Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Bp.

T DENGAN GANGGUAN
POLA MAKAN PADA BALITA DI RT 09 RW 02 DUSUN TEMBELANG
DESA KWADUNGAN KELURAHAN KWADUNGAN
KECAMATAN KALIKAJAR
KAB. WONOSOBO

Laporan individu Praktek Kebidanan Komunitas

Disusun oleh :
Nama : Isna Maratus Solekhah
NIM : 0610300415401120029

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN
TAHUN 2015
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Bp. T DENGAN GANGGUAN
POLA MAKAN PADA BALITA DI RT 09 RW 02 DUSUN TEMBELANG
DESA KWADUNGAN KELURAHAN KWADUNGAN
KECAMATAN KALIKAJAR
KAB. WONOSOBO

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas ini telah


Disetujui
tanggal 2015

Mengesahkan
Koor. Praktek Kebidanan Pembimbing
Komunitas

(Indrawati Aris T, S.SiT.M.Kes) ( Dewi Candra R, S.SiT)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan

laporan individu praktek kebidanan komunitas.

Sholawat serta salam tak lupa Penulis panjatkan kepada junjungan kami Nabi

Muhammad SAW yang kita harapkan safaatnya di yaumil akhir.

Adapun penyusunan proposal ini diajukan untuk menyusun karya tulis ilmiah

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya kebidanan.

Dalam penyusunan proposal ini Penulis banyak mengalami hambatan dan

kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para pembimbing dan

dukungan semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini

dengan baik. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Noer Ali Udin BSS, Sp. THT selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Sains Al Quran Jawa Tengah di Wonosobo


2. Nuri, S.ST selaku Kaprodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Sains Al Quran Jawa Tengah di Wonosobo


3. Indrawati aris Tyarini, S.SiT.M.Kes selaku Koordinator Praktek Kebidanan

Komunitas.
4. Dewi Candra Resmi, SsiT selaku Pembimbing Lahan Praktek Komunitas.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al Quran

Jawa Tengah di Wonosobo.


6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, doa serta segala fasilitas

dalam penyusunan laporan ini.


7. Teman teman mahasiswa angkatan pertama Program Studi D-III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al Quran Jawa Tengah di

Wonosobo
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan individu praktek

kebidanan komunitas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata, Penulis hanya dapat berharap agar laporan individu praktek

kebidanan komunitas ini berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti

dari usaha penulis selama ini.

Wonosobo2015

Penulis

( Isna Maratus Solekhah )

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Tujuan Umum Dan Khusus...............................................................
C. Manfaat.............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga...............................................................................
B. Menejemen / Asuhan kebidanan pada Keluarga................................
C. Teori yang Bersangkutan...................................................................
BAB III ASUHAN MENEJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA
A. Data dan Identifikasi.........................................................................
B. Analisa Data......................................................................................
C. Perumusan Masalah...........................................................................
D. Prioritas Masalah..............................................................................
E. Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi..................................................
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- SAP
- MATERI SAP
- LEAFLET

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang

berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai

makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi

ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang

tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,

lingkungan, pengetahuan serta teknologi.


Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai

kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan

masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya

masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga

sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan

masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah

mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi

kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan

bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar, dan

pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita.


Pada masa bayi dan balita merupakan masa pertumbuhan cepat dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pada usia ini kondisi pertumbuhan

anak sangat pesat sehingga membutuhkan zat gizi yang relative lebih tinggi dari

orang dewasa. Disisi lain alat-alat pencernaannya belum berkembang sempurna


karena itu pengaturan makan dn perencanaan menu harus dilakukan dengan hati-

hati sesuai dengan kebutuan gizi dan kesehatan.


Derajat kekurangan gizi pada anak adalah rendahnya tingkat

pengkonsumsian makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai alat bantu

ukurnya yaitu KMS yang menunjukkan BB badan bayi tidak terdapat pada pita

hijau.
Masih adanya balita yang mengalami gizi buruk bisa diakibatkan

karena faktor ekonomi keluarga yang secara tidak langsung akan berdampak

pada makanan apasaja yang mampu dikonsumsi sesuai denagn kemmpuan yang

dimiliki keluarga tersebut, selain itu kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi juga

mempengaruhi pola pemberain makanan pada bayinya.


Proses tumbuh kembang pada bayi sangat dipengaruhi oleh asupan

gizi yang didapat, apalagi masa 5 tahun pertama setelah anak lahir merupakan

masa yang menentukan pembetukan fisik , psikis serta intelegensinya.


Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan

komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.

Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan

kesehatan. Misalnya adalah keluarga Tn. T, di dalam keluarga ini terdapat dua

masalah kesehatan yaitu gizi pada balita, dan merokok.


Keluarga Tn. T terdiri dari lima anggota keluarga dengan

permasalahan kesehatan yang terdapat pada anak balita, suami dan istri. Tn. T

selaku kepala keluarga mempunyai kebiasaan merokok yang sangat berbahya

bagi dirinya sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya khususnya bagi sang istri
dan anaknya yang baru berumur 2 tahun 9 bulan. Sedangkan anak Tn.L yang

sejak bulan Agustus mengalami penurunan berat badan di bawah garis merah.
Dari masalah- masalah tersebut nantinya akan dipilih satu yang

menjadi prioritas dan harus segera mendapatkan penanganan, di samping juga

dua masalah lainya yang harus tetap dicari solusinya.


B. Rumusan Masalah
Asuhan Kebidanan Komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki

masalah yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita.
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS terutama bahaya merokok.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga

terwujud keluarga sehat dan sejahtera.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. T terutama ibu

mengenai gizi balita sehingga berat badan balita bertambah.


D. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn.T

bermanfaat untuk:

1. Bagi keluarga Tn. T

a. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan

kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas.


b. Meningkatkan kesehatan balita dan keluarga.
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan

komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan

komunitas.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
a. Friedman (1998) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan

individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian

dari keluarga.
b. Sayekti (1994) keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup

atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlawanan jenis

yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan


yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,baik anaknya sendiri

atau adopsi, dan tiggal dalam sebuah rumah tangga.


c. UU no. 10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri dari suami isri,atau ibu dan anaknya.


Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi

adat ketimuran yang me nekankan bahwa keluarga harus dibentuk

atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan

pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk

berdasarkan atas perkawinan yang sah.

2. Tipe Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri

ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi

atau keduanya.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah (kakek

nenek, paman bibi).


c. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family) adalah keluarga baru

yang yerbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan

pasangannya.
d. Orang tua tunggal (Single Parent Family) adalah keluarga yang

terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian

atau ditinggal pasangannya.


e. Orang dewasa (laki-laki perempuan) yang tinggal sendiri tanpa

pernah menikah (Desingle Adult Living Alone)


f. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The Non-

Mrital Heterosexsual cobobiting Family) biasanya dapat dijumpai

pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka

dinikahkan oleh PEMDA (Kabupaten /Kota) meskipun usia pasangan

tersebut telah tua demi status anak-anaknya.


g. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

(Gay And Lesbian Family).

3. Tahap Perkembangan.
Perbedaan tahap perkembangan menurut Carter dan Mc Goldrick (1989 )

dan Duvall (1985)

Carter Dan Mc Goldrick Dunvall


(Family Therapy Perspective, 1989) (Sociological Perspective, 1985)

A. Keluarga antara massa bebas Tidak diidentifikasi karena periode

(pacaran) dewasa muda waktu antara dewasa dan menikah

tidak dapat ditentukan

B. Terbentuknya keluarga baru 1. Keluarga baru menikah

melalui suatu perkawinan

C. Keluarga yang memilki anak 2. Keluarga dengan anak baru

usia muda (bayi sampai usia lahir (usia anak tertua

sekolah) sampai 30 bulan)


3. Keluarga dengan anak usia

pra sekolah (usia anak


tertua 2,5 sampai 5 tahun)
4. Keluara dengan anak usia

sekolah (usia anak tertua 6

sampai 12 tahun)

4.Keluarga yang memiliki anak 5. Keluarga dengan anak

dewasa remaja (usia anak tertua 13

sampai 30 tahun)

5. Keluarga yang mulai melepas 6. Keluarga mulai melepas

anaknya untuk keluar rumah anak sebagai dewasa (anak-

anaknya mulai

meniggalkan rumah)
7. Kelurga yang hanya terdiri

dari orang tua saja/keluarga

usia pertengahan (semua

anak meninggalkan)

6. Keluarga lansia 8. Keluarga lansia

Tugas Perkembangan keluarga dapat dilihat sesuai tahap

perkembangannya

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan

1. Keluarga baru menikah Membina hubungan intim

yang memuaskan
Membina hubungan dengan

keluarga lain, teman dan

kelompok sosial
Mendiskusikan rencana

memiliki anak

2. Keluarga dengan anak Mempersiapkan menjadi

baru lahir orang tua


Adaptasi dengan perubahan

anggota keluarga, hubungan

seksual, dan kegiatan


Mempertahankan hubungan

dalam rangka memuaskan

pasangannya

3. Keluarga dengan anak Memenuhi kebutuhan

usia pra sekolah anggota keluarga misal

kebutuhan tempat tinggal,

privacy dan rasa aman


Membantu anak untuk

bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak

yang baru lahir, sementara

kebutuhan anak yang lain

(tua) juga harus terpenuhi


Mempertahankan hubungan

yang sehat baik didalam atau

diluar keluarga (keluarga lain

dan lingkungan sekitar)


Pembagian waktu untuk

individu, pasangan dan anak

(biasanya keluarga

mempunyai tingkat kerepotan

yang tinggi)
Pembagian tanggung jawab

anggota keluarga
Merencanakan kegiatan dan

waktu untuk menstimulasi

pertumbuhan dan

perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak Membantu sosialisasi anaka

usia sekolah terhadap lingkungan rumah.

lingkungan luar rumah,

sekolah dan lingkungan lebih

luas(yang tidak/kurang

diperoleh dari sekolah atau


masyarakat)
Mempertahankan keintiman

pasangan
Memenuhi kebutuhan yang

meningkat, termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan

anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak Membeikan kebebasan yang

usia remaja seimbang dan bertanggung

jawab mengingat remaja

adalah seorang dewasa muda

dan memilki otonomi


Mempertahankan hubungan

intim dengan keluarga


Mempertahankan komunikasi

terbuka antara anak dan

orang tua. Hindarkan

terjadinya perdebatan,

kecurigaan dan permusuhan.


Mempersiapkan perubahan

sistem peran dan

peraturan(anggota)keluarga

untuk memenuhi kebutuhan


tumbuh kembang anggota

keluarga

6. Keluarga mulai melepas Mmempeluas jaringan

anak sebagai dewasa keluarga dari keluarga inti

menjadi keluarga besar


Mempertahankan keintiman

pasangan
Membantu anak untuk

mandiri sebagai keluarga

baru di masyarakat
Penataan kembali orang tua

dan penataan di rumah

7. Keluarga usia Mempertahankan kesehatan

pertengahan individu dan pasangan usia

pertengahan
Mempertahankan hubungan

yang serasi dan memuaskan

dengan anak-anaknya dan

sebayanya
Meningkatkan keakraean

pasangan

8. Keluarga usia tua Mempertahankan suasana


kehidupan rumah tangga

saling menyenangkan

pasangannya
Adaptasi dengan perubahan

yang akan terjadi :

kehilangan pasangan,

kekuatan fisik dan

penghasilan keluarga
Mempertahankan keakraban

pasangan dan saling merawat


Melakukan live review masa

lalu

4. Struktur Keluarga
Fridemen mengatakan ada empat elemen stuktur keluarga :
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran maing-masing

anggota keluarga dalam keluarga sendir dan perannya di lingkungan

masyarakat atau peran formal dan informal


2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

denga kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pla

komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak


dengan anak , dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar)

dengan kelurga inti.


4. Stuktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota

keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan keluarga

Di Indonesia dikelompokan menjadi 5 tahap yaitu :

1. Keluarga pra sejahtera


Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang,

papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi

salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap 1


2. Keluarga sejahtera tahap 1 (KS I)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal,

tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan social psikologisnya, yaitu

memenuhi kebutuhan pendidikan, kebutuhan keluarga berencana

(KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat

tinggal, dan transportasi.


Indicator keluarga sejahtera tahap I
Melakukan ibadah menurut agama masing-masing yang

dianut.
Makan 2x sehari atau lebih.
Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
Lantai bukan dari tanah.
Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin

berKB dibawa kesarana/petugas kesehatan)


3. Keluarga sejahtera tahap II (KS II)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan social

psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh

informasi.
Idikator keluarga sejahtera tahap II
Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing yang

dianut.
Makan 2x sehari atau lebih.
Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
Lantai rumah bukan dari tanah.
Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin

berKB dibawa kesarana/petugas kesehatan).


Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

menurut agama masing-masing yang dianut.


Makan daging, ikan atau telur sebagai lauk pauk paling

kurang 1x dalam seminggu


4. Keluarga sejahtera tahap III (KS III)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhannya, baik yang

bersifat dasar, social psikologis, maupun pengembangan, tatpi belum

dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yag maksiamal tahap

masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk

material dan keuangan untuk social kemasyarakatan, juga berperan

serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan


atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan

lain sebagainya.
Indicator keluarga sejahtera tahap III
Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing yang

dianut.
Makan 2x sehari atau lebih.
Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
Lantai rumah bukan dari tanah.
Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin

berKB dibawa kesarana/petugas kesehatan).


Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

menurut agama masing-masing yang dianut.


Makan daging, ikan tu telur sebagai lauk pauk paling kurang

1x dalam seminggu.
Memperoleh pakaian baru dalam 1tahun terakhir.
Luas lantai tiap penguin rumah 8m2 perorang.
Anggota keluarga sehat dalam 3bulan terkhir sehingga dapat

melaksanakan fungsi masing-masing.


Kelurga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai

penghasilan tetap.
Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa

yang berumur 10-60 tahun.


Anak usia sekolah (7-12 tahun) bersekolah.
Anak 2 atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai

kontrasepsi.
Upaya keluarga untuk meningkatkan/menambah

pengetahuan agama
Keluarga mempunyai tabungan
Makan bersama paling kurang sekali sehari
Ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan
Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang dalam 6 bulan
Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, majalah
Anggota keluarga mamu menggunakan sarana trasportasi
5. Keluarga sejahtera tahap III plus (KS III plus).
Kelurga yang telah dpat memenuhi seluruh kebutuhanya, baik

yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta

telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan

bagi masyarakat.
Indicator keluarga sejahtera tahap III plus
Melaksanakn ibadah menurut agama masing-masing yang

dianut
Makan 2x sehari atau lebih
Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
Lantai rumah bukan dari tanah
Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin

berKB dibawa kesarana/petugas kesehatan)


Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

menurut agama masing-masing yang dianut


Makan daging, ikan tau telur sebagai lauk pauk paling

kurang 1x dalam seminggu


Memperoleh pakaian baru dalam 1 tahun terakhir
Luas lantai tiap penghuni rumah 8m2 perorang
Keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir sehingga dapat

melaksanakan fungsi masing-masing


Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai

penghasilan tetap
Bias baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewas

yang berumur 10-60 tahun


Anak usia sekolah (7-12 tahun) bersekolah
Anak 2 atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai

kontrasepsi
Upaya keluarga untuk meningkatkan/menambah

pengetahuan agam
Kelurga mempunyai tabungan
Makan bersama paling kurang sekali sehari
Ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan
Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang dalam 6 bulan
Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, majalah
Anggota keluarga mampu mengguanakn sarana transportasi
Memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan

sukarela dlam bentuk materiil kepada masyarakat


Aktif sebagai pengurus yayasan/panti

Keluarga miskin adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang syah, yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasar hidup, material yang layak khususnya dibindang kesehatan,

pendidikan, sandangan, dan pangan (Rhina, 1999).

Berdasarkan instruksi Presiden No. 3 tahun 1996 tentang

Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam rangka Peningkatan

Penanggulangan Kemiskinan, keluarga miskin adalah Keluarga Pra

Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I). tahun 2000 BKKBN

menetapkan 9 Indikator keluarga miskin

Indikator keluarga miskin :


Tidak bisa makan 2x sehari atau lebih
Tidak bias menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk auk

paling kurang seminggu sekali


Tidak bias memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap

aktivitas
Tidak bias memperoleh pakaian baru minimal 1 stel setahun

sekali
Bagian terluas lantai dari tanah
Luas lantai kurang dari 8m2 untuk setiap penghuni rumah
Tidak anggota keluarga berusia 15 tahun mempunyai

penghasialan tetap
Bila anak sakit/PUS ingin berKB tidak bias kefasilitas

kesehatan
Anak berumur 7-15 tahun tidak bersekolah.

