Anda di halaman 1dari 2

Indonesia untuk mengangkat pembatasan aplikasi Telegram

AFP 1 Agustus 2017

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengatakan Selasa akan mengangkat blok parsial pada layanan
aplikasi messaging Telegram populer setelah perusahaan setuju untuk mempercepat penghapusan
konten terkait terorisme.

Bulan lalu negara membatasi akses komputer untuk Telegram karena bahan yang berkaitan dengan
radikalisme dan terorisme, termasuk tips tentang perakitan bom dan melancarkan serangan.

Pendiri perusahaan kini telah berjanji untuk bergerak lebih cepat untuk memproses permintaan untuk
menghapus materi dan untuk mengatur garis langsung untuk menangani tuntutan tersebut dari
pemerintah.
"Timeline (untuk mencabut larangan) adalah minggu ini," kata pejabat kementerian komunikasi Semuel
Pangerapan wartawan setelah bertemu pendiri Telegram ini Pavel Durov.

Durov mengatakan itu bisa memakan waktu hingga 36 jam untuk mencatat konten terorisme di masa
lalu, tapi perusahaannya sekarang bertujuan untuk bertindak dalam hitungan jam setelah
menambahkan anggota Indonesia-berbicara dengan timnya.

Dia mengatakan Telegram berkomitmen untuk bekerja lebih cepat untuk "menutup publik konten yang
tersedia terkait dengan ISIS (kelompok Negara Islam) dan propaganda terorisme".

Indonesia memberlakukan larangan parsial setelah menderita serangkaian serangan, termasuk satu oleh
seorang yang mengatakan polisi radikal setelah bahan bacaan di Telegram.

Telegram adalah aplikasi messaging yang dirancang Rusia-gratis yang memungkinkan pesan orang tukar,
foto dan video dalam kelompok 10.000. Ini telah menarik sekitar 100 juta pengguna sejak diluncurkan
pada tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai