Anda di halaman 1dari 26

Bd.

201

SERI MODUL BIOLOGI DASAR DAN PERKEMBANGAN

MENGAPA CAIRAN DAN


ELEKTROLIT PENTING DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN?

Oleh :
dr. Herdiantri Sufriyana

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA


BANJARMASIN
TAHUN 2013
PENDAHULUAN

Seorang ibu sedang hamil muda dan selalu muntah-muntah, sehingga untuk minum
saja, sudah tidak bisa lagi. Ibu tersebut terlihat lemah dan bibirnya terlihat kering.
Setelah diinfus dan disuntik, ibu tersebut mulai terlihat segar dalam beberapa jam
dan akhirnya dapat tersenyum kembali. Pernahkah Anda berpikir mengapa
pemberian cairan lewat infus dapat mengembalikan ibu yang tadinya dehidrasi
menjadi segar kembali? Mengapa tubuh kita perlu air? Apakah semua cairan infus
itu sama efeknya? Apakah air saja cukup untuk tubuh kita? Semua pertanyaan
tersebut hanya bisa dijawab kalau Anda memahami tentang cairan dan elektrolit.
Itulah sebabnya materi ini penting dipelajari. Jika Anda menguasai materi ini, Anda
tidak perlu lagi banyak menghapal jenis infus dan kapan harus diberikan saat Anda
berpraktik nanti. Semangat mempelajarinya?!

Silakan mempelajari terlebih dahulu modul ini. Untuk semua Kegiatan Belajar dalam
modul ini, sesuai dengan pembagian kelompok beserta submateri, silakan buat
tayangan (MS Powerpoint Slideshow) dan jelaskan semudah mungkin kepada
teman Anda yang lain (pembelajaran teori). Kemudian masing-masing kelompok
buatlah poster tentang kompartemen cairan tubuh dengan cara mencari gambar-
gambar skematik berbagai jaringan dalam organ tertentu. Pada saat pertemuan
pembelajaran, kelompok yang mampu menjelaskan paling cepat dan tepat akan
menjadi pemenangnya (pembelajaran praktik). Kita juga akan bermain-main tentang
zat pelarut dan terlarut untuk memahami tentang konsentrasi cairan dan
perpindahan zat (pembelajaran praktik). Bagaimana? Anda pasti bersemangat!

Setelah menyelesaikan modul ini, Anda akan mampu menjelaskan secara benar
fisiologi keseimbangan cairan dan elektrolit dan aspek biokimianya. Modul akan
dihabiskan dalam 2 x 60 menit pembelajaran teori dan 2 x 120 menit pembelajaran
praktik.

Materi ini akan sangat terkait dengan prinsip-prinsip terapi cairan (infus) saat Anda
bekerja nanti sebagai bidan. Saat mempelajari terapi cairan nanti, dan saat
mempelajari asuhan kebidanan, materi ini akan memudahkan Anda mengerti
tindakan dalam asuhan tersebut. Bacalah modul ini dengan seksama dan kerjakan
tugas/latihannya. Kemudian koreksilah jawaban Anda sendiri sesuai dengan kunci
jawaban di bagian penutup modul ini. Jika sudah benar, berarti Anda sudah
memahami dan mencapai tujuan pembelajaran yang dikemukakan di atas. Tidak

Mengapa Cairan dan Elektrolit 1


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
ada yang akan mengawasi Anda, berupayalah jujur kepada diri sendiri dan
tingkatkan kemampuan Anda mengerjakan tugas/latihan.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 2


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
KEGIATAN BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu:


1. Menjelaskan secara benar pengertian cairan tubuh total
2. Menunjukkan secara lancar dan tepat serta menjelaskan secara benar
pembagian kompartemen cairan tubuh
3. Menjelaskan secara benar perbedaan komposisi elektrolit ekstra- dan intra-
seluler
4. Menjelaskan secara benar peristiwa difusi, osmosis dan filtrasi
5. Menerapkan secara tepat prinsip pertukaran cairan dan elektrolit antar
kompartemen
6. Menjelaskan secara benar pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit

URAIAN MATERI

Sebelum Anda mempelejari materi ini, coba Anda baca secara ringkas tentang
bagaimana sel diibaratkan seperti kolam senyawa kimia yang sangat pekat
karena materi ini akan sangat memerlukan Anda untuk membayangkan sel-sel
tersebut dengan tepat.

Cairan tubuh total

Mengapa Cairan dan Elektrolit 3


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Jika dalam modul sebelumnya dituliskan bahwa tubuh kita diibaratkan seperti
kolam senyawa kimia yang sangat pekat, yang hingga pekatnya kita tampak
padat dan berbentuk seperti ini, maka sekarang kita akan membicarakan berapa
sebenarnya total cairan tubuh manusia? Apakah setiap orang punya jumlah
cairan yang sama? Bagaimana cairan tersebut masuk dan keluar setiap
harinya? Untuk memahami hal tersebut, pelajari Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Cairan masuk dan keluar per hari


