Anda di halaman 1dari 16

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No.

bidang
HUMANIORA

ANALISIS KEBIJAKAN PENERAPAN E-GOVERNMENT


MELALUI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG)
(SUATU STUDI PADA BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT)

Nia Karniawati & Romi Rahmadani


Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unikom

Electronik Government (e-Government) adalah istilah yang sangat populer saat


ini, dimana secara umum e-Government adalah upaya mengaplikasikan pelaya-
nan kepemerintahan melalui sistem informasi berbasis komputer. Salah satu
upaya Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mendu-
kung e-Government adalah dengan melaksanakan perencanaan pengemban-
gan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Tujuan dari Pengem-
bangan SIMPEG tersebut yaitu terciptanya database kepegawaian mulai dari
tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi dan Departemen Dalam Negeri yang dapat
menampung, mengolah, menyimpan, menemukan kembali, dan mendistribusi-
kan data pegawai yang akan dijadikan sebagai penunjang pimpinan untuk pen-
gambilan keputusan dibidang kepegawaian.
Kata Kunci : e-Government, SIMPEG

Electronic Government (e-Government) is a very popular term lately, generally e-


Government can be defined as an effort to aplly government service through
computer based on information system. One of Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat effort in supporting e-Government is by executing
planning to developing Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).
The purpose of developing SIMPEG is to create official database start from
Regency level, Province, and Home Affairs Department that can accommodate,
processing, saving, recovery, and distributing officer data which would be as a
management supporter to take decision in official sector.
Keys word: e-Government, SIMPEG

1. PENDAHULUAN berbasis komputer tentang pelaksanaan


e-Government merupakan bentuk penyelenggaraan pemerintahan dan
implementasi pelayanan publik yang pembangunan sebagai bentuk wujud
berbasis teknologi informasi dan keterbukaan (transparancy) dalam
komunikasi, sebagai media informasi dan pelaksanaan pelayanan publik. Bentuk
sarana komunikasi interaktif antara layanan sederhana lainnya, e-Government
Pemerintah dengan pihak-pihak lain baik dapat dimanfaatkan sebagai sarana
kelompok masyarakat, kalangan bisnis komunikasi baik intern di kalangan Satuan
maupun antar sesama lembaga Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun
p e m e r i nt a ha n . Im p l em e nt as i e- komunikasi interaktif dengan masyarakat
Government dalam penerapannya dimulai melalui media e-mail, chatting atau
dari bentuk layanan yang sederhana yaitu teleconperence.
penyediaan informasi dan data-data Dalam perkembangannya, imple-

H a l a ma n 233
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

mentasi e-Government dikalangan pemer- website http://setda.melsa.net.id melalui


intahan menjadi sebuah trend diseluruh beberapa fasilitas yang telah disediakan
penyelenggaraan pemerintahan. Hampir oleh Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah
keseluruhan jenis aplikasi yang diperguna- Provinsi Jawa Barat. Kemudahan yang
kan pasti melibatkan pengolahan data diberikan diantaranya adalah masyarakat
menjadi informasi yang selanjutnya akan dapat mengakses langsung melalui Internet.
dipergunakan oleh pemerintah ataupun Bentuk kebijakan penerapan e-Government
stakeholders dalam proses pengambilan lainnya yang dapat digunakan untuk
keputusan. Didalam pemerintahan hampir mengakses website http://
setiap hari para birokrat di pemerintahan setda.melsa.net.id adalah dengan
harus mengambil keputusan-keputusan membangun Sistem Informasi Manajemen
penting yang menyangkut hajat hidup Kepegawaian (SIMPeg) sejak tahun 1994,
orang banyak dan keberlangsungan/ kebijakan ini masih mengacu pada Undang-
keberadaan pemerintahan yang bersang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
kutan. Pokok-Pokok Kepegawaian khususnya pasal
Inisiatif e-Government di Indone- 43 ayat (2) menyatakan perlunya
sia telah diperkenalkan melalui Instruksi penyelenggaraan dan pemeliharaan
Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang kebi- Informasi Kepegawaian kemudian
jakan dan strategi Nasional pengemban- digantikan oleh Undang-undang Nomor 43
gan Pada intinya, Inpres tersebut memba- Tahun 1999. yang kemudian diatur dalam
has tentang Kebijakan dan Strategi Na- Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
sional Pengembangan e-Government. 17 Tahun 2000 tentang Sistem Informasi
Lebih jauh lagi, e-Government wajib Manajemen Kepegawaian Departemen
diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah
di ka nt o r -k an t o r p e m e r int ah an. menggantikan Keputusan Menteri Dalam
Administrasi publik adalah salah satu area Negeri Nomor 49 Tahun 1985 tentang
dimana internet dapat digunakan untuk Komputerisasi Kepegawaian. Berdasarkan
menyediakan akses bagi semua beberapa pertimbangan bahwa dalam
masyarakat yang berupa pelayanan yang rangka pelaksanaan Pasal 34 ayat (2)
mendasar dan mensimplifikasi hubungan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
antar masyarakat dan institusi tentang Perubahan Atas Undang-undang
pemerintah. Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Biro Kepegawaian Sekretariat Kepegawaian, perlu diselenggarakan dan
Daerah Provinsi Jawa Barat yang dipelihara sistem informasi, yang
merupakan institusi pemerintah yang dikembangkan dan dioperasikan melalui
mempunyai tugas menyelenggarakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
pengkajian kebijakan pengembangan (SIMPEG) Departemen Dalam Negeri dan
sumber daya dan manajemen Pegawai Pemerintah Daerah, pertimbangan yang
Negeri Sipil Daerah (PNSD), telah kedua bahwa pengembangan sistem
membuat dan mengembangkan sebuah informasi dimaksud, sangat penting dan
website http://setda.melsa.net.id sebagai menjadi kebutuhan sebagai instrumen
wujud dari kebijakan penerapan e- komunikasi data yang tepat dalam rangka
Government tersebut. Seluruh masyarakat aktualisasi otonomi daerah dan
Jawa Barat dapat mengakses website pertimbangan yang terakhir adalah bahwa
tersebut yang membutuhkan Informasi penetapan SIMPeg, perlu ditetapkan
Kepegawaian di Jawa Barat dan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri.
m ekan is m e pe la yan a n dib ida ng Dengan demikian, pengelolaan dan
kepegawaian. pengembangan SIMPeg di Biro
Masyarakat maupun pegawai Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
yang berada di seluruh Kabupaten/kota Jawa Barat mengacu pada Keputusan
yang ada di Jawa barat dapat mengakses Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