5. Fungsi Keluarga
Indonesia membagi fungsi keluarga menjadi 8 bentuk

operasional yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga ( UU No.

tahun 1992,PP No 21 tahun 1994 ) yaitu :


a Fungsi Agama
1) Membina norma / ajaran agama sebagai dasar dan tujuan

hidup seluruh anggota keluarga.


2) Menterjemahkan ajaran / norma agama kedalam tingkah

laku hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga.


3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam

pengalaman dari ajaran agama.


4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak

tentang keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya

disekolah dan di masyarakat.


5) Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga

beragam sebagai pondasi menuju keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera
b Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk

merumuskan norma-norma dan budaya masyarakat dan

bangsa yang ingin dipertahankan.


2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk

menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.


3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya

mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh

negative globalisasi dunia.


4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang

anggotanya dapat berprilaku dengan baik ( positif )sesuai

dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi

tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan

seimbang dengan budaya masyarakat / bangsa untuk

menjunjung terwujudnya NKKBS


c Fungsi Cinta Kasih
1) Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah

ada antar-anggota keluarga ( suami-isteri-anak ) ke dalam


symbol-symbol nyata ( ucapan, tingkah laku ) secara optimal

dan terus menerus.


2) Membina tingkah laku saling menyayangi bak antar-anggota

keluarga maupun antar-keluarga satu dengan lainnya secara

kuantitatif dan kualitatif .


3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan

akhirat dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.


4) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang

mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai

pola hidup ideal menuju NKKBS


d Fungsi perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari

rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar

keluarga.
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari

berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang dating dari

luar.
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga

sebagai model menuju NKKBS


e Fungsi Reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan

reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi

keluarga sekitar.
2) Membina contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan

keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.


3) Mengambil kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang

berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak

dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.


4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal

yang kondusif menuju NKKBS

f Fungsi Sosialisasi
1) Menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan

keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi yang

pertama dan utama.


2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan

keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari

pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang

dijumpainya, baik di lingkungan sekolah maupun

masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang

hal-hal yang diperlukannya untuk meningkatkan

kematangan dan kedewasaan ( fisik maupun mental ) yang

tidak/ kurang diberikanoleh lingkungan sekolah

maupunmasyarakat.
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi

dalam keluarga sehingga tidak hanya bermanfaat bagi anak,

tetapi juga bagi orang tua dalam rangka pengembangan dan

kematangan hidup bersama menuju NKKBS.


g Fungsi Ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam

lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan

dan perkembangan kehidupan keluarga.


2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadikeserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah

dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara

serasi. Selaras,seimbang.
4) Membina kegiatan dari hasil ekonomi keluarga sebagai

modal untuk mewujudkan NKKBS.


h Fungsi Pelestarian Lingkungan
1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian

lingkungan intern keluarga.


2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian

lingkungan ekstern keluarga.


3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian

lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara

lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat

sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian

lingkungan hidup pola hidup keluarga menuju NKKBS


i Penilaian ( skoring ) diagnosis.
1) Proses skoring di gunakan oleh setiap diagnosis .
a. Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang dibuat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan

dikaitkan dengan bobot

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria


2) Skoring menurut Bilon dan Malagya

No. KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah 1

Skala : Tidak / kurang sehat 3

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat di ubah 2

Skala : Mudah 2

Sebagai 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk di cegah 1

Skala : Tinggi 3
Cukup 2

Rendah 1

4 Menonjolnya masalah 1

Skala : Masalah berat, harus segera ditangani 2

Ada masalah, tetapi tidak perlu 1

ditangani
0

Masalah tidak dirasakan

3) Penentuan prioritas sesuai dengan criteria skala :


a. Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada

tidak / kurang sehat karena perlu tindakan segera dan

biasanya disadari oleh keluarga.


b. Untuk krtiteria kedua, perlu diperhatikan :
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan

tindakan untuk menangani masalah


Sumberdaya keluarga : fisik, keungangan, tenaga
Sumberdaya tenaga kesehatan : pengetahuan,

keterampilan, waktu
Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi,

dukungan
c. Untuk kriteria ketiga
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan

penyakit / masalah
Lamanya masalah yang berhubungan dengan

jangka waktu
Tindakan yang sedang dijlankan/ yang tepat untuk

perbaiki masalah
Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah

agar tidak actual menjadi parah


d. Untuk kriteria keempat, perlu menilai persepsi atau

bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan

tersebut.

B. Manajemen / Asuhan Kebidanan pada Keluarga

Proses asuhan kebidanan keluarga:

1. Pengkajian

Data subjektif terdiri dari struktur keluarga, sifat keluarga, kebiasaan

hidup sehari-hari, faktor ekonomi, sosial budaya.

Data objektif faktor rumah dan lingkungan, riwayat kesehatan

keluarga, kesehatan lansia, riwayat kesehatan jiwa psikososial, dan

spiritual, pengetahuan tentang HIV/ AIDS, masalah penyakit kronis,

persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah. Yang termasuk dalam

tahapan ini adalah:


a. Pegumpulan data.

b. Pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara:

1) Wawancara yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui

baik aspek fisik, mental, social, budaya, ekonomi, kebiasaan,

lingkungan, dan sebagainya.

