Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. Judul Kegiatan : Usaha Roti Goreng


B. Status Usaha : Usaha yang akan kami jalankan adalah rintisan
usaha baru
C. Rasional Kegiatan :
Program Kreativitas mahasiswa dalam kelas kewirausahaan ini kami
menjalankan program bisnis Roti Goreng. Usaha Roti Goreng ini kami rasakan
mudah dalam proses pembuatannya dan tidak terlalu mahal pula modal yang
diperlukan untuk membuat Roti Goreng ini.
Kami menamakan Usaha Roti Goreng ini dengan nama BELIA karena
BELIA tersebut adalah singkatan dari nama anggota kelompok Program
Kreativitas tersebut. Selain itu juga nama BELIA tersebut sangat mudah
diucapkan sehingga, pengharapan kami adalah dapat gampang diingat oleh
banyak orang.
Bentuk perusahaan dari usaha kami ini adalah masih dalam tahap
perusahaan perseorangan saja. Kita belum memiliki ijin resmi dari pemerintah
karena memang perusahaan ini masih baru mulai berjalan dan masih mencoba
untuk masuk dalam dunia bisnis.
Kedepannya, apabila perusahaan ini dapat memperoleh keuntungan yang
luar biasa dan memiliki pelanggan yang cukup banyak, maka kami pun ingin
meningkatkan perusahaan kami menjadi lebih bergengsi. Ditingkatkan kredibilitas
perusahaan menjadi lebih diakui oleh Pemerintah, Supplier dan Konsumen.

1
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Mengkonsumsi sarapan merupakan rutinitas yang terlupakan di tengah
kesibukan menyiapkan aktivitas di pagi hari. Seringkali kita mengabaikan sarapan
dengan alasan kurangnya waktu, padatnya aktivitas atau bosan dengan menu
sarapan yang kurang variasinya. Sarapan bukan sekedar untuk mengganjal perut
saja, tetapi juga memberikan energy agar otak bekerja lebih optimal, dapat
beraktivitas dengan baik dan tidak cepat mengantuk.
Sarapan merupakan makanan yang dimakan ketika pagi hari sebelum
beraktivitas, makanan itu terdiri dari makanan poko serta lauk pauk atau makanan
lainnya yang dapat dijadikan sumber energy dan gizi. Bagi mahasiswa yang akan
melakukan perkuliahan di pagi hari, tentu saja mereka membutuhkan sarapan agar
tidak mengganggu konsentrasi belajar dan tidak lemas. Penelitian menunjukkan
pelajar yang rutin sarapan pagi memiliki daya ingat dan konsentrasi lebih baik
dibanding yang berangkat dari rumah dengan perut kosong.
Di Perguruan Tinggi Raharja, mahasiswa yang melakukan kegiatan
perkuliahan di pagi hari cukup banyak dan rata-rata mereka jarang sarapan di
rumah. Hal tersebut karena mahasiswa tidak memiliki waktu sarapan di rumah
atau dirumahnya tidak ada makanan, sehingga mereka lebih memilih sarapan di
kantin. Akibatnya mahasiswa yang akan melakukan perkuliahan di pagi hari
terlambat masuk kelas.
Dengan melihat analisa tersebut kami ingin memberikan suatu solusi
untuk kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja yang membutuhkan sarapan
yang praktis, bergizi dan dengan harga yang terjangkau.
Kami membuka usaha perdagangan Roti Goreng yang menggunakan
daging ayam ditambah sayuran sebagai isinya. Mahasiswa dapat memperoleh
sarapan secara cepat dan bergizi dengan harga terjangkau dan yang paling penting
tidak mengganggu proses belajar.
Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini kurang dari lima
puluh ribu rupiah. Modal tersebut kami perlukan untuk pembelian bahan pokok
dan kemasan roti. Untuk biaya promosi, kami memakai fasilitias gratis SMS dari
sebuah provider, sehingga mengurangi biaya modal.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah usaha ROTI GORENG merupakan usaha yang menguntungkan

2. Kapankah usaha ROTI GORENG mencapai titik impas

3. Bagaimana saluran pemasaran usaha ROTI GORENG

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari program kewirausahaan ini adalah:
1. Memperoleh keuntungan

2. Memberikan sarapan praktis dan bergizi bagi mahasiswa yang belum


sarapan di rumah

3. Menambah relasi di lingkungan kampus

4. Sebagai lahan eksperimen berbisnis di tengah banyaknya pengangguran


berijazah yang ada di negeri ini

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN

Kegunaan program Kewirausahaan ini adalah:


1. Memudahkan Mahasiswa Raharja memperoleh makanan sehat

2. Sebagai sarana mahasiswa lain yang membutuhkan pekerjaan sampingan

3. Menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif di kalangan mahasiswa Raharja


sehingga diharapkan program ini menjadi sarana pembelajaran serta
menambahkan pengalaman wirausaha agar tidak canggung ketika berada
di dunia kerja

4. Menumbuhkan sikap dan perilaku bertanggung jawab atas usaha yang


dimiliki

5. Sebagai aplikasi dari Visi dan Misi Kampus Raharja

3
BAB 2
METODE PELAKSANAAN

2.1 PRODUK :
Produk yang akan kami hasilkan berupa kue donat yang kita sajikan
dengan bahan dasar ketela ungu yang didesign dengan menampilakan
karakteristik hiasan seperti lambang persepak bolaan baik logo club atau logo
negara di dalam negeri maupun persepakbolaan dunia.

2.2 BAHAN BAKU :


Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi produk ini antara
lain sebagai berikut:

1. Bahan Habis Pakai : Rp. 600.000

2. Bahan Penunjang :Rp. 150.000

3. Transportasi :Rp. 50.000

4. Lain-lain :Rp. 0

_________________________________________ +

Rp. 800.000

Bahan
6 ons Tepung Terigu, anyak dahulu dan ambil bagian yang halus
2 sdt Ragi Instan
1 sdt Baking Powder
60 gram Gula

Bahan II
1 Telur
1/4 liter Susu Cair, masukkan dahulu ke dalam lemari es agar dingin
Margarin, secukupnya
2 sdt Garam

Isi
100 ml Susu Cair

4
3 ons Coklat Masak Pekat/Coklat Batangan
2.3 CARA MEMBUAT ROTI GORENG COKLAT

Mengolah isi roti


1. Iris kecil-kecil coklat, bagus lagi jika diparut.
2. Campur coklat dan susu cair. Didihkan sampai coklat larut. Angkat dan
dinginkan.

Mengolah adonan roti


1. Campurkan semua bahan I, kemudian aduk dengan tangan atau alat hingga
semua bahan tercampur rata. (sebut saja adonan setengah jadi)
2. Ambil bahan II yaitu susu dan telur, aduk kedua bahan tersebut hingga
telur menyatu dengan susu. (sebut saja campuran susu)
3. Tuangkan campuran susu ke dalam adonan setengah jadi secara perlahan
sambil diaduk. Lakukan pengadukan terus menerus, saat adonan hampir
kalis masukkan masukkan garam dan margarin. Aduk kembali hingga
kalis. Ciri-ciri adonan kalis yakni saat ditarik tidak mudah putus.
4. Sekarang bentuklah adonan menjadi bundar layaknya bola. Masukkan ke
dalam wadah lalu tutup bagian atas menggunakan kain. Biarkan sekitar 25
sampai 35 menit.
5. Langkah selanjutnya adalah membetuk adonan. Ambil sedikit kira-kira 30
gram. Bentuk bundar seperti bola. Beri lubang ditengahnya, tuangkan isi
roti kedalam lubang. Tutup lubang. Lakukan hingga semua adonan habis.

