Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
07
1. TUJUAN
Permeabilitas formasi dapat digunakan dalam perhitungan perkiraan produksi dari reservoir.
Sedangkan skin dapat digunakan sebagai indikasi apakah reservoir mengalami kerusakan atau
perbaikan. Storativity ratio dapat dijadikan indikasi perbandingan jumlah fluida yang terkandung
dalam sistem rekahan dan dalam sistem matriks. Interporosity flow coefficient adalah ukuran
kemampuan alir fluida dari sistem matriks ke sistem rekahan.
2.2. PERSYARATAN
Metode ini digunakan untuk periode aliran transien. Aliran di dalam matriks menggunakan dua
model yang berbeda, yaitu aliran pseudosteady-state dan aliran transien.
3. LANGKAH KERJA
3.1. ANALISA SEMILOG UNTUK ALIRAN PSEUDOSTEADY-STATE DALAM MATRIKS
1. Siapkan data pendukung untuk analisa, yaitu:
a. viskositas minyak (o), cp
b. faktor volume minyak (Bo), bbl/STB
c. kompresibilitas total (ct), psi-1
d. jari-jari lubang bor (rw), ft
e. perkiraan harga porositas formasi ()
f. ketebalan formasi (h), ft
Catatan: Harga viskositas minyak (o), faktor volume minyak (Bo) dan kompresibilitas
total (ct) diambil pada tekanan reservoir rata-rata pada awal tes (atau tekanan
dasar sumur sesaat sebelum diproduksikan untuk tes). Harga-harga sifat fluida
tersebut diperoleh dari analisa fluida di lab. (PVT) atau berdasarkan persamaan
korelasi empirik.
Harga jari-jari lubang bor (rw) adalah setengah harga diameter dalam casing
(casing ID) jika dipasang sumur casing menembus formasi yang dilakukan tes.
Jika tidak ada casing, jari-jari lubang bor (rw) dapat diperoleh dari hasil
pengukuran caliper log atau diperkirakan dari diameter bit yang digunakan.
Harga porositas diperoleh dari analisa log atau hasil analisa core.
Ketebalan formasi dapat diperkirakan dari analisa data log.
2. Buat tabel data uji: t, Pwf dimana Pi adalah tekanan dasar sumur sesaat sebelum sumur
diproduksikan. Plot Pwf terhadap t pada kertas grafik semilog.
3. Tentukan kh dari kemiringan garis lurus pertama atau kemiringan garis lurus yang kedua
yang teramati pada plot langkah 2 :
162.6 q o Bo o
(kh) f = k h = (1)
m
dimana k = ( kh) f / h . Kemiringan dari garis kedua berkorelasi dengan [(kh)f +(kh)ma], tetapi
= 10 P / m (2)
5. Tarik garis horisontal melalui tengah-tengah zona transisi. Waktu pada perpotongan garis ini
dengan garis lurus semilog yang pertama dan kedua adalah t1 dan t2. Interporosity flow
coefficient, , dapat dihitung oleh persamaan:
( V ct ) f rw2 ( V ct ) f + ma rw2
= = (3)
k t1 k t2
dimana : = eksponensial dari konstanta Euler ( = 1.781). Harga ( V)ma dan (ct)ma diperoleh
dari metode yang konvensional. Dari porosity log dapat dibaca porositas matriks, ma.
Sedangkan (ct)ma dihitung dari coSo, cgSg, cwSw dan cf. Harga Vma fraksi dari total sistem yang
berupa matriks jauh lebih besar dari fraksi rekahan sehingga dianggap sama dengan 1.
Kemudian ( V ct)f dapat dihitung dengan persamaan :
1
( V ct ) f = ( V ct ) ma (4)
1
dimana harga diperoleh pada langkah 4.
6. Pada uji buildup, garis lurus semilog yang kedua dapat diekstrapolasikan ke P* (Gambar 2).
Dari P*, P dapat dihitung menggunakan metode MBH.
7. Garis lurus semilog yang kedua diekstrapolasikan ke P1jam dan faktor skin dapat dihitung
dengan persamaan berikut ini.
Pi Pwf ,1 jam k
S = 1.151 log + 3.23
(5)
c rw
2
m
2. Plot P dan t[d(P)/dt] terhadap t pada kertas grafik log-log dengan skala sama dengan type
curve.
3. Jika ada bagian data derivative memperlihatkan kecenderungan horisontal, bagian ini harus
ditumpangkan pada garis (t D / C D ) PD' = 0.5 pada type curve. Kemudian cocokkan data
dengan type curve dengan menggeser secara horisontal. Tentukan kurva yang cocok dengan
data awal. Kurva ini memiliki harga (CD e2S)f. Kemudian tentukan kurva kedua yang cocok
dengan data-data akhir. Kurva ini memiliki harga (CD e2S)f+ma.
5. Hitung :
(C e )
D
2S
f + ma
=
(C e )
D
2S
f
(6)
6. Hitung permeabilitas :
141.2 q o Bo o PD
k = P (7)
h MP
0.0002637 k t
CD = (8)
o ct rw2 t D / C D MP
(C D e 2 S ) f + ma
S = 0.5 ln (9)
CD
3. Karakter reservoir rekah alam model aliran transien dalam matriks memiliki tiga periode alir,
yaitu aliran dari rekahan, aliran transisi dan aliran dari sistem total. Periode aliran ini akan
tampak sebagai tiga garis lurus pada plot semilog. Karena pengaruh wellbore storage dan
batas reservoir, ketiga garis lurus ini mungkin tidak teramati semuanya. Jika yang teramati
adalah dua garis pertama, maka lanjutkan dengan langkah 4. Jika 2 garis terakhir yang
teramati dua, maka lanjutkan dengan langkah 14.
4. Hitung k f h ft = k h dari kemiringan garis pada plot semilog dimana kemiringan garis ke-1
Pada langkah ini gunakan anggapan harga (n2 kma ma cma), dimana n = jumlah rekahan (sama
dengan ketebalan matriks, hmat, dibagi ketebalan satu blok matriks); kma = permeabilitas
matriks, mD; ma = porositas matriks; cma = kompresibilitas matriks, psi-1; dan kf =
permeabilitas rekahan, mD.
Pi Pwf ,1 jam (k f h ft )2
S = 1.151 log + 3 . 729 (13)
f h ft c f rw
2
m
6. Plot P terhadap t pada kertas semilog dengan skala yang sama dengan Gambar 6.
8. Menggunakan harga P dan hitung PwD yang telah dipilih pada langkah 4 sebagai match
point sumbu vertikal. Kemudian geser data secara horisontal sampai didapatkan kurva pada
Gambar 6 yang cocok dengan data tes. Kemudian catat harga ' ' , t1* , t1D dan (t dan tD)
pada match point, dimana t1* waktu yang diperoleh pada perpotongan antara dua buah garis
yang merupakan periode alir ke-1 dan periode alir ke-2, dan t1D adalah variabel tak
berdimensinya :
0.0002637 k t1*
t1D = (15)
c rw2
9. Tentukan ( f c f h ft ) dari match point :
0.0002637 k f h ft t
f c f h ft = (16)
rw2 tD MP
Jika harga ( f c f h ft ) yang digunakan pada perhitungan skin langkah 5, maka bandingkan
( f c f h ft ) hasil langkah 9 ini dengan harga asumsi yang digunakan pada langkah 2. Jika
tidak sama, maka proses perhitungan dimulai lagi pada langkah 5 dengan menggunakan
harga yang diperoleh pada langkah 9 ini.
10. Hitung n 2 k ma ma c ma :
532.3 ( f c f h ft ) 2
n k ma ma c ma =
2
(17)
t1*
bandingkan n 2 k ma ma c ma hasil langkah 10 ini dengan harga asumsi yang digunakan pada
langkah 2. Jika tidak sama maka proses perhitungan dimulai lagi pada langkah 5 dengan
menggunakan harga yang diperoleh pada langkah 10 ini.
2
11. Hitung k ma / hma :
k ma (n 2 k ma ma c ma )
= (18)
2
hma h 2 ma c ma
ma c ma h
' = (19)
f c f h ft
k ma h
' = 12 2
rw2 (20)
hma k f h ft
13. Hitung dan :
= 1 /(1 + ' ) (21)
' (22)
14. Hitung k f h ft = k h dari kemiringan garis pada plot semilog menggunakan persamaan 11
dimana kemiringan garis ke-3 adalah m dan kemiringan garis ke-2 adalah m* (m* = m/2).
2
15. Gunakan harga ( ma c ma ) dan hitung k ma / hma :
k ma 532.3 ma c ma
2
= (23)
hma t*
dimana t* adalah waktu perpotongan antara garis semilog periode alir ke-2 dan periode alir
ke-3.
k ma hmat 2 k h
' = 12 2
rw 12 ma
2
rw2 (24)
hma k f h ft hma k f h ft
17. Hitung ( f c f h ft ) :
0.5
k f h ft ma c ma h ' t b 2
f c f h ft = 8.33 10 4
(25)
rw2
dimana tb2 adalah waktu mulainya periode alir ke-2.
' (28)
Pi Pwf ,1 jam k f h ft
S = 1.151 log
2
+ 3.23 (29)
m ma c ma h rw
2. Plot P terhadap t pada kertas grafik log-log dengan skala yang sama dengan type curve
(Gambar 7).
3. Cocokkan plot pada langkah 1 dengan type curve dengan menggeser secara vertikal dan
horisontal. Kemudian catat parameter dari kurva-kurva pada type curve yang match dengan
data, yaitu (CD e2S)f, (CD e2S)f+ma dan serta match point (PD, P), (tD /CD, t).
4. Hitung k h :
P
k h = 141.2 q o Bo o D (30)
P MP
5. Hitung (C D ) f + ma :
0.0002637 k t
(C D ) f + ma = (31)
ma c ma rw2 t D / C D MP
C e 2S
S = 0.5 ln D (32)
CD f + ma
7. Hitung :
(C D e 2 S ) f + ma
= 1.8914 (33)
( ' )e 2 S
8. Hitung :
(C D e 2 S ) f + ma
= (34)
(C D e 2 S ) f
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Lee, J. dan Wattenbarger, R. A. : "Gas Reservoir Engineering", SPE, Richardson, TX, 1996.
2. Warren, J. E. dan Root, P. J. : "The Behavior of Naturally Fractured Reservoirs", SPEJ (Sept.
1963) 245-55; Trans., AIME, 228.
3. Barenblatt, G. E., Zheltov, I. P. dan Kochina, I. N. : "Basic Concepts in the Theory of
Homogeneous Liquids in Fissured Rocks", J. Appl. Math. Mech. (1960) 24, 1286-1303.
4. deSwaan, A. : "Analytical Solutions for Determining Naturally Fractured Reservoir Properties
by Well Testing", SPEJ (June 1976) 117-22; Trans., AIME, 261.
5. Serra, K., Reynolds, A. C. dan Raghavan, R. : "New Pressure Transient Analysis Methods for
Naturally Fractured Reservoirs", JPT (Dec. 1983) 271-83.
5. DAFTAR SIMBOL
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.1.1. Model Reservoir Rekah Alam
Karakteristik dari reservoir rekah alam adalah adanya dua sistem dengan perbedaan
porositas yang kontras yang disebut sebagai dual porosity reservoir. Gambar 1
memperlihatkan kondisi nyata dual porosity reservoir (gambar sebelah kiri) yang terdiri
dari batuan matriks yang dikelilingi oleh sistem vugs dan rekahan.
Reservoir jenis ini dapat dimodelkan oleh sistem seperti ditunjukan oleh gambar
sebelah kanan pada Gambar 1. Model ini berupa matriks yang berbentuk kubus yang
dikelilingi oleh channel yang melambangkan sistem rekahan. Media transportasi fluida
pada reservoir rekah alami terutama adalah sistem rekahan yang memiliki permeabilitas
yang tinggi tapi porositasnya rendah. Batuan matriks mengandung sebagian besar dari
fluida tetapi kontribusi terhadap aliran sangat minimal (kecil).
Warren dan Root2) memperkenalkan dua parameter untuk menggambarkan kelakuan
dari jenis reservoir dual porosity ini. Yang pertama adalah interporosity flow coefficient.
Parameter ini merupakan ukuran dari mudah tidaknya fluida mengalir dari matriks ke
rekahan. Definisi dari interporosity flow coefficient ini adalah :
= rw2 (k ma / k f ) (35)
= 4 j ( j + 2 ) / L2 (36)
dimana L = dimensi karakteristik dari blok matriks dan j = jumlah bidang yang saling
tegak lurus yang membatasi media yang permeabilitasnya lebih rendah (j = 1,2,3).
Contoh : untuk model pada Gambar 2, j = 3. Jika L = hma (ketebalan setiap balok
matriks), menjadi :
k ma
= 12 rw2 2
(37)
k f hma
Parameter yang kedua adalah storativity ratio yang didefinisikan oleh persamaan :
( V ct ) f ( V ct ) f
= = (38)
( V ct ) f + ma ( V ct ) f + ( V ct ) ma
dimana V = perbandingan volume total media dengan volume total bulk sistem dan =
perbandingan volume pori dalam suatu medium terhadap volume total dari sistem.
Subskrip f dan f +ma menunjuk pada sistem rekahan dan sistem total.
