Anda di halaman 1dari 70

BAB III

DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS KEBON BARU

3.1 Data Umum Puskesmas Kelurahan Kebon Baru


3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Kelurahan Kebon Baru merupakan salah satu dari 6 (enam) Kelurahan yang
ada di Kecamatan Tebet dalam lingkungan kotamadya Jakarta Selatan dengan :
Batas wilayah :
o Sebelah utara : Kel. Bukit Duri
o Sebelah timur : Kel. Bidara Cina
o Sebelah selatan : Kel. Cikoko
o Sebelah barat : Kel. Tebet Timur
Luas wilayah : 119 Ha
Jumlah kelurahan :1
Jumlah RW : 14 RW
Jumlah RT : 153 RT
Kondisi wilayah
Daerah rawan banjir
1. RW. 01 : RT.03,04,05
2. RW. 02 : RT, 01,02,03,04
3. RW. 04 : RT. 13,14
4. RW. 08 : RT. 09, 014
5. RW. 10 : RT. 09,10,01

2
Gambar 1. Peta Kelurahan Kebon Baru (Data Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, 2016)

3.1.2 Keadaan Penduduk (tahun 2016)


Jumlah penduduk : 41.106 orang
Status warga Negara :
WNI : 41.101 orang
WNA : 5 orang
Jenis kelamin :
o Perempuan : 20.434 orang
o Laki-laki : 20.686 orang
Kepadatan penduduk : 4 orang
Jumlah KK : 12.465 KK

3.1.3 Sosial Budaya


a. Pemeluk Agama
Tabel 3. Data Pemeluk Agama Warga Kelurahan Kebon Baru
No. Agama Jumlah %
1 Islam 38.145 92.60
2 Kristen 2.094 5.08
3 Khatolik 835 2.02
4 Hindu 37 0.08
5 Budha 38 0.09
6 Kong hucu 6 0.01
Tabel 1. Menunjukan sebagian besar warga kelurahan Kebon Baru memeluk agama
Islam (92,60%) dan dikuti selanjutnya dengan pemeluk agama Kristen (5,08%)

3
sedangkan warga yang memeluk agama Khatolik sebesar 2,02% dari jumlah warga di
Kelurahan Kebon baru. Agama Budha sebesar 0,09 % diikuti agama Hindu 0,08%.
Sedangkan warga yang mameluk agama Konghucu sebesar 0,01%.

b.Tingkat Pendidikan.
Tabel 2. Data Tingkat Pendidikan Warga Kelurahan Kebon Baru

No. Pendidikan Jumlah Persentase


%
1 Tidak/belum pernah sekolah 5,102 12.94
2 Tidak /belum tamat SD/MI 4,245 10.77
3 SD/MI 5,453 13.83
4 SMP/MI 3,418 8.67
5 SMA/SMK/MA 14,845 37.67
6 Universitas 6,046 15.34
7 AK/Diploma 296 0.75
Tabel 2. memperlihatkan data bahwa tingkat pendidikan warga kebon baru adalah lulusan
SMA/SMK/MA (37.67%). Namun cukup banyak juga warga yang tidak / belum pernah
sekolah (12.94%) dan tidak/ belum tamat SD/MI ( 10.77%).

a. Mata Pencaharian
Tabel 5. Data Bidang Pekerjaan Warga Kelurahan Kebon Baru

Jumlah
NO. Pekerjaan
Jiwa %
1 Karyawan
- PNS 534 1,11
- TNI & POLRI 616 1,28
- Swasta 10987 22,95
2 Pensiunan 616 1,28
3 Pedagang 12.606 26,33
4 Mengurus Rumah Tangga 7.384 15,42
5 Buruh 5.192 10,84

4
6 Pelajar/ mahasiswa 9.898 20,67
7 Industri 13 0,02
8 Transportasi 3 0,006
9 Konstruksi 14 0,02

Total 47.863 100,00

Dapat dilihat dari Tabel 4. Bahwa sebahagian besar mata pencaharian warga
kebon baru adalah pedagang yaitu sebanyak 26.33% dari jumlah penduduk di
kebon baru

b. Sarana Pendidikan
TK :9
SD : 16
SLTP :2
SLTA :2
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kelurahan Kebon baru sebanyak 29
fasilitas. Terbanyak fasilitas SD dengan jumlah 16 dan hanya memiliki SLTP
dan SLTA hanya 2

c. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas Kelurahan :1
RB Swasta :3
Bidan Swasta :8
Praktek dokter umum :9
Praktek dokter gigi :2
Balai pengobatan swasta :8
Apotik :5
Posyandu : 20
Terdapat berbagai macam fasilitas kesehatan di Kelurahan Kebon baru di mana
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebanyak 36 yang terdiri dari
Puskesmas, Peraktek dokter umum, dokter gigi, bidan swasta, dan balai

5
pengobatan swasta. Dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM) sebanyak 20, yang terdiri dari Postyandu

6
3.1.4. Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Tabel 7. Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
No Nama Obat Jumlah
1 Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) 4932
2 Hypertensi 260
3 Penyakit Rongga Mulut 2014
4 Penyakit Sistem Otot Jaringan Pengikat 1772
5 Penyakit Kulit & Jaringan Sub Kutan 1392
6 Gastritis Dan Duodenitis 465
7 Penyakit Mata & Adneska 465
8 Diare 455
9 Penyakit Telinga & Mastoid 221
10 Artritis Reumatoid 174

Berdasarkan data pada Tabel 5 jumlah penderita infeksi akut pada saluran napas
bagian atas adalah yang tertinggi diantara 10 penyakit lainnya, yaitu sebesar 4932
penderita. Berdasarkan teori Bloom, ISPA didapatkan karena adanya masalah perilaku
dimana masyarakat belum mengerti sepenuhya mengenai ISPA baik dari penyebab,
gejala, pengobatan, cara penularan maupun pencegahannya. Faktor perilaku hidup
sehat yang tidak diterapkan seperti makanan dengan menu seimbang, olahraga yang
teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras, serta istirahat yang cukup
berperan sebagai penyebab ISPA

3.2. Data Khusus Puskesmas Kelurahan Kebon Baru


3.2.1. Sejarah, Visi, Misi, dan Manajemen Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
a. Sejarah Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru terletak di Jalan Asem Baris II Rt. 09/05
Kel. Kebon Baru Kelurahan Kebon Baru Kotamadya Jakarta Selatan, yang
diresmikan pada tahun 1975 mempunyai gedung 1 lantai secara umum
digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
b. VISI

31
Masyarakat Kelurahan Kebon Baru hidup secara mandiri dengan pengetahuan
preventif terhadap sakit dan penyakit tahun 2020.

c. MISI
Pelayanan prima dapat dijangkau oleh masyarakat Kel. Kebon Baru.

d. STRATEGI
Menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat.
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.
Meningkatkan system survelens monitoring dan informasi kesehatan.

e. NILAI NORMA DAN BUDAYA KERJA


P : Prima
Dapat memberikan pelayanan secara baik terdapat masyarakat baik
dalam gedung maupun luar gedung
U : Ulet
Dalam menghadapi masalah selalu bijaksana tidak mudah putus asa,
selalu survive
S : Sederhana
Berpenampilan menarik tidak terkesan komersial
K : Komunikasi
Dalam melaksanakan pekerjaan selalu dikomunikasikan antara
bawahan dan atasan serta lintas sektoral
E : Eling
Selalu ingat pada Yang Maha Kuasa bahwa tugas yang diemban
adalah tugas mulia
S : Sopan
Santun dalam melaksanakan tugas
M : Manusiawi
Tidak memandang social ekonomi maupun SARA
A : Akhlak
Berkelakuan baik
S : Senyum

32
Memberikan pelayanan selalu dengan wajah cerah

f. Manajemen Puskesmas Kelurahan Kebon Baru


Puskesmas Kel. Kebon Baru dalam menjalankan programnya mengacu
pada POA ( perencanaan ) yang telah dibuat beberapa bulan sebelumnya.
Dan dikonsultasikan dengan lintas vertical Puskesmas Kelurahan Kebon
Baru. Untuk menyesuaikan besarnya anggaran yang dibutuhkan,
adakalanya rencana anggaran progam itu datang dari Puskesmas
Kelurahan Kebon Baru , atau bisa juga program turun langsung dari
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru ke Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Program yang akan dijalankan tersebut diambil dari analisa program yang
telah dijalankan pada tahun sebelumnya, yang disusun oleh masing-masing
unit yang ada Puskesmas Kelurahan Kebon Baru .
Komunikasi Internal semua program yang ada dikomunikasikan
seluruhnya antara bawahan dan atasan maupun unit yang terkait dalam
sehari-harinya bila dianggap perlu atau sedikitnya 1 kali dalam 1 bulan
pada waktu minilokakarya.
Pembinaan pegawai Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dengan
menghadiri bimbingan rohani yang diadakan setiap bulan di Sudin
Kesehatan Masyarakat Jakarta Selatan sedangkan pembinaan keterampilan
atau kecakapan bekerja mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan, Suku Dinas Kesehatan, Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
maupun unit lain yang terkait.
Pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru ditangani oleh Kepala Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
yang bertanggung jawab langsung setiap kegiatan kepada Kepala
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru sesuai dengan unit masing-masing
pegawai.
Pengendalian program dilakukan oleh Kepala Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru beserta staf/seksi dalam waktu 3 bulan sekali dan oleh Kepala
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan beserta staf/seksi 6 bulan sekali.
Pengendalian tersebut dilaksanakan yang mengacu pada :
1. Pencatatan dan pelaporan (tiap bulan,triwulan dan tahunan )

33
2. Supervisi dan pertemuan tiap 3 bulan untuk presentasi hasil
kegiatan tingkat Sudinkes Jakarta Selatan
3. KLB
Evaluasi kinerja pegawai/organisasi
Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja pegawai
sesuai dengan tugas pokok yang diemban masing-masing, untuk
menciptakan pegawai profesional,akuntabel dan berorientasi terhadap
pelayanan prima kepada masyarakat.
Evaluasi kinerja bertitik tolak pada adanya keseimbangan proporsi antara
hasil kerja dengan perilaku kerja dengan periode bulanan dan tahunan.