2. Analisa data

Didalam menganalisa data ada tiga norma yang diperlukan dalam

melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:

a. Keadaan kesehatan keluarga yang normal dan disetiap anggota

kelurarga.
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
c. Karakteristik keluraga.

3. Perumusan masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dirumuskan masalah

kebidanan berdasar tipologi masalah kesehatan dan kebidanan serta

berbagai alasan dari ketidakmampuan keluaga dalam melaksanakan

tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Tipologi:

a. Ancaman kesehatan.

b. Kurang/ tidak sehat.

c. Karakteristik keluarga
Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tiga kesehatan dan

kebidanan:

a. Ketidaksanggupan mengenal masalah keluarga.

b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat.

c. Ketidaksanggupan merawat anggota keluarga yang sakit.

d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota

kelaurga.

C. Teori yang bersangkutan dengan masalah


1. Pengertian
Giziadalahsuatuzat yang

bergunadandibutuhkanolehtumbuhuntukpertumbuhandanperkembangan.

2. Kandunganzatgizi yang diperlukanolehbalita.

a. Protein

1) Protein hewani yang didapatdaridaginghewansepertitelur,

susudandaging
2) Protein nabati yang didapatdaritumbuhtumbuhansepertitahudantempe.
Fungsiprotein :
a) Penunjangpertumbuhan.
b) Pengaturan proses tubuhsepertimengaturkeseimbanganair

danelektrolitdalamtubuh.
c) Protein merupakansumberenergipotensial.
a. Karbohidrat.

Karbohidratbisadidapatdarimakanantambahanpendamping ASI,

Sepertibubursusu, sereal, roti, nasitimataunasi.

Fungsikarbohidrat :

1) Sumberenergidalamtubuh.
2) Aksipencadanganenergi.
3) Pengaturanmetabolismelemak.
4) Peranandalamfungsi gastrointestinal.

Sumberkarbohidratyaitu : ASI, produksusu, beras, jagung,

singkong, buncis, tomat, sayurhijau, buahsegar.

b. Lemak.

Fungsiutamalemakadalahuntukmemberikanenergi.

Sumberlemakyaitu ASI, susu formula, minyakgoreng, margarine

dandaging.

c. Vitamin.

Kekurangan vitamin akanmenyebabkantubuhcepatmerasalelah,

kurangnafsumakan,

kerusakanpembuluhdarahdanselsarafsertadapatmengurangiketajamanpengli

hatan.
Sumbersumber vitamin yaitu :

1) VitA :Tomat, wortel, sayursayuranhijau.


2) VitB :Berasmerah.
3) VitC :Jeruk, jambubiji.
4) VitD :Buahdansayur.
5) VitK :Jambubiji.

d. Mineral.

Mineral berfungsiuntukmengaktifkanmetabolismetubuh yang

dapatdidapatdaribeberapasumberyaitu ASI, susu formula,

garamdapurdanhati.

3 Polapemberianmakananpadabayiusia 0-2 tahun.

Umur Macammak Pemberiand

(bulan) anan alamsehari

0 s/d 4 ASI Sekehendak

4 s/d 6 ASI Sekehendak

Buah 1x

Bubursusu 2x

6 s/d 8 ASI Sekehendak


Buah 2x

Bubursusu 2x

8 s/d 10 ASI Sekehendak

Buah 1x

Bubursusu 1x

Nasitimsarin 2x

10 s/d 12 ASI Sekehendak

Buaah 2x

Nasitimsarin 3x

g /

makanansepe

rtikeluarga

12 s/d 24 ASI 2-3x

Buah 2x

Makanansepe 3x

rtikeluarga
1x
Makanankeci

Keterangan :

a. Makanankeluarga :mudahdicernadantidakpedas.
b. Makanankecil :biskuit, buburkacangijodll.

4. Berikutbeberapacontohpemberianmakanan yang tepatuntukbalitaumur 1-5

tahun :

a. Usia 1 tahun.

Selain ASI berikanbuburnasidapatditambahkuningtelur, ayam, ikan, tempe,

tahu, dagingsapi, wortel, bayam, kacanghijau, santanatauminyak.

Makanandiberikan 3 kali seharidanbubursusutidakdiberikanlagi.

b. Usia 2 tahun.

Berikan ASI sesuaikeinginananak.Berikannasilembekdapatditambahtelur,

ayam, ika, tempe, tahu, dagingsapi, wortel, bayam, kacanghijau,

santanatauminyak. Makanandiberikan 3 kali sehari.

c. Usia 3-5 tahun.


Diberikanmakanan yang biasa, terdiridarinasi, laukpauk,

sayurdanbuah.Makanantersebutdiberikan 3 kali

sehari.Kebutuhankalorikuranglebih 100 kkal/kgBB.

5.

Anjuranuntukorangtuadalampemenuhankebutuhannutrisipadaanakusiainiadalah :

a. Ciptakanlingkunganmakan yang menyenangkan,

misalnyamemberimakansambilmengajaknyabermain.

b. Berikesempatananakbelajarmakansendiri.

c.