Dua model interporosity flow yang sekarang digunakan. Barenblatt3) menganggap
jenis aliran pseudosteady-state; sedangkan deSwaan4) menganggap aliran transien.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan salah satu dari jenis aliran dapat terjadi di
dalam matriks.
mencapai kesetimbangan dan garis lurus kedua terbentuk. Kemiringan dari garis
lurus yang kedua ini hampir sama dengan yang pertama. Pada saat ini reservoir
berkelakuan seperti homogen; akan tetapi saat ini sistem terdiri dari matriks dan
rekahan. Kemiringan tersebut sebanding dengan total kh dari sistem matriks dan
rekahan. Karena permeabilitas sistem rekahan biasanya jauh lebih besar dari
permeabilitas matriks, kemiringan dari dua garis lurus tersebut hampir sama.
Bentuk dari plot data tes pada skala semilog dari reservoir rekah alami
hampir tidak pernah sama dengan yang diperkirakan oleh model Warren dan
Root ini. Wellbore storage biasanya menutupi garis lurus yang pertama dan
sering kali menutupi sebagian zona transisi. Kurva B pada Gambar 2
menunjukkan kelakuan tekanan yang sering teramati pada reservoir rekah alami.
kh dari reservoir (dapat juga dianggap kh rekahan karena kh matriks jauh
lebih kecil) dapat ditentukan dari kemiringan salah satu dari dua gari lurus yang
telah disebutkan. Storativity ratio dapat dihitung dari jarak vertikal antara dua
garis lurus tadi. Sedangkan interporosity flow coefficient dapat diperoleh dari
waktu saat garis horisontal (yang digambar melalui tengah-tengah zona transisi)
memotong salah satu garis lurus pada gambar semilog. Analisa data tes
menggunakan metode semilog dilakukan sebagai berikut :
1. Tentukan kh dari kemiringan garis lurus pertama atau kemiringan garis lurus
yang kedua :
162.6 q B
(kh) f = k h = (39)
m
dimana k = ( kh) f / h . Kemiringan dari garis kedua berkorelasi dengan
2. Jika kedua garis lurus dapat teramati, maka storativity ratio dapat dihitung
dari jarak vertikal, P, antara dua garis lurus tersebut :
= 10 P / m (40)
perpotongan garis ini dengan garis lurus semilog yang pertama dan kedua
adalah t1 dan t2. Interporosity flow coefficient, , dapat dihitung oleh
persamaan :
Uji Draw Down :
( V ct ) f rw2 ( V ct ) f + ma rw2
= = (41)
k t1 k t 2
Uji Build Up :
( V ct ) f rw2 t p + t1 ( V ct ) f + ma rw2 t p + t 2
= =
k t p t1 k t p t 2
(42)
1
( V ct ) f = ( V ct ) ma (43)
1
dimana harga diperoleh pada langkah 2.
4. Pada uji buildup, garis lurus semilog yang kedua dapat diekstrapolasikan ke
P* (Gambar 2). Dari P*, P dapat dihitung menggunakan metode MBH.
5. Garis lurus semilog yang kedua diekstrapolasikan ke P1jam dan faktor skin
dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :
Pi Pwf ,1 jam k
S = 1.151 log + 3.23
(44)
c rw
2
m
untuk uji draw down. Sedangkan untuk uji build up, faktor skin dihitung
dengan persamaan :
1. Plot P dan t[d(P)/dt] terhadap t untuk uji draw down atau P dan
te[d(P)/d(te)] terhadap te pada skala log-log dengan ukuran log-cycle
yang sama dengan type curve.
2. Jika ada bagian data derivative memperlihatkan kecenderungan horisontal,
bagian ini harus ditumpangkan pada garis (t D / C D ) PD' = 0.5 pada type
curve. Kemudian cocokkan data dengan type curve dengan menggeser secara
horisontal. Tentukan kurva yang cocok dengan data awal. Kurva ini memiliki
harga (CD e2S)f. Kemudian tentukan kurva kedua yang cocok dengan data-data
akhir. Kurva ini memiliki harga (CD e2S)f+ma.
4. Hitung :
(C e ) D
2S
f + ma
=
(C e ) D
2S
f
(46)
5. Hitung permeabilitas :
141.2 q B PD
k = P (47)
h MP
0.0002637 k t
CD = (48)
ct rw2 t D / C D MP
(C D e 2 S ) f + ma
S = 0.5 ln (49)
CD
kemiringan garis ke-1 adalah m dan kemiringan garis ke-2 adalah m* (m* =
m/2) :
162.6 q B 81.3 q B
k f h ft = k h = = (51)
m m*
Pada langkah ini gunakan anggapan harga (n2 kma ma cma) dimana n =
jumlah rekahan (sama dengan ketebalan matriks, hmat, dibagi ketebalan
satu blok matriks); kma = permeabilitas matriks, mD; ma = porositas
matriks; cma = kompresibilitas matriks, psi-1; dan kf = permeabilitas
rekahan, mD.