Keadaan
Keadaan olahraga berat
istirahat
(cc/hari)
(cc/hari)
Masuk (intake)
Minuman/makanan 2100 ?
Hasil metabolisme tubuh 200 200
Total masuk 2300 ?
Keluar (output)
Uap air lewat pori kulit (insensible 350 350
water loss through skin)
Uap air lewat saluran nafas 350 650
(insensible water loss through
respiratory tract)
Keringat 100 5000
Tinja 100 100
Air kemih 1400 500
Total output 2300 6600

Tabel 1 menunjukkan kebutuhan cairan masuk dan keluar per hari untuk
manusia pria dewasa. Dari cairan masuk, kita dapat melihat bahwa kebutuhan
minum air seseorang akan sangat tergantung pada aktifitas fisik hariannya.
Ternyata, kita juga dapat melihat bahwa air tidak hanya masuk dari luar tetapi
juga sudah air yang dihasilkan dari reaksi-reaksi kimia yang sudah pernah kita
bicarakan di modul tentang sel sebelumnya. Jumlah air dari metabolisme ini
cenderung tetap terlepas aktifitas yang dilakukan seseorang, yaitu 200 cc/hari.

Kehilangan air dalam tubuh dapat terjadi melalui pernafasan atau difusi melalui
kulit secara total menghilangkan 700 cc/hari, bahkan dalam kondisi normal. Hal
ini dinamakan insensible water loss. Kejadian terjadi bahkan dalam kondisi
tubuh tidak berkeringat, dan jangan disamakan dengan keringat! Perhatikan
pada Tabel 1, jelas bahwa kehilangan air melalui kulit tetap sama dalam
keadaan istirahat maupun olahraga, sedangkan melalui saluran nafas justru
meningkat. Tahukah Anda mengapa? Karena saat berolahraga, tentu
pernafasan seseorang menjadi lebih cepat sehingga lebih banyak air yang
menguap keluar bersama udara nafas. Tahukah juga Anda bahwa lapisan kulit
kita dilapisi oleh lapisan tak larut air yang mencegah insensible water loss di
kulit? Pada pasien luka bakar, dimana lapisan kulit tersebut juga rusak,

Mengapa Cairan dan Elektrolit 4


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
penguapan air melalui kulit dapat mencapai 3-5 Liter/hari. Itulah sebabnya,
pasien luka bakar mengalami dehidrasi dan perlu diganti cairan yang hilang.

Kehilangan cairan melalui keringat sangat tergantung pada suhu lingkungan dan
aktifitas seseorang. Jika terus berkeringat dan tidak ada cairan masuk, maka
akan memicu mekanisme rasa haus. Kehilangan cairan melalui tinja tidak
terpengaruh oleh aktifitas. Namun, pada orang yang mengalami diare,
kehilangan cairan melalui tinja dapat banyak sekali dan dapat mengancam
nyawa jika tidak diatasi dalam beberapa hari.

Selain yang tertera pada Tabel 1, kehilangan air kemih dapat mencapai 500 cc
saja per hari pada orang yang dehidrasi, tetapi juga dapat mencapai 20 Liter per
hari pada orang yang banyak minum air. Lihatlah bahwa keluarnya air kemih
justru berkurang pada keadaan olahraga berat. Hal ini terjadi karena tubuh
mengompensasi pengeluaran lewat keringat dengan mengurangi jumlah air
kemih yang dikeluarkan. Pengeluaran ini diatur oleh ginjal yang mengatur
proporsi cairan dan elektrolit yang dikeluarkan.

Kompartemen cairan tubuh

Coba Anda ingat kembali modul tentang sel dan jaringan. Ingatkah Anda cairan
itu berada dimana saja? Apakah di dalam sel saja? Atau juga di luar sel?
Ruang-ruang itu kita sebut sebagai kompartemen. Untuk lebih memahaminya,
perhatikan Gambar 1 berikut ini.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 5


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Gambar 1. Kompartemen cairan tubuh

Gambar 1 menunjukkan pembagian cairan secara skematik. Seperti yang


sebelumnya kita bahas, cairan ada yang masuk (intake) dan ada yang keluar
(output). Secara sederhana, cairan tersebut masuk melalui saluran pencernaan
kita. Di saluran pencernaan, cairan tersebut tentu diserap usus besar, bukan?
Kemana cairan setelah diserap? Cairan diserap masuk ke dalam pembuluh
darah. Tahukah Anda bahwa darah terdiri dari komponen padat dan cair?
Komponen padat darah adalah sel-sel darah merah, putih dan keping darah,
sedangkan komponen cairnya adalah plasma. Plasma darah terdiri atas air dan
zat-zat lainnya. Di dalam darah manusia normal yang berjumlah sekitar 5 Liter,
komponen airnya mencakup 3 Liter diantaranya.

Bagaimana cairan dalam darah ke sel-sel tubuh kita? Cairan tersebut akan
keluar menembus dinding pembuluh darah kapiler dengan prinsip Hukum
Starling yang akan kita bahas dalam pertemuan-pertemuan berikutnya. Akhirnya
sampailah cairan ke lingkungan dalam (internal environment) sel-sel tubuh kita.
Cairan yang berada di luar pembuluh darah, tetapi masih di luar sel, kita sebut
sebagai cairan interstitisial. Cairan plasma dan interstisial berada dalam
ruangan yang kita sebut kompartemen ekstrasel. Cairan interstisial ini
berjumlah total sekitar 11 Liter dalam tubuh seseorang.