Janganmenurutikecenderungananakuntukhanyamenyukaisatujenismakanant

ertentu.

d. Berikanmakananpadasaatmasihhangatdenganporsi yang tidakterlalubesar.

e. Kurangifrekuensiminumsusu, dianjurkan 2x sehari.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Bp. T DENGAN GANGGUAN

POLA MAKAN PADA BALITA DI RT 09 RW 02 DUSUN TEMBELANG

DESA KWADUNGAN KELURAHAN KWADUNGAN

KECAMATAN KALIKAJAR

KAB. WONOSOBO

Tanggal Pengkajian : 27 Februari 2015

Jam : 16.45 WIB

Tempat Pengkajian : Tembelang RT 09 RW 02

Desa : Kwadungan

Kabupaten : Wonosobo

Nama Mahasiswa : Isna Maratus Solekhah

NIM : 0610300415401120029

I. PENGKAJIAN
A. Struktur dan Sifat Keluarga
1. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Bp. T
b. Umur : 26 th
c. Jenis Kelamin : Laki laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SLTP
f. Pekerjaan : Tani
g. Pendapatan : 600.000,00 / bulan
h. Alamat : Dusun Tembelang RT 09 RW 02
Desa Kwadungan
i. Suku / bangsa : Jawa / Indonesi
j. Daftar Anggota Keluarga:
N Nama Hub. L/P Umur Pend Agama Pekerjaan Imunisasi
BCG Polio HB DPT Cmpa
o. Kel. .
1. Ny. M Istri P 22 th SD Islam IRT
2. W Anak P 2 th 9 - - -
bln

k. Tipe Keluarga : Nuclear Family


Di keluarga Bp. T merupakan Keluarga inti (Nuclear Family) adalah
keluarga inti yaitu Ayah Ibu dan Anak.
l.Genogram

------------------ -------------------------
Bp. D Ibu. Bp. A Ibu.
N GG

T M R K M

------------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan : W
Laki-laki
Perempuan

-------------- Garis perkawinan

Garis keturunan
m. Hubungan antar anggota Keluarga
Hubungan antara suami, istri, dan anak dari keluarga Tn cukup
harmonis, terbukti dengan mereka sangat dekat dan akrab. Dan
hubungan antara keluarga dan masyarakat juga terlihat harmonis
terbukti dengan sering mengobrol dengan tetangga dan saling
membantu tetangga.
2. Sifat Keluarga
a. Dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh adalah Bp. T
dan Ibu. M
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
Kebiasaan keluarga ini makan 3X atau lebih dalam sehari, teratur
dengan porsi makan satu piring penuh dengan nasi, tahu, tempe, ikan
asin dan sayur.

Minum susu sangat jarang hampir tidak pernah. Cara pengolahan


makanan diawali dengan mencuci terlebih dahulu sayuran yang akan
dimasak. Menu bervariasi dalam keadaan hangat dengan menggunakan
garam beryodium.

Tempat makan yaitu dengan meja makan dengan suasana santai/


tenang. Menggunakan alat makan lengkap dan disimpan dilemari.
Sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dengan air. Tidak ada
makanan pantangan dan tidak mengkhususkan suka pada sesuatu jenis
makanan.

Makan rata-rata anggota keluarga yaitu nasi, sayur, tempe, tahu, ikan
asin.

3. Kebiasaan Istirahat dan Tidur Keluarga


Keluarga Bp. T mempunyai kebiasaan tidur cukup mulai dari jam 22.00
WIB Sampai jam 04.30 WIB pada malam hari dan tidur siang tidak
pernah.

4. Sarana Hiburan Keluarga


Keluarga Bp. T mempunyai sarana hiburan yaitu TV

5. Pemanfaatan waktu senggang


Keluarga Bp. T menggunakan waktu senggang mengobrol dengan
tetangga dan melihat TV

6. Eliminasi
Keluarga Bp. T biasa BAB 1X/hari di tempat umum. BAK 4 sampai 5X
sehari waktu pagi, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan.

7. Kebiasaan keluarga yang merugikan tidak ada


B. Faktor keluarga, sosial dan budaya
1. penghasilan keluarga
pengahasilan keluarga yang utama yaitu dari Bp. T sebesar Rp
600.000/bulan. Penghasilan tambahan tidak ada. Pemanfaatan dana tiap
bulan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penggunaan dana tiap
bulan sangat pas-pasan.pengelolaan keuangan oleh ibu.

2. Kegiatan sosial kemasyarakatan


Keluarga Bp. T aktif dalam kegiatan sosial, hubungan anggota keluarga
dan masyarakat harmonis

C. Faktor rumah dan Lingkungan


1. Keluarga Bp. T tinggal di rumah sendiri dimana dinding terbuat dari
papan dan tembok (semi permanen), ukuran rumah 10 X 5 , lantai
tanah, langit-langit tidak ada, atap rumah terbuat dari genteng, jenis
ventilasi berupa pintu dan jendela keadaan ventilasi memenuhi syarat
kesehatan. Penerangan menggunakan listrik. Cahaya matahari masuk
kerumah cukup. Pembagian ruangan adalah 1kamar tidur, dapur, ruang
TV dan ruang makan. Kebersihan ruangan kurang karena banyak debu.
2. Perabotan Rumah
Alat masak menggunakan pawon / tungku, tempat penyimpanan
prabotan dapur diletakan di rak piring.

3. Sampah
Pembuangan sampah jurang / kali basah di kandang ternak sampah
kering dibakar di tungku. Jarak tempat sampah dengan sumber air
minum < 10 m.

4. Sumber air
Keluarga Bp. T menggunakan sumber air minum dari mata air dengan
kualitas air jernih dan tidak berasa.
5. Penampungan air minum
Penampungan air minum ditempatkan digentong dalam keadaan
tertutup.
6. Jamban rumah
keluarga Bp. T tidak mempunyai jamban sendiri .
7. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah yang berasal dari limbah rumah tangga yang dibuang
diselokan dibelakang rumah.
8. Kandang Ternak
Keluarga Bp. T memiliki kandang ternak yang berada dibelakang
rumah berjarak 3 M
9. Halaman
Keluarga Bp. T memiliki tidak rumah yang terletak didepan rumah.

