Anda di halaman 1dari 4

1.

Model Pembelajaran Examples Non Examples


Persiapkan diagram, gambar atau tabel sesuai dengan materi serta kompetensi. Tampilkan
gambar dengan cara ditempel atau juga bisa mempergunakan OHP. Selanjutnya siswa
memperhatikan gambar yang disajikan, melakukan kegiatan diskusi dan diakhiri dengan
proses evaluasi.

Adapun panduan lengkap penggunaan model belajar ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan gambar-gambar yang nantinya akan ditampilkan kepada siswa.


2. Gambar ditempel atau juga diperlihatkan melalui OHP.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimak gambar.
4. Siswa mendiskusikan apa yang didapatnya dari hasil menyimak dengan teman
sekelompoknya.
5. Setiap kelompok membacakan serta mempresentasikan hasil diskusinya tersebut.
6. Dari hasil diskusi semua kelompok, guru mulai mengevaluasi serta menjelaskan
materi yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
7. Guru membuat kesimpulan.

2. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)


Model pebelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model tersebut
memberikan keleluasaan kepada para siswa untuk saling berbagi pemikiran dan
mendiskusikan jawaban yang paling benar. Lebih dari itu, model ini juga memberikan sebuah
dorongan kepada para siswa untuk bersemangat pada saat kegiatan belajar. Model ini dapat
dipergunakan untuk segala mata pelajaran dan semua tingkatan usia peserta didik.

Untuk langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut:

1. Persiapan : Dalam tahap ini guru mulai mempersiapkan LKS, Skenario Pembelajaran
yang disesuaikan dengan model pembelajaran NHT.
2. Pembentukan Kelompok: Dalam tahap ini, pembentukan kelompok disesuaikan
dengan model pembelajaran NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri atas 3-5 orang. Guru memberikan nomor ke setiap kelopok,
sekaligus pemberian nomor juga ke stiap anggota kelompok. Dalam pembagian
kelompok, anggota yang terdapat di dalamnya harus heterogen.
3. Setiap Kelompok Harus Memiliki Buku Panduan: Ini dilakukan supaya siswa tidak
mengalami begitu kesulitan saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
4. Diskusi Masalah: Dalam kegiatan berkelompok, guru memberikan LKS kepada siswa
untuk dipelajari. Di dalam LKS tersebut disediakan juga soal yang nantinya harus
dikerjakan. Pastikan semua siswa tahu setiap jawaban dari hasil diskusi.
5. Memanggil Nomor Anggota: Guru memanggil suatu nomor. Bagi nomor yang sama
untuk setiap kelompok diinstruksikan angkat tangan. Selanjutnya siswa bersangkutan
menerangkan jawaban hasil diskusi.
6. Guru bersama siswa memberikan kesimpulan akhir.

3. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)


Dalam pengaplikasiannya model pembelajaran ini mengharuskan pembagian kelompok
secara heterogen. Untuk tugas setiap kelompok bisa sama tetapi bisa juga berbeda. Setelah
guru memberikan tugas untuk semua kelompok, selanjutnya setiap kelompok bekerjasama
dalam bentuk diskusi dan kerja individual. Diusahakan kegiatan berkelompok berlangsung
kompak, kohesif serta timbul suatu bentuk kompetisi antar kelompok. Kondisikan suasana
saat pembelajaran menyenangkan dan nyaman seperti permainan games, keadaan ini bisa
dilakukan dengan cara guru bersikap ramah dan sekali-sekali mengeluarkan candaan segar.
Setelah selesai kerja kelompok, siswa mempresentasikan hasilnya sehingga timbul diskusi di
kelas.

1. Buat sebuah kelompok yang heterogen. Satu kelompok terdiri atas 4 orang. Setelah
selesai berikan penjelasan berkaitan mekanisme kegiatan.
2. Sediakan meja untuk kegiatan turnamen. Setiap meja ditempati oleh 4 siswa yang
berkemampuan seimbang. Meja pertama diisi oleh siswa dengan kemampuan tertinggi
dari tiap kelompk dan seterusnya sampai ke meja terakhir yang diduduki oleh siswa
yang paling rendah kemampuannya. Penentuan siswa yang duduk disuatu meja
berdasarkan kesepakatan kelompok.
3. Pelaksanaan turnamen, setiap siswa diharuskan mengambil kartu berisikan butir soal
yang sudah disediakan di setiap meja. Dalam pengerjakannya diatur dan diberikan
alokasi waktu tertentu (misal: 3 menit). Siswa yang bisa menyelesaikan lebih dari satu
soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor akhir turnamen untuk
setiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen
sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan gelar: Luar Biasa, Sangat Baik, Baik,
Sedang.
4. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.),
dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar
tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk
meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
5. Apabila sudah selesai, kalkulasikan skor untuk tiap kelompok asal dan skor
individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