H a l a m a n 234
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

2000 tentang Sistem Informasi Semua kegiatan yang berhubungan dengan


Manajemen Kepegawaian Departemen SIMPEG baik itu dalam segi teknis maupun
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. non teknis dipusatkan pada Biro
SIMPEG merupakan suatu Kepegawaian Sub Bagian Data dan
totalitas yang terpadu terdiri atas Informasi Kepegawaian Sekretariat Daerah
perangkat pengolah meliputi pengumpul, Provinsi Jawa Barat. Kendala yang dihadapi
prosedur, tenaga pengolah dan perangkat dalam kebijakan penerapan e-Government
lunak; perangkat penyimpan meliputi melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sub
pusat data dan bank data serta perangkat Bagian Data dan Informasi Kepegawaian
komunikasi yang saling berkaitan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
berketergantungan dan saling tersebut hendaknya tidak dijadikan alasan
menentukan dalam rangka penyediaan tertundanya sebuah pemerintahan yang
informasi di bidang kepegawaian. Selain menerapkan e-Government. Pemerintah
itu juga bisa dioperasikan langsung oleh hendaknya mencari solusi yang tepat agar
aparatur maupun masyarakat yang kebijakan penerapan e-Government
memerlukan informasi kepegawaian tersebut efektif.
karena lokasi perangkat ini dapat ditemui
disekitar gedung sate, perangkat SIMPeg 2. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
ini berjumlah 7 unit yaitu 5 unit diletakan
Berdasarkan uraian permasalahan
di Gedung Tua (utama), 1 unit di
latar belakang di atas, peneliti
Sekretariat Dewan (DPRD) dan 1 unit di
mengidentifikasikan masalah sebagai
Gedung Baru. Untuk aparatur dilingkungan
berikut :
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
1) Bagaimana kondisi data infrastruktur
salah satu fungsi dari perangkat SIMPEG
dalam kebijakan penerapan e-
ini dapat digunakan sebagai absensi bagi
Government melalui SIMPEG di Biro
para aparatur di lingkungan Sekretariat
Kepegawaian Sekretariat Daerah
Daerah Provinsi Jawa Barat.
Provinsi Jawa Barat ?
Dalam pelaksanaanya, kebijakan
2) Bagaimana ketersediaan dasar hukum
penerapan e-Government di Biro
dalam kebijakan penerapan e-
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Government melalui SIMPEG di Biro
Jawa Barat melalui SIMPEG ini masih
Kepegawaian Sekretariat Daerah
banyak kekurangan-kekurangan yang
Provinsi Jawa Barat ?
perlu diperbaiki dan dibenahi. Seperti dari
3) Bagaimana koordinasi antar instansi
segi perawatan dan pengembangannya
dalam kebijakan penerapan e-
yang membutuhkan alokasi dana yang
Government melalui SIMPEG di Biro
cukup besar.
Kepegawaian Sekretariat Daerah
Berdasarkan pengamatan awal
Provinsi Jawa Barat ?
peneliti, Faktor lain yang menjadi kendala
4) Bagaimana ketersediaan aparatur dalam
dalam penerapan kebijakan e-Government
kebijakan penerapan e-Government
melalui SIMPEG ini adalah dalam proses
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian
updating pemutakhiran data kepegawaian
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat ?
ini dikarenakan keterlambatan koordinasi
5) Bagaimana ketersediaan sarana
dengan instansi-instansi terkait.
teknologi dalam kebijakan penerapan e-
Kendala yang paling dianggap
Government melalui SIMPEG di Biro
signifikan dalam penerapan kebijakan e-
Kepegawaian Sekretariat Daerah
Government melalui SIMPEG ini adalah
Provinsi Jawa Barat ?
kemampuan sumber daya manusia, yang
6) Bagaimana strategi pemikiran pemimpin
terkadang kemampuan aparatur yang
dalam kebijakan penerapan e-
direkrut tidak sesuai dengan apa yang
Government melalui SIMPEG di Biro
dibutuhkan oleh Biro Kepegawaian
Kepegawaian Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.

H a l a ma n 235
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

Provinsi Jawa Barat ? dengan penelitian. Penelitian yang


dilaksanakan dapat berguna untuk ilmu
3. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN pemerintahan sesuai bidang ilmu yang
dipelajari. Di mana dengan penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini
ini, diharapkan akan memberikan
yaitu untuk mengetahui Analisis Kebijakan
sumbangan ilmu serta dapat dijadikan
Penerapan E-Government Melalui Sistem
bahan tinjauan awal untuk melakukan
Informasi Manajemen Kepegawaian
penelitian serupa di masa yang akan
(SIMPEG) di Provinsi Jawa Barat..
datang, yaitu dengan mengetahui gejala
Sedangkan tujuan dari penelitian ini
-gejala baik hambatan, tantangan, dan
adalah:
gangguan dalam proses pelaksanaan
Untuk mengetahui kondisi data
penelitian.
infrastruktur dalam kebijakan
2) Bagi Praktis
penerapan e-Government melalui
Penelitian yang dilakukan dengan cara
SIMPEG di Biro Kepegawaian
pencarian data langsung ke sumber
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
data yang bersangkutan, dapat
Barat.
memberikan kegunaan bagi instansi
1) Untuk mengetahui ketersediaan dasar
yaitu pemerintah Provinsi Jawa Barat itu
hukum dalam kebijakan penerapan e-
sendiri. Penelitian yang dilakukan ini,
Government melalui SIMPEG di Biro
diharapkan para aparatur pemerintah
Kepegawaian Sekretariat Daerah
Propinsi Jawa Barat khususnya Aparatur
Provinsi Jawa Barat.
di Biro Kepegawaian dapat
2) Untuk mengetahui koordinasi antar
mengaplikasikan teori-teori yang sesuai
instansi dalam kebijakan penerapan e-
dengan kebijakan penerapan e-
Government melalui SIMPEG di Biro
Government melalui SIMPEG serta
Kepegawaian Sekretariat Daerah
dapat memberikan sumbangan
Provinsi Jawa Barat.
pemikiran bagi perkembangan
3) Untuk mengetahui ketersediaan
pemerintah Propinsi Jawa Barat.
aparatur dalam kebijakan penerapan e
Penelitian dapat memberikan masukan-
-Government melalui SIMPEG di Biro
masukan yang diharapkan akan
Kepegawaian Sekretariat Daerah
memberikan solusi dari berbagai
Provinsi Jawa Barat.
masalah yang dihadapi.
4) Untuk mengetahui ketersediaan
sarana teknologi dalam kebijakan
5. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA
penerapan e-Government melalui
PEMIKIRAN
SIMPEG di Biro Kepegawaian
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Definisi Analisis menurut Dale
Barat.
Yoder seperti yang dikutip oleh A.A. Anwar
5) Untuk mengetahui strategi pemikiran
Prabu Mangkunegara bahwa analisis
pemimpin dalam kebijakan penerapan
sebagai prosedur melalui fakta-fakta yang
e-Government melalui SIMPEG di Biro
berhubungan dengan setiap pengamatan
Kepegawaian Sekretariat Daerah
yang diperoleh dan dicatat secara
Provinsi Jawa Barat.
sistematis (dalam Mangkunegara,
2001:13). Berdasarkan pengertian tersebut
4. KEGUNAAN PENELITIAN maka analisis merupakan suatu
pemahaman dari suatu hal yang diperoleh
Hasil penelitian ini diharapkan
melalui penyelidikan yang dicatat secara
memiliki kegunaan yang bersifat teoritis
sistematis sehingga dapat mengetahui
dan praktis sebagai berikut:
keadaan yang sebenarnya.
1) Bagi Teoritis
Dalam upaya menerapkan dan
Pada bidang keilmuan yang berkaitan
mengembangkan pemerintahan yang

