Kelompok 6 / P.2
Abdullah Aziz J3P115003
Nanda Finisa J3P115022
Ramadhani Febriansyah J3P115026
Rara Nopita Sari J3P115040
Ridho Rizki Kurniawan J3P115041
Zahara Kadri J3P115045
Riza Dwileski Fatria J3P115047
Miftahul Rizki J3P115054
Gelvinda Jamil J3P215074
Diagnosis suatu penyakit pada ternak ayam yang telah mati, dapat
dilakukan dengan pemeriksaan secara sistematis dan cermat, sehingga dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada ayam. Kita dapat mengetahui
secara langsung jenis penyakitnya dan jenis pengobatan terhadap ayam yang
masih sehat dengan obat-obatan yang tepat. Cara mendiagnosis penyakit ayam
demikian disebut nekropsi ayam, khususnya pada penyakit-penyakit yang
mengakibatkan perubahan karakteristik di dalam tubuh ayam.
Nekropsi adalah pemeriksaan hewan yang telah mati atau pemeriksaan
bangkai hewan untuk menentukan perubahan abnormal dan penyakit yang terjadi
selama hidupnya. Istilah necropsy berasal dari bahasa Yunani yaitu nekros = mati
dan opsis = melihat, penglihatan dan berarti "melihat yang mati (viewing the
dead). (Bassert 2014).
Cara nekropsi ayam sering dibutuhkan oleh peternak, sebab diagnosis ini
adalah diagnosis lapangan. Bila kurang yakin akan hasil diagnosis, dapat
dikuatkan dengan bantuan diagnosis laboratoris. Sifat pemeriksaan nekropsi
berdasarkan perubahan anatomis histologis, yang untuk penyakit tertentu
diagnosis dapat ditentukan dengan hanya melihat perubahan makroskopis.
Bedah bangkai dapat dilakukan pada ayam hidup atau pada ayam mati.
Jika menggunakan ayam hidup, maka ayam harus dibunuh dahulu, cara
membunuh atau eutanasi ayam ada beberapa cara antara lain mematahkan tulang
leher antara tulang atlas dan tulang cervikalis, emboli udara ke dalam jantung,
bordizo forceps, dan disembelih seperti pada umumnya.
Nekropsi harus dilakukan secepat mungkin setelah ayam mati, untuk
mencegah terjadinya perubahan setelah kematian. Apabila tidak dapat dilakukan
oleh peternak, bangkai ayam dapat disimpan dalam tumpukan es atau tempat yang
dingin, untuk mencegah pencemaran. Dengan melakukan nekropsi bisa
mengetahui penyebab kematian dan ini sangat berguna dalam rangka
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa mampu menguasai tata
cara melakukan euthanasia pada ayam, pemeriksaan post mortem, pemeriksaan
atemortem, tata cara melakukan nekropsi ayam, dan mengetahui keadaan normal
dari organ dalam dari ayam.
METODELOGI
Prosedur kerja
Pengambilan Darah
Mengambil darah unggas ayam melalui vena bracialis (vena di bagian
sayap sebelah dalam) atau vena jugularis dengan menggunakan suntikan sebanyak
3 cc, usahakan pembuluh darah unggas ayam tidak dalam keadaan pecah,
Nekropsi
Unggas ayam di euthanasia , dengan cara memotong pembuluh darah
(arteri maupun vena jugularis), syaraf, trakea, maupun esophagus pada bagian
leher sebelah atas dengan pisau yang tajam (menyembelih). Unggas ayam tersebut
terus direst-in hingga sampai benar-benar sudah mati. Bulu unggas dibasahi,
terutama di bagian dada dan perut. Unggas ayam tersebut diletakkan di atas meja
stainless dengan posisi punggung menempel pada meja. Kedua paha
ditekan/dikuakkan kearah bawah (arah lateral) agar lebih leluasa dalam
melakukan nekropsi. Ekor menghadap kearah pemeriksa.
Permukaan kulit unggas ayam diperiksa. Warna dan kondisi jaringan
dibawah kulit (subkutan) dan otot dada diperiksa dengan membuka kulit penutup
tubuh, mulai dari ujung tulang dada kearah lateral, anterior maupun posterior,
hingga seluruh kulit terlepas dari rongga dada, perut sampai leher.
Semua yang tampak setelah otot dada dan perut dibuka diperiksa, dengan
menggunting otot daging dari tulang sternum (ujung tulang dada) ke arah bawah
(lateral), memotong tulang iga kearah tulang leher dengan gunting yang kuat dan
tajam (memotong pada bagian yang lunak atau costo chondral), membuka otot
yang menutupi rongga perut dengan menggunting dari otot dasar rongga dada
yang telah terpotong kearah anus dari bagian kiri dan kanan
Saluran pencernaan diperiksa, dengan memotong batas antara tembolok
dengan proventrikulus, proventrikulus diangkat dan ditarik dengan hati-hati,
sambil mengangkat saluran pencernaan di bawahnya, alat penggantung bagian
usus dipotong, proventrikulus hingga anus diangkat lalu diletakkan di atas meja
periksa, bagian luar maupun dalam (isi dan dinding saluran) diamati. Dilakukan
pengamatan pada organ hati, jantung, ginjal, pancreas, bursa fabricius, trakea, dan
paru-paru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gunting
Pinset
Spoit
Situs Viscerum Organ dalam Ayam Posisi organ normal, dan tidak
terdapat kelainan
SIMPULAN
Dharma, DMN dan Putra, AA.G. 1997. Penyidikan Penyakit Hewan. Penerbit CV
Bali Media Adhikarsa. Denpasar. Bali. Hal 218.
Biring, P. 2009. Buku Ajar dan Penuntun Dasar Ternak Unggas.USU Press.
Medan.
Bacha JW dan Linda. 2000. Color Atlas Of Veterinary Histology. Ed ke-2. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.