Kusnanto*, Harmayetty*, Nancy M. Rehatta**, Sabilal Alif***, Joni Haryanto*, Slamet Mustofa
ABSTRACT
Trans Urethral Resection Prostate (TURP) is endourology surgery with used electrical power or with
laser power. The objective of this study was to analyze the effect of warm irrigation during operation
to prevent hypothermi post operation TURP at the Dr. Soetomo Central Hospital of Surabaya.
A quasy experimental, pre and post-test control group non-randomized design was used in this study.
The independent variable was warm irrigation, and the dependent variable was hypothermi. Fourteen
sample enrolled by using non-probability purposive sampling. Data were analyzed by using Paired T
test with significance level of p < 0.05.
The result showed that warm irrigation admitted during operation had effect to the increase body
temperature (p=0.000), blood pressure (p=0.000), pulse (p=0.010), respiration (p=0.002), oxygen
saturation (p=0.002).
Conclusion: warm irrigation is effective to increase body temperature patient with Trans Urethral
Resection Prostate (TURP).
PENDAHULUAN
Operasi Trans Urethral Resection Prostate Di RSU Dr. Soetomo Surabaya operasi TURP
(TURP) merupakan pembedahan endourologi yang dikerjakan selama ini menggunakan cairan
yang dilakukan dengan memakai tenaga irigasi non ionic (aquades steril) tanpa
elektrik atau energi laser. Salah satu dihangatkan terlebih duhulu, sehingga pasien
komplikasi dari tindakan TURP adalah sering mengalami hipotermi. Penggunaan cairan
hipotermi yang disebabkan oleh beberapa irigan pada operasi TURP harus dihangatkan
faktor antara lain: obat anestesi, cairan infus sesuai dengan suhu tubuh normal untuk
yang dingin, suhu kamar operasi yang dingin, mengurangi terjadinya hipotermi (Morgan,
inhalasi yang dingin, usia lanjut dan aktifitas 1996). Menurut Lumintang (2000), dari 25
otot yang menurun (Brunner & Suddarth, pasien yang menjalani irigasi post TURP 23
2000). Irigasi yang dingin pada operasi orang (93%) mengalami hIpotermi. Dampak dari
TURP merupakan salah satu penyebab hipotermi pada TURP bisa terjadi pada seluruh
terjadinya hipotermi (Morgan, 1996). sistem organ tubuh.
Hipotermi menyebabkan perubahan fisiologis Dari uraian di atas peneliti ingin melakukan
pada semua organ dengan depresi progresif penelitian pemberian cairan irigasi hangat untuk
proses metabolisme dan konduksi saraf yang mencegah hipotermi pada operasi Trans Uretral
dapat menyebabkan kematian (Hudak & Resection Prostate.
Gallo, 1996).
_______________
* Staf Pengajar PSIK FK UNAIR BAHAN DAN METODE PENELITIAN
** Lab. Anestesi & Reanimasi RSU Dr.
Soetomo Surabaya Penelitian ini menggunakan Quasy
*** Lab. Bedah RSU Dr. Soetomo Surabaya Experimental Pretest-Postest Control Group
HASIL PENELITIAN
Tabel 1: Tekanan darah, nadi, suhu dan fekuensi pernafasan kelompok A dan B sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan pembedahan TURP di GBPT Lantai 4 RSU Dr. Soetomo
Surabaya, Desember 2005 Januari 2006.
Hasil Uji
KLMPK A KLMPK B
VITAL SIGN Paired t-Test
KLMPK KLMPK
Pre Post Pre Post
A B
_ _ _ _
TEKANAN t =3.857 t =7.000
X=125/67 X=121/67 X=124/66 X=106/61
DARAH p =0.004 p =0.000
SD=7.245 SD=6.992 SD=7.745 SD=8.181
_ _ _ _
t =1.435 t =3.321
NADI X=85.0 X=81.0 X=83.9 X=86.6
p =0.185 p =0.010
SD=9.297 SD=9.362 SD=6.415 SD=6.599
_ _ _ _
t =5.0427 t =12.039
SUHU X=36.4 X=35.8 X=36.5 X= 34.1
p =0.000 p =0.000
SD=0.339 SD=0.113 SD=0.117 SD=0.563
_ _ _ _
t =2.714 t =4.243
PERNAFASAN X= 17.9 X=16.7 X=17.3 X=15.3
p =0.024 p =0.002
SD=2.233 SD=1.251 SD=1.766 SD=0.674
Keterangan:
A = Kelompok Perlakuan
B = Kelompok Kontrol
Dari tabel 1 di atas untuk hasil tekanan permenit pada kelompok perlakuan sebelum
darah diperoleh nilai t=3.857 dan dan sesudah tidak berbeda jauh.