H a l a m a n 236
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

berbasis e-Government, ketersediaan terhadap masyarakat.


perangkat elektronik seperti komputer A n a l i s is k e b i ja ka n s a n ga t
atau perangkat-perangkat lain yang diperlukan untuk mengetahui kebijakan apa
mendukung proses penerapan e- yang cocok dalam proses perumusan
Government tersebut. Kebijakan kebijakan yang akan dibuat sehingga
penerapan e-Government merupakan kebijakan tersebut sesuai dengan masalah
mekanisme interaksi baru (modern) yang sedang dihadapi. Selain itu analisis
antara pemerintah dengan masyarakat kebijakan dapat membantu dalam
pemerintah dengan pemerintah serta penerapan suatu kebijakan yang telah
kalangan lain yang berkepentingan. ditetapkan. Dengan demikian analisis
Kebijakan penerapan e-Government dapat di awal penerapan suatu kebijakan
sangat tepat dengan kemajuan teknologi ataupun di akhir penerapan kebijakan.
yang semakin mutakhir sekarang ini. Menurut J.S Badudu dan Sutan
Kebijakan dikatakan sebagai Mohammad Zain penerapan merupakan
suatu program yang diarahkan untuk hal, cara atau hasil (dalam Wirman dan
mencapai tujuan-tujuan, nilai-nilai dan Israwan, 2008 : 29). Dalam hal ini,
praktek-praktek yang telah ditetapkan penerapan diartikan sebagai sebuah hal,
(Lasswell dan Kaplan dalam Wirman dan cara dan hasil kerja atau wujud dari e-
Israwan, 2008 : 18). Kebijakan penerapan Government dan sesuai dengan kemajuan
e-Government disesuaikan dengan tujuan- teknologi sekarang ini di Provinsi Jawa
tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek Barat.
yang telah ditentukan yaitu berorientasi Bank Dunia (World Bank) menge-
pada pelayanan baik bagi pemerintah mukan e-Government sebagai :
maupun masyarakat.
Dalam bukunya Wirman Syafri e-Government refers to the use by
dan Israwan Setyoko yang berjudul govermnent agencies of information
Implementasi Kebijakan Publik dan Etika technologies (such as Wide Area Net-
Profesi Pamong Praja, Heinz Eulau dan works, the internet, and mobile comput-
Kenneth Prewitt mengemukakan bahwa ing) that have the ability to transform
kebijakan adalah : relations with citizens businesses,and
Kebijakan dirumuskan sebagai suatu other arms of goverment
keputusan yang teguh yang disifati oleh (e-Government dijadikan acuan yang
adanya perilaku yang konsisten dan digunakan dalam sistem informasi pe-
pengulangan pada bagian dari merintahan (seperti dalam Wide Area
keduanya yaitu bagi orang-orang yang Networks, internet, dan komunikasi ber-
membuatnya dan bagi orang yang jalan) yang memiliki kemampuan untuk
melaksanakannya (dalam Wirman dan menjembatani hubungan dengan warga
Israwan, 2008 : 18). negara lainya, para pebisnis dan berba-
gai elemen pemerintahan lainnya)
Dari pengertian tentang kebijakan (dalam Indrajit, 2004: 3).
tersebut, maka pengertian analisis
kebijakan menurut William N. Dunn Dalam kebijakan penerapan e-
analisis kebijakan adalah aktivitas Government terdapat indikator-indikator
menciptakan pengetahuan dalam proses yang penting, berkaitan dengan berbagai
pembuatan kebijakan (dalam Wirman dan infrastruktur serta strategi pendukungnya,
Israwan, 2008 : 20). Dari definisi tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Rich-
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ardus Eko Indrajit dalam bukunya yang ber-
kebijakan merupakan tindakan-tindakan judul Buku Pintar Linux : Membangun Ap-
atau keputusan yang dibuat oleh likasi e-Government. Bahwa penerapan e-
pemerintah, dimana tindakan atau Government ini meliputi:
keputusan tersebut memiliki pengaruh 1. Data infrastruktur, meliputi mana-

H a l a ma n 237
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

jemen sistem, dokumentasi, dan penerapan e-Government karena jika data


proses kerja di tempat untuk men- infratruktur tersebut tidak diperhatikan
yediakan kuantitas dan kualitas akan mempengaruhi kebijakan penerapan e
data yang berfungsi mendukung -Government. Penerapan e-Government
penerapan e-Government. dapat dikatakan berhasil jika data
2. Infrastruktur legal, hukum dan pera- infrastruktur tersebut diperhatikan dan
turan termasuk berbagai perizinan dijalankan.
untuk mendukung menuju e- Kedua, dalam kebijakan penerapan
Government. e-Government dibutuhkan infrastruktur legal
3. Infrastruktur institusional, diwujud- dari lembaga atau penyedia layanan.
kan dengan institusi pemerintah Infrastruktur legal meliputi adanya dasar
secara sadar dan eksis melakukan hukum, serta peraturan-peraturan dalam
dan memfokuskan tujuannya dalam kebijakan penerapan e-Government
penerapan e-Government. (Indrajit, 2002:25). Infrastruktur legal
4. Infrastruktur manusia, sumber daya sangat diperlukan sebagai sebuah kekuatan
manusia yang handal merupakan hukum. Dengan adanya infrastruktur legal,
hal pokok yang harus dipersiapkan maka kebijakan penerapan e-Government
dalam penerapan e-Government. mem punyai das ar hukum unt uk
5. Infrastuktur teknologi, penerapan e- menerapkannya dengan diimbangi oleh
Government banyak bertumpu pada aturan-aturan yang berlaku.
adanya infrastruktur teknologi yang Ketiga, kebijakan penerapan e-
memadai. Government harus ditunjang dengan
6. Strategi pemikiran pemimpin, pen- infrastruktur institusional yang dapat
erapan e-Government sangat mem- diwujudkan apabila institusi pemerintah
butuhkan pemimpin yang mem- memiliki kesadaran dan eksis
bawa visi e-Government dalam melaksanakan tujuannya (Indrajit,
agendanya dan memiliki strategi 2002:25). Infrastruktur institusional
pemikiran untuk mewujudkannya. tersebut meliputi adanya koordinasi antar
(Indrajit, 2002:25). instansi, meningkatkan kerjasama serta
memiliki komunikasi yang baik antar
Indikator-indikator di atas diarahkan untuk instansi terkait (Indrajit, 2002:26).
kebijakan penerapan e-Government. Kemudian, untuk keberhasilan
Pertama, data infrastruktur implementasi kebijakan terkait dengan
dalam kebijakan penerapan e- komunikasi antar organisasi/instansi ini
Government . Ket ers ediaan dat a disamping diperlukan ketepatan
infrastruktur sangat penting untuk pemahaman dan konsistensi dalam
dipenuhi seperti adanya manajemen mengomunikasikan ukuran-ukuran dan
sistem yang mendukung kebijakan sasaran tersebut juga diperlukan
penerapan e-Government, menurut mekanisme dan prosedur-prosedur yang
Suradinata untuk mendukung pencapaian memungkinkan pejabat atasan dan
sasaran manajemen sistem tersebut ada bawahan dapat melakukan komunikasi
6 M yakni, Men (Manusia), Materials secara baik sehingga bawahan dapat
(Bahan), Machines (Mesin), Methods bertindak, sesuai harapan atasan. Dalam
(Metode), Money (Uang), dan Market kebijakan penerapan e-Government
(Pasar) (Suradinata dalam Anwar, kesadaran aparatur yang tinggi sangat
2004:13). kemudian memiliki diperlukan. Kesadaran yang tinggi dari
dokumentasi, adanya kualitas data serta aparatur tersebut harus diikuti dengan
keamanan data yang mendukung eksistensi pemerintah dalam melaksanakan
kebijakan penerapan e-Government tujuannya. Infrastruktur institusional
(Indrajit, 2002:25). Data infrastruktur merupakan faktor penunjang bagi kebijakan
merupakan sebuah dasar dalam kebijakan penerapan e-Government. Koordinasi antar

