Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan masyarakat kesehatan pada
era globalisasi akan terus berubah karena masalah kesehatan yang di hadapi
masyarakat juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai
bagian masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus menerus berubah
karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan.
Dengan berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan professional
serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, maka
mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2013). Tuntutan kebutuhan
yang semakin meningkat menyebabkan perawat perawat harus berubah secara
terencana dan terkendali. Untuk itu manajemen keperawatan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan
manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan pada masa mendatang. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode perlakuan
asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat
saling menopang (Gillies (1986), dalam Nursalam 2011). Sebagaimana proses
keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari
pada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih
rumit dibandingkan proses keperawatan. Konsep yang harus dikuasai adalah
konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan,
yang berupa rencana strategis melalui pendekatan: pengumpulan data, analisis
SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara
operasional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) (Nursalam, 2011).

1
2

Masalah yang di dapat pada saat pengumpulan data dan indentifikasi masalah di
Ruangan Rawat Inap Bougenville di RSUD dr. Sylvanus Palangka Raya di
dapatkan bahwa model asuhan keperawatan professional (MAKP) yang
dilaksanakan adalah MAKP Tim dimana metode ini menggunakan ketua tim yang
terdiri atas anggota/perawat ruangan yang terbagi menjadi 2-3 tim atau grup
dengan anggota yang berbeda-beda (Nursalam, 2017). Tenaga perawat di Ruangan
Rawat Inap Bougenville yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 kepala tim dan 13
perawat primer. Kualifikasi pendidikan perawat 7% adalah lulusan SPK, 73%
adalah lulusan DIII Keperawatan dan 20% adalah lulusan S1 Keperawatan,
sehingga pemahaman tentang MAKP belum cukup memadai.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat
ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari para praktisi, pasien,
keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu
diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara
mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam
pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan
didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada
kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik,
bukan interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan. Model
pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam
keperawatan Indonesia adalah Model Praktek keperawatan Profesional dengan
metode pemberian asuhan keperawatan primer. Mengenai model keperawatan ini
salah satu kritik yang dikemukakan adalah bentuk yang terlalu komplek dan
teoritis sehingga akan dapat memotivasi perawat untuk memperjelas keyakinan
dan pekerjaannya, selain itu dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam
mendiskusikan masalah dengan lebih terbuka untuk membantu para perawat
lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakan.
Berdasarkan fenomena diatas, maka kami menerapkan model praktek
keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan Primary
Nursing, dimana pelaksanaanya melibatkan pasien kelas 1,2 dan 3 di Ruang
Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya bekerja sama dengan
perawat yang bertugas di ruangan tersebut.
3

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilaksanakannya praktik penerapan MAKP, mahasiswa mampu
mengerti, memahami serta menerapkan konsep teori model pemberian asuhan
keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu, memahami dan menerapkan:
1. Mampu melaksanakan penerapan model prima: bermain peran, overran,
ronde keperawatan, sentralisasi obat,supervisi dan evaluasi kepuasan pasien.
2. Mampu mengumpulkan data tentang ketenagaan, pasien, model pemberian
asuhan keperawatan, dan dokumentasi.
3. Mampu menganalisis data dengan pendekatan SWOT
4. Mampu menyusun rencana strategis berdasarkan masalah yang ditemukan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional
5. Evaluasi keperawatan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan Model Manajemen
Asuhan Keperawatan Profesional yang diaplikasikan
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan
Model Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan professional.

1.3.2 Bagi Perawat Ruangan


1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan
Profesional.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4

3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat


dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2 Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang
pengolahan ruangan dengan pelaksanaan MAKP : Keperawatan Primary Nursing.

Anda mungkin juga menyukai