31 Desember 2010
Felix 20100704
Kasus
Seorang anak perempan usia 18 bulan dirujuk oleh dokter puskesmas dengan dugaan penyakit
genetik. Buatlah rancangan konseling genetik pada kasus ini.
Pendahuluan
Sindrom Alport (SA) adalah penyakit keturunan yang mengenai ginjal dan juga dapat menimbulkan
gangguan pada telinga (koklea) dan mata. Insiden sekitar 1:5000. SA Disebabkan karena mutasi
genetik pada famili kolagen tipe IV. Kolagen tipe IV berperan penting dalam struktur membran basal
ginjal, telinga dalam, dan mata. Sekitar 80% SA diturunkan secara X-linked, dan sisanya diturunkan
secara autosom dominan atau resesif. Terdapat 3 kromosom yang mengode kolagen tipe IV yaitu
gen COL4A1 dan COL4A2 pada kromosom 13, COL4A3 dan COL4A4 pada kromosom 2, dan
COL4A5 dan COL4A6 pada kromosom X.
2. Pemeriksaan fisik:
Gangguan ginjal: hipertensi, edema, pucat
Gangguan mata: anterior lenticulous pada regular conical protrusion pada lensa, erosi
kornea.
Gangguan telinga: tuli sensorineural bilateral frekuensi tinggi
Lain-lain: leiomiomatosis pada esofagus dan cabang trakeobronkial
3. Laboratorium:
Urinalisis: hematuri mikroskopik dan masif, proteinuria. Urinalisis juga dilakukan pada first-
degree relatives.
Darah: elektrolit serum, BUN, kreatinin (untuk melihat derajat kerusakan ginjal),
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan dapat juga ditemukan trombositopeni, giant
platelet, dan inklusi granulosit (pada autosom dominan). Audiogram: gambaran tuli
sensorineural
Pemeriksaan oftalmologik temuan lenticonus anterior pada lensa adalah lesi
patognomonik.
Biopsi ginjal analisa imunohistokimia terhadap ekspresi membran basal kolagen tipe IV
4. Analisis molekular
Analisis targeted mutation (untuk COL4A5)
Analisis sekuensing
Analisis delesi/duplikasi pada kromosom
Autosom resesif
Autosom dominan
X-linked
Keterangan:
Individu sehat
2. Pengobatan
Tidak ada terapi definitif untuk SA. Terapi yang dianjurkan bersifat suportif untuk menangani gejala
yang timbul seperti hipertensi, anemia, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pendengaran dan
gangguan mata. Beberapa studi menganjurkan siklosporin dan angiotensin converting enzyme
inhibitor atau angiotensin receptor blocker dapat menghambat progresifitas.
Pasien dengan ESRD dapat diterapi dengan dialisis atau transplantasi ginjal. Sekitar 5% dari
pasien yang menjalani transplantasi ginjal mengalami anti-GBM nefritis. Intervensi bedah untuk
mengangkat leiomioma. Pencegahan pada komplikasi sekunder: melindungi kornea dari trauma
minor untuk mencegah erosi kornea berulang.
3. Follow-up
Pemantauan pasien SA sebaiknya dilakukan oleh nefrologis. Pemantauan berupa pengukuran
tekanan darah dan fungsi ginjal; pemeriksaan audiologi setiap 1-2 tahun mulai sejak usia 6-7 tahun;
monitor efek samping transplantasi pada pasien yang menjalani transplantasi ginjal.
4. Kalkulasi risiko
Edukasi mengenai tiga macam penurunan SA yaitu X-linked, autosom dominan, dan autosom resesif.
Pada penurunan X-linked, ibu karier berisiko 50% menurunkan SA pada setiap kehamilannya; anak
laki-laki yang akan mengalami SA tersebut; sedangkan anak perempuan menjadi karier dan bisa
mengalami hematuri asimtomatik.
Pada penurunan autosom resesif, kedua orang tua yang heterozigot akan menurunkan satu
alel mutan sehingga 25% keturunannya akan mengalami SA, 50% karier yang bisa atau tidak
simtomatik; dan 25% sehat. Pada penurunan autosom dominan, 50% keturunannya mengalami SA.
Daftar Pustaka
1. Kashtan CE. Collagen IV-related nephropathies (alport syndrome and thin basement
membrane nephropathy). Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK1207/#alport.T.selected_col4a5_pathologic_alle.
Diakses pada tanggal 31 Desember 2010.
2. Alport Syndrome Foundation. What is alport syndrome? Diunduh dari
http://www.alportsyndrome.org/what-is-alport-syndrome/. Diakses pada tanggal 31 Desember
2010.
3. Devarajan P. Alport syndrome. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/981126-
overview . Diakses pada tanggal 31 Desember 2010.