10. Kamar Mandi


Keluarga Bp. T mempunyai kamar mandi sendiri namun tidak
memenuhi syarat
11. Denah rumah :
Kandang

U S

Kamar Kolam
Mandi
Ruang TV
Dapur

Kamar Ruang Tamu

D. Riwayat Kesehatan Material Psikososial-spiritual


1. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Bp. T setiap harinya merasa nyaman tidak ada gangguan, masing-
masing anggota keluarga merasa senang.

2. Pemenuhan status sosial


Di dalam keluarga, tidak ada yang dibenci dan membenci, tidak ada
perasaan dikucilkan.

3. Riwayat Kesehatan material keluarga


Di dalam anggota keluarga, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa,
tidak ada yang pernah dirawat di RS jiwa.

4. Gangguan maternal pada keluarga


Gangguan maternal pada keluarga seperti merasa bersalah, gagal, kecewa
dan tertekan tidak ada.

5. Penampilan tingkah laku anggota yang menonjol


Tidak ada.

6. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga


Semua anggota keluarga Bp. T taat dalam menjalankan perintah agama
yang dianutnya.

7. Kesadaran Keluarga tentang HIV/AIDS


Keluarga Bp. T sedikit mengetahui penyakit HIV/AIDS

8. Tentang petugas kesehatan


Tidak ada masalah

9. Dana Sehat/JPKM

Keluarga Bp. D tahu tentang dana sehat/JPKM dan ikut serta dalam dana

sehat

10. Keadaan kesehatan keluarga saat dikunjungi

Sehat

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat kesehatan anggota keluarga

Pada keluarga Bp. D tidak memiliki penyakit tertentu


2. Kebiasaan memeriksakan diri

Pada waktu sakit saja, tempat di Puskesmas dengan alasan dekat dari

rumah

3. Kesehatan ibu dan anak

a. Riwayat kehamilan yang lalu

No. Kehamilan UK Jumlah Keluhan Cara

Pemeriksaan Mengatasi

1. Normal 10 9 KLI Tidak ada -

bulan

b. Riwayat Persalinan yang Lalu

No. Persalinan Tempat Penolong Keluhan Proses Ket

Persalinan Persalinan Persalinan

1. Spontan POLINDES Dukun Tidak ada Normal

c. Ibu Hamil

Tidak ada ibu hamil dirumah Bp. T


d. Ibu nifas
Tidak ada ibu nifas dirumah Bp. T
e. Ibu Menyusui
Tidak terdapat ibu menyusui dirumah Bp. T
f. Keluarga Berencana
suntik
g. Pemeriksaan Balita
Keluarga Tn. T mempunyai balita, pemeriksaan dilakukan secara rutin

di Posyandu. Mempunyai KMS diisi oleh kader. Status imunisasi

lengkap, status gizi balita kurang, berat badan balita bulan sejak bulan
lalu menurun melewati BGM. Balita belum di beri vit.A. makanan yang

dikonsumsi karbohidrat+protein + sayur dan buah, nafsu makan balita

kurang sehingga nutrisi yang masuk kedalam tubuh kurang. Tingkat

pertumbuhan kurang dan tingkat perkembangan cukup baik.

h. Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah


Tanggapan keluarga terhadap masalah yang dihadapi selalu

dirundingkan dengan anggota keluarga secara baik-baik bersama

anggota keluarga yang lain. Bila ada anggota keluarga yang tidak sehat

di bawa ke bidan.

II. ANALISA DATA


1. Ancaman Kesehatan
a. Berat badan balita BGM
b. Kurangnya pengetahuan ibu tentang HIV / AIDS
c. Kurangnya kebersihan lingkungan
2. kurang / tidak sehat
3. Situasi krisis

III. PERUMUSAN MASALAH

NO. Data Masalah Kesehatan


1. BB An. W sejak bulan lalu Kekurangtahuan ibu tentang nutrisi

menurun melewati BGM. balitanya dan kurangnya nafsu makan


2.
Kurangnya pengetahuan ibu balita.

3. tentang HIV / AIDS Kekurangtahuan keluarga Bp. T tentang

Kurangnya pengetahuan penyakit HIV / AIDS


PHBS Kekurang tahuan keluarga Bp. T

bagaimana memelihara kebersihan rumah

yang dapat mempengaruhi kesehatan

IV. PRIORITAS MASALAH

Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah-masalah

kesehatan yaitu :

1. Berat Badan balita melewati BGM

No Kriteria perhitungan score Pembenaran


1. Berat badan balita Kekurangtahuan ibu

melewati BGM 2/3 X 1 2/3 tentang gizi pada balita


a. Sifat masalah
1/2 X 2 1 dan kurangnya nafsu
ancaman kesehatan
b. Kemungkinan makan balita.
3/3 X 1 1 Dengan diberikan
masalah sebagian
penyuluhan tentang gizi
dapat diubah 2/2 X1 1
c. Potensi masalah seimbang pada balita

untuk diubah tinggi sehingga dapat


d. Menonjolkan
mengurangi dampak dari
masalah harus segera
kurang gizi
ditangani
Keluagra dapat
merasakan masalah yang