3.2.2. Sumber Daya Puskesmas


a. Fasilitas Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
a. Luas Tanah = 207 M2
b. Luas bangunan = 116
Tabel 8. Data Fasilitas Puskesmas Kelurahan Kebon Baru

No. Keterangan Jumlah

1 Daya Listrik 7700 watt

2 PAM dan Jet PAM 1 unit

3 Telepon 1 unit

4 Komputer 3 unit

5 Printer 2 unit

6 Sepeda motor 1 unit

34
b. Data Ketenagaan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Tabel 9. Data Ketenagaan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
GOL/ STATUS
NO TENAGA KESEHATAN KEPEGAWAIAN
PNS HONORER
1 Dokter Umum 1/ IIIC
2 Bidan 1 / III C
3 Perawat I / III D
4 Perawat I / II D
5 Dokter Gigi 1
6 Dokter umum 1
7 Bidan 1
8 Perawat 1
9 Gizi 1
10 Asisten Apoteker 1
11 Tata Usaha 1
12 Loket 1
13 Cleaning Service 1
14 Penjaga Malam 1
JUMLAH 4 10

3.2.3 Struktur Organisasi


a. Kepala Puskesmas : drg. Agriaty Ritna
b. Tata Usaha : Antika WR
c. Kepegawaian : Antika WR
d. Bendahara : Solikhatun
e. Yankes : dr Iqbal Kurniawan
f. Promosi Kesehatan : Eva Sari
g. Apotik : Ferdiana Berta
h. Program dan Penunjang : Hani Parlina
i. Penyakit Menular : Hani Parlina
j. Penyakit tidak menular : Rovela

35
k. Kesehatan Lingkungan : Alfi
l. Kesehatan Jiwa : Hani Parlina
m. PKPR : Rovela
n. Gizi : Eva Sari
o. Farmasi : Ferdiana Berta

3.3 Program Pokok Puskesmas Kelurahan Kebon Baru

Program pokok di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dilakukan berdasarkan prosedur


tetap, sesuai dengan bidang masing-masing. Puskesmas Kelurahan Kebon Baru mengadakan
pelayanan kesehatan 5 hari dalam seminggu membuka poli kesehatan mulai pukul 07.30
WIB., sedangkan hari Sabtu hanya melayani pasien yang mengalami gangguan darurat saja.
Pelayanan terhadap individu yang bersifat pelayanan kuratif umumnya dilaksanakan di dalam
gedung Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, sedangkan pelayanan terhadap masyarakat yang
bersifat promotif dan preventif kebanyakan dilaksanakan di luar gedung namun ada juga yang
dilaksanakan di dalam gedung.
Pelayanan kesehatan dalam gedung dimulai dari pendaftaran pada loket dengan
pencatatan nomor register menurut wilayah rukun warga, jenis pembayaran, nama, umur,
alamat dan jenis kunjungan seperti Balai Pengobatan Umum (BPU), Balai Pengobatan Gigi
(BPG), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS), dan lain-lain. Kemudian pasien dianamnesis, diperiksa, diagnosis
secara organoleptik, bila perlu dengan memakai peralatan sederhana seperti senter, stetoskop,
sphygmomanometer, Doppler, dan segenap peralatan yang tersedia. Pemberian terapi yang
tepat dilakukan setelahnya dan ada kalanya pasien dirujuk untuk pemeriksaan laboratorium
sederhana. Setelah mendapat terapi, pasien langsung ke ruang apotek untuk mendapatkan
obat sesuai dengan penyakit yang diderita.

36
L
B.P.U. LAB

O
B.P.G.

Selesai
K KIA/KB

Imunisasi
E

Apotik

Gambar 2. Alur Program Puskesmas Kelurahan Kebon Baru

3.3.1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas


Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita, serta anak pra sekolah. Pada Januari - Maret tahun 2017, terdapat program yang
cakupan kegiatannya masih belum mencapai target. Program tersebut meliputi ibu hamil
dengan komplikasi yang ditangani(58.23%), kunjungan nifas (87.15%), pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan (89.47%), kunjungan nifas (87.14%). Sedangkan program
yang cakupan kegiatannya sudah mencapai target adalah Kunjungan bumil K1 (124.38%),
kunjungan bumil K4 (105.78%), dan KB aktif (76.14%).
Untuk program penanganan komplikasi neonatus didapatkan cakupannya adalah nol karena
semua neonatus yang memiliki komplikasi segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas lebih lengkap.

37
Tabel 9. Hasil kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru Periode Tahun
2017
Sasaran 3 Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
Berjalan (%)
Kunjungan bumil K1 100 696 242 301 124.38 124.38
Kunjungan bumil K4 97 696 242 256 105.78 109.05
Ibu hamil dengan
komplikasi yang 90 664 166 87 52.4 58.23
ditangani
Pertolongan persalinan
95 664 221 189 85 89.47
oleh tenaga kesehatan
Kunjungan nifas 95 664 221 183 82.8 87.15
CPR (KB aktif) 70 6851 1712 1302 76.14 108
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru Periode Tahun 2017
Tabel 9 menunjukkan pada Januari Maret tahun 2017 terdapat 7 indikator yang dinilai pada
kegiatan KIA dan dari indikator-indikator yang masih berada dibawah dari target adalah ibu
hamil dengan komplikasi yang ditangani, kunjungan nifas, pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, kunjungan nifas.

38
Tabel 11. Hasil kegiatan Imunisasi di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Periode Tahun 2017
Sasaran 3 Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan Kegiatan Persen
(%) 1 tahun (%)
Berjalan (%)
HB NEO 100% 633 158 575 90 90
BCG 95% 633 158 571 90 94.73
DPT/HB-Hib 95% 633 158 581 92 96.84
(1)
DPT/HB-Hib 95% 633 158 575 91 95.78
(2)
DPT/HB-Hib 90% 633 158 457 72 80
(3)
Polio(1) 95% 633 158 608 96 101.05
Polio(2) 95% 633 158 579 91 95.78
Polio(3) 95% 633 158 574 91 95.78
Polio(4) 95% 633 158 465 73 75.78
Campak 90% 633 158 503 79 87.77
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru periode Tahun 2017
Tabel 8 di atas menunjukkan 10 indikator kegiatan P2P Imunisasi. Dari 10 nilai pencapaian
indikator, terdapat pencapain keseluruhan mencapai target dan ada beberapa program yang
masih belum mencapai target yang diharapkan.

Tabel 12. Hasil kegiatan Imunisasi Tambahan di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
Periode Tahun 2017

Sasaran 3 Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
Berjalan (%)
Pentavalen
45 1629 408 146 35,78 79,51
Booster
Campak 45 1629 408 113 27,69 61,53

39
Booster
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru periode Tahun 2017

b. Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara kehamilan
diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah
mencapai yang dikehendaki.Indikator dari pelayanan KB di Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru yaitu, jumlah peserta KB yang aktif, jumlah peserta KB baru, dan jumlah
peserta KB pasca persalinan.

Tabel 13. Hasil kegiatan Pelayanan KB di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru


Periode Oktober-Desember 2015
Sasaran 3 Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
Berjalan (%)
CPR (KB
70 6762 1690 4797 70 100
aktif)

Tabel 9 di atas menunjukkan hasil kegiatan pelayanan KB di Puskesmas


Kelurahan Kebon baru periode Tahun 2016. Dari 1 indikator yang dinilai
terdapat pencapaiannya mencapai 100%.

c. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Tujuan program ini adalah meningkatkan gizi seluruh anggota masyarakat
terutama pada sasaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan yang
dilakukan antara lain pembinaan dan pelayanan gizi dengan jalan melakukan
monitoring status gizi masyarakat pada kegiatan Puskesmas dan di Posyandu, yang
meliputi penimbangan balita, pemberian tablet vitamin A dosis tinggi pada anak
balita di Posyandu dan murid taman kanak-kanak, pemberian tablet Besi pada ibu
hamil, pemberian makanan tambahan, dan memberikan penyuluhan.
Jenis kegiatan:
- Pemantauan dan Pertumbuhan Balita
Indikatornya :

40
1) Cakupan program (K/S) sebesar 100%%
2) Partisipasi masyarakat (D/S) sebesar 74.77%
3) Kesinambungan Program UPGK (D/K) sebesar 66,90%
4) Tren kecenderungan status gizi (N/D) sebesar 41.12%
5) Efektivitas program (N/S) 65.34,6.17%

Tabel 14. Hasil Kegiatan Pemantauan dan Pertumbuhan Balita di Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru Periode Tahun 2017
Sasaran 3 Cakupan
Target Pencapaian
Indikator Bulan
(%) (%)
Kegiatan Persen (%)
Berjalan

Cakupan program
100 6765 6765 100 100
(K/S)

Partisipasi masyarakat
85 6765 4300 63.56 74.77
(D/S)

Kesinambungan
program UPGK ( 95 6765 4300 63.56 66.90
D/K)

Tren kecenderungan
80 4300 1415 32.90 41.12
status gizi (N/D)

Efektivitas program
32 6765 1415 20.91 65.34
(N/S)

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru periode 2017

Dari kelima indikator pemantauan dan pertumbuhan balita yang masih belum
mencapai target pada April-Juni tahun 2017 adalah 4 program yaitu Partisipasi masyarakat
(D/S), Kesinambungan program UPGK(D/K), Tren kecendrungan status gizi (N/D) dan
Efektivitas program (N/S)

- Pelayanan gizi
Indikatornya adalah :
41
1) Cakupan bumil yang diberi 90 tablet Fe sebesar 136.77%
2) Balita usia 0 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif sebesar 203.5
Dari data Oktober - Desember 2016, indikator pelayanan gizi semua mencapai target.