H a l a m a n 238
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

instansi dalam memberikan informasi yang memadai sehingga memberikan


merupakan sebuah langkah yang baik kemudahan bagi publik dalam
dengan demikian kerjasama antar instansi mengaksesnya (Indrajit, 2002:26).
akan semakin erat. Jika kerjasama antar Keenam, keseluruhan indikator
instansi baik maka komunikasi pun akan tersebut harus ditunjang dengan strategi
mudah. Dengan demikian, maka kebijakan dari seorang pemimpin. Strategi dari
penerapan e-Government akan berhasil seorang pemimpin tersebut memegang
jika memperhatikan faktor-faktor yang peranan yang penting dalam kebijakan
terdapat pada infrastruktur institusional penerapan e-Government. Adapun strategi
tersebut. dari seorang pemimpin yang harus
Keempat, kebijakan penerapan e- diperhatikan adalah seorang pemimpin
Government juga harus ditunjang dengan harus memiliki visi yang jelas, strategi yang
infrastruktur lainnya seperti infrastruktur berkualitas serta adanya kesadaran dari
manusia. Karena jika infrastruktur seorang pemimpin dan yang lebih penting
manusia tidak diperhatikan maka adalah seorang pemimpin harus ditunjang
kebijakan penerapan e-Government tidak dengan pengetahuan dan skill yang baik
dapat tercapai dengan baik. Adapun hal serta memiliki komitmen dalam kebijakan
yang perlu diperhatikan dalam penerapan e-Government tersebut (Indrajit,
infrastruktur manusia adalah sikap 2002:27).
aparatur dalam kebijakan penerapan e- Kebijakan penerapan e-
Government, aparatur tersebut harus Government di Jawa Barat khususnya di
memiliki pengetahuan serta skill yang Biro Kepegawaian dilaksanakan dengan
memadai, juga membudayakan berbagi pendirian perangkat SIMPEG, alat tersebut
informasi yang mendukung kebijakan sebagai penyedian informasi bagi aparatur
penerapan e-Government (Indrajit, maupun masyarakat yang memerlukan
2002:26). Infrastruktur manusia informasi kepegawaian di Provinsi Jawa
merupakan infrastruktur yang sangat Barat. Adapun pengertian SIMPEG adalah :
penting. Kebijakan penerapan e-
Government tidak akan berjalan dengan Sistem Informasi Manajemen
benar jika infrastruktur manusianya tidak Kepegawaian yang selanjutnya disingkat
diperhatikan. Hal ini akan dapat terlihat SIMPEG adalah suatu totalitas yang
dalam pelaksanaannya. Penempatan terpadu terdiri atas perangkat pengolah
infrastruktur manusia harus sesuai meliputi pengumpul, prosedur, tenaga
dengan kemampuan yang dimilikinya pengolah dan perangkat lunak;
sesuai dengan tempat dalam kebijakan perangkat penyimpan meliputi pusat
penerapan e-Government. Jika hal data dan bank data serta perangkat
tersebut tidak diperhatikan maka komunikasi yang saling berkaitan,
kebijakan penerapan e-Government akan berket ergant ungan dan saling
terhambat karena penempatan menentukan dalam rangka penyediaan
infrastruktur manusianya tidak sesuai informasi di bidang kepegawaian (Kep
dengan kemampuan manusia itu sendiri. Mendagri No 17 Tahun 2000).
Kelima, dalam menunjang
kebijakan penerapan e-Government hal SIMPEG merupakan suatu wadah
lain yang harus diperhatikan adalah bagi aparatur di Lingkungan Sekretariat
infrastruktur teknologi. Infrastruktur Daerah Provinsi Jawa Barat dan masyarakat
teknologi sebagai faktor penting dalam yang ingin mengetahui informasi-informasi
kebijakan penerapan e-Government kepegawaian dalam satu alat. Dengan
karena merupakan sebuah kesatuan yang demikian, masyarakat maupun aparatur
tidak dapat dipisahkan. Adapun pemerintah sebagai penerima informasi
infrastruktur teknologi tersebut meliputi tidak kesulitan dalam mencari informasi
jumlah komputer dan jaringan komputer tentang informasi yang menyangkut