Penyelesaian Roti Goreng Isi Coklat


1. Siapkan wadah yang datar. Taburi lapisan bawah wadah tersebut
menggunakan tepung terigu.Taruh roti satu persatu di wadah. Beri jarak
antar roti agar dapat lebih mengembang. Biarkan kembali selama 25
menit.
2. Siapkan penggorengan dan tuangkan minyak goreng yang cukup
banyak.Gunakan api kecil untuk memanaskan. Goreng roti sampai
warnanya kuning kecoklatan.

2.4 PROSES PRODUKSI :


5. Pembelian bahan baku.
Pembelian bahan baku dilakukan di beberapa pedagang grosir yang
ada di Pasar Besar Malang dan daerah lainnya.

5
6. Pembuatan Desain Produk.
Pembuatan desain produk pada roti goreng yang menyerupai bakpao
3. Labeling
Setelah kesemuanya proses sudah dilakukan, maka proses produksi
roti goreng telah memasuki tahap akhir yaitu labeling dilakukan
pengepakan/pengemasan roti goreng yang sudah jadi.Kemudian
hiasan berupa logo-logo tersebut ditempelkan di dalam kemasan
yaitu roti goreng belia.

2.5 PEMASARAN :
Produk yang kami tawarkan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan tanpa
harus membatasi usia. Karena produk kami saat ini hampir semua orang
menyukainya baik dalam segi cita rasa maupun segi bentuk roti gorengnya

2.5.1 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang diambil lebih difokuskan ke produk, promosi
dan harga.

Promosi dilakukan secara direct selling dengan menitipkan produk ke


toko-toko / swalayan yang ada di sekitar Malang dan tempat tinggal
kami serta mencantumkan informasi mengenai produk dan alamat
usaha di kemasan produk.

Kami juga akan melakukan survey terlebih dahulu mengenai harga


yang akan kami promosikan sehingga kami bisa menjual produk
dengan harga yang sesuai.

2.5.2 Cakupan Pemasaran


Kami memiliki lokasi usaha yang cukup strategis yang dapat
dijangkau konsumen yang ingin memesan kue donat yang kami produksi.

6
Cakupan pemasaran di lakukan pada semua kalangan. Semisal kita juga
dapat menitipkan pada koperasi yang ada di universitas di kota Malang.

2.5.3 Analisis Pesaing


Pesaing usaha adalah pengusaha yang memproduksi produk dengan
bahan baku sejenis di wilayah Malang Raya tapi memiliki bentuk yang
unik dan cita rasa yang unik Sehingga diharapkan bisa merebut pangsa
pasar baru dengan harga yang hampir sama dipasaran dengan kualitas
produk yang juga tak kalah dari yang sudah ada.

2.6 TEMPAT PRODUKSI


Produksi dilakukan di salah satu tempat yang telah disewa kemudian hasil
produksi di distribusikan ke kampus kampus yaitu koperasi mahasiswa. Dan
menitipkan hasil produksi kami di UKM (usaha kecil menengah) sehingga
hasil produksi kami dapat dijangkau dan diperoleh dengan mudah.

BAB III

3.1 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

7
Roti Goreng merupakan bisnis perdagangan makanan yang bertujuan
untuk memudahkan mahasiswa dalam memperoleh sarapan yang bergizi. Roti
Goreng untuk kalangan mahasiswa juga merupakan solusi yang terbaik bagi
mereka yang tidak sempat sarapan di rumah.
Dilihat dari prospek usaha Roti Goreng sangat berpotensi untuk menjadi
usaha sampingan mahasiswa karena waktu kerja tidak menghalangi proses belajar.
Selain itu tugasnya untuk membantu mahasiswa serta menambah pengalaman,
bukan hanya mencari keuntungan.
Kelebihan bisnis ini adalah memberikan sarapan secara praktis dengan
memakai bahan-bahan yang bersih dan sehat serta pengerjaannya dibuat secara
langsung oleh setiap anggota.
Jam operasional kegiatan usaha Roti Goreng pada pagi hari dengan
segmen pasar yaitu seluruh mahasiswa yang berkuliah di Perguruan Tinggi
Raharja yang membutuhkan makanan secara praktis dan cepat.
Tahap awal yang dilakukan dalam membangun usahanya yaitu dengan
melakukan promosi melalui media komunikasi seperti SMS dan BBM yang
dikirim ke tiap mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja. Sosialisasi dan promosi ini
dilakukan satu minggu sebelum usaha dibuka. Kami pun melakukan promosi dari
mulut ke mulut agar lebih banyak lagi mahasiswa yang mengetahui mengenai
bisnis Roti Goreng tersebut.