Pi Pwf ,1 jam (k f h ft )2
S = 1.151 log + 3 . 729 (53)
f h ft c f rw
2
m
3. Plot P terhadap t (atau P terhadap te untuk uji build up) pada kertas
semilog dengan skala yang sama dengan Gambar 6.
data tes. Kemudian catat harga ' ' , t1* , t1D dan (t dan tD) pada match
point, dimana t1* waktu yang diperoleh pada perpotongan antara dua buah
garis yang merupakan periode alir ke-1 dan periode alir ke-2, dan t1D
adalah variabel tak berdimensinya.
0.0002637 k t1*
t1D = (55)
crw2
6. Tentukan ( f c f h ft ) dari match point :
0.0002637 k f h ft t
f c f h ft = (56)
rw2 tD MP
Jika harga ( f c f h ft ) yang digunakan pada perhitungan skin langkah 2,
yang digunakan pada langkah 2. Jika tidak sama maka proses perhitungan
dimulai lagi pada langkah 2 dengan menggunakan harga yang diperoleh
pada langkah 6 ini.
7. Hitung n 2 k ma ma c ma :
532.3 ( f c f h ft ) 2
n k ma ma c ma =
2
(57)
t1*
yang digunakan pada langkah 2. Jika tidak sama, maka proses perhitungan
dimulai lagi pada langkah 2 dengan menggunakan harga yang diperoleh
pada langkah 7 ini.
2
8. Hitung k ma / hma :
k ma (n 2 k ma ma c ma )
= (58)
2
hma h 2 ma c ma
ma c ma h
'= (59)
f c f h ft
k ma h
' = 12 2
rw2 (60)
hma k f h ft
' (62)
2
2. Gunakan harga ( ma c ma ) dan hitung k ma / hma :
k ma 532.3 ma c ma
2
= (63)
hma t*
dimana t* adalah waktu perpotongan antara garis semilog periode alir ke-2
dan periode alir ke-3.
3. Hitung ' :
k ma hmat 2 k h
' = 12 2
rw 12 ma
2
rw2 (64)
hma k f h ft hma k f h ft
4. Hitung ( f c f h ft ) :
0.5
k f h ft ma c ma h ' t b 2
f c f h ft = 8.33 10
4
(65)
rw2
dimana tb2 adalah waktu mulainya periode alir ke-2.
' (68)
Pi Pwf ,1 jam k f h ft
S = 1.151 log
2
+ 3.23 (69)
m ma c ma h rw
curve yang match dengan data, yaitu (CDe2S)f, (CDe2S)f+ma, dan serta match
point (PD, P), (tD/CD, t).
3. Hitung k h :
P
k h = 141.2 qB D (70)
P MP
4. Hitung (C D ) f + ma :
0.0002637 k t
(C D ) f + ma = (71)
ma c ma rw2 t D / C D MP
C e 2S
S = 0.5 ln D (72)
CD f + ma
6. Hitung :
(C D e 2 S ) f + ma
= 1.8914 (73)
( ' ) e 2 S
7. Hitung :
(C D e 2 S ) f + ma
= (74)
(C D e 2 S ) f
Gambar 1. Model dari Warren dan Root untuk Reservoir Rekah Alam
Gambar 2. Karakteristik Kelakuan Tekanan Hasil Uji Build Up untuk Aliran dalam Matriks
dengan Kondisi Pseudosteady-state
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 05.07
Gambar 3. Karakteristik Kelakuan Tekanan Hasil Uji Build Up untuk Aliran dalam Matriks
dengan Kondisi Pseudosteady-state
Gambar 4. Type Curve Derivative untuk Aliran dalam Matriks Kondisi Pseudosteady-state yang
Dikembangkan oleh Bourdet
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 05.07
Gambar 5. Karakteristik Aliran pada Sistem Dual Porosity dengan Aliran Transien dalam Matriks
Gambar 6. Perkiraan dan Menggunakan Data dari Periode Alir Ke-1 dan Ke-2
Gambar 7. Type Curve Bourdet untuk Reservoir Rekah Alami dengan Aliran Transien dalam
Matriks