H a l a ma n 239
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

Kepegawaian di Pemerintah Daerah Barat Sub Bagian Data dan Informasi


Provinsi Jawa Barat SIMPEG merupakan K e p e g a w a i a n . S e d a n g k a n t e k n ik
salah satu wujud kebijakan penerapan e- pengumpulan data yaitu Observasi non
Government di Biro Kepegawaian partisipan, wawancara, studi dokumentasi .
Sekretariat daerah Provinsi Jawa Barat.
Kepegawaian berasal dari kata
pegawai yang artinya orang yang 7. OBJEK PENELITIAN
melakukan pekerjaan dengan
mendapatkan imbalan jasa berupa gaji Pembangunan dan pengembangan
dan tunjangan dari pemerintah. Unsur SIMPEG di Departemen Dalam Negeri,
manusia sebagai pegawai maka tujuan dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian
badan (wadah yang telah ditentukan) D e p a rt e m en Da l am N e g e ri da n
kemungkinan besar akan tercapai dikoordinasikan dengan Pusat Pengolahan
sebagaimana yang diharapkan. Pegawai Data dan Sistem Informasi Departemen
inilah yang mengerjakan segala pekerjaan Dalam Negeri, di Provinsi dilaksanakan oleh
atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan Biro K ep egawa ian P rov ins i dan
pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di dikoordinasikan dengan KPDE Provinsi, di
atas, maka sistem informasi kepegawaian Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Bagian
adalah suatu cara tertentu untuk Kepegawaian Kabupaten/Kota dan
menyediakan informasi yang dibutuhkan dikoordinasikan dengan KPDE Kabupaten/
oleh pegawai untuk melakukan pekerjaan Kota. SIMPEG di Biro Kepegawaian Provinsi
dengan tujuan untuk menghasilkan Jawa Barat di mulai kembangkan pada
sumber daya aparatur atau pegawai yang tahun 2004. Pembangunan dan
profesional. P e n g e m b an ga n S I M PE G t e rs eb ut
Berdasarkan pada teori, konsep, meliputi :Perangkat Keras (Hardware)
definisi operasional dan indikator-indikator P e r a n g k a t L u n a k
di atas, peneliti membuat model kerangka (Software),Database,Sistem Jaringan
pemikiran sebagai berikut: Komputer (Netware),Sumber Daya Manusia
(Brainware).
6. METODE PENELITIAN Aplikasi SIMPEG hanya dapat
diakses oleh komputer yang terhubung
Metode penelitian yang digunakan
dengan Server SIMPEG melalui jaringan
adalah metode deskriptif. Metode tersebut
intranet Gedung Sate. Dari kegiatan
dapat mengarahkan penyusunan dalam
Pengembangan SIMPEG ini disediakan
melakukan penelitian dan pengamatan,
beberapa perangkat pendukung seperti
dengan begitu dalam penelitian ini peneliti
komputer diantaranya, 8 (Delapan) PC
menggunakan metode penelitian
Client, untuk server dan Gateaway masing-
deskriptif.
masing 1 PC, infodesk 2 PC, antar bagian 3
Teknik penentuan informan yang
PC, antar Biro 12 PC, masing-masing Satuan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebanyak
purposive (pengambilan informan
43 PC.
berdasarkan tujuan). Penentuan informan
Aplikasi SIMPEG ini juga terintegrasi
dalam penelitian ini berdasarkan objek
dengan 2 mesin absensi yang berbasis
yang diteliti dan berdasarkan keterkaitan
kartu pegawai dan sidik jari. Kedua mesin
informan tersebut dengan penelitian.
tersebut mengirim data absensi pegawai ke
Informan dalam penelitian ini terdiri
database SIMPEG. Semua perangkat
informan yang berkaitan dengan
komputer tersebut khusus digunakan untuk
penerapan kebijakan e-Government
keperluan pengaksesan SIMPEG. Selain itu
melalui SIMPEG di Provinsi Jawa Barat.
juga digunakan untuk mendistribusikan ke
Informan yang berasal dari pejabat Biro
setiap Biro di lingkungan Sekretariat Daerah
Kepegawaian Daearah Propinsi Jawa
Provinsi Jawa Barat.

H a l a m a n 240
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

Aplikasi SIMPEG dan Information jabatan, organisasi, jasa, DPPP, hukuman,


Desk dibangun dengan teknologi berbasis cuti, dan bahasa. Ketiga riwayat keluarga
web. Spesifikasi teknologinya sebagai menampilkan data mengenai: ayah, ibu,
berikut: Pertama bahasa pemrograman suami/istri, dan anak. Keempat riwayat
statis seperti HTML, Kedua bahasa pendidikan menampilkan data mengenai:
pemrograman dinamis yaitu Oracle versi pendidikan umum, struktural, fungsional,
10 G, Ketiga database dari php MySQL teknis, penataran, seminar, dan kursus.
versi 4.0.20, Keempat web server dari Sedangkan Fasilitas untuk
Apache versi 1.3.31, Kelima sistem membuat laporan kepegawaian yang
operasi server dari Linux Fedora core 2, menyajikan data tentang: Pertama
dan Keenam Framework dari FuseBox nominatif pegawai meliputi CPNS, PNS,
versi 3.0. Untuk pengaksesan, disarankan pejabat struktural, pejabat fungsional,
menggunakan Internet Explorer versi 6 alumni, masa kerja jabatan, pejabat yang
dan halaman yang pertama kali muncul akan pensiun dalam 3 tahun, dan PNS akan
adalah halaman Login, untuk keperluan pensiun dalam 1,2,atau 3 tahun. Kedua
otentifikasi user. rekapitulasi pegawai meliputi: PNS daerah
Berikut ini Halaman Log In SIMPEG Biro otonom, pendidikan PNS, jabatan, pensiun
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi dalam 3 tahun, dan gaji PNS DO. Ketiga
Jawa Barat Tahun 2008. biodata pegawai merupakan biodata yang
terseleksi secara keseluruhan.
Gambar 1
Untuk lebih jelasnya mengenai
Halaman Log In SIMPEG Biro menu master SIMPEG dapat dilihat dari
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi gambar dibawah ini:
Jawa Barat
Gambar 2
Menu Master SIMPEG Biro Kepegawaian
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

Sumber: Sub Bagian Data dan Informasi


Kepegawaian pada Bagian Pengadaan dan
Informasi Kepegawaian Biro Kepegawaian
Sekretariat Provinsi Jawa Barat Tahun 2008

Sumber: Sub Bagian Data dan Informasi Kepegawaian


Untuk menampilkan data induk pada Bagian Pengadaan dan Informasi Kepegawaian
pegawai, masukkan NIP dari pegawai yang Biro Kepegawaian Sekretariat Provinsi Jawa Barat
bersangkutan kemudian tekan tombol GO. Tahun 2008.
Menampilkan data mengenai: Pertama Dalam SIMPEG ini terdapat menu
data induk pegawai terdiri dari informasi: master Executive Information System (EIS),
identitas, pengalaman, CPNS, PNS, yang berisikan sub menu seperti, Analisa,
pangkat, gaji berkala, pendidikan, tempat, Statistik, Data Perorangan, Biodata, Daftar
dan jabatan.Kedua riwayat pegawai Rekap, Seleksi dengan Kriteria dan
menampilkan data mengenai: pangkat, Advenced Search. Untuk lebih jelasnya

H a l a ma n 241
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

dapat dilihat dari tampilan dari sub-sub 8. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menu EIS ini.
1) Kondisi Data Infrastruktur dalam
Gambar 3 Kebijakan Penerapan e-Government
Menu Pilihan Executive Information melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian
System (EIS) Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kondisi data infrastruktur dalam penerapan
e-Government melalui SIMPEG Biro
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Barat cukup memadai serta memiliki
tujuan yang jelas yaitu sebagai penunjang
dalam pengambilan keputusan dibidang
kepegawaian yang berdasarkan data-data
yang telah diproses oleh SIMPEG melalui
pendistribusian data yang diawali dari
Kab upat en/Kot a, Provins i hingga
Departemen Dalam Negeri (Depdagri)
melalui jaringan komunikasi data sehingga
Sumber: Sub Bagian Data dan Informasi
diperoleh data yang cepat, tepat dan akurat
Kepegawaian pada Bagian Pengadaan dan Informasi serta berkesinambungan.
Kepegawaian Biro Kepegawaian Sekretariat Provinsi Namun belum dapat terpenuhi
Jawa Barat Tahun 2008 secara optimal. Hal tersebut dikarenakan
tidak adanya peraturan-peraturan khusus
Dalam menu master EIS ini dapat untuk mengatur dan mengelola SIMPEG
dlihat sekaligus menganalisa para pejabat secara terperinci. Dengan ketetapan
eselon di Provinsi Jawa Barat, beserta prosedur yang jelas dan tepat diharapkan
biodata perorangan dari para pejabat dalam pengelolaan SIMPEG ini mempunyai
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat arah yang benar-benar terarah dan terukur.
dari contoh tampilan Biodata yang Idealnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat
terdapat dalam EIS tersebut khususnya pada Biro Kepegawaian yang
mengelola SIMPEG ini membuat aturan-
Gambar 4 aturan khusus untuk SIMPEG ini, agar
dijadikan sebagai pedoman dalam
Menu Master Executive Information pengelolaannya. Dalam alokasi anggaran
System (EIS) Biro Kepegawaian untuk pengelolaan SIMPEG ini di tunjang
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Barat. Dalam penyusunan
anggaran dilaksanakan oleh Biro
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Barat sebagai pihak yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan SIMPEG tersebut.
Kendala lain dalam penerapan e-
Government melalui SIMPEG Biro
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Barat adalah seringnya keterlambatan
dalam pendistribusian data pegawai dari
masing-masing SKPD Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Hal ini disebabkan updating
data pegawai sering tertunda karena

H a l a m a n 242
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

kesibukan dari masing-masing SKPD perlunya penyelenggaraan dan


Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam pemeliharaan Informasi Kepegawaian.
penyimpanan dan keamanan data Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut,
pegawai yang dikelola oleh Biro d i p a n d a n g p e r l u d ib a n g u n d a n
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi dikembangan Sistem Informasi Manajemen
Jawa Barat, berdasarkan pengamatan Kepegawaian (SIMPEG) dilingkungan
penulis sudah cukup memadai dengan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
disediakannya halaman logi in dalam Daerah. Yang merupakan Sub Sistem dari
tampilan SIMPEG itu sendiri, dari halaman Sistem Informasi Manajeman Departemen
log in tersebut disediakan password untuk Dalam Negeri (SIMDAGRI). Keputusan
menjaga kemanan data. Selain itu juga Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2000
upaya untuk pengaman data dalam tentang Sistem Informasi Manajemen
SIMPEG yaitu dengan rutinnya Kepegawaian Departemen Dalam Negeri
membackup data dalam setiap bulannya, dan Pemerintah Daerah.
dalam penyimpanan data fisik maupun Kep Mendagri tersebut khusus
data elektronik sudah cukup baik. Dengan untuk mengatur dan mengelola SIMPEG
adanya lemari arsip dan komputer- secara umum. Berdasarkan pemaparan
komputer yang berada di Biro diatas, bahwa ketersediaan dasar hukum
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi yang dijadikan acuan untuk membangun
Jawa Barat. SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat, pada tingkat
2) Ketersediaan Dasar Hukum dalam pusat cukup memadai, hal ini disebabkan
Kebijakan Penerapan e-Government adanya perat uran-peraturan yang
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian mendukung dalam pembangunan dan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa p eng em b a nga n S IM P EG d i B i ro
Barat Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Barat sudah tersedia secara rinci,
Yang mendasari kebijakan penerapan namun dalam beberapa peraturan tersebut
e-Government melalui SIMPEG di Biro tidak adanya sanksi dan reward , dengan
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi demikian, bagi setiap daerah tidak wajibkan
Jawa Barat tahun 2008 pada tingkat pusat untuk membangun SIMPEG. Peraturan-
adalah dimulai dari UU No. 32 Tahun peraturan tersebut hanya bersifat imbauan
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang bagi setiap pemerintah daerah.
mengatur pelimpahan wewenang seluas- Keputusan Menteri dalam negeri
luasnya dari pusat kepada daerah untuk No. 17 tahun 2000 tentang Sistem
mengembangkan potensi daerahnya Informasi Manajemen Kepegawaian
masing-masing. Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Dalam kebijakan penerapan e- Daerah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Government melalui SIMPEG di Biro belum mengeluarkan peraturan daerah,
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi keputusan Gubernur ataupun petunjuk
Jawa Barat dasar hukum lainnya yang teknis yang secara khusus mengatur dalam
berada ditingkat pusat yaitu Instruksi pengelolaan SIMPEG tersebut.
Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Dengan demikian dapat dilihat
kebijakan dan Strategi Nasional dasar hukum dalam kebijakan penerapan e-
Pengembangan e-Government Government melalui SIMPEG di Biro
Dasar hukum selanjutnya, Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Jawa Barat ada di tingkat pusat. Tetapi
Tahun 1999 tentang perubahan atas peraturan ditingkat daerah belum ada,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 acuan hukum pengelolaan SIMPEG di Biro
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
khususnya pasal 43 ayat (2) menyatakan Jawa Barat masih mengacu kepada

H a l a ma n 243
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 17 yang ada di Pemerintah Provinsi Jawa Barat
tahun 2000 tentang Sistem Informasi dalam pendistribusian data kepegawaian
Manajemen Kepegawaian Departemen melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
serta belum terdapat peraturan secara
teknis yang mendasari dalam pelaksanaan 4) Ketersediaan Aparatur dalam Kebijakan
kebijakan penerapan e-Government Penerapan e-Government melalui
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian SIMPEG di Biro Kepegawaian
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
Hasil penelitian menunjukan bahwa
3) Koordinasi antar Instansi dalam ketersediaan aparatur dalam kebijakan
Kebijakan Penerapan e-Government penerapan e-Government melalui SIMPEG di
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Provinsi Jawa Barat. Pengetahuan yang
Barat dimiliki oleh aparatur Sub Bagian Data dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa Informasi belum cukup baik. Apabila dilihat
koordinasi antar instansi dalam dari segi pengetahuan aparatur tentang
penerapan e-Government sudah cukup bahasa pemrograman. Kemudian masih
baik. Namun yang menjadi sebuah kurangnya kemampuan aparatur dalam
kendala adalah sikap dari aparatur dari menganalis is, merencanakan dan
masing-masing SKPD yang belum merancang suatu program yang sewaktu-
menyadari pentingnya sebuah updating waktu diperlukan.
data pegawai yang akan diolah melalui Hal ini disebabkan aparatur Biro
SIMPEG ini. Proses update dalam Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
pengelolaan data pegawai melalui SIMPEG Jawa Barat belum memiliki seorang analis
ini merupakan aktivitas yang mudah tetapi sistem yang didukung oleh kemampuan
sulit untuk dikelola karena dengan adanya dibidang kepegawaian. Terkait dengan hal
internet perubahan data pegawai terjadi tersebut maka untuk meningkatkan
pada setiap harinya. kemampuan aparatur dalam mengelola
Tujuan dari dilaksanakannya proses SIMPEG tersebut yaitu dengan mengikuti
updating yang didistribusikan pada kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan yang
SIMPEG ini adalah selain menjaga berkaitan dengan Sistem Informasi. Dalam
kualitas dari data kepegawaian yang ada, berbagi informasi lewat media jaringan
juga bertujuan agar data kepegawaian dan komputer belum bisa dilaksanakan secara
informasi yang tersimpan merupakan hal maksimal. Hal ini disebabkan masih
yang paling akurat dan terkini. Hal ini kurangnya aparatur di setiap instansi atau
harus lebih disadari oleh pengelola SKPD Provinsi Jawa Barat yang mengetahui
SIMPEG dari masing SKPD Pemerintah dan bisa mengaplikasikan jaringan
Provinsi Jawa Barat sebagai sesuatu yang komputer. Jumlah aparatur yang tersedia
kritikal karena kebanyakan keputusan pada Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah
tentang kepegawaian yang akan diambil Provinsi Jawa Barat sudah cukup memadai
oleh otoritas berdasar pada data dan untuk sebagai user dalam mengolah data
informasi kepegawaian yang ada. Dapat kepegawaian dalam SIMPEG.
dibayangkan mutu dari pengambilan Berdasarkan pemaparan diatas,
keputusan yang didasarkan pada data dan aparatur merupakan pengembang,
informasi yang salah atau sudah pengelola maupun pengguna SIMPEG
kadaluarsa. dalam penerapan kebijakan e-Government,
Fenomena dis-informasi dan mis- karena aparatur tersebut merupakan faktor
informasi terjadi karena tidak dimilikinya yang turut menentukan bahkan menjadi
manajemen update yang tepat dan kunci keberhasilan penerapan kebijakan e-
memadai dari masing-masing SKPD-SKPD Government melalui SIMPEG di Biro