Selanjutnya, dengan teknik difusi dan/atau osmosis yang akan kita bahas nanti,
cairan tersebut akhirnya memasuki sel melewati membran sel, bergabung

Mengapa Cairan dan Elektrolit 6


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
cairan intrasel yang sudah ada disana. Cairan intrasel ini berada di ruangan
yang kita sebut kompartemen intrasel. Cairan intrasel berjumlah total sekitar 28
Liter pada semua sel di dalam tubuh seseorang.

Jika Anda totalkan jumlah cairan = 3 Liter plasma + 11 Liter cairan interstisial +
28 Liter cairan intrasel, maka jumlahnya mencapai 42 Liter. Tahukah Anda
bahwa jumlah cairan itu diukur dari penelitian terhadap banyak orang pria
dewasa dengan berat badan 70 kg? Bukankah sudah pernah dijelaskan pada
modul sel bahwa 60% dari massa tubuh manusia adalah cairan? Coba hitung,
berapa 60% x 70 kg? Jika 1 kg = 1 Liter, maka jumlah cairannya adalah 42 Liter.
Dua per tiga total cairan tubuh tersebut berada pada kompartemen intrasel
(coba Anda hitung apakah memang benar demikian?). Dari sepertiga sisanya
yang berada di kompartemen ekstrasel, hanya seperlima yang berada di dalam
pembuluh darah (plasma), sedangkan lainnya di ruang interstisial. Lihatlah pada
Gambar 1 tersebut, ada jalan lain cairan kembali dari ruang interstisial ke
pembuluh darah, yaitu pembuluh limfe (lymphatic). Sepersepuluh cairan
interstisial masuk ke pembuluh limfe untuk kembali ke pembuluh darah. Sisanya
langsung ke dalam pembuluh darah dengan Hukum Starling.

Masih semangat?! Jika Anda memahami tentang hal ini, Anda akan mudah
mengerti mengapa seseorang mengalami bengkak, mengapa dehidrasi harus
memakai cairan infus tertentu, dan mengapa pula cedera kepala tidak
menggunakan cairan infus tertentu. Okay, mari kita lanjut ke subjudul
berikutnya!

Komposisi Elektrolit Ekstra- dan Intra- Seluler

Pernahkah Anda melihat iklan tentang minuman rehidrasi yang mengandung


ion? Ion itulah yang kita maksud dengan elektrolit. Tubuh kita tidak hanya
membutuhkan cairan, tetapi juga elektrolit. Elektrolit tersebut sangat penting
pengaturan banyak reaksi kimia di dalam tubuh. Elektrolit juga diperlukan sel
untuk fungsi-fungsi tertentu, misanya kontraksi otot dan kelistrikan saraf.
Elektrolit bahkan yang menentukan kemana cairan harus berada, terutama ion
natrium (Na+). Kali ini kita akan mempelajari komposisi elektrolit ekstra- dan
intra- seluler pada manusia normal. Pelajarilah Gambar 2 berikut ini.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 7


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Gambar 2. Komposisi elektrolit ekstra- dan intra- seluler.

Pada Gambar 2, bagian di atas garis 0 adalah kompartemen ekstrasel,


sebaliknya di bawah garis 0 adalah kompartemen intrasel. Elektrolit yang
cenderung lebih banyak terdapat di kompartemen ekstrasel adalah ion natrium
atau sodium (Na+), kalsium (Ca2+), klorida (Cl-), dan karbonat (HCO3-). Ion-ion
tersebut tentu juga terdapat di intrasel, tetapi jauh lebih sedikit. Namun, ion-ion
tersebut dapat saja berpindah ke dalam sel untuk tujuan tertentu. Sebaliknya,
jika ion-ion tersebut masuk, hampir selalu ada ion-ion intrasel yang keluar.
Contohnya, jika Na+ masuk, hampir selalu dibarengi keluarnya ion kalium (K+).

Pada kompartemen intrasel, elektrolit yang cenderung lebih banyak didapati


adalah ion kalium atau potassium (K+), magnesium (Mg2+), fosfat (PO43-) dan
ion-ion organik serta protein. Ingatlah baik-baik komposisi ini karena akan
penting untuk mempelajari tentang prinsip perpindahan zat yang akan dibahas
berikutnya.

Peristiwa difusi, osmosis dan filtrasi

Terutama untuk difusi dan osmosis, Anda pasti sudah mempelajarinya ketika
SMU dulu pada pelajaran fisika maupun biologi. Apa itu difusi? Saat SMU, kita
diajari bahwa difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Jika demikian, lantas apa itu osmosis? Osmosis adalah perpindahan zat dari
konsentrasi rendah ke tinggi melalui membran semi-permeabel. Ya, harus ada
membran semi-permeabel sebagai syarat terjadinya osmosis. Tahukah Anda

Mengapa Cairan dan Elektrolit 8


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
bahwa membran sel itu bersifat semi-permeabel? Sekarang kita akan
membahas tentang difusi dan osmosis. Sedangkan filtrasi sesungguhnya
sebuah proses yang menyaring bahan dengan suatu komposisi zat hingga
tercapai bahan dengan komposisi tertentu. Proses filtrasi tersebut memerlukan
proses difusi dan/atau osmosis.