Tabel 15. Hasil Kegiatan Pelayanan Gizi di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
periode Tahun 2017
Sasaran Sasaran Cakupan
Target Pencapaian
Indikator Bulan Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
Berjalan (%)

Balita usia 0-6


bulan
80 669 167 425 254.4 203.5
mendapat air
susu ibu (ASI)
Eksklusif
Cakupan ibu
hamil diberi 90
90 696 174 857 123.1 136.77
tablet
Fe(bumil)

Tabel 16. Data Posyandu di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru


periode Tahun 2017
No. Variabel Jumlah
1 Jumlah balita 2867
2 Jumlah kader 171
3 Jumlah kader aktif 171
4 Jumlah kader yang belum ditatar 0
5 Jumlah posyandu 20
6 Jumlah posyandu aktif 20
7 Ratio kader posyandu 8/posyandu
8 Ratio posyandu balita 102/posyandu
9 Posyandu Madya 0

42
10 Posyandu Purnama 0
11 Posyandu Mandiri 20
12 Posyandu Mandiri plus 0

Tabel 15. Status Gizi Balita di Kelurahan Kebon Baru Tahun 2017
No. STATUS GIZI BALITA JUMLAH PRESENTASE
(%)
1 Gizi Lebih 14 0.68
2 Gizi Baik 1988 97.21
3 Gizi Kurang 41 2.00
4 Gizi Buruk 2 0.09

d.Upaya Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya atau
hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana
dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.
Monitoring TP2M
Monitoring TTU
Monitoring Air Bersih
Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Monitoring TPS (Tempat Pembuangan Sampah) sementara
Monitoring Kepadatan Vektor
PSN DBD
a. Pencatatan jumlah kasus
b. Penyelidikan Epidemiologi
c. Tindakan pencegahan

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)


Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah
akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang telah dapat
dikendalikan.

43
f. Promosi Kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui upaya-
upaya pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui media
penyuluhan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
Tabel 18. Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
periode Per Tahun 2017

Program Dalam Gedung Luar Gedung


Kesehatan Ibu dan Anak 250 112
Keluarga Berencana 153 112
Gizi 112 136
Imunisasi 150 112
Diare 240 48
Demam Berdarah Dengue 204 58
AIDS 161 48
Hepatitis 64 36
ISPA 311 33
Rokok, Narkoba/ obat
260 36
berbahaya
Keganasan, kanker 142 28
Penyakit Degeneratif 213 28
Program Dalam Gedung Luar Gedung
Air dan kesehatan lingkungan 241 48
TBC 81 36
Kesehatan Gigi dan Mulut 350 25
PSN 469 48
Kesehatan Jiwa 46 24
PHBS 362 48

g. Upaya Pengobatan Dasar

44
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan
tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Tujuan umum, yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
b. Tujuan khusus, yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
- Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
- Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
- Mencegah dan mengurangi kecacatan.
- Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru terdiri dari pelayanan
rawat jalan di poliklinik umum dan poliklinik gigi. Pelayanan pengobatan dibuka setiap hari
Senin-Jumat pukul 07.30-16.00 WIB dan dikelola oleh 1 orang dokter umum dan 1 orang
dokter gigi.
Tabel 19. Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
periode Tahun 2017
Poli Jumlah Pasien
Umum 4.998
Gigi dan Mulut 580
TOTAL 5.578
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru Periode Tahun 2017

3.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada.

a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


Menurut Depkes RI, UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran
utama. UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan
derajat kesehatan yang optimal. Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara

45
umum untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan hidup
sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup:
a. Penurunan angka kesakitan anak sekolah.
b. Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial)
c. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah.
d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
e. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,
rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.
Untuk kegiatan tahunan UKS, dilakukan sesuai jadwal yang telah dibuat
dimana pada bulan oktober kegiatannya adalah IMM kelas I,II,III SD (DT,TT) dan
loba sekolah sehat. Bulan november dilakukan skrining berkala dan lomba sekolah
sehat . Bulan desember adalah R-R dan skring berkala.

b. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut


Kesehatan gigi dan mulut merupakan indikator yang menjadi tolok ukur
keberhasilan. Indikator status gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan
manusia seutuhnya, mengacu pada Oral Health Global Goal 2010 dari WHO

Tabel 20. Diagnosis dan tindakan di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru periode Tahun 2016
No. Keterangan Jumlah
1. Karies gigi 232
2. Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 764
3. Ginggivitis dan penyakit periodontal 391
4. Gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya 556
5. Penyakit rongga mulut, kelenjar ludah, rahang, dan lainnya 115
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru periode Tahun 2017

46
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru berupa
penyuluhan kesehatan rutin, pemeriksaan tekanan darah, senam, pembinaan,
keterampilan, dan rekreasi.
Tabel 21. Tabel 19. Jumlah peserta Upaya Kesehatan Lansia Kelurahan Kebon Baru
periode Tahun 2017
Laporan Kegiatan Jumlah
Lansia Usia 49-59 9489-
Lansia Usia 69-69 3111
Lansia Usia > 70 1093
Total 13.693
Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Kebon Baru periode Tahun 2017

d. Upaya Kesehatan Jiwa


Upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Kelurahan Tebet adalah kunjungan pada pasien jiwa.

Jumlah kasus jiwa pergolongan umur di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru


periode Tahun 2017
Jumlah Kasus Pergolongan Umur
<19 20-44 45-54 55-59 60-69 >70
Jumlah
No. Jenis Penyakit tahun tahun tahun tahun tahun tahun

L P L P L P L P L P L P L P
Skizofrenia dan
1. gangguan 1 - 6 4 1 - - - - - - - 8 4
psikotik lainnya
Gangguan
2. 2 - 16 9 6 - 1 - 1 1 - - 24 10
psikotik akut
Gangguan
3. - - - - 2 3 - - 2 3 1 1 6 7
neurotic

47
4. Retardasi mental - - - - . - - - - - - - . -
5. Epilepsi - 2 3 - 2 4 - . 1 - - - 4 7
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru periode Tahun 2017

BAB IV

METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

4.2 Alur Pemecahan Masalah


Adapun kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan dengan
menggunakan algoritma problem solving cycle di bawah ini :

Gambar 5.1. Alur pemecahan masalah

48
Studi ini dilakukan dengan panduan alur pemecahan masalah seperti gambar di atas,
dimulai dari identifikasi masalah. Dari masalah-masalah yang ditemukan dipilih salah satu
yang menjadi prioritas utama melalu teknik Hanlon Kuantitatif. Kemudian penyebab masalah
diidentifikasi melalui metode pendekatan sistem. Konfirmasi penyebab masalah yang paling
mungkin dilakukan dengan wawancara dan observasi. Setelah itu setiap masalah dikaji untuk
dicari alternatif pemecahannya yang kemudian diurutkan sesuai prioritas menggunakan
kriteria Matrix. Rencana penerapan pemecahan masalah dituangkan dalam tabel plan of
action. Setelah itu dilakukan intervensi terhadap masalah tersebut dan hasil kegiatan,
monitoring dan evaluasi diserahkan kepada pihak puskesmas.

49
4.2 Kerangka Pikir Masalah
Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-program
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.Dasar untuk memutuskan adanya masalah, yaitu:

1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program.


2. Kurangnya Informasi atau sosialisasi hingga tingkat bawah.

Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:

1. Identifikasi atau inventarisasi masalah dari Standar Pelayanan Minimal Puskesmas


Kelurahan Kebon Baru
2. Penentuan prioritas masalah yang ada
3. Penentuan penyebab masalah
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
6. Penetapan pemecahan masalah
7. Penyusunan rencana penerapan program
8. Pelaksanaan program dan evaluasi

4.3 Identifikasi Cakupan Program


Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target dengan
keadaan aktual yang didapat di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru. Masalah-masalah yang
ditemukan pada program Puskesmas Kelurahan Kebon Baru tercantum dalam Tabel 5.1. di
bawah ini, yakni dilihat dari cakupan indikator program yang belum mencapai target, maupun
yang melebihi target

Tabel 23. Masalah program Puskesmas Kelurahan Kebon Baru Periode Tahun 2017

Sasaran Cakupan
Targe Sasaran Pencapaian
No. Indikator 3 bulan Kegiata Perse
t (%) 1 tahun (%)
berjalan n n (%)
Kunjungan Ibu Hamil
1. 97 696 174 626 90 92,78
K4
Ibu hamil dengan
2. 90 139 35 109 78.4 87.11
komplikasi yang

50
ditangani
3. Kunjungan Nifas 95 668 167 551 82.4 86.73
Pentavalen
4. 45 1629 408 146 35,78 79,51
Booster
Campak
5. 45 1629 408 113 27,69 61,53
Booster
Partisipasi masyarakat 85 - 6765 4300 63.56 74.77
6.
(D/S)
Kesinambungan 6765 4300 63.56 66.90
7. 95 -
program UPGK (D/K)
Kesinambungan status 4300 1415 32.90 41.12
8. 80 -
gizi (N/D)
Efektivitas program 6765 1415 20.91 65.34
9. 32 -
(N/S)

4.4 Penentuan Prioritas Masalah (Berdasarkan Hanlon Kuantitatif)


Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria
dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Kriteria A: Besarnya masalah
2. Kriteria B: Kegawatan masalah
3. Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
4. Kriteria D: Faktor PEARL

4.4.1 Kriteria A: Besarnya masalah


Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase pencapaian hasil
kegiatan dengan pencapaian 100%.
Tabel 24. Program yang belum mencapai target di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru

Periode April Mei 2017

Pencapaian Besarnya masalah


No. Program
(%) (%)

51
1. Kunjungan ibu hamil K4 92.78 7.82
Ibu hamil dengan komplikasi yang
2. 87.11 12.89
ditangani
3. Kunjungan Nifas 86.73 13.27
4. Imunisasi Pentavalen Booster 74 26
5. Imunisasi Campak Booster 64 36