H a l a m a n 244
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi maka sarana teknlogi yang mendukung


Jawa Barat. dalam mengembangkan dalm penerapan e-Government melalui di
SIMPEG Biro Kepegawaian Sekretariat SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat, adapun Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dikatakan
strategi dalam mengembangkan kapasitas cukup baik. Hal tersebut dapat terlihat
aparatur dari segi pengetahuan, keahlian, dengan membangun fasilitas jaringan
dan pendidikan dalam mengelola SIMPEG internet maupun intranet berupa WiFi dan
di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah jaringan LAN. Hal tersebut dapat dipahami
Provinsi Jawa Barat adalah dengan karena dengan membangun fasilitas
penataan dalam pendayagunaannya, jaringan tersebut bertujuan untuk lebih
dengan perencanaan yang matang dan memudahkan pendistribusian data
komperhensif sesuai dengan kebutuhan kepegawaian dari masing-masing SKPD.
yang diperlukan untuk mengembangkan Selain itu juga dapat digunakan sebagai
dan m eng el ola SI M P EG, s ert a media komunikasi antar SKPD dan Biro
Pelaksanaanya dilakukan secara bertahap Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
dan berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan Jawa Barat. Tetapi dalam penggunaannya
melalui jalur pendidikan formal dan non belum dapat dipergunakan secara
formal, maupun pengembangan standar maksimal oleh sebagian aparatur.
kompetensi yang dibutuhkan dalam Terkait dengan ketersediaan
pengembangan dan penerapan kebijakan jaringan komputer yang dimiliki oleh Sub
e-Government melalui SIMPEG di Biro Bagian Data dan Informasi Kepegawaian
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Bagian Pengadaan dan Informasi
Jawa Barat. Kepegawaian Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat yang
5) Ketersediaan Sarana Teknologi dalam d i p e r g u n a k a n u nt u k m e n g a ks e s ,
Kebijakan Penerapan e-Government mendistribusikan data pegawai dan
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian berkomunkasi antar SKPD. Jaringan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa komputer tersebut harus disertai dengan
Barat pengendalian terhadap keamanan data.
Hasil penelitian menunjukan Pengendalian sangat mudah dilakukan
bahwa ketersediaan sarana teknologi pada file yang disimpan secara batch
dalam kebijakan penerapan e karena pengendalian dapat difokuskan
Government melalui SIMPEG di Biro hanya kepada operator yang menjalankan
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi file batch tersebut. Akan tetapi
Jawa Barat sudah memadai dan layak pengendalian sangat sulit dilakukan untuk
untuk dipergunakan. Namun yang menjadi sistem yang online atau real time karena
kendala adalah sarana yang telah ada system tersebut dapat diakses melalui
terkadang tidak bisa digunakan terminal dimana saja pada saat sistem
sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan tersebut dioperasikan. Ketika data
pengetahuan dan kemampuan para kepegawaian di input dari salah satu SKPD,
sebagian aparatur masih kurang untuk maka input harus benar-benar dijaga dari
pengaplikasian komputer terutama orang yang tidak berhak. Sistem yang
jaringan komputer. dirancang secara online seperti SIMPEG ini.
Berikut ini ketersediaan sarana Harus memiliki file data yang benar-benar
teknologi yang ada :Pertama, jaringan aman.
komputer. Ketersediaan teknologi berupa Kedua, komputer beserta
jaringan komputer ini berupa jaringan softwarenya. Dalam kebijakan penerapan e-
Local Area Network (LAN) dan Wireless Government melalui SIMPEG di Biro
Fidelity (WiFi) yang berada di Biro Umum Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat terdapat sarana teknologi yang
Dengan adanya fasilitas jaringan tersebut mendukung diantaranya dengan memiliki 8

H a l a ma n 245
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

(Delapan) PC Client, untuk server dan menerapkan e-Government melalui SIMPEG.


Gateaway masing-masing 1 PC, infodesk 2 Pengetahuan Kepala Sub Bagian Data
PC, antar bagian 3 PC, antar Biro 12 PC, Kepegawaian dan Informasi Kepegawaian
masing-masing Satuan Kerja Perangkat mengenai sistem informasi khususnya di
Daerah (SKPD) sebanyak 43 PC sebagai kalangan pemerintahan sudah cukup baik,
server. Tetapi jumlah tersebut dapat saja walaupun kepala Sub Bagian Data dan
berubah tergantung dari kebutuhan dan Informasi Kepegawaian bukan berlatar
anggaran biaya yang memadai untuk belakang pendidikan dari lulusan yang
penyediaan sarana teknologi sebagai berkenaan dengan bidang IT.
pendukung paling penting dalam Pengetahuan tersebut didapat
pengelolaan SIMPEG. dengan mengikuti perkembangan dari IT
Adapun dalam ketersediaan tersebut, pengetahuan tersebut didapat dari
program-program yang digunakan untuk pelatihan dan seminar-seminar yang
merancang dan mengaplikasikan SIMPEG berkenaan dengan IT yang berkembang di
tersebut sudah cukup memadai. Hal ini kalangan pemerintahan. Kegiatan-kegiatan
dapat dicermati dari ketersediaan program yang diikuti tersebut sebagai komitmen
yang dipergunakan untuk merancang dan kepala Sub Bagian Data dan Informasi Biro
mengaplikasikan SIMPEG seperti Kepegawaian sebagai pengelola SIMPEG.
penggunaaan bahasa pemrograman statis dari Pengetahuan kepala Sub Bagian Data
seperti HTML, bahasa pemrograman dan Informasi Biro Kepegawaian ditunjang
dinamis yaitu Oracle versi 10 G, database dengan kemampuan dan pengetahuan
dari php MySQL versi 4.0.20, web server tentang pelaksanaan dari penerapan
dari Apache versi 1.3.31, sistem operasi kebijakan e-Government. Pengetahuan dan
server dari Linux Fedora core 2, dan kemampuan tersebut didapatkan dari
Framework dari FuseBox versi 3.0. Untuk pendidikan kepala Sub Bagian Data dan
pengaksesan, disarankan menggunakan pada Bagian Pengadaan dan Informasi
Internet Explorer versi 6. adapun Kepegawaian yang berlatarbelakang Ilmu
pengadaan dan perancangan program- P e m e r i n t ah a n. D e n gan d e m ik i a n
program komputer untuk pengaplikasian pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
SIMPEG tersebut diserahkan pada jasa kepala Sub Bagian Data dan Informasi
konsultan. Kepegawaian sudah cukup memadai,
sebagai penunjang untuk perkembangan
6) Strategi Pemikiran Pemimpin dalam dan pengelolaan SIMPEG yang lebih baik.
Kebijakan Penerapan e-Government
Melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian 9. KESIMPULAN DAN SARAN
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat Berdasarkan hasil penelitian tersebut
Strategi pemikiran yang dimiliki dapat diambil kesimpulan bahwa pertama,
seorang pemimpin dalam kebijakan kondisi data infrastruktur dalam kebijakan
penerapan e-Government melalui SIMPEG penerapan e-Government melalui SIMPEG di
di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat cukup memadai Provinsi Jawa Barat, belum dilaksanakan
dengan memiliki visi yang jelas yaitu secara optimal. Kedua, ketersediaan dasar
menciptakan suatu sistem pengelolaan hukum dalam kebijakan penerapan e-
data kepegawaian yang siap dan kapan Government melalui SIMPEG di Biro
saja disajikan dalam mendukung proses Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi
pengambilan keputusan dibidang Jawa Barat telah ada, baik aturan dari pusat
kepegawaian. dengan melakukan maupun didaerah. Ketiga, koordinasi antar
pendekatan sosialisasi tentang pentingnya instansi dalam kebijakan penerapan e-
suatu pendistribusian data kepegawaian, Government melalui SIMPEG di Biro
yang merupakan sebuah strategi dalam Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi

H a l a m a n 246
Nia Karniawati & Romi Rahmadani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2

Jawa Barat, sudah cukup baik. Keempat, 10. DAFTAR PUSTAKA


ketersediaan aparatur dalam kebijakan
penerapan e-Government melalui SIMPEG Buku-buku :
di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat, sudah cukup Agustino, Leo. (2006). Dasar-Dasar
memadai apabila hanya dijadikan sebagai Kebijakan Publik. Bandung: CV
user saja. Kelima, ketersediaan sarana AFABETA.
teknologi dalam kebijakan penerapan e-
Government melalui SIMPEG di Biro Anwar, M. Khoirul. (2004). Aplikasi Sistem
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Informasi Manajemen Bagi
Jawa Barat. Sudah memadai dan layak Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah,
untuk dipergunakan. Keenam, Strategi SIMDA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pemikiran pemimpin dalam hal ini Kepala
Sub Bagian Data dan Informasi Biro Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
Kepegawaian Provinsi Jawa Barat sudah Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
cukup optimal. Jakarta: Asdi Mahasatya
Saran yang peneliti ajukan yaitu
pertama, peningkatan kondisi data Indrajit, Richardus Eko, et all..( 2004 ).
infrastruktur dengan terus Electronic Government : Strategi
mensosialisasikan kepada masing-masing Pembangunan dan Pengembangan
SKPD tentang pentingnya suatu Sistem Pelayanan Berbasis Teknologi
pendistribusian data kepegawaian melalui Digital. Yogjakarta :Andi
SIMPEG melalui pendekatan-pendekatan
yang terarah dan tepat sasaran disertai ----------- (2002). Buku Pintar Linux :
ketegasan dari pihak pengelola SIMPEG. Membangun Aplikasi e-Government.
Kedua, ketersediaan dasar hukum Jakarta :PT Elex Media Komputindo.
hendaknya dibuat peraturan secara
teknis tentang pelaksanaan penerapan e- Islamy, M. Irfan. (1995). Prinsip-Prinsip
Government khususnya SIMPEG. Ketiga, Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta:
koordinasi antar instansi dalam kebijakan Sinar Grafika
penerapan e-Government melalui SIMPEG
tersebut hendaknya lebih sering Jogiyanto. (2001). Analisis dan Disain,
memberikan pelatihan tentang cara Sistem Informasi:Pendekatan
berkomunikasi melalui jaringan komputer, Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi
agar dalam berkomunikasi dapat lebih Bisnis. Yogyakarta: Andi.
cepat, efektif dan efisien. Keempat,
ketersediaan aparatur agar lebih _______,. (2001). Analisis dan Disain Sis-
ditingkatkan kualitasnya. Kelima, tem Informasi. Yogyakarta:Andi
ketersediaan sarana teknologi agar terus Offset.
diperbaharui lagi sesuai dengan
perkembangan teknologi yang sedang Kadir, Abdul. ( 2003 ). Pengenalan Sistem
berkembang. Informasi. Yogyakarta : Andi Offset

Siagian, Sondang P.(1981).Sistem Informasi


Untuk Pengambilan Keputusan.
Jakarta : Gunung Agung

Sudriam unawar, haryono. (2006).


Kepemimpinan, Peran Serta dan
Produktivitas. Bandung : Mandar Maju

H a l a ma n 247
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 Nia Karniawati & Romi Rahmadani

Suryadi, Kadarsah ;Ramdhani,M.Ali. Dokumen dokumen


(2002). Sistem Pendukung
Keputusan.Bandung: Rosda Karya Undang undang Nomor. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah
Sutedjo,Budi. (2003). Terminologi Populer
Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Instruksi Presiden Nomor. 3 Tahun 2003
Ilmu Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E
Syafri, Wirman dan Setyoko,P. Israwan Government.
(2008). Implementasi Kebijakan
Publik dan Etika Profesi Pamong Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
Praja. Jatinangor: Alqa Prisma 17 Tahun 2000 tentang Sistem
Interdelta Informasi Manajemen Kepegawaian
Departemen Dalam Negeri dan
Syam s i, Ibnu.(2 0 00 ).Pengam bilan Pemerintah Daerah.
Keputusan dan Sistem Informasi.
Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Wahab, Solihin Abdul. (2003). Analisis 43 Tahun 1999 Tentang perubahan
Kebijakan dari Formulasi ke Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Implementasi Kebijakan 1 9 74 T e nt a n g P ok ok - P ok o k
Negara. Jakarta : PT Bumi Kepegawaian
Aksara
Instruksi Presiden No.50 Tahun 2000
Wahyono, Teguh. (2004). Sistem Informa- tentang Tim Koordinasi Telematika
si:Konsep Dasar, Analisis Desain dan Indonesia
Implementasi. Yogyakarta: Graha Il-
mu. Instruksi Presiden No.6 Tahun 2001 tentang
Pengembangan Pendayagunaan
Widodo, Joko. (2007). Analisis Kebijakan Telematika di Indonesia.
Publik. Malang : Bayu Media Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
140 Tahun 1997 tentang Rencana
William dan Sawyer.(2007).Using Informa- Induk SIMDAGRI.
tion Technologi.Yogyakarta:Andi Website Kamus Komputer dan teknologi
I n f o r m a s i ( h t t p : / /
Winarno, Budi. (2005). Teori dan Proses total.kamuskomputer.or.id)
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit [24/07/2007].
Media Pressindo (Anggota IKAPI)
Website Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat
www.setda.melsa.net.id

H a l a m a n 248

Anda mungkin juga menyukai