Difusi sendiri dibagi menjadi 3 bentuk:


1. Difusi sederhana (simple diffusion)
2. Difusi terfasilitasi (facilitated diffusion)
3. Transpor aktif (active transport)

Sebelum mempelajari ketiganya, coba Anda perhatikan Gambar Anda


perhatikan Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Tiga bentuk difusi.

Gambar 3 di atas menunjukkan gambar membran sel (ingat, pada modul


sebelumnya, membran merupakan lapisan ganda lemak atau lipid bilayer).
Membran sel ditembus oleh beberapa protein struktural yang terbagi menjadi 2
jenis, yaitu protein penyalur (channel) dan protein pembawa (carrier). Karena
lemak tak melarutkan air, cairan tidak mudah menembus membran sel. Cairan
dapat keluar masuk melalui saluran atau celah sempit di dalam protein penyalur.
Sedangkan zat-zat yang larut lemak justru bebas menembus membran sel.
Cairan maupun zat larut lemak tersebut berpindah dengan prinsip difusi
sederhana, yaitu berpindah dari konsentrasi tinggi (luar/dalam) ke rendah
(dalam/luar) melalui lapisan ganda lemak maupun saluran protein penyalur.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 9


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Apakah protein penyalur melewatkan semua zat begitu saja berdasarkan prinsip
difusi? Lihat Gambar 4 berikut ini.

A B

Gambar 4. Sistem seleksi zat oleh protein penyalur (channel).

Sistem seleksi zat oleh protein penyalur ada 2 jenis. Pertama, protein penyalur
tertentu hanya akan melewatkan zat tertentu dengan memiliki struktur senyawa
kimia tertentu pada dinding dalam saluran yang hanya dapat bereaksi dengan
zat yang dilewatkan. Pada Gambar 3A, ion kalium (potassium) dilewatkan
dengan bereaksi secara berantai dan beruntun sehingga akhirnya ion tersebut
masuk ke dalam sel. Kedua, protein penyalur menggunakan sistem gerbang
buka-tutup. Contoh, protein penyalur Na+ bersifat negatif sehingga menarik ion
tersebut yang bersifat positif. Saat Na+ berlekatan, maka gerbang protein
membuka, kemudian setelah Na+ langsun menutup kembali. Demikian juga
beberapa protein penyalur untuk K+. Demikian, sistem-sistem pengaturan pada
difusi sederhana.

Selanjutnya, kita akan mempelajari difusi terfasilitasi. Lihat Gambar 5 berikut ini.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 10


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Gambar 5. Difusi terfasilitasi melalui protein pembawa (carrier).

Difusi terfasilitasi terjadi melalui protein pembawa. Protein ini memiliki titik ikat di
dalamnya yang akan mengubah bentuk protein tersebut jika berikatan dengan
zat tertentu yang akan dilewatkan. Selain zat tersebut, tidak ada yang akan
mengubah bentuk protein. Perubahan bentuk protein ini membuat zat tersebut
dihantarkan melewati protein. Saat protein mencapai bentuk tertentu, ikatan zat
pada titik ikat pun lepas dan protein pun kembali seperti semula.

Transpor aktif adalah difusi yang dibantu dan bantuan tersebut memerlukan
energi berupa ATP. Lihat Gambar 6 berikut ini.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 11


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
B C

Gambar 6. Transpor aktif.

Pada Gambar 6A, Anda dapat melihat Na+ dan K+ ditukar keluar masuk oleh
protein pembawa yang juga enzim ATPase. Dapat dilihat bahwa perpindahan
zat tersebut memerlukan energi dari ATP yang diubah menjadi ADP. Protein
pembawa pada Gambar 6A ini juga sebagai pompa Na+-K+-ATPase. Ada 2 jenis
sistem transpor aktif, yaitu sistem co-transport (Gambar 6B) dan counter-
transport (Gambar 6C).

Pada Gambar 6B, dapat dilihat contoh protein pembawa untuk glukosa dimana
glukosa akan dilewatkan jika terikat pada titik ikat disertai pengikatan Na+ pada
titik ikatnya sendiri. Disini glukosa ditemani oleh Na+ yang bergerak dengan
arah yang sama dengan glukosa.

Pada Gambar 6C, dapat dilihat transpor aktif dimana kedua ion bertukar
sehingga bergerak dalam arah yang berlawanan. Gambar 6A juga termasuk
sebagai contoh sistem counter-transport.

Semua bentuk difusi sudah kita pelajari, apakah Anda sudah mengerti? Jika
belum, silakan Anda pelajari dahulu sebelum lanjut ke penjelasan berikutnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan kecepatan dan arah difusi. Lihat Gambar
7 berikut ini.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 12


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Gambar 7. Faktor-faktor penentu kecepatan dan arah difusi.

Pada Gambar 7A, faktor pertama penentu kecepatan dan arah difusi adalah
gradien konsentrasi (selisih nilai konsentrasi). Misal, di luar sel terdapat suatu
zat dengan nilai konsentrasi C0 sedangkan di dalamnya Ci, maka kecepatan
difusi = C0 Ci, dan jika hasilnya positif, maka arahnya dari luar ke dalam, tetapi
jika negatif (misalnya krena Ci > C0), maka arahnya dari dalam ke luar, tetapi
meskipun demikian, arah tersebut sebenarnya tetap mengikuti prinsip difusi,
yaitu dari konsentrasi tinggi ke rendah.

