Anda di halaman 1dari 2

FILARIASIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS Patmolina Tiladuru
TENTENA 19680214200012202

1. Pengertian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis)
dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki,lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.

2. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk dokter dapat melakukan konseling dan edukasi
kepada pasien dan keluarga dan memberikan terapi dengan baik.
3. Kebijakan Langkah- langkah Penanganan Filariasis wajib sesuai dengan langkah- langkah SPO ini.
4. Referensi Perawatan Dasar DEPKES RI Tahun 2014
5. Alat Alat : Tempat tidur, Stetoskop, Arloji, Thermometer, Tensimeter,Tampon hidung,

6. Prosedur PENATALAKSANAAN
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalanan penyakit, antara
lain dengan:
a. Memelihara kebersihan kulit.
b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis.
c. Obatantifilaria adalahDiethyl carbamazine citrate (DEC) dan Ivermektin.
d. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa, Ivermektin merupakan
antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki efek makrofilarisida.
e. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selama 12 hari, pada
TropicalPulmonary Eosinophylia (TPE) pengobatan diberikan selama tiga
minggu.
f. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi terhadap cacing
dewasa yang mati. Reaksi tubuh terhadap protein yang dilepaskan pada saat
cacingdewasa mati dapat terjadi beberapa jam setelah pengobatan, didapat 2
bentuk yang mungkin terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal:
1. Reaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nyeri badan, pusing, anoreksia,
malaise dan muntah-muntah. Reaksi sistemik cenderung berhubungan
dengan intensitas infeksi.
2. Reaksi lokal berbentuk limfadenitis,abses,dan transien limfedema. Reaksi
lokal terjadi lebih lambat namun berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik.
3. Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcerciasis, sehingga obat
tersebut tidak diberikan dalam program pengobatan masal didaerah endemis
filariasis dengan ko-endemis Onchorcercia valvulus.
g. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB efektif terhadap penurunan
derajat mikrofilaria W.bancrofti, namun pada filariasis oleh Brugia spp. penurunan
tersebut bersifat gradual. Efek samping ivermektin sama dengan DEC,
kontraindikasi ivermektinyaitu wanita hamil dan anakkurang dari 5 tahun. Karena
tidak memiliki efek terhadap cacing dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6
bulan atau 12 bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia tetap rendah.
h. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan mengurangi serangan berulang,
sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis.
i. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek samping
pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.
j. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan tindakan
operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik dengan terapi
konservatif.

KONSELING DAN EDUKASI


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit filariasis
terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga harus
memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui:
a. Pemberantasan nyamuk dewasa.
b. Pemberantasan jentik nyamuk.
c. Mencegah gigitan nyamuk.
Setelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap gejala dan mikrofilaria, bila masih
terdapat gejala dan mikrofilaria pada pemeriksaan darahnya, pengobatan dapatdiulang 6
bulan kemudian.

KRITERIA RUJUKAN
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak membaik dengan
pengobatan konservatif.

7.Unit terkait Poli Pengobatan, Kasir,UGD


8.Dokumen Buku rekam medis pasien
Terkait

Anda mungkin juga menyukai