/ mendukung proses pembelajaran
Kinerja
Kegiatan penyelidikan yang mencakup
Skema penilaian keterampilan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
Proyek
hasil proyek dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian
Keterampilan

Portofolio Rekaman hasil pembelajaran dan penilaian


yang memperkuat kemajuan dan kualitas
oo
pekerjaan siswa

Teknik lain:
Mis: Tertulis
Gambar 2.3 Skema penilaian keterampilan

Penjelasan gambar di atas sebagai berikut.


a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja yang menekankan
pada hasil (produk) biasa disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja
yang menekankan pada proses dan produk dapat disebut penilaian praktik. Aspek
yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas
produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan menggunakan alat
dan atau bahan serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas
produk yang dihasilkan berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan pada proses adalah berpidato,
membaca karya sastra, memanipulasi peralatan laboratorium sesuai keperluan, dan
memainkan alat musik. Contoh penilaian proses yang melibatkan aktivitas fisik
adalahmelempar/menendang bola, bermain tenis, berenang, koreografi, dan menari.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan pada produk misalnyamenyusun
karangan, melukis, dan menyulam. Contoh penilaian kinerja yang menekankan
pada proses dan produk misalnya pembuatan makanan tradisional.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja adalah:
1) mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan mempengaruhi
hasil akhir (output).
2) menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik yang penting
dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir
(output) yang terbaik.
3) mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan diukur.
Kemampuan atau produk yang akan dihasilkan tersebut tidak perlu terlalu
banyak atau rinci, yang pentingharus dapat diamati (observable).
4) memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan yang
sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada
pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaian untuk mengamati perilaku siswa dalam melakukan praktik atau produk
yang dihasilkan.

Contoh penilaian kinerja/praktik

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/Semester : XI /2
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Dasar : 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur
dan fungsi jaringan pada organ-organ pencernaan yang
menyebabkan gangguan sistem pencernaan dan teknologi
terkait sistem pencernaan, serta melakukan uji zat
makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan
makanan serta mengaitkannya dengan kebutuhan energi
bagi setiap individu melalui berbagai bentuk media
informasi.

Indikator : Siswa dapat melakukan uji zat makanan yang terkandung


dalam berbagai jenis bahan makanan

Rubrik penilaian kinerja/praktik Biologi


Kriteria Skor Indikator
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
Persiapan
2 Pemilihan alat atau bahan tepat
(Skor maks = 3)
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
0 Tidak menyiapkan alat dan/atau bahan

3 Merangkai alat tepat dan rapi


2 Merangkai alat tepat atau rapi
1 Merangkai alat tidak tepat dan tidak rapi
0 Tidak membuat rangkaian alat

2 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat


Pelaksanaan 1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat
(Skor maks = 7) 0 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat

2 Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan


Memperhatikan keselamatan kerja atau
1
kebersihan
Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan
0
kebersihan
Kriteria Skor Indikator
3 Mencatat dan mengolah data dengan tepat
2 Mencatat atau mengolah data dengan tepat
1 Mencatat dan mengolah data tidak tepat
0 Tidak mencatat dan mengolah data
Hasil
(Skor maks = 6)
3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
0 Tidak membuat simpulan

Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan


3
dan Isi laporan benar
Laporan Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan
2
(Skor maks = 3) atau Isi laporan benar
Sistematika tidak sesuai dengan kaidah penulisan
1
dan Isi laporan tidak benar
0 Tidak membuat laporan

Contoh pengisian format penilaian kinerja/praktik Biologi.

Skor untuk Juml


No Nama skor Nilai
Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan
1 Adi 3 5 4 2 14 74
... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3= 19.
Nilai praktik = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai praktik Adi = (14 : 19) x 100 = 73,68 dibulatkan
menjadi 74.

Dalam penilaian kinerja dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai,
misalnya persiapan 20%, Pelaksanaan dan Hasil 50%, serta Pelaporan 30%.

a. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yangharus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan
kemampuan siswa menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran, beberapa
mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang bukan serumpun.

Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai


langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Dalam penilaian proyek setidaknya ada 4
(empat) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, serta
inovasi dan kreativitas.

Pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi


dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata
pelajaran.

Keaslian. Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya


sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa
bimbingan dan dukungan terhadap proyek yang dilakukan siswa.

Inovasi dan kreativitas. Proyek yang dilakukan siswa terdapat unsur-unsur


baru (kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari biasanya.