3.2 ASPEK PEMASARAN


Kami melakukan pengamatan terhadap mahasiswa Raharja yang belajar
sebagai calon konsumen (target pasar ) sehingga usaha ini memiliki pasar yang
jelas. Setiap usaha yang baru mulai memerlukan ketepatan-ketepatan dalam
pengambilan keputusan. Jika tidak, maka kegagalan akan muncul dalam
usahanya. Ketepatan tersebut dapat diperoleh melalui pendekatan yang sesuai
salah satunya adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis


untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT adalah kependekan dari Strength,

8
Weakness, Opportunity, dan Threat. Adapun penjabarannya adalah sebagai
berikut:
1. Strength atau Kekuatan

a. Konsumen dapat langsung mengorder tanpa harus mencari di luar


kampus

b. Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai bisnis


baru seperti menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara
langsung

c. Usaha ini satu-satunya dalam lingkungan kampus sehingga


memancing rasa penasaran dan keingintahuan calon pelanggan

d. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh mahasiswa di


kampus

e. Menawarkan harga yang terjangkau untuk mahasiswa

f. Untuk memperkecil biaya modal, maka peralatan utama


(penggorengan) sudah dimiliki sebelumnya

2. Weakness atau Kelemahan

a. Roti Goreng merupakan produk baru yang belum terlalu dikenal,


untuk menangani kelemahan ini, kami melakukan promosi secara
terus menerus melalui media komunikasi serta pertemuan langsung
dengan konsumen

b. Bahan isi dari Roti Goreng yang tidak tahan lama, untuk mengatasi
kelemahan tersebut kami membatasi pembelian bahan dan
menargetkan penjualan agar bahan habis terpakai sebelum
kadaluarsa

3. Opportunities atau Kesempatan

9
a. Dapat membuka cabang usaha di kampus lain jika usaha roti
goreng ini sudah stabil

b. Dapat berkembang menjadi usaha yang menawari berbagai rasa


seperti rasa jamur, sosis, coklat, dan lain-lain disesuaikan selera
pasar atau konsumen

c. Memperluas pemasaran dengan area penjualan tidak hanya di


Perguruan Tinggi Raharja tetapi bisa di tempat lain (dengan sistem
titip jual) dan segmentasi konsumen tidak hanya mahasiswa

d. Belum ada penjualan Roti Goreng di kampus ini, meskipun


terdapat sebuah kantin tetapi belum tentu disukai konsumen. Oleh
karena itu kami berasumsi bahwa pengadaan perdagangan roti
goreng ini akan dapat mengundang para mahasiswa untuk
membeli.

4. Threats atau Ancaman

a. Kebiasaan individu yang lebih dulu membeli roti kepada penjual


yang telah mereka kenal atau percayai sehingga mempengaruhi
keputusan mereka untuk membeli Roti Goreng. Untuk mengatasi
ancaman tersebut, diantisipasi dengan membuat kemasan yang
menarik serta menggunakan isi roti sesuai permintaan konsumen

b. Adanya pesaing yang menjual Roti Goreng dengan harga yang


lebih murah. Untuk mengatasi ancaman tersebut, kami
memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai isi roti serta
cara pembuatan roti goreng agar konsumen mengetahui mengapa
kami memberikan harga yang berbeda dari penjual lain

3.3 ASPEK TEKNIS

10
Produksi yang dijalankan dalam Usaha Roti Goreng ini, karena perusahaan
ini masih berskala kecil maka para anggota kelompok ini yang mempersiapkan
keseluruhan sistem produksinya.
Teknis pembuatan atau produksi dari Roti Goreng ini adalah dengan
membeli bahan baku yang sekiranya akan dipergunakan sekali saja dalam proses
pembuatan Roti Goreng tersebut sehingga tidak perlu menyimpan bahan baku
pembuatan Roti Goreng tersebut.
Keseluruhan bahan baku yang digunakan untuk memasak Roti Goreng
kemudian menghasilkan Roti Goreng yang siap dijual. Pembuatan Roti Goreng ini
dilakukan pada pagi hari mengingat penjualannya dilakukan pada pagi hari
menjelang masyarakat mulai beraktivitas. Roti goreng yang sudah jadi tersebut
kemudian dimasukkan kedalam kemasan yang menarik dengan menggunakan
merek dagang Roti Goreng yang dibuat oleh kami.
3.4 JADWAL KEGIATAN PROGRAM
NO NAMA KEGIATAN KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6
1 Riset Pasar X X
2 Promosi X X X
3 Penjualan Roti X X X X
4 Evaluasi X

Kegiatan dilakukan pada bulan Januari 2012, dimulai pada bulan pertama
melakukan riset pasar. Setelah mengetahui kebutuhan konsumen, maka terciptalah
usaha Roti Goreng tersebut. Kegiatan promosi dilakukan pada bulan kedua, ketiga
dan bulan keempat. Setelah kegiatan promosi dilakukan dengan seksama,
kemudian pada bulan ke 3 sampai bulan ke 6 melakukan kegiatan penjualan. Pada
bulan ke 6 setelah satu semester berbisnis kita mengadakan evaluasi untuk
masalah atau kendala yang ada pada usaha Roti Goreng tersebut.

3.5 ASPEK BIAYA


Sumber dana untuk usaha yang akan dijalankan oleh perusahaan kami ini
adalah dari dana pribadi. Jumlah anggota kelompok adalah 5 orang, maka kelima

11
orang tersebut memberikan kontribusi untuk dimasukkan ke dalam modal awal
pembuatan, pemasaran serta penjualan Roti Goreng Belia ini.
Para anggota penyumbang dana disini diberi peran menjadi pemegang
saham sehingga mereka semua bertanggung jawab dalam usaha Roti Goreng ini.
Hal tersebut dapat memberikan tingkat serius yang lebih tinggi kepada seluruh
anggota perusahaan Roti Goreng ini mengingat bahwa seluruh dana anggota
dimasukkan kedalamnya sehingga apabila perusahaan mengalami kerugian, maka
dia pun akan kehilangan dana yang sudah diinvestasikannya tersebut.
3.6 RINCIAN BIAYA PERBULAN (ASUMSI):
1. Biaya Pemasaran (promosi) (variable)

a. Pulsa : Rp. 50.000

2. Biaya Modal Produksi (variable)

a. Pembelian bahan baku : Rp. 200.000

b. Pembelian Alat : Rp. 100.000

3. Biaya Operasional (tetap)

a. Gaji karyawan : Rp. 200.000

b. Biaya Listrik : Rp. 50.000

Rekapitulasi Biaya
1. Biaya Promosi : Rp. 50.000

2. Biaya Modal Awal : Rp. 300.000

3. Biaya Operasional : Rp. 250.000

Total Pengeluaran : Rp. 600.000

3.7 PROYEKSI PENDAPATAN (ASUMSI)


Pendapatan per hari : 10 roti x Rp. 5000,- = Rp. 50.000,-
*Keuntungan 1 roti adalah Rp. 5000