6. Partisipasi masyarakat (D/S) 74.77 25.23

7. Kesinambungan program UPGK (D/K) 66.90 33.10

9. Kesinambungan status gizi (N/D) 41.12 58.88

9. Efektivitas program (N/S) 65.34 34.66

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 12,58
= 1+ 3,3 (1,08)
= 3,56 dibulatkan menjadi 4
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 58,88%
terkecil 7,82%
Interval : nilai terbesar nilai terkecil
k
: 58,88 7,42
4
: 12,86 dibulatkan menjadi 13

52
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
Tabel 24. Pembagian interval kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 7,82 20,82 1
Skala 2 20,83 33,83 2
Skala 3 33,84 46,84 3
Skala 4 46,85 58,88 4

Langkah 5 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya


Tabel 26 . Penentuan nilai tiap masalah berdasarkan kelas
Besarnya masalah terhadap presentasi
pencapaian
33,84 46,85
No. Masalah 7,82 20,83 Nilai

20,82
46,84 58,88
(1) 33,83(2)
(3) (4)
1. Kunjungan Ibu Hamil K4 X 1
2. Ibu hamil dengan komplikasi X
1
yang ditangani

3. Kunjungan Nifas X 1

4. Imunisasi Pentavalen Booster X 2


5. Imunisasi Campak Booster X 3
6. Partisipasi masyarakat (D/S) X 2
Kesinambungan program UPGK
7. X 3
(D/K)
8. Kesinambungan status gizi (N/D) X 4
9. Efektivitas program (N/S) X 3

4.4.2 Kriteria B: Kegawatan masalah

53
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya masalah
(S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi
tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
a. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
Sangat mendesak :5

Mendesak :4

Cukup mendesak :3

Kurang mendesak :2

Tidak mendesak :1

b. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :


Sangat gawat :5
Gawat :4
Cukup gawat :3
Kurang gawat :2
Tidak gawat :1
c. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth)dinilai sebagai berikut:
Sangat mudah menyebar/meluas :5

Mudah menyebar/meluas :4

Cukup menyebar/meluas :3

Sulit menyebar/meluas : 2

54
REVISI

Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 58,88%
terkecil 7,82%
Interval : nilai terbesar nilai terkecil
k
: 58,88 7,42
4
: 12,86 dibulatkan menjadi 13

Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
Tabel 24. Pembagian interval kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 7,82 20,82 1
Skala 2 20,83 33,83 2
Skala 3 33,84 46,84 3
Skala 4 46,85 58,88 4

53
Langkah 5 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 26 . Penentuan nilai tiap masalah berdasarkan kelas
Besarnya masalah terhadap presentasi
pencapaian
33,84 46,85
No. Masalah 7,82 20,83 Nilai

20,82
46,84 58,88
(1) 33,83(2)
(3) (4)
1. Kunjungan Ibu Hamil K4 X 1
2. Ibu hamil dengan komplikasi X
1
yang ditangani

3. Kunjungan Nifas X 1

4. Imunisasi Pentavalen Booster X 2


5. Imunisasi Campak Booster X 3
6. Partisipasi masyarakat (D/S) X 2
Kesinambungan program UPGK
7. X 3
(D/K)
8. Kesinambungan status gizi (N/D) X 4
9. Efektivitas program (N/S) X 3

4.4.2 Kriteria B: Kegawatan masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya masalah
(S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi
tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
d. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
Sangat mendesak :5

Mendesak :4

Cukup mendesak :3

Kurang mendesak :2

Tidak mendesak :1
54
e. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
Sangat gawat :5
Gawat :4
Cukup gawat :3
Kurang gawat :2
Tidak gawat :1
f. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth)dinilai sebagai berikut:
Sangat mudah menyebar/meluas :5

Mudah menyebar/meluas :4

Cukup menyebar/meluas :3

Sulit menyebar/meluas :2

Tidak menyebar/meluas :1

g. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai sebagai
berikut :
Sangat banyak :5

Banyak :4

Cukup banyak :3

Kurang banyak :2

Tidak banyak :1

55
Tabel 27. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan
No. MASALAH U S G P JUMLAH
1. Kunjungan Ibu Hamil K4 2 5 2 1 10
2. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 2 4 1 3 10
3. Kunjungan Nifas 3 4 2 1 10
4. Imunisasi Pentavalen Booster 5 3 2 3 13
5. Imunisasi Campak Booster 4 3 3 2 12
6. Partisipasi masyarakat (D/S) 4 2 2 3 11
7. Kesinambungan program UPGK (D/K) 3 2 2 4 11
8. Kesinambungan status gizi (N/D) 4 3 2 4 13
9. Efektivitas program (N/S) 4 3 1 4 12

4.4.3 Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan


Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1-5
dimana:
Sangat mudah : 5
Mudah :4
Cukup mudah : 3
Sulit :2
Sangat sulit :1
Tabel 28. Penilaian masalah berdasarkan kemudahan dalam penanggulangan
No. MASALAH NILAI
1. Kunjungan Ibu Hamil K4 4
2. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 2
3. Kunjungan balita 5
4. Imunisasi Pentavalen Booster 4
5. Imunisasi Campak Booster 4
6. Partisipasi masyarakat (D/S) 4
7. Kesinambungan program UPGK (D/K) 3
8. Kesinambungan status gizi (N/D) 4
9. Efektivitas program (N/S) 3

56
4.4.4 Kriteria D. PEARL faktor

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kesesuaian (Propriety)
b. Secara Ekonomis murah (Economic)
c. Dapat diterima (Acceptability)
d. Tersedianya sumber (Resources availability)
e. Legalitas terjamin (Legality)
Tabel 29. Kriteria D (PEARL FAKTOR)
No. MASALAH P E A R L
1. Kunjungan Ibu Hamil K4 1 1 1 1 1
2. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 1 1 1 1 1
3. Kunjungan Nifas 1 1 1 1 1
4. Imunisasi Pentavalen Booster 1 1 1 1 1
5. Imunisasi Campak Booster 1 1 1 1 1
6. Partisipasi masyarakat (D/S) 1 1 1 1 1
7. Kesinambungan program UPGK (D/K) 1 1 1 1 1
8. Kesinambungan status gizi (N/D) 1 1 1 1 1
9. Efektivitas program (N/S) 1 1 1 1 1

4.4.5 Penilaian prioritas masalah


Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam
formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan
prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D

Tabel 29. Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon Kuantitatif

Urutan
Masalah A B C D NPD NPT
Prioritas

Kunjungan Ibu Hamil K4 1 10 1 1 11 11 IX

57
Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 1 10 2 1 22 22 VIII

Kunjungan Nifas 1 10 5 1 50 50 VI

Imunisasi Pentavalen Booster 2 13 5 1 75 75 I

Imunisasi Campak Booster 3 12 4 1 60 60 III

Partisipasi masyarakat (D/S) 2 11 4 1 52 52 V

Kesinambungan program UPGK (D/K) 3 11 4 1 56 56 IV

Kesinambungan status gizi (N/D) 4 13 4 1 68 68 II

Efektivitas program (N/S) 3 12 3 1 45 45 VII

4.4.6 Urutan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon Kuantitiatif,
didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
adalah :
1. Imunisasi Pentavalen Booster
2. Kesinambungan Status Gizi (N/D)
3. Imunisasi Campak Booster
4. Kesinambungan program UPGK (D/K)
5. Partisipasi Masyarakan (D/S)
6. Kunjungan Nifas
7. Efektifitas Program (N/S)
8. Ibu Hamil Dengan Komplikasi yang di tangani
9. Kunjungan Ibuhamil K4

4.5 ANALISIS PENYEBAB MASALAH


Kesenjangan antara target yang diharapkan dengan keadaan aktual yang dicapai oleh
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Peneliti menentukan
penyebab masalah dengan membuat diagram fish bone berdasarkan data yang diperoleh
selama 1 tahun terakhir. Penyebab masalah dianalisis menggunakan pendekatan sistem yang
meliputi faktor input, proses, output, outcome, serta faktor lingkungan. Beberapa

58
REVISI

4.4.7 Kriteria D. PEARL faktor

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
f. Kesesuaian (Propriety)
g. Secara Ekonomis murah (Economic)
h. Dapat diterima (Acceptability)
i. Tersedianya sumber (Resources availability)
j. Legalitas terjamin (Legality)
Tabel 29. Kriteria D (PEARL FAKTOR)
No. MASALAH P E A R L
1. Kunjungan Ibu Hamil K4 1 1 1 1 1
2. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 1 1 1 1 1
3. Kunjungan Nifas 1 1 1 1 1
4. Imunisasi Pentavalen Booster 1 1 1 1 1
5. Imunisasi Campak Booster 1 1 1 1 1
6. Partisipasi masyarakat (D/S) 1 1 1 1 1
7. Kesinambungan program UPGK (D/K) 1 1 1 1 1
8. Kesinambungan status gizi (N/D) 1 1 1 1 1
9. Efektivitas program (N/S) 1 1 1 1 1

4.4.8 Penilaian prioritas masalah


Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam
formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan
prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D

57
REVISI

Tabel 29. Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon Kuantitatif

Urutan
Masalah A B C D NPD NPT
Prioritas

Kunjungan Ibu Hamil K4 1 10 1 1 11 11 IX

Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 1 10 2 1 22 22 VIII

Kunjungan Nifas 1 10 5 1 50 50 VI

Imunisasi Pentavalen Booster 2 13 5 1 75 75 I

Imunisasi Campak Booster 3 12 4 1 60 60 III

Partisipasi masyarakat (D/S) 2 11 4 1 52 52 V

Kesinambungan program UPGK (D/K) 3 11 4 1 56 56 IV

Kesinambungan status gizi (N/D) 4 13 4 1 68 68 II

Efektivitas program (N/S) 3 12 3 1 45 45 VII

4.4.9 Urutan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon Kuantitiatif,
didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
adalah :
10. Imunisasi Pentavalen Booster
11. Kesinambungan Status Gizi (N/D)
12. Imunisasi Campak Booster
13. Kesinambungan program UPGK (D/K)
14. Partisipasi Masyarakan (D/S)
15. Kunjungan Nifas
16. Efektifitas Program (N/S)
17. Ibu Hamil Dengan Komplikasi yang di tangani
18. Kunjungan Ibuhamil K4

58
4.5 ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Kesenjangan antara target yang diharapkan dengan keadaan aktual yang dicapai oleh
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Peneliti menentukan
penyebab masalah dengan membuat diagram fish bone berdasarkan data yang diperoleh
selama 1 tahun terakhir. Penyebab masalah dianalisis menggunakan pendekatan sistem yang
meliputi faktor input, proses, output, outcome, serta faktor lingkungan. Beberapa
kemungkinan penyebab kurangnya cakupan imunisasi pentavalent di Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru tercantum dalam Tabel. 31 di bawah ini.