Pada Gambar 7B, faktor kedua penentu kecepatan dan arah difusi adalah
elektrisitas zat dan membran. Misalnya, pada gambar tersebut, sisi luar
membran bersifat negatif, sedang sisi dalamnya positif, maka zat di luar yang
bersifat negatif akan tertolak oleh membran luar dan tertarik ke membran dalam.
Tergantung pada keseimbangan antara gaya oleh gradien konsentrasi dengan
gaya oleh tarikan elektrisitas, maka bisa saja zat tersebut masuk ke dalam sel
seluruhnya meskipun konsentrasi zat tersebut di dalam jauh lebih tinggi
daripada di luar.

Pada Gambar 7C, tekanan hidrostatik di dalam pembuluh darah dapat


memindahkan cairan meskipun tidak ada perbedaan konsentrasi, bahkan
melawan gradien konsentrasi. Jika tekanan hidrostatik di dalam pembuluh darah
P1 lebih tinggi daripada di luar pembuluh darah P2, maka akan terjadi difusi dari
dalam ke luar pembuluh darah. Hal ini diibaratkan seperti piston yang
memompa keluar cairan.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 13


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Selanjutnya, kita akan mempelajari tentang osmosis. Perhatikan Gambar 8
berikut ini.

Gambar 8. Peristiwa osmosis.

Perpindahan zat dari konsentrasi rendah ke tinggi pada peristiwa osmosis dapat
terjadi karena adanya membran semi-permeabel. Membran semi-permeabel
tersebut hanya melewatkan (permeabel) terhadap molekul kimia tertentu saja.
Contohnya yang paling jelas adalah membran sel. Sifat selektif membran semi-
permeabel timbul karena pori pada membran berukuran terlalu kecil bagi
banyak molekul kecuali molekul air dan gas. Molekul kimia paling kecil yang
lebih besar dari air adalah ion natrium. Ion natrium sendiri cenderung menarik
air dengan prinsip osmosis.

Pada Gambar 8, terlihat dua kompartemen yang dipisahkan membran semi-


permeabel. Molekul apapun dalam bentuk cairan atau gas akan terus bergerak
(kinetika) dan saling bertubrukan satu sama lain. Semakin tinggin konsentrasi,
semakin tinggi energi tubrukannya. Hal inilah yang mendasari terjadinya difusi.
Namun, pada osmosis, perpindahan zat dibatasi oleh membran semi-
permeabel. Membran ini mampu melewatkan air, tetapi tidak ion-ion. Pada
Gambar 8, contohnya adalah Na+ dan Cl-. Kompartemen di sebelah kanan
memiliki konsentrasi tinggi karena jumlah zat terlarutnya, yaitu Na+ dan Cl-, lebih
besar daripada yang di sebelah kiri. Konsentrasi merupakan jumlah relatif zat
terlarut terhadap zat pelarut, yaitu air. Cairan kedua kompartemen akan
cenderung menyamakan konsentrasinya, tetapi zat terlarut Na+ dan Cl-, tidak
dapat berpindah ke kiri. Namun, konsentrasi di kompartemen kanan masih
dapat diturunkan hingga mendekati konsentrasi di kiri dengan cara molekul air di
kiri berpindah ke kanan, dan hal ini mungkin terjadi karena molekul air cukup

Mengapa Cairan dan Elektrolit 14


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
kecil melewati membran semi-permeabel, hingga konsentrasi kedua
kompartemen setimbang.

Masih belum mengerti? Jika difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi
tinggi ke rendah, pada dasarnya, osmosis juga dari konsentrasi tinggi ke
rendah. Bedanya, pada difusi, yang berpindah adalah zat terlarutnya, dari yang
konsentrasi zat terlarutnya yang tinggi ke yang rendah, sedangkan pada
osmosis, yang berpindah adalah zat pelarutnya, dari konsentrasi zat pelarut
yang tinggi (tetapi konsentrasi zat terlarutnya rendah) menuju ke konsentrasi zat
pelarut yang rendah (tetapi konsentrasi zat terlarutnya tinggi). Tapi ingat,
osmosis hanya dapat terjadi jika terdapat membran semi-permeabel. Paham?

Apakah osmosis akan memindahkan semua air pada Gambar 8 di atas? Tentu
saja tidak, karena kompartemen di sebelah kanan pasti akan semakin sesak
dengan molekul air, Na+ dan Cl-. Hal ini akan membuat tubrukan molekul
semakin cepat atau kinetika semakin tinggi sehingga memberikan gaya
penolakan. Perhatikan Gambar 9 berikut ini.

Gambar 9. Tekanan osmotik.

Saat terjadi osmosis dari kanan ke kiri pada Gambar 9 di atas, ada gaya yang
memiliki arah berlawanan yang menahan perpindahan tersebut. Gaya ini timbul
dari kinetika molekul yang semakin bertambah di kiri. Gaya tersebut memiliki
besar yang persis sama, tetapi arah yang berkebalikan 180o, terhadap gaya
osmotik, yaitu gaya perpindahan air. Gaya osmotik ini menekan luas permukaan
membran semi-permeabel sehingga disebut sebagai tekanan osmotik. Pada

Mengapa Cairan dan Elektrolit 15


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Gambar 9, tekanan osmotik pada kejadian ini setara dengan jumlah cm H2O
yang lebih rendah dari permukaan cairan di kompartemen di sebelah kiri.

Apa manfaat mempelajari tekanan osmotik? Bagaimana pula dengan tekanan


hidrostatik saat mempelajari tentang difusi di atas? Tekanan hidrostatik dan
osmotik merupakan komponen dari Hukum Starling yang akan kita pelajari
kemudian. Hukum Starling adalah jawaban dari banyak fenomena di dalam
tubuh manusia, termasuk terjadinya bengkak, pertukaran gas, cairan dan nutrisi,
bahkan bagaimana komposisi air kemih diatur. Camkan baik-baik materi karena
akan sangat penting pembelajaran berikutnya! Okay?

Terakhir, kita akan berbicara tentang filtrasi. Organ di dalam tubuh manusia
yang memiliki fungsi filtrasi adalah ginjal. Filtrasi adalah proses menyaring
cairan sehinggi dihasilkan cairan dengan komposisi molekul tertentu. Perhatikan
Gambar 10 berikut ini.

Gambar 10. Dinding saluran air kemih di dalam ginjal.

Gambar 10 adalah gambar sebagian dinding saluran air kemih di dalam ginjal.
Saluran tersebut akan Anda kenal sebagai tubulus ginjal saat Anda belajar
tentang sistem uropatika (perkemihan) nanti. Pada Gambar 10 tersebut,
terdapat kata lumen yang artinya lubang saluran, bayangkan saja tubulus ini
seperti pipa. Ruang di dalam pipa itulah lumen, diibaratkan gambar ini adalah
sebagian dinding pipa. Dinding tubulus ada beberapa lapis. Gambar 10 hanya
memperlihatkan lapisan terdekat ke lumen. Di sebelah kanan adalah lapisan
jaringan ikat (ingat kembali modul sel dan jaringan).

Pada contoh ini, terdapat air kemih di dalam tubulus yang mengandung Na+
yang harus diserap kembali sebagian. Ion natrium disini ada yang masuk ke sel
epitel dinding tubulus dengan cara difusi sederhana hingga konsentrasi dalam

Mengapa Cairan dan Elektrolit 16


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
dan luar sel setara. Karena sudah setara, diperlukan transpor aktif untuk
mengeluarkan Na+ ke luar sel, tepatnya ke jaringan ikat. Saat Na+ memasuki
sel, molekul air ikut masuk dengan cara osmosis. Begitu pula ketika Na + keluar
sel kembali ke jaringan ikat, air kembali mengikuti dengan cara osmosis. Hal ini
tentu saja tidak hanya terjadi pada molekul air dan ion natrium saja, tetapi juga
zat lainnya. Karena perpindahan terjadi secara selektif dan sesuai proporsi
berdasarkan kesetimbangan konsentrasi masing-masing zat, sehingga
terbentuklah komposisi cairan tertentu. Hal inilah yang difilosofikan sebagai
filtrasi.

Filtrasi yang terjadi layaknya saringan adalah glomerulus, yaitu kumpulan


saluran yang ada di dalam ginjal yang menghubungkan pembuluh darah dengan
saluran kemih. Dinding saluran memiliki lubang-lubang ukuran tertentu sehingga
hanya zat tertentu di dalam darah yang dapat lewat, sisanya tersaring tetap di
dalam pembuluh darah. Jika ada zat dengan molekul kecil yang masih
bermanfaat bagi tubuh, maka akan diserap kembali dengan cara filtrasi yang
dijelaskan dengan Gambar 10 di atas.

Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit

Pada pendahuluan modul, telah dikatakan bahwa pemahaman tentang cairan


dan elektrolit akan membantu memahami prinsip-prinsip terapi cairan (infus).
Setelah kita mempelajari tentang komposisi elektrolit dan prinsip perpindahan
zat di atas, kita dapat mempelajari bagaimana cairan dan elektrolit diatur
komposisinya dalam tubuh. Pada materi terakhir di modul ini, Anda akan dapat
mengerti kaitan cairan dan elektrolit dengan terapi cairan.

Sekarang Anda perhatikan Gambar 11 berikut ini.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 17


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Gambar 11. Efek cairan isotonis, hipotonis, dan hipertonis terhadap sel.

Sebelum kita membahas Gambar 11 di atas, Anda harus mengenal istilah


isotonis, hipotonis dan hipertonis. Sebuah sel berisi cairan yang terdiri berbagai
jenis molekul yang secara umum dibagi menjadi molekul zat pelarut, yaitu air,
dan molekul zat terlarut yang jenisnya banyak sekali. Perbandingan jumlah
molekul zat terlarut dengan pelarut disebut sebagai osmolalitas. Osmolalitas sel
secara umum adalah 280 mOsm/L. Jika ada suatu cairan yang sama
osmolalitasnya dengan osmolalitas sel, makan cairan tersebut disebut cairan
isotonis. Jika lebih rendah, disebut cairan hipotonis. Jika lebih tinggi, disebut
cairan hipertonis.Jika sel kita celup ke cairan isotonis, maka cairan di dalamnya
tidak akan keluar atau masuk karena tidak terjadi proses osmosis. Ingat
osmosis terjadi jika terdapat perbedaan osmolalitas (konsentrasi molekul).

Namun, akan berbeda halnya dengan cairan hipotonis maupun hipertonis. Jika
sel dicelupkan ke cairan hipotonis, maka sel akan membengkak (swelling).
Sebaliknya, jika sel dicelupkan ke cairan hipertonis, maka sel akan mengerut
(shrinking). Sel mengerut mirip seperti ujung jari tangan Anda yang cepat
mengerut di dalam air asin atau air laut. Itu terjadi karena prinsipnya sama.
Setelah mempelajari tentang perpindahan zat di atas, pertanyaannya adalah,
menurut Anda mengapa hal itu bisa terjadi?

Pada sel yang dicelupkan ke cairan hipotonis, osmolalitas di luar sel lebih
rendah daripada di dalam sel sehingga terjadi osmosis dari luar ke dalam sel.
Air masuk ke dalam sehingga sel membengkak.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 18


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Pada sel yang dicelupkan ke cairan hipertonis, osmolalitas di dalam sel yang
lebih rendah daripada di luar sel sehingga terjadi osmosis dari dalam ke luar sel.
Air keluar sehingga sel mengerut.

Prinsip inilah yang digunakan ketika melakukan infus. Cairan infus rata-rata
adalah cairan hipotonis karena cairan diperlukan masuk hingga ke dalam sel.
Namun, pada kasus dimana sel membengkak, cairan yang diberikan harus
isotonis karena tidak akan masuk ke dalam sel. Sekarang perhatikan Gambar
12 di bawah ini.

Gambar 12. Efek cairan isotonis, hipotonis, dan hipertonis terhadap volume cairan dan osmolalitas
sel.

Gambar 12 menambahkan tentang perubahan osmolalitas sel saat pemberian


cairan. Sebelum kita membahas perubahan osmolalitas, lihatlah bahwa volume
cairan ekstrasel meningkat tanpa peningkatan volume cairan intrasel pada
pemberian cairan isotonis. Pada pemberian cairan hipotonis, volume cairan
ekstrasel dan intrasel meningkat. Sedangkan pemberian cairan hipertonis
meningkatkan cairan ekstrasel tetapi justru mengurangi cairan intrasel.

Osmolalitas ekstrasel maupun intrasel tidak berubah oleh pemberian cairan


isotonis. Pada pemberian cairan hipotonis, osmolalitas ekstrasel maupun luar
sel sama-sama menurun. Sedangkan pemberian cairan hipertonis sama-sama
meningkatkan osmolalitas ekstrasel maupun intrasel. Ini artinya, pemberian
infus yang bersifat hipotonis harus berhati-hati akan kemungkinan terjadinya

Mengapa Cairan dan Elektrolit 19


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
penurunan osmolalitas, misalnya penurunan kadar Na+ atau disebut
hiponatremia. Ion natrium sangat diperlukan dalam perpindahan berbagai zat.
Sebaliknya, cairan hipertonis, seperti air laut, dapat menyebabkan sel dehidrasi
dan osmolalitas sel meningkat, misalnya peningkatan kada Na+ atau disebut
hipernatremia yang bersifat fatal.

Dari uraian di atas, Anda sudah dapat melihat bagaimana efek dari pemberian
cairan infus tertentu. Ingatlah bahwa infus dimasukkan ke pembuluh darah.
Artinya memasuki kompartemen cairan ekstrasel, terutama plasma darah,
kemudian berpindah ke cairan interstisial. Dengan prinsip osmosis, cairan
tersebut dapat masuk ke kompartemen cairan intrasel.

TUGAS / LATIHAN

1. Output cairan tubuh total keluar melalui:


a. Insensible water loss
b. Keringat
c. Urin
d. Tinja/feses
e. Semua jawaban benar
2. Cairan tubuh terbagi atas beberapa kompartemen berikut, kecuali:
a. Kompartemen intrasel
b. Kompartemen ekstrasel
c. Kompartemen interseluler atau interstisial
d. Kompartemen intravaskular
e. Semua jawaban benar, tidak ada kecuali
3. Elektrolit berupa Na+, Cl- dan HCO3- dominan berada di kompartemen:
a. Ekstrasel
b. Intrasel
c. Interstisial
d. Jawaban A dan C benar
e. Semua jawaban benar
4. Pergerakan molekul ke segala arah secara merata adalah pertukaran zat secara:
a. Difusi
b. Difusi terfasilitasi
c. Transpor aktif
d. Osmosis

Mengapa Cairan dan Elektrolit 20


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
e. Semua jawaban benar
5. Pergerakan molekul melintasi membran sel melalui protein karier sesuai gradien
konsentrasi adalah pertukaran zat secara:
a. Difusi
b. Difusi terfasilitasi
c. Transpor aktif
d. Osmosis
e. Semua jawaban benar
6. Pergerakan molekul melintasi membran sel melalui protein karier melawan gradien
konsentrasi dan memerlukan energi adalah pertukaran zat secara:
a. Difusi
b. Difusi terfasilitasi
c. Transpor aktif
d. Osmosis
e. Semua jawaban benar
7. Pertukaran zat melalui membran semi permeabel disebut:
a. Difusi
b. Difusi terfasilitasi
c. Transpor aktif
d. Osmosis
e. Semua jawaban benar
8. Filtrasi menggunakan prinsip pertukaran zat berikut:
a. Difusi
b. Difusi terfasilitasi
c. Transpor aktif
d. Osmosis
e. Semua jawaban benar
9. Pengaturan cairan dan elektrolit dilakukan berdasarkan prinsip perbedaan osmolalitas.
Cairan dengan osmolalitas serupa dengan osmolalitas sel disebut:
a. Hipotonis
b. Isotonis
c. Hipertonis
d. Jawaban A dan C benar
e. Semua jawaban benar
10. Apa efek cairan hipotonis terhadap volume dan osmolalitas cairan ekstrasel maupun
intrasel?
a. Menurunkan volume dan meningkatkan osmolalitas cairan ekstrasel maupun
intrasel
b. Menurunkan volume dan menurunkan osmolalitas cairan ekstrasel maupun
intrasel

Mengapa Cairan dan Elektrolit 21


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
c. Meningkatkan volume dan meningkatkan osmolalitas cairan ekstrasel maupun
intrasel
d. Meningkatkan volume dan menurunkan osmolalitas cairan ekstrasel maupun
intrasel
e. Semua jawaban salah

Bagaimana? Apakah melalui kegiatan belajar di atas Anda sudah mulai memahami
tentang keseimbangan cairan dan elektrolit? Bagus. Jika Anda sudah memahami,
maka dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 22


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
PENUTUP

Rangkuman

Cairan tubuh total merupakan keseimbangan antara cairan masuk, yaitu asupan
minuman/makanan dan hasil metabolisme, dengan cairan keluar, yaitu insensible
water loss baik melalui kulit maupun saluran nafas, keringat, tinja dan air kemih.
Cairan tubuh total adalah 60% massa tubuh pada orang dewasa.

Kompartemen cairan tubuh dibagi menjadi duapertiga di kompartemen intrasel dan


sepertiga di kompartemen ekstrasel. Kompartemen ekstrasel dibagi menjadi
seperlima di dalam pembuluh darah sebagai plasma darah dan sisanya di
kompartemen interstisial (ruang antara sel).

Komposisi elektrolit cairan ekstrasel didominasi Na+, Cl-, Ca2+, dan HCO3-.
Sedangkan komposisi cairan intrasel didominasi K+, Mg2+, PO43-, anion organik dan
protein.

Difusi adalah perpindahan zat terlarut dari konsentrasi zat terlarut yang tinggi ke
rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan zat pelarut dari konsentrasi zat
pelarut yang tinggi (konsentrasi zat terlarutnya rendah) ke rendah (konsentrasi zat
terlarutnya tinggi) melalui membran semi-permeabel. Filtrasi adalah proses
penyaringan cairan melalui difusi dan/atau osmosis untuk menghasilkan cairan
dengan komposisi tertentu.

Prinsip pertukaran difusi adalah perbedaan gradien konsentrasi, perbedaan


elektrisitas dan adanya tekanan hidrostatik. Sedangkan osmosis hanya akan terjadi
jika terdapat perbedaan osmolalitas (konsentrasi molekul) dan dipisahkan oleh
membran semi-permeabel. Filtrasi pada prinsipnya melewatkan molekul dengan
ukuran lebih kecil daripada lubang di dinding penyaringnya. Jika ada molekul
dengan ukuran lebih kecil yang tidak seharusnya dilewatkan, maka dikembalikan
dengan proses difusi dan osmosis.

Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diatur dengan prinsip-prinsip


osmosis, dan artinya tergantung pada perbedaan osmolalitas. Pemberian cairan
isotonis akan menambah volume cairan ekstrasel tanpa mengubah volume cairan
intrasel serta tidak mengubah osmolalitas ekstrasel maupun intrasel. Pemberian

Mengapa Cairan dan Elektrolit 23


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
cairan hipotonis akan menambah volume di ekstrasel maupun intrasel tetapi
menurunkan osmolalitas di kedua kompartemen cairan. Sedangkan pemberian
cairan hipertonis akan menambah volume di ekstrasel tetapi mengurangi volume di
intrasel. Cairan hipertonis juga menambah osmolalitas di kedua kompartemen
cairan.

Kunci Jawaban Latihan/Tugas

Kunci Jawaban Latihan/Tugas Kegiatan Belajar 1


1. E
2. E
3. D
4. A
5. B
6. C
7. D
8. E
9. B
10. D

Sistem Penilaian

1. Teori : 46% (17% UTS + 29% UAS)


2. Praktikum : 18%
3. Penugasan : 36% (21% tugas pra tatap muka [*] + 15% tugas pasca
tatap muka [-])

Mengapa Cairan dan Elektrolit 24


Penting Dalam Praktik Kebidanan?
Daftar Pustaka

Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th Ed. Saunders,
2011.

Mengapa Cairan dan Elektrolit 25


Penting Dalam Praktik Kebidanan?

Anda mungkin juga menyukai