Anda di halaman 1dari 2

Muhaimin: Jakarta Sudah Tak Efisien, Sebaiknya Ibu Kota

Pindah

Liputan6.comLiputan6.com

08 Jul 2017, 19:49 WIB

14

PKB Lakukan Rakornas Lembaga Pemenangan Pemilu

Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memberi sambutan saat Pembukaan Rapat Koordinasi
Nasional (Rakornas) LPP DPP PKB di Kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu (29/4). Rakornas tersebut di hadiri
seluruh DPP PKB se-Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mendukung
pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya. DUkungan itu telah diberikan PKB sejak SBY
menjabat sebagai Presiden RI.

"Dukung karena ini perjuangan lama ya dari zaman Bung Karno, Pak SBY. Saya dan PKB juga dukung.
Zaman Pak SBY mendorong, gagal, enggak kuat lagi. Kami coba lagi sekarang," kata Muhaimin di Jakarta,
Sabtu (8/7/2017).

BACA JUGA

Lagi, Petugas Avsec Ditampar di Bandara Soekarno-Hatta

Mana Penulisan yang Benar, Palangkaraya atau Palangka Raya?

Datangi Polda Metro, Istri Jenderal Penampar Petugas Minta Maaf

Ia mengatakan, wacana pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya telah ada sejak zaman Presiden
Soekarno. Pada masa Presiden SBY wacana pemindahan Ibu Kota juga kembali menguat, namun hal itu
tidak dapat terlaksana.
Menurut dia, terdapat sejumlah alasan pemindahan ibu kota tersebut. Pertama, Palangkaraya memiliki
wilayah yang lebih aman dari gempa. Kedua, pemindahan ibu kota ke Palangkaraya juga akan
mendorong pemerataan pembangunan, sehingga tidak hanya berkutat di Jakarta.

"Supaya ada pemerataan pembangunan. Jakarta ini sudah luar biasa, 85 persen perputaran uang ada di
Jakarta ini, mutar di sini," ujar dia.

Selain itu, sambung Muhaimin, pemindahan ibu kota juga akan mengurangi beban lalu lintas di Jakarta
yang sudah sangat padat. "Jakarta ini sudah haduh, saya ini pulang kantor jam 2 malam karena nunggu
jalan sepi. Betul-betul sudah tidak efisien," ungkap Muhaimin seperti dilansir Antara.

Namun demikian, ia juga mengingatkan perlunya untuk melihat kemampuan anggaran negara dalam
upaya pemindahan tersebut. Sehingga tidak mengganggu program-program prioritas maupun
membebani di kemudian hari.

Untuk itu, pihaknya juga tidak masalah bila pemerintah melibatkan swasta dalam melakukan
pemindahan ibu kota. "Makanya realistis, APBN harus tidak mengganggu prioritas. Kalau melibatkan
swasta nggak masalah yang penting cuma bisnis saja. Sama saja kerja sama antarnegara dengan kerja
sama dengan swasta," Muhaimin memungkas.

Anda mungkin juga menyukai