Tabel 30. Analisis faktor input sebagai kemungkinan penyebab masalah kurangnya
partisiasi masyarakat terhadap program imunisasi pentavalen di Kelurahan Kebon Baru
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
- Tenaga kesehatan - Beberapa Kader kurang
(1 dokter atau 1 bidan dalam pencatatan dan
atau 1 ahli gizi atau pelaporan kepada petugas
MAN perawat) terdapat di puskesmas
(Tenaga Kerja) Puskesmas - Regenerasi Kader tidak
- Pencatatan administrasi berjalan baik
oleh Kader sudah baik

- Semua imunisasi untuk


ibu dan balita tidak
MONEY
dipungut biaya
(Pembiayaan)

59
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
- Kurangnya media promosi
akan pentingnya program
vaksin pentavalen sebagai
booster (poster)
- Semua perlengkapan vaksin
- Kurangnya penyuluhan
disediakan oleh Kelurahan
MATERIAL mengenai manfaat imunisasi
Kebon Baru
(Perlengkapan) pentavalen booster
- Vaksin dapat diperoleh di
- Tidak sinkronnya jadwal
puskesmas
posyandu sehingga
menghambat pelayanan
petugas

- Penyuluhan tidak rutin


diberikan di maupun
- Kerjasama petugas di
puskesmas mengenai vaksin
puskesmas dengan RT, RW dan
METHOD pentavalent booster
kader kesehatan terjalin baik
(Metode) - Pencatatan oleh kader
- Pencatatan pengunjung peserta
mengenai imunisasi dan
vaksin optimal
riwayat imunisasi masih
kurang

60
Tabel 31. Analisis faktor proses sebagai kemungkinan penyebab masalah kurangnya cakupan
imunisasi pentavalen di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
- Petugas kesehatan terlatih - Kendala pendataan anak
PLANNING dan kompeten yang dilakukan secara rutin
(Perencanaan) - Adanya penjadwalan
pembinaan kader secara
berkala untuk menyegarkan
kembali pengetahuan dan
skill setahun sekali

- Seluruh komponen tenaga - Koordinator program dan


ORGANIZING pelaksana program sudah kader Posyandu memegang
(Pengorganisasia) lengkap (dokter, bidan, lebih dari 1 program
petugas gizi, perawat, kader)

ACTUATING - Pelayanan dilakukan setiap - Tidak ada Standar


(Pelaksanaan) bulan di masing-masing RW Operasional Prosedur (SOP)
- Komunikasi dan kerjasama yang mengatur jalannya
lintas program dan sektoral vaksin
sudah optimal - Data dari pasien terkadang
tidak lengkap
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
- Petugas kesehatan Puskesmas - Sulitnya pengawasan dalam
selalu mengawasi jalannya kesinambungan kunjungan,
program di lapangan karena pasien pendatang
- Pencatatan dan pelaporan yang banyak sehingga selalu
CONTROLLING kegiatan dilaksanakan rutin memulai dari awal lagi
(Pengawasan) setiap bulan informasi
- Koordinasi yang baik antara
petugas kesehatan dan kader
dalam hal pencatatan dan
pelaporan

61
LINGKUNGAN - Rumah warga berdekatan - Minat ibu membawa anak
sehingga informasi untuk disertakan dalam
terlaksananya program mudah program khususnya vaksin
menyebar, warga sudah sadar masih kurang, serta
mengenai posyandu kurangnya keaktifan para ibu
dalam memantau
pertumbuhan dan
perkembangan anak
- Kurangnya motivasi keluarga
untuk mendukung ibu
membawa anak vaksin ke
Posyandu atau puskesmas
- Orang tua yang bekerja
sehingga tidak dapat
membawa anak untuk vaksin

62
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur

Penyuluhan Meningkatka Masyarakat Disesuaika Dokter 1 bulan Anggaran Diskusi dan Meningkatnya
kepada n di wilayah n dengan umum, sekali Puskesmas tanya jawab pengetahuan
masyarakat pengetahuan kerja kegiatan dokter masyarakat,
tentang vaksin masyarakat Puskesmas muda, dan serta
pentavalen tentang Kelurahan koordinator Terlaksanany
booster pentingnya Kebon Baru program a penyuluhan
vaksin Posyandu di mengenai
Puskesmas pentingnya
Kelurahan vaksinasi
Kebon Baru

Pengadaan Memudahkan Masyarakat Lingkup Dokter Disesuaikan Anggaran pembagian Meningkatnya


poster dan tenaga di wilayah Puskesmas muda dan dalam Puskesmas leaflet, dan
pemahaman
leaflet tentang kesehatan kerja Kelurahan koordinator waktu dekat pemasangan
masyarakat
pentingnya dalam Puskesmas Kebon Puskesmas poster
mengenai
vaksin memberi Kelurahan Baru Kelurahan
pentingnya
informasi Kebon Baru Kebon Baru
vaksin
kepada
masyarakat
mengenai

ii
pentingnya
vaksin

Pengadaan Agar lebih Petugas Lingkup Dokter Setiap Anggaran Memberika Meningkatnya
sesi konsultasi bias kesehatan. Puskesmas muda, diadakan Puskesmas n konsultasi
Pemahaman
terhadap menjawab Kelurahan dokter posyandu secara tatap
tentang
dokter pertanyaan Kebon umum muka
pentingnya
orang tu Baru mengenai
melakukab
ayang masih apa yang
vaksin
belum paham belum jelas
pentavalen
mengenai mengenai
vaksin vaksin

ii
INPUT
- Tidak selalu terdapat
pengawas lapangan dari Penyuluhan tidak rutin diberikan di
kelurahan Kebon baru posyandu maupun puskesmas mengenai
- Beberapa kader vaksin pentavalen booster
posyandu kurang dalam METHOD Pencatatan oleh kader mengenai imunisasi
pencatatan dan
dan riwayat imunisasi masih kurang
pelaporan kepada
MAN
petuas puskesmas
- Regernaris kader tidak
berjalan baik Kurang nya media promosi akan
pentingnya program vaksin
pentavalen sebagai booster
MONEY
Kurangnya penyuluhan mengenai
MATERIAL manfaat imunisasi Target vaksin

Tidak sinkronnya jadwal puskesmas pentavalen


sehingga menghambat pelayanan booster sebesar
petugas
45%

Tidak ada SOP yang mengatur


Kendalan pendataan jalannya vaksin
P2
anak yang dilakukan P1 Data dari pasien terkadang tidak
secara rutin lengkap
Sulitnya pengawasan dalam
kesinambungan kunjungan
koordinator program
posyandu dan kader Dukungan keluarga kurang
posyandu mememgang P3
lebih dari 1 program Minat ibu kurang untuk ikut serta
tidak adanya evaluasi program posyandu khususnya
program mengenai vaksin
LINGKUNGAN
PROSES Orang tua bekerja sehingga tidak 65
membawa anak untuk vaksin
Gambar 4. Diagram Fish Bone Berdasarkan Pendekatan Sistem
Rendahnya angka iunisasi DPT booster yaitu sebesar 33.3%
dimana target pencapaian sebesar 45% pada tahun 2016

Faktor Puskesmas Faktor Ibu balita

Jadwal munisasi yang hanya Ibu balita menganggap imunisasi hanya Ibu balita tidak mengetahui adanya
dua kali seminggu imunisasi wajib imunisasi DPT ulangan
Cara pemberitahuan kader
tentang imunisasi kepada
ibu balita kurang diterima
oleh ibu balita
Kurang kedatangan imunisasi Kurangnya
kepuskesmas Tidak adanya sistem pengetahuan ibu
remaining untuk balita mengenai
imunisasi DPT imunisasi DPT
Kurangnya
ulangan pada usia 18 ulangan dan
penyuluhan tentang
bulan pentingnya pencatatan
DPT booster terhadap
kader di Posyandu

Kurangnya informasi dan penyuluhan dari petugas


kesehatan mengenai imunisasi dan pencatatan di buku
Imunisasi

Program promosi kesehatan yang belum berjalan dengan


baik
66
4.6 KONFIRMASI KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan konfirmasi kepada koordinator program vaksin Puskesmas
Kelurahan Kebon Baru mengenai upaya peningkatan partisipasi masyarakat terhadap
program vaksin pentavalen booster , didapatkan penyebab masalah yang paling
memungkinkan sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan para orang tua akan pentingnya program
vaksin pentavalen booster
2. Media promosi belum ada.
3. Baru di launchingnya program vaksin pentavalent pada Januari 2016
4. Kader yang kurang aktif.
5. Pelaksanaan vaksin di puskesmas hanya dilakukan dua kali seminggu

4.7 PENENTUAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu
dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan
penyebab masalah yang ada :

Tabel 33. Alternatif pemecahan masalah


No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya kesadaran dan - Penyuluhan akan pentingnya
pengetahuan para orang tua akan vaksin pentavalent, kelebihan
pentingnya program vaksin pentavalen vaksin

2 Media promosi belum ada. - Pengadaan poster dan leaflet


di Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru tentang pentingya
program vaksin pentavalen

3 Baru di launchingnya program vaksin - Membuka sesi konsultasi


pentavalent pada Januari 2016 dokter

67
4 Kader yang kurang aktif. - Memberi penghargaan pada
kader terbaik setiap bulannya

5 Pelaksanaan vaksin di puskesmas - Meningkatkan hari pelayanan


hanya dilakukan dua kali seminggu dan menambah jumlah tenaga
karena jumlah tenaga kesehatan yang kesehatan
minimal

Kurangnya kesadaran dan


pengetahuan para orang tua akan - Penyuluhan akan pentingnya vaksin pentavalent,
pentingnya program vaksin pentavalen kelebihan vaksin

- Pengadaan poster dan leaflet di Puskesmas


Media promosi belum ada Kelurahan Kebon Baru tentang pentingya
program vaksin pentavalen

Membuka sesi konsultasi dokter

Baru di launchingnya program vaksin


pentavalent pada Januari 2016

Membuat program menarik untuk meningkatkan


kesadaran orang tua akan kebutuhan vaksin anak

68
REVISI

4.6 KONFIRMASI KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH


Setelah dilakukan konfirmasi kepada koordinator program vaksin Puskesmas
Kelurahan Kebon Baru mengenai upaya peningkatan partisipasi masyarakat terhadap
program vaksin pentavalen booster , didapatkan penyebab masalah yang paling
memungkinkan sebagai berikut :

6. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan para orang tua akan pentingnya program
vaksin pentavalen booster
7. Media promosi belum ada.
8. Baru di launchingnya program vaksin pentavalent pada Januari 2016
9. Kader yang kurang aktif.
10. Pelaksanaan vaksin di puskesmas hanya dilakukan dua kali seminggu

4.7 PENENTUAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu
dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan
penyebab masalah yang ada :

Tabel 33. Alternatif pemecahan masalah


No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya kesadaran dan - Penyuluhan akan pentingnya
pengetahuan para orang tua akan vaksin pentavalent, kelebihan
pentingnya program vaksin pentavalen vaksin

2 Media promosi belum ada. - Pengadaan poster dan leaflet


di Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru tentang pentingya
program vaksin pentavalen

3 Baru di launchingnya program vaksin - Membuka sesi konsultasi


pentavalent pada Januari 2016 dokter

67
REVISI

No Penyebab masalah Alternatif Pemecahan Masalah

4 Kader yang kurang aktif. - Memberi penghargaan pada


kader terbaik setiap bulannya

5 Pelaksanaan vaksin di puskesmas - Meningkatkan hari pelayanan


hanya dilakukan dua kali seminggu dan menambah jumlah tenaga
karena jumlah tenaga kesehatan yang kesehatan
minimal

Kurangnya kesadaran dan


pengetahuan para orang tua akan - Penyuluhan akan pentingnya vaksin pentavalent,
pentingnya program vaksin pentavalen kelebihan vaksin

- Pengadaan poster dan leaflet di Puskesmas


Media promosi belum ada Kelurahan Kebon Baru tentang pentingya
program vaksin pentavalen

Membuka sesi konsultasi dokter

Baru di launchingnya program vaksin


pentavalent pada Januari 2016

Membuat program menarik untuk meningkatkan


kesadaran orang tua akan kebutuhan vaksin anak

Kader yang kurang aktif Meningkatkan hari pelayanan dan menambah


jumlah tenaga kesehatanMemberi penghargaan
pada kader terbaik setiap bulannya

68
Pelaksanaan vaksin di
puskesmas hanya dilakukan dua
kali seminggu karena jumlah Meningkatkan hari pelayanan dan menambah
jumlah tenaga kesehatanMemberi penghargaan
tenaga kesehatan yang minimal pada kader terbaik setiap bulannya

Kader yang kurang aktif

Gambar 5. Alternatif Pemecahan Masalah

4.7.1 Penentuan Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai
berikut :
1. Memberi Penyuluhan akan pentingnya vaksin pentavalent, kelebihan vaksin, selalu
membawa buku saat vaksin
2. Pengadaan poster dan leaflet di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dan di Posyandu
tentang pentingya program vaksin pentavalent
3. Membuka sesi konsultasi dokter
4. Membuat program menarik untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan kebutuhan
vaksin anak
5. Memberi penghargaan pada kader terbaik setiap bulannya
6. Meningkatkan hari pelayanan dan menambah jumlah tenaga kesehatan

4.8 PENENTUAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH DENGAN KRITERIA


MATRIKS
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus (M x I x V) /
C. Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
1. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
2. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah

69
Dengan nilai 1-5, dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
3. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5, dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka
nilainya mendekati angka 5.
4. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati
angka 1.

Tabel 34. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah


Nilai
Hasil akhir Uruta
Penyelesaian Masalah Kriteria
n
M I V C (M x I x V) / C
Memberi Penyuluhan akan pentingnya
vaksin pentavalent, kelebihan vaksin,
4 4 3 3 16 2
selalu membawa buku saat vaksin

Membuat poster dan leaflet di


Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dan
Posyandu akan pentingnya program 3 4 3 3 12 3
vaksin pentavalent

Membuka sesi konsultasi dengan dokter 4 3 3 2 18 1

Membuat program menarik untuk


meningkatkan kesadaran orang tua akan
3 3 2 4 4,5
kebutuhan vaksin anak 5

Memberi penghargaan pada kader 4


3 4 4 5 9,6
terbaik setiap bulannya
Meningkatkan hari pelayanan dan
2 3 2 5 2,4 6
menambah jumlah tenaga kesehatan

70
Setelah penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matrix maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan
penyebab masalahrendahnya partisipasi masyarakat (D/S) pada program posyandu di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru adalah sebagai berikut :
1. Membuka sesi konsultasi dengan dokter
2. Memberi Penyuluhan akan pentingnya vaksin pentavalent, kelebihan vaksin, selalu
membawa buku saat vaksin
3. Membuat poster dan leaflet di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dan Posyandu
akan pentingnya program vaksin pentavalent
4. Memberi penghargaan pada kader terbaik setiap bulannya
5. Membuat program menarik untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan kebutuhan
vaksin anak
6. Meningkatkan hari pelayanan dan menambah jumlah tenaga kesehatan

4.9 Rancangan Diagnostik Komunitas


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ,dimana penelitian dilakukan
dengan mendeskripsikan serta menganalisis data dengan tujuan utama untuk
memberikan gambaran mengenai suatu gambaran secara objektif.di dalam penelitian
ini berupa pengumpulan data yang berujung pada terpilihnya suatu prioritas masalah
yang kemudian dijadikan topik bahasan dalam makalah ini.

4.10 Metode Diagnostik


Penelitian ini menggunakan jenis data primer data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara dengan pemegang program imunisasi di Puskesmas
Kelurahan Kebon Baru, Sedangkan data sekunder diperoleh dari data Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Kelurahan Kebon Baru dan laporan kegiatan
bagian dari masing-masing program yang terdapat di Puskesmas Kelurahan Kebon
Baru.

4.11 Indikator Kesehatan


Indikator kesehatan yang digunakan pada program ini adalah balita yang melakukan
kunjungan untuk imunisasi di puskesmas kelurahan kebon baru.

4.12 Lokasi dan Waktu


Lokasi penelitian meliputi Kelurahan Kebon Baru di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kebon Baru. Waktu penelitian periode tahun2016.
71
4.13 Sampel Diagnostik Komunitas
Sampel Data Kualitatif
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu
pengambilan sampling secara bertujuan berdasarkan suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti sendiri, sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya, dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Balita yang melakukan kegiatan imunisasi di puskesmas


2. Bertempat tinggal dalam wilayah kelurahan yang diteliti

4.14 Analisis Komunitas


Data hasil kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas KelurahanKebon Baru
kemudian dianalisis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Masalah pada evaluasi
program ini merupakan hasil kegiatan dengan pencapaian yang kurang dari 100% ataupun
lebih dari 100% berdasarkan SPM.Dari beberapa masalah tersebut dilakukan upaya
pemecahan dengan menerapkan metode algoritma problem solving cycle, yaitu setelah
dilakukan identifikasi masalah maka selanjutnya ditentukan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Dari beberapa masalah tersebut, kemudian diambil
salah satu program bermasalah dengan prioritas utama yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan survey secara kualitatif dengan pendekatan
sistem yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, material,
machine, kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3)
dan manajemen mutu yang semua terangkum dalam Fish Bone Analysis, sehingga didapatkan
output. Input dan proses dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk
mengidentifikasi dan mencari penyebab masalah, lalu ditentukan alternatif pemecahan
masalah. Metode kriteria matriks (MIV/C) digunakan untuk membantu menentukan prioritas
pemecahan masalah. Setelah pemecahan masalah terpilih, dibuat rencana kegiatan dalam
bentuk POA (Plan Of Action) dan diaplikasikan pada subjek penelitian

72
RENCANA KEGIATAN (Plan of Action)

Tabel 35. Plan of Action imunisasi DPT booster di Kelurahan Kebon Baru Wilayah Puskesmas Kecamatan Tebet
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
Menyelenggarakan Meningkatkan terget Ibu dan Puskesmas Dokter Senin sampai - Tatap Angka
Pemberian imunisasi imunisasi yang balita Umum Jumat Muka kedatangan ibu
setiap hari kerja diharapkan dan balita
Dokter untuk
Muda imunisasi
meningkat
Petugas
Puskesmas
Menyelenggarakan Memberikan informasi Ibu dan Posyandu Dokter Disesuaikan Tidak Ada Tatap Meningkatkan
penyuluhan di serta memotivasi ibu Kader muda Muka peran serta
Posyandu mengenai dan keluarga untuk keluarga
pentingnya imusisasi berpartisipasi dalam khususnya
DPT ulangan imusiasi DPT ulangan dalam
penjadwalan
imunisasi DPT
ulangan

Pengadaan poster di Memberikan media Ibu Posyandu Dokter Disesuaikan Tidak ada Tatap Meningkatkan
Puskesmas Kelurahan informasi tentang muda muka peran ibu
Kebon Baru dan di pentingnya Imunisasi untuk
Posyandu tentang DPT ulangan memantau
pentingya dilakukannya Petugas imunisasi anak
imunisasi DPT ulangan Puskesmas

73
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
Pembagian leaflet di Memberikan Ibu dan Puskesmas Dokter Disesuaika - Media Meningkatkan
Posyandu untuk ibu informasi sera Keluarga Kelurahan muda n promosi peranserta
guna menambah ilmu memotivasi ibu dan Kebon keluarga
pengetahuan imunisasi keluarga untuk Baru khususnya
DPT ulangan. berpartisipasi dalam
dalam pemantauan Posyandu penjadawalan
imunisasi DPT imunisasi untuk
ulangan anak.

Tabel 33. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

FEB MAR
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4

Menyelenggarakan penyuluhan kepada ibu yang memiliki baduta mengenai


pentingnya imunisasi DPTulang dan pentavalen serta penjadwalan untuk imunisasi
DPT ulang

Pengadaan media promosi berupa brosur atau leaflet

74
Sosialisasi kepada kader posyandu agar data posyandu dapat dikumpulkan sesuai
jadwal

Penyelenggaraan imunisasi DPT ulangan di Poli KIA setiap hari kerja

75
Tabel 37 . Rencana Kegiatan 1 tahun Puskesmas Kelurahan Kebon baru

Target Kebutuhan Penanggun


Anggaran Sasaran g Jawab &
Indikator Cara Rincian Mitra Waktu
No Upaya Kegiatan Tujuan & sumber & target kebutuhan
Kerja Perhitungan Kegiatan Kerja Pelaksana Lokasi
3 6 9 12 pembiayaa sasaran sumber
Pelaksana
n daya

1 Imunisasi Meningkatnya Pengunjung Sosialisasi Untuk Mengadakan Biaya Semua Kepala Kader Setiap Posyandu
DPT jumlah baduta posbindu dan dan meningkatkan penyuluhan fotokopi ibu program, bulan dan
booster yang posyandu lansia penyuluhan kesadaran mengenai leaflet dan dengan dokter Kepala Puskesmas
imunisasi sama dengan imunisasi masyarakat imunisasi poster baduta di muda untuk RT Kebon baru
booster Jumlah booster mengenai menggunakan wilayah menyampai ataupun
pengunjung pentavalen pentingnya leaflet dan Kebon kan RW
baduta dalam imunisasi poster baru infomasi
kurun waktu booster mengenai
satu tahun di imunisasi
bagi dengan booster
jumlah
penduduk Sosialisasi Untuk Diadakan Biaya Semua Kepala Kader Setiap Posyandu
baduta yang ada dan meningkatkan penyuluhan fotokopi ibu program, bulan dan
penyuluhan pengenalan menggunaakan leaflet dengan dokter muda Kepala Puskesmas
di wilayah
leaflet dan media untuk RT
tersebut dalam mengenai masyarakat baduta di Kebon baru
penyuluhan lain. menyampaika
kurun waktu penyakit terhadap wilayah n infomasi
satu tahun di dan penyakit dan Mengajak Kebon mengenai
kalikan 100% komplikasi komplikasi masyarakat untuk baru penyakit dan
yang yang mengunjungi komplikasi
berhubunga berhubungan Posyandu dan berhubungan
n dengan dengan Puskesmas Kebon dengan
baru imunisasi
imunisasi imunisasi
booster
booster booster

76
BAB V

HASIL

5.1 Evaluasi Intervensi Program


Dalam upaya peningkatan usaha tercapainya angka sesuai target yang di harapkan dari
imunisasi DPT booster beberapa program unggulan akan di laksanakan di puskesmas
Kelurahan Kebon Baru yaitu
Untuk meningkatkan angka temu ibu-ibu balita dengan dengan dengan petugas
kesehatan di Puskesmas Kelurahan Kebon baru. Maka Jadwal Pelayanan untuk imunisasi di
Poli KIA akan berlaku setiap hari kerja yaitu dari hari Senin sampai hari Jumat, dari pukul
08.00 s/d .00 WIB. Hal ini berkaca dari sebelumnya bahwa pelayanan Imunisasi hanya di
buka paada hari Selasa dan Kamis. Hal ini disebabkan pemilik program khususnya imunisasi
memegang tidak hanya satu program yang harus di kerjakannya.
Sebelumnya para Dokter, Dokter muda (Coass), dan perawat yang ada di Puskesmas
Kelurahan Kebon Baru mendapat pengajaran bagaimana SOAP yang benar dalam pemberian
imunisasi DPT booster tersebut. Setelah semua Dokter, Dokter Muda, dan Perawat
mendapatkan SOAP yang benar maka akan ada yang bergilir setiap harinya membantu
pemilik program untuk melkasanakan imunisasi khususnya imunisasi DPT booster. Selain
pemberian imunisasi juga di buka sesi konsultasi dengan dokter tentang imunisasi , khusus
nya imunisasi DPT booster. Apa bila ada hal yang tidak tahu atau yang belum dimengerti
oleh ibu-ibu yang datang ke Puskesmas Kelurahan Kebon Baru. Hal ini diharapkan angka
imunisasi DPT booster di wilayah Kelurahan Kebon Baru
Dikarenakan Imunisasi DPT booster ini merupakan program yang baru, maka untuk
dapat mengenalkannya kami menggandeng lintas program yang ada Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru yaitu Pemilik Program Public Health. Dalam hal ini lintas program yang akan
disasar adalah Posyandu Balita di setiap RW di wilayah Kelurahan Kebon Baru. Program
yang akan dilakukan ada lah pembagian leaflet serta penyuluhan imunisasi DPT booster.
Yang menjadi target adalah para kader-kader posyandu dan Ibu-ibu yang memiliki balita
yang akan di imunisasi DPT booster.

77
Untuk para Kader akan diberikan penyuluhan tentang Imunisasi DPT booster. Agar
nantinya pada saat posyandu para kader akan lebih sigap untuk mengingantkan ibu-ibu
pemilik balita akan pentingnya imunisasi DPT booster. Juga di harapkan untuk para kader
bisa mencatat dan menjadwalkan untuk dilakukannya imunisasi DPT booster
Untuk para ibu-ibu pemilik balita, selain di lakukkannya penyuluhan akan di lakukan
penyebaran leaflet tentang imunisasi DPT booster. Hal ini diharapkan ibu-ibu pemilik balita
mengenal, mengetahui, serta mau membawa balitanya untuk dilakukan imunisasi DPT
booster pada usia 18 bulan. Pada Leaflet selain sebagai media informasi juga diselipkan
pencatatan tanggal kembali balita untuk dilakukan imunisasi DPT booster. Hal ini dapat di
jadikan sebagai pengingat dikarenakan imunisasi DPT booster itu sendiri baru dilakukan saat
usia 18 bulan.
Selain itu juga di buka sesi Tanya jawab dengan parapemberi penyuluhan apa bila ada
yang kurang atau tidak dimengerti oleh ibu-ibu dan kader Posyandu.

5.2 Hasil Wawancara dengan Pemegang Program


Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program imunisasi, didapatkan
bahwa angka cakupan imunisasi DPT booster tidak mencapai target disebabkan karena
beberapa faktor, yang pertama karena jadwal imunisasi campak yang dilakukan di puskesmas
yang hanya dilakukan dua kali dalam seminggu, menurut pemegang program hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor banyaknya program yang harus di berikan diluar program imunisasi
serta kurangnya pelayanan kesehatan puskesmas yang mememiliki kopetensi dalam
pemberian imunisasi.
Faktor yang kedua yaitu secara lintas program kurangnya interaksi antara pemegang
program imunisasi dengan pemegang program promosi kesehatan,. Pemegang program
promosi kesehatan tidak mengetahui angka pencapaian imunisasi di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kebon baru dan Puskesmas Kecamatan Tebet sehingga tidak dilakukan
penyuluhan mengenai campak maupun media promosi lainnya.
Faktor yang ketiga secara lintas sektor yaitu kurangnya pencatatan dan penjadwalan
tentang imunisasi DPT yang dilakukaan di Puskesmas maupun Posyandu. Hal ini
dikarenakan program imunisasi DPT ulangan merupakan program baru dan usia target
imunisasi ulangan ini pada usia 18 bulan. Pemahaman orangtua bahwa bila sudah di
imunisasi campak pada usia 8 bulan maka program imunisasi telah selesai

78
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Intervensi Kegiatan Untuk Meningkatkan Cakupan Imunisasi DPTulangan di


Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Baru

Intervensi kegiatan yang dilakukan pada evaluasi program imunisasi booster campak
dan pentavalen di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru antara lain,

Table 42. Daftar Intervensi Kegiatan

Tanggal Kegiatan

26 Februari 2017s/d24 Maret 2017 Penyuluhan di posyandu ( mengikuti jadwal


posyandu)

5 - 23 Maret 2017 Pembagian leaflet di POLI KIA

20 Februari- 20 Maret 2017 Penyelenggaraa poli KIA setiap hari kerja

6.2 Pelaksanaan Plan of Action

6.2.1 Penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi DPT ulangandi Posyandu wilayah


kerja Puskesmas Kelurahan Kebon baru dan dalam gedung Puskesmas Kelurahan
Kebon baru

Penyuluhan dilakukan pada tanggal 13 Maret 2017 dan20 Maret 2017 di Posyandu
RW IV wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon baru. Adapun tahap pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :

Sebelum dilakukannya penyuluhan, kami terlebih dahulu berkoordinasi dengan


pemegang program KIA dan lintas program promotion heathuntuk mengetahui jadwal
posyandu kelurahan tersebut. Kemudian kami menghubungi kader dari Posyandu untuk
membantu dalam penyampaian informasi tentang imunisasi DPT ulangan yang akan
diaadakan pada hari yang bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu tersebut.