4. Model Pembelajaran Picture and Picture


Salah satu dari beberapa model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model
Pembelajaran Picture and Picture. Model ini adalah salah satu bentuk dari model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu model
belajar menggunakan gambar yang kemudian dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Untuk Sintaks dari penggunaan model Picture adalah sebagai berikut:

1. Guru menerangkan kompetensi yang hendak dicapai.


2. Guru menyajikan sebuah materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar sehingga
didapatkan urutan yang logis.
4. Guru menanyakan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
5. Dari hasil urutan gambar yang telah terbentuk, guru mulai menerangkan konsep.
6. Guru memberikan kesimpulan.
5. Model Pembelajaran Jigsaw
Model Pembelajaran Jigsaw merupakan sebuah model pembelajarn kooperatif yang menitik
beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Model jenis ini
merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar secara berkelompok dalam
kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang yang pembagiannya dilakukan secara
heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab
secara mandiri.

Adapun panduan lengkap penggunaan model belajar ini adalah sebagai berikut:

1. Peserta kelompok dibagi menjadi 4 tim.


2. Setiap anggota dalam tim diberikan tugas yang berbeda.
3. Setiap anggota tim yang membahas materi yang sama berkumpul membuat kelompok
baru untuk berdiskusi.
4. Setelah selesai berdiskusi, para tim ahli kembali ke timnya masing-masing dan secara
bergantian menjelaskan apa yang didapatnya dari hasil diskusi.
5. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6. Guru melakukan evaluasi.
7. Guru menutup pembelajaran.

6. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)


Model pembelajaran PBI mempergunakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah
kehidupan nyata. Model jenis ini dirancang untuk membantu belajar siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir, belajar berbagai peran, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, melalui sebuah pengalaman belajar di kehidupan nyata.

Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:

1. Guru menerangkan kompetensi serta sarana dan alat apa saja yang dibutuhkan. Selain
itu disini guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat aktif dalam
kegiatan PBI ini.
2. Guru membantu siswa untuk mengerjakan serta mengorganisir tugas yang
berhubungan dengan masalah (menetapkan jadwal, topik, tugas dll).
3. Guru menekankan siswa untuk menyusun serta mengumpulkan informasi sesuai
experimen untuk mendapatkan pengumpulan data, penjelasan dan pemecahan
masalah dan hipotesis.
4. Guru memberi bantuan kepada siswa berkaitan dengan perencanaan penyusunan
laporan dan membantu pembagian tugas siswa untuk setiap kelompok.
5. Guru membantu siswa melakukan evaluasi terhadap ekseperimen yang telah
dilakukan.

7. Model Pembelajaran Talking Stick


Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk
berani mengemukakan pendapat. Siapa yang memegang tongkat dialah yang harus menjawab
pertanyaan dari gurunya.
Untuk langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

1. Guru menyediakan sebuah tongkat


2. Guru menjelaskan materi yang hendak dipelajari, kemudian siswa diberi kesempatan
untuk membaca dan mempelajari materi bersangkutan.
3. Setelah selesai membaca materi, siswa diinstruksikan untuk menutup bukunya.
4. Guru mengambil sebuah tongkat yang kemudian memberikannya kepada siswa,
setelah itu guru langsung memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa yang
sedang memegang tongkat harus menjawabnya.
5. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapatkan pertanyaan dari guru.
6. Guru membuat kesimpulan.
7. Guru melakukan evaluasi.
8. Penutup

8. Model Pembelajaran Snowball Throwing


Snowball Throwing merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini mampu digunakan sebagai alat untuk menyampaikan konsep pemahaman
materi kepada siswa. Model jenis ini juga mampu mengetahui sejau mana pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam menguasai materi tersebut.

Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:

1. Guru menyajikan materi yang hendak disampaikan.


2. Guru memanggil ketua dari setiap kelompok dan kemudian menjelaskan materi
kepada mereka.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing dan menjelaskan
apa yang sudah dipelajarinya ke para anggota.
4. Masing-masing siswa diberik kertas yang nantinya digunakan untuk menuliskan
pertanyaan apa saja menyangkut materi yang sudah disampaikan oleh ketua
kelompok.
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dilemparkan ke
peserta lain selama 15 menit.
6. Setelah siswa mendapatkan bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.

Anda mungkin juga menyukai