Contoh Penilaian Proyek


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : 4.4 Kemampuan melakukan penelitian sosial yang
sederhana untuk mengenali ragam gejala sosial
dan hubungan sosial di masyarakat.
Indikator : Siswa dapat melakukan penelitian mengenai
permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat
di lingkungan sekitarnya.

Rumusan tugas proyek:


a. Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada
masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh
keberadaan mal bagi masyarakat sekitarnya (kamu bisa memilih masalah lain
yang sedang berkembang di lingkunganmu).
b. Tugas dikumpulkan sebulan setelah hari ini. Tuliskan rencana penelitianmu,
lakukan, dan buatlah laporannya. Dalam membuat laporan perhatikan latar
belakang, perumusan masalah, kebenaran informasi/data, kelengkapan data,
sistematika laporan, penggunaan bahasa, dan tampilan laporan!
Rubrik penilaian proyek:
Skor
No Aspek yang dinilai
maks
1 Perencanaan 6
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)

2 Pelaksanaan 12
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak sesuai =
1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3 Pelaporan hasil 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)

Skor maksimal 30

Nilai proyek = (skor perolehan : skor maksimal) x 100.

Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya perencanaan
20%, pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.

b. Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan


informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.Ada beberapa tipe portofolio yaitu
portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat
memilih tipe portofolio yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar
dan/atau konteks mata pelajaran.
Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru
bersama siswa.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa
dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus melakukan
perbaikan.Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan
kemajuan belajar siswa melalui karyanya.
Portofolio siswa disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan
sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu ke waktu.

Dalam kurikulum 2013, portofolio digunakan sebagai salah satu bahan penilaian.
Hasil penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan
untuk pengisian rapor/laporan penilaian kompetensi siswa. Portofolio merupakan
bagian dari penilaian autentik, yang langsung dapat menyentuh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa.

Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya siswasecara bertahap dan


pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilihbersama oleh
guru dan siswa. Karya-karya terpilih yang menurut guru dan siswaadalah karya-
karya terbaik disimpan dalam buku besar/album/stofmap sebagai dokumen
portofolio. Guru dan siswa harus sama-sama memahami alasan mengapa karya-
karyatersebut disimpan di dalam koleksi portofolio.Setiap karya pada dokumen
portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi siswa, guru, dan orang lain
yang mengamati.Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari guru,orangtua
siswa,atau pengamat pendidikan yang memiliki keterkaitan dengan karya-karya
yang dikoleksi.

Karya siswa yang dapat disimpan sebagi dokumen portofolio antara lain: karangan,
puisi, gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dsb.
Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga yang mendorong siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan portofolio untuk
mendorong siswamencapai sukses dan membangun kebanggaan diri. Secara tidak
langsung, hal ini berdampak pada peningkatan upaya siswauntuk mencapai tujuan
individualnya. Di samping ituguru pun akan merasa lebih mantap dalam
mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang
telah dicapai dan dikumpulkan siswanya.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, gurudan siswa perlu menentukan hal-
hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
setiap siswa memiliki dokumen portofolio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
menentukan hasil kerja/karya apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
guru memberi catatan berisi komentar dan masukan untuk ditindaklanjuti
siswa.
siswa harus membaca catatan guru dan dengan kesadaran sendiri
danmenindaklanjuti masukan yang diberikanguru dalam rangka memperbaiki
hasil kayanya.
catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar siswa.

Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.


1. Dokumen portofolio berupa karya/tugas siswa dalam periode tertentu
dikumpulkan dan digunakan oleh guru untuk mendeskripsikan capaian
kompetensi keterampilan.
2. Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan rapor kepada
orangtua/wali siswa, sehingga orangtua/wali mengetahui perkembangan
belajar putera/puterinya. Orangtua/wali siswa diharapkan dapat memberi
komentar/catatan pada dokumen portofolio sebelum dikembalikan ke sekolah.
3. Gurupada kelas berikutnya menggunakan portofolio sebagai informasi awal
siswa yang bersangkutan.

BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN DAN
PENGOLAHAN HASIL PENILAIAN

A. Pelaksanaan Penilaian

1. Perumusan Indikator

Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan indikator pencapaian


kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi
Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk Kompetensi Dasar pada
KI-3 dan KI-4 sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut dan
perilaku yang dapat diobservasi sebagai pemenuhan kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-
2. untuk pegetahuan dan pengetahuan.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan


bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai; persyaratan
konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Indikator untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan


mengandung kata kerja operasional. Indikator tersebut digunakan sebagai rambu-rambu
dalam penyusunan butir soal atau tugas. Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan
dan keterampilan merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan
ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu dan menjadi acuan dalam penilaian
kompetensi dasar mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi
satu atau lebih indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk
mengukur pencapaian kompetensi sikap digunakan indikator penilaian sikap yang dapat
diamati.

a. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan sikap
siswa dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir
nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara
langsung dari KD pada KI-1, melainkan dirumuskan dalam perilaku beragama
secara umum.
Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; (2) menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya; (3) memberi salam pada saat awal dan akhir
kegiatan; (4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; (5)
mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri; (6) bersyukur ketika
berhasil mengerjakan sesuatu; (7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah
berikhtiar atau melakukan usaha; (8) menjaga lingkungan hidup di sekitar sekolah;
(9) memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
(10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia; (11)
menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

b. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial siswa
dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaanya. Sikap sosial dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari
KI-3 dan KI-4.

Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan
KD mata pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran
lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara umum. Sebagai contoh: tidak
menyontek dalam ujian, mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan.

Disamping itu, pada mata pelajaran tertentu pada KD tertentu, dapat dikembangkan
indikator yang secara spesifik sesuai dengan karakteristik KD pada mata pelajaran
tersebut.

Berikut contoh indikator-indikator umum sikap sosial:


(1) jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Indikator jujur antara lain:
tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber);
mengungkapkan perasaan apa adanya;
menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan;
membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya;
mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki;

(2) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Indikator disiplin antara lain:
datang tepat waktu;
patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah;
mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar;

(3) tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa. Indikator tanggung jawab antara lain:
melaksanakan tugas individu dengan baik;
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
mengembalikan barang yang dipinjam;
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
menepati janji;
tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri;
melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta;
(4) toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan. Indikator toleransi antara lain:
tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;
menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya;
dapat menerima kekurangan orang lain;
dapat mememaafkan kesalahan orang lain;
mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan;
tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain;
kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik;
terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru;

(5) gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.
Indikator gotong royong antara lain:
terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah;
kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;
bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
aktif dalam kerja kelompok;
memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;
tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri
sendiri dengan orang lain;
mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama;

(6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa
maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang
dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat
dan waktu yang lain. Indikator santun atau sopan antara lain:
menghormati orang yang lebih tua;
tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
tidak meludah di sembarang tempat;
tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
bersikap 3S (salam, senyum, sapa);
meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain;
memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan;

(7) percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Indikator percaya diri antara lain:
berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
mampu membuat keputusan dengan cepat
tidak mudah putus asa
tidak canggung dalam bertindak
berani presentasi di depan kelas
berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan satuan
pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata pelajaran.

c. Pengetahuan
Indikator pada kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata kerja operasional yang dapat
digunakan antara lain:
mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama,
mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan,
mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat
laporan, mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan;
menerapkan: mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan,
membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang
persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan
menggunakan;
menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan,
membandingkan, membedakan, membuat diagram, menginventarisasi,
memeriksa, dan menguji;
mengevaluasi: vmembuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan,
menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan
pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi;
mencipta (create): mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan,
mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan
mengulas.

Berikut contoh indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar


Matematika Umum kelas X.

No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 3.2 Menjelaskan sistem persamaan Menjelaskan masalah nyata ke dalam


linear tiga variabel dengan sistem persamaan liniear
menggunakan masalah kontekstual
Menentukan langkah-langkah
penyelesai sistem persamaan linear
tiga variabel

d. Keterampilan
Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi,
menghitung, merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan,
menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan, dan
menyajikan.
Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas XI
Umum.

No. Kompetensi Dasar Indikator


1 4.1 Merancang dan mengajukan masalah 1. Menyatakan masalah nyata ke
nyata berupa masalah program linear, dalam model matematika
dan menerapkan berbagai konsep dan 2. Menentukan fungsi objektif
aturan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear dan menentukan
nilai optimum dengan menggunakan
fungsi selidik yang ditetapkan

2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakuan setiap hari selama pembelajaran satu
semester. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta
siswa.
Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran.Sikap
siswa di luar jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata
pelajaran, guru BK, dan wali kelas mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima
laporan tentang perilaku tersebut.

b. Penilaian Sikap Sosial


Pelaksanaan penilaian sikap sosial dilakukan setiap hari selama pembelajaran satu
semester. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta
siswa.
Penilaian sikap sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian
sikap sosial di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sikap siswa di luar
jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK,
dan wali kelas mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dalam
jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku tersebut.

c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan
hasil belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui ulangan harian yang dapat
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan ulangan harian
meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan
penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar.

Penilaian hasil belajar dilakukan melalui ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan
akhir semester (UAS). UTS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung 8 - 9 minggu. Cakupan UTS meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. UAS merupakan kegiatan
penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran di akhir semester. Cakupan UAS meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada satu semester.

d. Penilaian Keterampilan

Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan


hasil belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik selama proses
pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran.
Penilaian kompetensi keterampilan dapat juga dilakukan melalui ulangan harian
sesuai karakteristik kompetensi dasar sedangkan penilaian keterampilan pada UTS
dan UAS sesuai karakteristik setiap mata pelajaran.

1) Penilaian Kinerja
Intensitas (frekuensi) pelaksanaan penilian kinerja ditentukan guru berdasarkan
tuntutan KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa
langkah dalam melaksanakan penilaian kinerja meliputi:

a) menjelaskan rubrik penilaian kepada siswa sebelum pelaksanaan penilaian.


b) memberikan tugas secara rinci kepada siswa.
c) memastikan ketersediaan dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan.
d) melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
e) membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian.
f) melakukan penilaian dilakukan secara individual.
g) mencatat hasil penilaian.
h) mendokumentasikan hasil penilaian.

2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam melaksanakan
penilaian proyek:

a) menjelaskan rubrik penilaian kepada siswa sebelum pelaksanaan penilaian.


b) memberikan tugas kepada siswa.
c) memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang tugas yang harus
dikerjakan.
d) melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
proyek.
e) memonitor pengerjaan proyek siswa dan memberikan umpan balik pada
setiap tahapan pengerjaan proyek.
f) membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian.
g) memetakan kemampuan siswa terhadap pencapaian kompetensi minimal.
h) memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun siswa.
i) mendokumentasikan hasil penilaian.

3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian
kompetensi dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan
capaian keterampilan dalam satu semester. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian portofolio:

a) melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya


pada saat kegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas mandiri tidak
terstruktur, disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran.
b) melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan atau disepakati bersama dengan siswa;
c) siswa mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi dirinya;
d) mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah
ditentukan;
e) memberi umpan balik terhadap karya siswa secara berkesinambungan
dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
cara memperbaikinya dan diinformasikan kepada siswa;
f) memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan
danmenyimpan portofolio masing-masing dalam satu map atau folder di
rumah masing masing atau di loker sekolah;
g) setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, siswa
diberikesempatan untuk memperbaikinya;
h) membuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan dan
penyerahankarya hasil perbaikan kepada pendidik;
i) memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan caramenempel di kelas;
j) mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telahdiberi identitas masing-masing siswa untuk bahan laporan kepada
sekolah danorang tua siswa;
k) mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan pesertadidik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari
waktu ke waktu untuk bahanlaporan kepada sekolah dan atau orang tua
siswa;
l) memberikan nilai akhir portofolio masing-masing siswa disertai umpan
balik.

B. Pengolahan Hasil Penilaian

1. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial


Langkah-langkah untuk membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap selama satu
semester:

a. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mengelompokkan (menandai)


catatan-catatan jurnal ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial.
b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan deskripsi singkat
sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-catatan jurnal untuk setiap siswa
yang ditulis dengan kalimat positif. Deskripsi tersebut menyebutkan sikap/perilaku
yang sangat baik dan/atau baik dan yang perlu bimbingan.
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata pelajaran dan
guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru
mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan
(merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap siswa.
d. Deskripsi yang ditulis pada kompetensi sikap spiritual dan aspek sosial adalah aspek
yang menonjol, sedangkan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum
mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai aspek yang perlu pembimbingan.
e. Dalam hal siswa tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap siswa tersebut
diasumsikan BAIK.
f. Rekap hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh wali kelas
sebagai deskripsi untuk mengisi buku rapor pada kolom hasil belajar sikap.

Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap:

1. Sikap yang ditulis adalah spritual dan sikap sosial.


2. Setiap deskripsi terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan
dan sikap yang belum tercapai yang memerlukan pembInaan dan pembimbingan.
3. Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
4. Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
5. Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotovasi dan bahan refleksi.

Berikut cotoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.

Gilang:
Selalu bersyukur dan selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki
toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai berkembang

Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas:

Gilang:
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif dalam
pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat

Catatan:
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh sekolah disesuaikan dengan peraturan dan karakteristik
sekolah sebagai rujukan untuk menentukan nilai akhir deskripsi sikap siswa minimal
BAIK pada rapor.

2. Nilai Pengetahuan
Nilai kompetensi pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian ulangan harian (UH), ulangan
tengah semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS) untuk mengetahui pencapaian
kompetensi pada setiap KD pada KI-3. Laporan hasil belajar baik yang dilakukan melalui
UH, UTS maupun UAS adalah kompetensi setiap KD.
Ulangan harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan, maupun lisan, dll
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Ulangan harian dapat dilakukan lebih dari
satu kali untuk KD yang gemuk (cakupan materi yang luas dan komplek) sehingga ulangan
harian tidak perlu menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu
ulangan harian untuk KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup
oleh KD tersebut. Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, ulangan harian dapat dilakukan
setelah pembelajaran lebih dari satu KD.

Berikut pengolahan nilai kompetensi KD pada KI-3.


Penilaian aspek pengetahuan yang dilakukan oleh Guru dengan berbagai teknik penilaian
dalam satu semester, kemudian hasil penilaian tersebut direkap dan didokumentasikan pada
tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan
penilaian lebih dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut adalah reratanya. Untuk
menghasilkan nilai akhir pencapaian pengetahuan mata pelajaran tersebut yaitu dengan
cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Setelah
itu diklasifikasikan dalam bentuk predikat dengan menggunakan tabel ketuntasan belajar
dan selanjutnya hasil akhir kompetensi pengetahuan diperjelas dengan deskripsi singkat
kompetensi yang menonjol berdasarkan histori pencapaian KD selama satu semester.

Contoh rancangan penilaian pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X


semester I.

Hasil penilaian disimpan pada tabel berikut

Contoh pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X semester I.

Keterangan:
1. Penetapan batas ketuntasan = 70
2. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan
75 68 70
pada KD 3.1 71
3
71 65 84 89 83
3. Nilai akhir rapor 78
5
4. Deskripsi berisi beberapa kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh siswa dan
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai siswa
adalah KD 3.4 dan yang perlu diitngkatkan pada KD 3.2.
Contoh deskripsi diatas: Memiliki kemampuan mendeskripsikan operasi
aritmetika pada fungsi, namun perlu peningkatan pemahaman masalah
kontekstual menggunakan konsep sistem persamaan linear tiga variabel

3. Penilaian Keterampilan

Nilai kompetensi keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk),
proyek, dan portofolio. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika
penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian yang
dilakukan dengan teknik berbeda (kinerja dan proyek) maka hasil akhir penilaian KD
tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata
pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya,
penulisan capaian kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0
100 dan diklasifikasikan dengan predikat (A-D) serta dilengkapi deskripsi singkat capaian
kompetensi. Sementara karya siswa terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek
dari setiap KD pada KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio. Kumpulan sampel karya
tersebut merupakan SEBAGIAN bahan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan
siswa yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai lagi dengan angka. Portofolio
diberikan kepada siswa dan orang tua siswa pada akhir semester.

Contoh pengolahan nilai kompetensi keterampilan.


Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Seni Tari kelas X yang
dilakukan melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.2 sebanyak 2 kali, KD
4.4 melalui produk sekali, dan Proyek 1 kali, kemudian untuk KD 4.3 dan 4.4 melalui
proyek secara bersamaan.