12
Pendapatan Keseluruhan selama 22 hari : 22 x 50.000 = Rp. 1.100.000
*Operasional penjualan (1 bulan adalah 22 hari)
Diasumsikan dari proyeksi pendapatan diatas, maka pendapatan bersih setiap
bulan dari usaha Roti Goreng ini adalah sebesar Rp.1.100.000. Pendapatan bersih
Rp. 1.100.000 ini tidaklah selalu berjumlah seperti itu tiap bulannya. Adakalanya
penjualan meningkat pada saat-saat tertentu seperti ketika musim ujian di kampus,
banyak mahasiswa yang tidak sempat sarapan di rumah. Oleh karena itu kami
menyimpulkan bahwa pendapatan sebesar Rp. 1.100.000 itu adalah pendapatan
yang paling terendah tiap bulannya.

3.8 ANALISA TITIK IMPAS


Dalam menghitung analisis titik impas ini, kita terlebih dahulu menentukan
jumlah investasi awal. Investasi awal dapat kita peroleh dari jumlah biaya tetap
ditambah jumlah biaya total variable.
Kemudian setelah diketahui jumlah total nilai investasi awal maka selanjutnya
kita menentukan pendapatan bersih setiap bulannya. Disini kita menggunakan
nilai asumsi pendapatan bersih terendah setiap bulannya.
Investasi awal : Biaya tetap + Biaya variable
: Rp. 250.000 + Rp. 350.000
: Rp. 600.000
Untuk mengetahui Analisa Titik Impas adalah digunakan untuk memperkirakan
seberapa cepat modal yang sudah dikeluarkan dalam usaha Roti Goreng ini segera
dapat kembali kepada para pemegang saham seutuhnya. Semakin cepat
kembalinya modal kepada para pemegang saham, maka semakin bagus investasi
dalam usaha Roti Goreng ini. Apabila semakin lama kembalinya modal dalam
usaha Roti Goreng ini maka diperlukan untuk berfikir kembali apabila ingin
meneruskan usaha Roti Goreng tersebut. Suatu usaha dengan jumlah modal
tertentu apabila pengembalian modalnya cukup lama, maka para investor akan
kehilangan suatu peluang yang dinamakan dengan peluang kesempatan. Peluang
kesempatan tersebut adalah peluang lain untuk para pemegang saham ketika
sebelum membuka usaha Roti Goreng tersebut. Bisa kita ambil contoh daripada

13
uang pemegang saham digunakan untuk berbisnis lebih baik disimpan di Bank
saja, hasilnya lebih jelas tiap bulannya walaupun keuntungannya tidak seberapa.
Analisa titik impas tersebut adalah:
Pendapatan / modal = Rp. 1.100.000 / Rp. 600.000
= 1.8 bulan atau 2 bulan
Jadi uang para pemegang saham akan kembali dalam jangka waktu 2 bulan
setelah investasi awal dilakukan. Sungguh suatu prestasi yang sangat
membanggakan mengingat angka diatas adalah masih mengambil asumsi
pendapatan bersih terburuk.

3.9 DEMONSTRASI KEUNTUNGAN LEBIH DARI 200 %


Status : Tidak Tercapai
Keterangan : Penulis dapat mendemonstrasikan keuntungan usaha lebih dari
200 %
Laporan Hasil Keuntungan:
Penjualan selama 6 bulan:
Pendapatan per hari rata-rata: 10 x 5000 = Rp. 50.000

Pendapatan per bulan : Rp. 50.000 x 22 hari = Rp. 1.100.000

Pendapatan selama 6 bulan : Rp. 1.100.000 x 6 bulan = Rp. 6.600.000

Biaya selama 6 bulan:


Pengeluaran biaya bahan baku perbulan (biaya variable tetap) :

o Rp. 600.000

Pengeluaran biaya bahan baku selama 6 bulan (biaya variable tetap) :

o Rp. 600.000 x 6 = Rp. 3.600.000

Biaya depresiasi (penyusutan setara 5% tiap bulan) Peralatan selama 6


bulan:

o Rp. 100.000 x 5 % x 6 = Rp. 36.000

14
Total Biaya Selama 6 bulan adalah:

o Rp. 3.600.000 + 36.000 = 3.636.000

Jumlah Keuntungan :
Total Keuntungan Total Biaya = Keuntungan (diluar pajak)
Rp. 6.600.000 Rp. 3.636.000 = Rp. 2.964.000

Keuntungan yang diperoleh tidak sampai 100 % dalam jangka waktu 6 bulan
yaitu:
Rp. 6.600.000 : Rp. 3.636.000 = 181 % Tidak mencapai 200 %

BAB IV

15
4.1 KESIMPULAN
Setelah melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha
dari Roti Goreng ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara
menjalankannya pun terlihat tidak terlalu sulit, sehingga proses penjualannya pun
tidak terlalu memakan waktu dan fikiran terlalu banyak. Setelah itu, modal yang
diperlukan untuk menjalankan usaha Roti Goreng ini pun tidak terlalu banyak,
sehingga tidak akan terlalu menyulitkan kegiatan belajar mahasiswa. Waktu
pelaksanaannya pun dilakukan sebelum jam perkuliahan dimulai.
Akhir kata, besar pengharapan kelompok kami untuk memperoleh
keuntungan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa dalam kelas
entrepreneur ini. Karena setelah dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan
yang didapatkan dari program ini selain manfaat pengetahuan, relasi, kita juga
memperoleh keuntungan dalam bentuk materi. Materi tentunya adalah suatu hal
yang sangat berharga, apalagi apabila materi tersebut diperoleh oleh mahasiswa
yang masih belum memiliki penghasilan sama sekali.
4.2 Pengalaman Berwirausaha
4.2.1 Pengalaman menyedihkan :
Pada awal kami melakukan percobaan pembuatan roti dengan kegiatan
awal membeli bahan roti dan membuatnya di rumah kami mengalami beberapa
kali kegagalan dalam membuat Roti Goreng agar mempunyai citarasa yang
berbeda dari Roti Goreng lainnya.
Kemudian setelah berhasil, dalam cuaca yang panas kami mencoba untuk
menjajakan Roti Goreng ke perumahan-perumahan. Kemudian kami juga harus
berkeliling pasar untuk mencari bahan terbaik dan termurah agar kami dapat
mengahasilkan Roti Goreng dengan cita rasa paling enak dengan harga bahan
baku semurah-murahnya, sesuai dengan prinsip Ekonomi.
4.2.2 Pengalaman Menyenangkan :
Setelah kami sekelompok memutuskan untuk melakukan penjualan Roti
Goreng hanya di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja saja, karena Perguruan
Tinggi Raharja adalah pangsa pasar yang cukup bagus. Hal tersebut dibuktikan
dengan pada hari pertama kami berjualan di lingkungan Perguruan Tinggi

16
Raharja, jumlah roti yang dijajakn sebanyak 10 buah Roti Goreng langsung habis
pada dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Pihak konsumen memberikan komentar yang sangat membangun
semangat kelompok wirausaha ini dengan mengatakan bahwa Roti Goreng yang
dibuat sangat enak sekali. Hal tersebut membuat kami sekelompok merasa senang
dan bangga akan masakan yang kami buat, selain dari keuntungan yang kita
peroleh dari usaha Roti Goreng ini.

4.3 SARAN
Saran untuk pembaca, dalam melakukan usaha hendaknya melakukan uji
coba terlebih dahulu apakah hasil produksi itu layak diterima di kalangan
konsumen atau tidak agar tidak di hasilkan hasil produksi yang tidak sesuai
dengan keinginan
konsumen yang dapat menyebabkan ketidakpuasana konsumen

17

Anda mungkin juga menyukai