79
Sebelum di lakukannya penyuluhan kami mencoba untuk menyebar kuesioner untuk
mengetahui seberapa tingkat pengetahuan kader tentang imunisasi DPT ulangan. Dan juga
setelah penyuluhan kami akan memberikan kuesioner ulang untuk mengetahui seberapa jelas
penyuluhan yang kami berikan terhadap para kader posyandu

6.2.2 Pembagian kuesioner dan brosur mengenai imunisasi DPT ulangan di Posyandu
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon baru

Media yang digunakan untuk promosi adalah leaflet . Leaflet berisi tentang imunisasi
DPT booster, serta bagaimana caramendapatkan pelayanan imunisasi di Puskesmas kawasan
Kebon baru. Pada saat pembagian leaflet juga disertai dengan pembagian kuesioner agar diisi
oleh ibu-ibu yang memiliki balita yang berusia antara 9 bulan hingga 24 bulan. Pembuatan
media promosi ini bertujuan agar ibu ibu lebihmemahami konsep imunisasi DPT ulangan
sehingga bisa mengevaluasi imunisasi anak masing-masing. leaflet dibuat dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam, sederhana namun jelas. Penyebaran leaflet
mengenai imunisasi DPT booster dilakukan di puskesmas selama pelaksanaan penyuluhan
dan di poli KIA dan Umum Puskesmas Kelurahan Kebon Baru yaitu pada tanggal Maret
2017 sebanyak 40 . leaflet ini juga direncanakan akan disimpan sebagai persediaan di
puskesmas dan nantinya juga akan dibagikan ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Kebon
baru. Sehingga para ibu tetap memahami dan ke puskesmas untuk berkonsultasi mengenai
imunisasi DPT booster untuk anak-anaknya. Kuisioner diberikan kepada ibu yang memiliki
bayi antara usia 9 sampai dengan 24 bulan dengan tujuan menilai pengetahuan ibu dengan
balita terhadap imunisasi DPT ulanganserta mengetahui kemungkinan faktor yang
menyebabkan kurang tercapainya angka cakupan DPT ulangan

6.2.3Penyelenggarakan Pemberian imunisasi DPT ulangan setiap hari kerja di poli KIA
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru

Penyelenggaran program ini di lakukam setelah kami berkonsultasi dengan pemilik


program KIA di puskesmas Kebon baru. Sebelumnya penyerlanggaraan imunisasi dipoli KIA
hanya dilakukan pada hari selasa dan kamis. Penyelanggraan program ini akan di lakukan
berkelanjutan sehingga di harapkan angka imunisasi DPT ulangan dapat mencapai target
yang di harapkan

Program ini juga akan di berbantukan oleh Dokter umun, Dokter muda (coass), serta
bidan dan perawat. Yang telah mendapatkan pelatihan atau kompetensi tentang pemberian

80
imunisasi pada balita. Selain itu kami juga mencoba memberikan kuesioner kepada ibu-ibu
untuk mengetahi seberapa pengetahuan ibu-ibu balita tentang DPT ulangan ini.

Untuk ibu-ibu yang datang ke poli KIA untuk imunisasi wajib kami memberikan
leaflet atau brosur. Hal ini selain sebagai sarana pemberitahuan atau pengajaran kami tentang
imunisasi. Brosur atau leafleat tadi dapat digunakan sebagai pengingat kepada ibu-ibu agar
pada usia balita 18 tahun dapat di bawa lagi ke puskesmas agar mendapat imunisasi DPT
ulangan kembali.

81
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Dari hasil intervensi terlihat bahwa pengetahuan dan kesadaran responden mengenai
pentingnya imunisasi DPT booster masih rendah. Mungkin hal ini disebabkan oleh
penyuluhan terhadap masyarakat kebon baru yang kurang berjalan dengan baik. Mengenai
imunisasi DPT booster masih perlu diberikan edukasi kepada masyarakat Kebon baru karena
masih banyak responden yang masih belum mengetahui dan memahaminya dengan baik.
Sebagian besar responden anaknya sudah imunisasi dasar lengkap. Seluruh responden setuju
bahwa imunisasi itu penting dan bertujuan untuk mencegah penyakit, Masih ada beberapa
responden yang belum pernah mendapatkan pengarahan tentang imunisasi DPT ulangan, oleh
sebab itu tingkat pengetahuan ibu harus ditingkatkan. Agar imunisasi DPT ulangan dikenal
dengan baik telah diberikan intervensi kepada masyarakat serta responden berupa penyuluhan
di posyandu, sosialisasi kader , pembagian kuesioner dan brosur, dan sosialisasi berupa
edukasi langsung di poli KIA. Pada penyuluhan disampaikan materi yang membahas tentang
mengenai pentingnya imunisasi, manfaat imunisasi, meluruskan kesalahpahaman tentang
imunisasi, cara mendapatkan pelayanan imunisasi, pemahaman lebih mendalam tentang
imunisasi DPT booster. Selama penyuluhan juga disediakan waktu untuk tanya jawab jika
peserta masih menemukan ketidakjelasan tentang materi ataupun ingin berkonsultasi tentang
kesulitan dalam imunisasi.

7.2 Saran
Dari hasil observasi kami selama evaluasi program, beberapa hal yang dapat kami
sarankan demi kemajuan dan peningkatan dari program ini adalah:

7.2.1 Terhadap penelitian


1. Sampel penelitian sebaiknya ditingkatkan kembali agar mencakup
sebagian besar dari seluruh wilayah kerja Puskesmas KelurahanKebon
baru
2. Dapat dibuat lebih banyak lagi jenis media promosi lainnya yang menarik
untuk dibaca masyarakat awam dan dapat dilihat di banyak tempat selain
di Puskesmas.

82
7.2.2 Terhadap puskesmas kelurahan Kebon Baru
1. Kurangnya petugas puskesmas untuk turun ke lapangan menyebabkan
kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja kader. Sehingga
seringkali ketika kader menemukan kendala atau kesulitan di lapangan
menjadi tidak tersampaikan kepada petugas kesehatan di puskesmas. Jika
memungkinkan bagi puskesmas untuk menambah jumlah petugas yang
dapat turun langsung untuk memantau kegiatan.
2. Dapat dibuat media pengingat bagi ibu-ibu yang memiliki baduta tentang
imunisasi seperti lampiran rencana jadwal imunisasi atau pengingat yang
kelola oleh kader.
3. Dapat melakukan pengkajian ulang data baduta pada wilayah Kebon Baru
7.2.3 Terhadap masyarakat
1. Diharapkan ibu-ibu semakin tinggi kesadarannya dalam memberikan
imunisasi DPT ulangan bagi anaknya.
2. Diharapkan bagi ibu-ibu yang telah mendengarkan penyuluhan juga dapat
menjadi sumber informasi pengetahuan bagi ibu-ibu lainnya di kemudian
hari agar angka imunisasi DPT booster dapat terus meningkat.
7.2.4 Keterbatasan Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu yang tersedia bagi penelitian ini terhitung cukup singkat mulai dari
penghitungan cakupan program puskesmas sampai dengan pelaksanaan
plan of action, sehingga jumlah sampel yang terjaring pun kurang. Sampel
yang kurang ini ditakutkan menjadi keterbatasan karena mungkin belum
cukup menggambarkan atau mewakili seluruh populasi kelurahan Kebon
Baru.

2. Data penelitian
Data kuesioner yang terkumpul ditakutkan kurang akurat karena pada saat
pengisian kuesioner, ibu-ibu juga sambil mengurusi anaknya yang masih
kecil yang juga terkadang sambil menangis. Konsentrasi ibu mungkin
terpecah antara mambaca pertanyaan kuesioner dan mengurus anaknya.

83
DAFTAR PUSTAKA

1. Suharjo, JB. Vaksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi. Kanisius : 2010 2.
2. Sri, Rezeki S Hadinegoro. Prof. Dr. dr. SpA(K), dkk. Pedoman imunisasi di
Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia. Edisi ke-2. Jakarta 2005 3.
3. Hadinegoro SRS. Jadwal Imunisasi. Dalam : Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro
SRS, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko, editor. Pedoman imunisasi di
Indonesia. Ed 3. Jakarta : Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia: 2008.
4. Rahajoe NN, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB, penyunting. Pedoman
Nasional Tuberkulosis Anak. Edisi kedua. Jakarta: UKK Respiratologi PP IDAI;
2007.
5. Lawrence M Tierney Jr MD, Stephen J McPhee MD, Maxine A Papadakis MD.
Current Medical Diagnosis and Treatment 2002.
6. Suyitno, H. Jenis Vaksin. In: Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi 4. Jakarta :
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.
7. Suharjo, JB. Vaksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi. Kanisius : 2010
8. Eric AF Simoes MD DCH and Jessie R Groothius MD. Immunization.
9. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Non-spore-forming gram positive bacilli:
corynebacterium, propionibacterium, listeria, erysipelothrix, actinomycetes, & related
pathogens. In: Jawetz, Melnick, & Adelbergs medical microbiology. 23th ed.
McGraw-Hill.2004
10. Jadwal Imunisasi Anak - Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2014
[image on the Internet]. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014 Available from :
I (http:// idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html)

84
LAMPIRAN 1 LEAFLET

85
LAMPIRAN 2.Dokumentasi

86
wawancara dengan pemegang program imunisasi puskesmas kelurahan kebon
baru bidan fara

87
Dengan Pemegang program posyandu balita dan gizi mbak eva di puskesmas
kelurahan kebon baru

Penyuluhan Imunisasin Pentavalen Booster dan Penyebaran Kuisoner pada ibu-


ibu kelurahan kebon baru

88
Persiapan Imunisasi DPT booster pada posyandu balita

89

Anda mungkin juga menyukai