OLEH :
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia salah satu Negara berkembang, penyakit yang banyak diderita masyarakat
terutama balita / anak-anak adalah diare. Masyarakat sering menyepelekan penyakit diare.
Diare dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak membutuhkan penanganan khusus, padahal
apabila mereka tahu betapa bahayanya diare apabila dibiarkan dan tidak segera diobati.
Diare dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain: karena adanya ketidak
seimbangan pengangkutan air dan electrolit, terjadi absorbsi, secresi cairan dan elektrolit,
terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dan masih lagi factor penyebab lainnya.
Gejala yang mungkin timbul dapat berupa BAB cair, kembung, panas, nyeri perut dan muntah.
Apabila diare ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi, untuk itu penyakit diare tidak bisa
dianggap penyakit biasa, diharapkan apabila menderita diare langsung datang kepelayanan
kesehatan agar tidak terjadi komplikas
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit dengan diare.
b. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnose
f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan
C. Batasan Masalah / Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program studi dari
pendidikan. Tempat praktek yang dituju adalah Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Batasan Masalah / Ruang Lingkup
D. Sistematika Penulisan
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Enternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi Enternal ini meliputi :
Infeksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.
Infeksi Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.
Infeksi Parasit : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis),
Jamur (candida algicans).
b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare.
Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.
b. Malarbsorbsi Lemak
c. Malarbsorbsi Protein
3. Faktor Makanan
4. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.
3. Jenis Diare
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat
menjadi berat.
Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah
melewati berbagai rintangan asam lambung
Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
Kelebihan cairan usus akibat racun
b. Diare Kronis / Menahun / Persisten
a. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi,
malnutrisi, dll.
6. Patofisiologis
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
7. Gejala / Gambaran Klinis
a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
b. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
c. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
d. Anus lecet
e. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
f. Muntah sebelum dan sesudah diare
g. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
h. Dehidrasi (kekurangan cairan)
8. Komplikasi
a. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan
elektrokardiogram)
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
f. Kejang
9. Klasifikasi Diare
Klasifikasi
Gejala Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Diare
1. Dehidrasi Terdapat dua / lebih tanda- a. Diare Jika tidak ada klasifikasi berat
tanda berikut : Dehidrasi lain
Berat
Latergis / tidak sadar Berikan cairan untuk
dehidrasi berat
Mata cowong / cekung (rencana terapi c) dan
tablet zink
Tidak bisa minum / malas
minum Jika anak juga mempunyai
klasifikasi berat lain :
Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat Rujuk segera
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan
gula.
Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanannya adalah :
Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
D. Obat Obatan
a. Obat anti sekresi
Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg
Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari
b. Obat spasmolitik
Papaverihn
Ekstra bveladona
Opium loperamid
c. Obat pengeras tinja
Kaolin
Dektini
Chorcool
Tahurol
d. Antibiotika
PADA BAYI Ny. M DENGAN MASALAH DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI SEDANG
A. IDENTITAS BAYI/ANAK
Nama : An. M
Tanggal Lahir : 11 Maret 2013 jam 14.15 wita
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : 2 (dua)
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mencret sedikit-sidikit > 10x/hari, muntah tiap kali
minum susu dan badannya panas 1 hari sejak tanggal 19-03-2013.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan pada tanggal 20-03-2013 klien BAB cair mulai pagi >10x/hari, BAK
jarang.
Tiap kali habis minum langsung muntah dan badannya panas.
Masuk Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar pada Tanggal 20-03-2013 jam 16.00 Wita
5. Riwayat Sosial
Ibu klien mengatakan selama dilingkungan keluarga klien termasuk anak yang aktif.
6. Riwayat alergi
Ibu klien mengatakan klien tidak mempunyai Riwayat alergi.
c. Post natal
Ibu klien mengatakan bahwa setelah lahir diasuh sendiri dan diberi ASI yang cukup.
Kepala
Ubun-ubunagak cekung,
Kulit kepala bersih,
Rambut lurus warna hitam
Muka
Tidak pucat,
Kulit lembab
Mata
Tidak Ikhterus,
Sclera putih, konjungtiva merah muda,
Mata agak cowong.
Telinga
Bersih, tidak ada lesi maupun serumen.
Hidung
Bersih tidak ada secret.
Mulut
Tidak ada labioskisis dan tidak ada stomatitis
Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
tidak ada benjolan kelenjar tyroid
Dada
tidak ada benjolan dan nyeri tekan
tidak ada retraksi dinding dada
nafas normal, tidak terdengar wezhing dan ronchi
Abdomen
perut terlihat cembung
terdapat bising usus, frek. sering
Genital
Bersih dan tidak ada varices
Anus
Anus berlubang,
tidak haemoroid dan BAB sering >10x cair
Ekstremitas atas
Jari lengkap, tidak ada polidaktili, sindaktili, andaktili, amelia. Pada tangan kiri
terpasang infuse KA-EN 4B denagn 28 tetes per menit
Ekstremitas bawah
Jari lengkap, tidak ada polidaktili, sindaktili, andaktili, amelia, tidak ada pals varus
dan pals vagus
Diagnosa : Bayi M umur 9 bulan dengan diare akut dan dehidrasi sedang
Ds :Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mencret sedikit-sedikit >10x/hari muntak tiap kali
minum susu dan badannya panas 1 hari
Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit kemudian mengalami Kenaikan suhu tubuh dan
membutuhkan Observasi TTV, Observasi intake dan output , dapat di kompres air hangat karena terjadi
rehidrasi cairan dan elektrolit.
Anak M umur 9 bulan dengan potensial terjadi diare kronik dan dehidrasi berat
Diagnosa : Bayi M umur 9 hari dengan diare akut dan dehidrasi sedang
Tujuan : Diharapkan dalam 124 jam kebutuhan cairan elektrolit pada anak dapat terpenuhi,
dan suhu tubuh anak menurun.
- S : 36,5 -37,5
- N : 60 - 80 x/menit
- P : 40 60 x/menit
2. Diare teratasi
3. Tidak dehidrasi
INTERVENSI
1. Melakukan pendekatan dengan klien dengan cara sapa, salam, senyum serta kenalan.
2. Memberi penyuluhan tentang anak dengan diare
3. Melakukan observasi TTV dan observasi intake dan output
4. Melakukan observasi tanda tanda shock hipovolemik
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
6. Menganjurkan ibu memberikan ASI yang banyak
7. Menganjurkan mengompres jika anak panas
8. Memberi tahu ibu tentang personal hygiene
9. Menjelaskan tanda-tanda dehidrasi
A. Kesimpulan
Diare merupakan keluarnya tinja cair lebih dari 3 x24 jam
Macam diare terbagi 3 :
1. Diare akut
2. Diare berkepanjangan
3. Diare kronik
Gejala klinis : BAB cair, berlendir/berdarah, kembung, panas, nyeri perut dan muntah.
Anak Ny M umur 9 hari mengalami diare yang ditandai dengan BAB > 10x/hari cair,
kemudian anak dibawa ke Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar. Di Puskesmas Plus Bara-
Baraya Makassar anak M dirawat dengan baik oleh petugas kesehatan dan kolaborasi dengan
dokter spesialis anak, dipantau tanda-tanda vitalnya, diberi terapi untuk mengembalikan
keseimbangan tubuhnya. Sehingga pada tanggal 22-03-2013 kondisi anak baik dan dibolehkan
pulang.
B. Saran
Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di
tempat praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang
sesuai.
Bagi Instansi Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan
wewenang yang telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat
memahami sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.
Bagi Instansi Pendidikan
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun
keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri
dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.