KD Praktik Produk Proyek Portofolio Skor


Akhir
4.1 87 87
4.2 66 75 75
4.3 92 92
4.4 75 82 78,50
Rerata 83,125

Keterangan:
1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Skor Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum,
sedangkan untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan teknik
yang berbeda.
2. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir pada setiap
KD.
92 75 87 78,50
3. Nilai keterampilan NA 83,125 83 (pembulatan).
4
4. Nilai akhir keterampilan dilengkapai deskripsi kompetensi singkat yang
menonjol berdasarakan histori pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
5. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: Memiliki keterampilan meragakan
ragam gerak tari sesuai dengan iringan

Contoh 2:
Pengolahan capaian kompetensi keterampilan.
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X/1

Menangkap makna Nilai Menyunting Nilai


KD 4.7 opti- KD 4.8 opti-
No Nama
1 2 3 mum 1 2 3 mum
1 Yenny 85 88 98 98 82 80 86 86
2 dst

Menyusun teks Rerata


Nilai Nilai
No Nama KD 4.9 nilai
Optimum Rapor
1 2 3 Optimum
1 Yenny 70 74 73 74 86 A
2 dst

Dokumen hasil penilaian keterampilan (praktik, produk, proyek) dikumpulkan dalam


bentuk portofolio yang merupakan lampiran rapor yang diberikan kepada orangtua/wali
sebagai informasi awal guru di kelas berikutnya
BAB IV
PEMANFAATAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

A. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta ddik
yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan
keterampilan, sedangkan kompetensi sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun
menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan pembinaan karakter setiap siswa.

1. Bentuk Pelaksanaan Remedial


Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan
bilamana sebagian besar atau semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar atau
mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan
menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal
pembelajaran klasikal siswa mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut
berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan
merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan
bilamana terdapat satu atau beberapa siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip
pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Siswa perlu diberi pelatihan intensif untuk
membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial
kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan
siswa yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan


Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa yang memiliki minat tertentu diberikan
pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu
teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai
ketuntasan.
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri siswa belajar mengenai sesuatu yang diminati.
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar
sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
d. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui siswa. Dengan demikian tersedia waktu
bagi siswa untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek
secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti
nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang
selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran
biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai
tambah (lebih) dari siswa yang normal.

B. Rapor

Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa sebagai dasar
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar (rapor) siswa. Hasil pencapaian kompetensi siswa tersebut disimpan dalam bentuk
portofolio perkembangan siswa. Dokumen tersebut dianalisis untuk mengetahui
perkembangan capaian kompetensi siswa dan digunakan untuk menentukan tindakan yang
perlu dilakukan pada siswa (program remedial atau program pengayaan).

Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian kompetensi siswa pada kompetensi sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah
karena karakternya berbeda. Laporan kompetensi sikap berupa deskripsi. Deskripsi sikap
spiritual dan sikap sosial setiap mata pelajaran menjadi lampiran sikap spiritual dan sikap
sosial dalam rapor. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 100) dan dilengkapi kulafikasi predikat (A D) serta
dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang
menonjol. Contoh format laporan hasil belajar (rapor) terlampir.
C. Kriteria Kenaikan Kelas

Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti.
2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh satuan pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.
4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah ketuntasan belajar. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.

Catatan:

Penetapan kriteria BAIK pada nilai sikap menjadi kewenangan satuan pendidikan.
Ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan
ketuntasan belajar lebih dari 60 sesuai dengan kondisi siswa dan sumber daya
pendidikan di satuan pendidikan tersebut.
Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru
dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, tata tertib,
dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah tersebut.

Berikut contoh ilustrasi penentuan kenaikan kelas berdasarkan ketuntaan belajar untuk
pengetahuan 60 dan ketuntasan belajar untuk keterampilan 60.
BAB V
PENUTUP

Salah satu parameter utama keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah tercapainya
efektivitas pembelajaran, yaitu dengan dicapainya tujuan pembelajaran oleh siswa secara optimal
sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
tersebut diperlukan penilaian pencapaian kompetensi siswa.

Melalui panduanini diharapkan para guru dapat melaksanakan penilaian dan melaporkan
pencapaian kompetensi siswa, baik dalam ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.

Semoga, para guru diberi kemudahan dalam memahami panduan ini dan dapat menerapkannya
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan penilaian. Pada akhirnya, semua siswa dapat
menguasai kompetensi secara bermakna, luas dan mendalam serta dapat menerapkannya pada
berbagai konteks kehidupan sesuai dengan semangat Kurikulum 2013. Dengan demikian, upaya
peningkatan mutu pendidikan yang berkeadilan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan:
Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran,
Direktorat Pembinaan SMA.

Bernie, T and Charles, F (2009), 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. John Wiley
& Sons.

Binkley, Marilyn et al. 2012. Defining Twenty-First Century Skills. Dalam Grifin, P., Care, E., &
McGaw, B (eds), Assessment and Teaching of 21st Century Skills (pp.17-66). London:
Springer.

http//www.p21.org: Partnership for 21st century learning.

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004).Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum


Berbasis Kompetensi SMA.Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK (2013).Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan.

Nizam (2015). Penilaian Kelas pada K-13 Jenjang SMA. Paparan disampaikan pada Workshop
Tim Pengembang Pelaksanaan Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA.

Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian(2004). Departemen Pendidikan Nasional:


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah
Umum.

Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur
Nasional Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2014 tentang
Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
tentangKegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.

Petunjuk Teknis Pengembangan Perangkat Penilaian (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan


SMA.

Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan
SMA.

Surapranata, S dan Hatta, M (2006).Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Zamroni (2010). Pendidikan abad 21. Paparan yang disampaikan pada workshop Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional SMA
LAMPIRAN 1: Format Rapor dan Cara Pengisiannya

CONTOH

RAPOR SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Nama Siswa:

NISN:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
RAPOR SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Nama Sekolah : _________________________________

NPSN : _________________________________

NIS/NSS/NDS : _________________________________

Alamat Sekolah : _________________________________

___________________________________

Kode Pos ___________Telp.____________

Kelurahan : ___________________________________

Kecamatan : ___________________________________

Kota/Kabupaten : ___________________________________

Provinsi : ___________________________________

Website : ___________________________________

E-mail : ___________________________________
KETERANGAN TENTANG DIRI SISWA

1. Nama Siswa (Lengkap) : ....................................................


2. Nomor Induk : ....................................................
3. Tempat Tanggal Lahir : ....................................................
4. Jenis Kelamin : ....................................................
5. Agama : ....................................................
6. Status dalam Keluarga : ....................................................
7. Anak ke : ....................................................
8. Alamat Siswa : ....................................................
9. Nomor Telepon Rumah : ....................................................
10. Sekolah Asal : ....................................................
11. Diterima di sekolah ini
Di kelas : ....................................................
Pada tanggal : ....................................................
Nama Orang Tua : ....................................................
a. Ayah : ....................................................
b. Ibu : ....................................................
12. Alamat Orang Tua : ....................................................
Nomor Telepon Rumah : ....................................................
13. Pekerjaan Orang Tua : ....................................................
a. Ayah : ....................................................
b. Ibu : ....................................................
14. Nama Wali Siswa : ....................................................
15. Alamat Wali Siswa : ....................................................
Nomor Telpon Rumah : ....................................................
16. Pekerjaan Wali Siswa : ....................................................
...................., ............20....
Kepala Sekolah,
Pas Foto
3x4

NIP
Nama Sekolah : ................................ Kelas : ................................
Alamat : ................................ Semester : 1 (Satu)
Nama : ................................ Tahun Pelajaran : ................................
Nomor Induk/NISN : ................................

CAPAIAN HASIL BELAJAR

A. Sikap
1. Sikap Spiritual

Deskripsi:

2. Sikap Sosial

Deskripsi:

B. Pengetahuan dan Keterampilan


Pengetahuan Keterampilan
No Mata Pelajaran
Angka Pred Deskripsi Angka Pred Deskripsi
Kelompok A
Pendidikan
1 Agama dan Budi
Pekerti

Pendidikan
2 Pancasila dan
Kewarganegaraan
Pengetahuan Keterampilan
No Mata Pelajaran
Angka Pred Deskripsi Angka Pred Deskripsi

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika

5 Sejarah Indonesia

6 Bahasa Inggris

Kelompok B

1 Seni Budaya
Pendidikan
Jasmani, Olah
2
Raga, dan
Kesehatan
3 Prakarya
Kelompok C

... ...

C. Ekstra Kurikuler

No. Kegiatan Ekstrakurikuler Keterangan

1. Pendidikan Kepramukaan
2. ...............................
3. ...............................

D. Prestasi

No Jenis Prestasi Keterangan

1.
2.
3.
E. Ketidakhadiran

Sakit : ...... hari


Izin : ...... hari
Tanpa Keterangan : ...... hari

F. Catatan Wali Kelas

G. Tanggapan Orang tua/Wali

Mengetahui: ......................., .............. 2015


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

....................................... .......................................
NIP.

Mengetahui,
Kepala Sekolah

.......................................
NIP.
KETERANGAN PINDAH SEKOLAH

NAMA SISWA : __________________

KELUAR

Sebab-sebab Keluar atau Tanda Tangan Kepala Sekolah,


Kelas yang
Tanggal Atas Permintaan Stempel Sekolah, dan Tanda
Ditinggalkan
(Tertulis) Tangan Orang Tua/Wali
__________, ___________

Kepala Sekolah,

NIP

Orang Tua/Wali,

__________, ___________

Kepala Sekolah,

NIP

Orang Tua/Wali,

__________, ___________

Kepala Sekolah,

NIP

Orang Tua/Wali,
KELUAR

Sebab-sebab Keluar atau Tanda Tangan Kepala Sekolah,


Kelas yang
Tanggal Atas Permintaan Stempel Sekolah, dan Tanda
Ditinggalkan
(Tertulis) Tangan Orang Tua/Wali

KETERANGAN PINDAH SEKOLAH

NAMA SISWA : __________________

NO. MASUK

1 Nama Siswa _________________ _______, _________

2 Nomor Induk _________________ Kepala Sekolah,

3 Nama Sekolah _________________

4 Masuk di Sekolah ini:

a. Tanggal _________________
b. Di Kelas
_________________ NIP
Tahun Pelajaran
5 _________________

1 Nama Siswa _________________ _______,__________

2 Nomor Induk _________________

3 Nama Sekolah _________________ Kepala Sekolah,

4 Masuk di Sekolah ini:

a. Tanggal _________________
b. Di Kelas
_________________
Tahun Pelajaran
5 _________________ NIP
NO. MASUK

1 Nama Siswa _________________ __________, _____

2 Nomor Induk _________________ Kepala Sekolah,

3 Nama Sekolah _________________

4 Masuk di Sekolah ini:

a. Tanggal _________________
b. Di Kelas
_________________
Tahun Pelajaran
5 _________________ NIP.
Catatan Prestasi yang Pernah Dicapai

Nama Siswa : .

Nama Sekolah : .

Nomor Induk : .

Prestasi yang
No. Keterangan
Pernah Dicapai

1 Kurikuler ................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

2 Ekstra Kurikuler ................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

3 Catatan Khusus ................................................................................................


Lainnya
................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................
PETUNJUK PENGISIAN

Rapor merupakan ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang
dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu. Rapor dipergunakan selama siswa yang
bersangkutan mengikuti seluruh program pembelajaran di Sekolah Menengah Atas tersebut.
Berikut ini petunjuk untuk mengisi rapor:

1. Identitas Sekolah diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan Sekolah Menengah Atas;
2. Keterangan tentang diri Siswa diisi lengkap;
3. Rapor harus dilengkapi dengan pas foto berwarna (3 x 4) dan pengisiannya dilakukan oleh
Wali Kelas;
4. Deskripsi sikap spiritual diambil dari hasil observasi terutama pada mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi pekerti, dan didukung oleh penilaian guru mata pelajaran
lainnya;
5. Deskripsi sikap sosial diambil dari hasil observasi terutama pada mata pelajaran PPKn dan
didukung oleh penilaian guru mata pelajaran lainnya;
6. Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif (memotivasi) untuk butir-
butir nilai sikap yang sangat baik dan/ atau kurang baik;
7. Capaian siswa dalam kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan ditulis dalam
bentuk angka pada skala 0- 100 dan kualifikasi (D-A) serta deskripsi singkat yang tertunggi
dan perlu peningkatan untuk masing-masing mata pelajaran;
8. Deskripsi pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan ditulis dengan
kalimat positif meliputi capaian tertinggi dan terendah yang diperoleh siswa;
9. Laporan Ekstrakurikuler diisi dengan nama dan nilai berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti oleh siswa;
10. Saransaran wali kelas diisi dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian siswa;
11. Prestasi diisi dengan prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang akademik dan non
akademik pada kegiatan yang berkaitan dengan sekolah;
12. Ketidakhadiran diisi dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa karena sakit, izin, atau
tanpa keterangan selama satu semester.
13. Tanggapan orang tua/wali adalah tanggapan atas pencapaian hasil belajar siswa.
14. Keterangan pindah keluar sekolah diisi dengan alasan kepindahan. Sedangkan pindah masuk
diisi dengan sekolah asal.
15. Predikat capaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan berdasarkan tabel sbb:
Skala Predikat
86 100 Sangat baik (A)
70 85 Baik (B)
56 69 Cukup (C)
55 Kurang (D)

Anda mungkin juga menyukai