p=0.000, hal ini menggambarkan bahwa
tekanan darah pada kelompok perlakuan
Pada tabel 1 tersebut juga dapat dilihat
sebelum dan sesudah berbeda secara
jumlah suhu, diperoleh nilai t=5.427 dan
signifikan. Jumlah nadi permenit
p=0.000. Hal ini menggambarkan bahwa
diperoleh nilai t=1.435 dan p=0.185. Hal
suhu tubuh pada kelompok perlakuan
ini menunjukkan bahwa jumlah nadi
sebelum dan sesudah berbeda secara
2) Saturasi Oksigen.
Tabel 2: Saturasi Oksigen kelompok A dan B sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
pembedahan TURP di GBPT Lantai 4 RSU Dr. Soetomo Surabaya, Desember 2005 -
Januari 2006.
Hasil Uji
KLMPK A KLMPK B
Paired t-Test
KLMPK KLMPK
Pre Post Pre Post
A B
_ _ _ _
t =2.250 t = -2.753
X =99.2 X =100 X =99.8 X =99.2
SATURASI p =0.051 p =0.022
SD=0.918 SD=0.000 SD=0.632 SD=0.918
OKSIGEN
Keterangan:
A = Kelompok Perlakuan
B = Kelompok Kontrol
Dari tabel 2 dapat dilihat untuk saturasi menyatakan bahwa pada awal pembedahan
oksigen menunjukkan nilai t=2.250 dan terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang
p=0.051. Hal ini menggambarkan bahwa menyebabkan volume darah bergeser dari
saturasi oksigen meningkat pada ekstravaskuler ke intravaskuler. Hematokrit
kelompok perlakuan sesudah diberikan yang meningkat, viskositas darah juga
perlakuan irigasi hangat. meningkat dan selanjutnya menyebabkan
tahanan perifer juga naik. Dengan adanya ruang
gerak yang bebas dari darah untuk mengalir,
PEMBAHASAN maka saraf simpatik pada jantung meningkatkan
aktivitasnya untuk memicu ejeksi jantung
Irigasi hangat berpengaruh terhadap sebagai akibat venous return yang meningkat.
peningkatan suhu tubuh setelah pembedahan. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan
Menurut Loren Jhonson (1990), kecepatan sebagai akibat dari efek hipotermi (Guyton,
pemaparan panas melalui konduksi 1997).
tergantung pada besar perbedaan temperatur
dan konduktivitas termal dari bahan atau bila Irigasi hangat berpengaruh dalam
ada perbedaan gradien antara benda yang mempertahankan jumlah nadi dalam batas
bersuhu tinggi terhadap benda yang bersuhu normal. Suhu darah yang ada di dalam
rendah. Pada kelompok kontrol terjadi intravaskuler akan merangsang reseptor pada
penurunan suhu tubuh yang cukup tajam dinding pembuluh darah untuk menyampaikan
setelah pembedahan. respons ke susunan saraf pusat, sehingga terjadi
kompensasi berupa vasokonstriksi. Pada
Irigasi hangat berpengaruh terhadap kelompok kontrol jumlah nadi permenit tidak
peningkatan tekanan darah, di mana cairan terjadi kenaikan yang bermakna (Orkin, 1994).
irigasi mempengaruhi dinding pembuluh Irigasi hangat berpengaruh terhadap peningkatan
darah dan jaringan sekitar. Orkin (1994), jumlah nafas permenit. Menurut Gabriel (1996)