sedang di hadapi
Total 3 2/3

2. Kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS

No Kriteria perhitungan score Pembenaran


1. Kurangnya Apabila sebuah keluarga

pengetahuan tentang tidak mengetahui tentang


2/3 X 1 2/3
HIV/AIDS HIV/AIDS dan cara
2/2 X 1 1
penularannya dapat
a.Sifat masalah 1/3 X 1 1/3
menjadi sebuah ancaman
ancaman kesehatan
b. Kemungkinan 0/2 X1 0 kesehatan, dengan diberi
masalah dapat diubah pengetahuan dan
dengan mudah penyuluhan akan
c. Potensi masalah
mengetahui tentang
untuk diubah tinggi
d. Menonjolkan HIV/AIDS. Keluarga
masalah dapat dapat merasakan sebuah
dirasakan masalah tapi keluarga

tersebut tidak mengetahui

tentang HIV/AIDS.
Total 3

3. Kurangnya kebersihan lingkungan

N Kriteria perhitungan score Pembenaran


o
1. Kurangnya kebersihan Kebersihan lingkungan

lingkungan 2/3 x 1 2/3 merupakan ancaman


a. Sifat masalah
x2 1 kesehatan bagi
ancaman
b. Kemungkinan 3/3 x 1 1 keluarga, karena

masalah yang lingkungan yang kotor


0/2 x 1 0
diubah hanya akan menjadi tempat

sebagian perkembangbiakan
c. Potensi masalah
kuman penyakit.
untuk diubah
Kebiasaan atau perilaku
tinggi
d. Menonjolkan perlu diubah walaupun

masalah dapat membutuhkan waktu

dirasakan yang lalu, dan juga

mempunyai niat untuk

berubah. Keluarga

menyadari adanya

masalah tetapi tidak

segera diatasi.
Total 2 2/3

Penentuan prioritas masalah


Penentuan prioritas masalah berdasarkan skor tertinggi adalah :
1. Berat badan balita melewati BGM 3 2/3
2. Kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS 3
3. Kurangnya kebersihan lingkungan 2 2/3

V. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, EVALUASI

Masalah Rencana
No Tujuan Implementasi Evaluasi
Kebidanan Asuhan

1. Kurangnya Setelah a. Menjelaska Menjelaskan IbIbu sudah paham

pengetahuan dilakukan n kepada kepada ibu tentang kebutuhan

keluarga konseling gizi ibu tentang gizi pada balita

mengenai balita tentang kebutuhan

nutrisi balita diharapkan ibu kebutuhan gizi pada

mengerti akan gizi pada balita

kebutuhan gizi balita


b.
balitanya

sehingga kasus

kurang gizi

pada anaknya
dapat di

perbaiki dan

tidak terjadi

gizi buruk

BAB IV

PEMBAHASAN

Keluarga Tn.L tinggal dirumah sendiri dengan kondisi rumah permanen

dengan lantai keramik sampai dapur. Keluarga Tn.L merupakan kumpulan keluraga

inti. Dalam keluarga Tn.L memiliki beberapa masalah yaitu mengenai kurangnya

pengetahuan ibu tentang gizi balita, kurangnya pengetahuan keluarga tentnag PHBS

terutama bahaya merokok. Setelah dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul

masalah utama dalam keluarga Tn.L yaitu masalah kurangnya pengetahuan ibu

tentang kebutuhan gizi balita,kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi

salah satu dari masalah tersebut, yaitu dengan melakukan sosialisasi. Dan setelah

dilakukan sosialiasasi, maka sekarang keluarga Tn.L terutama pada Ny. S sudah

mengetahui mengenai apa itu gizi balita,apa saja makanan yang bergizi sehingga

diharapkan nantinya dapat mengerti kebutuhan nutrisi pada balita dan memberikan

edukasi kepada Tn. T bahayanya merokok didalam rumah yaitu dapat

membahayakan kesehatan keluarganya terutama kesehatan pada balita. Karena

masalah gizi pada balita akan sangat berpengaruh apabila balita sakit karena sering
terpapar asap rokok dari ayahnya. Setelah dilakukan edukasi Tn. T mengerti

bahayanya merokok didalam rumah ataupun didekat anak dan istrinya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada

setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian

pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di

bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan

tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan

kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan

mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan

kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga

dengan keluarga Tn.L setelah dilakukan beberapa tindakan untuk

menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn.L sudah lebih memahami

apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.


B. Saran

1. Kepada Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi

mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai

asuhan kebidanan pada keluarga.

2. Kepada Keluarga

Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat

mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara

mandiri.

3. Kepada Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang

dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi V)

cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka Cipta.

Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.

Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.

Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok Bahasan : Gizi Pada Balita

Sub pokok bahasan : Kebutuhan Gizi pada Balita

Sasaran : Ny. M

Tanggal : 18 Februari 2015

Waktu : 07.00 WIB

Tempat : Rumah Tn. XRtX Rw X Dusun Tembelang

Penyuluh : Isna Maratus Solekhah

A. Tujuan

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah dilakukan penyuluhan ibu diharapkan dapat mengetahui apa saja

kebutuhan gizi pada balita.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :

a. Menjelaskan tentang pengertian gizi.

b. Menjelaskan tentang kebutuhan gizi pada balita.


c. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita.

d. Menjelaskan dampak gizi tidak seimbang.

B. Pokok- PokokBahasan

1. Pengertian Gizi.

2. Kebutuhan gizi pada balita.

3. Faktor yang mempengaruhi status gizi balita

4. Dampak gizi tidak seimbang

C. Kegiatan Penyuluhan

N TAHAP /KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN

O WAKTU SASARAN
1. Pembukaan Memberisalampembuka Menjawabsalam
Memperkenalkandiri
: Menjelaskanpokokbahasandantujuan penyul Memperhatikan
Memperhatikan
2 menit uhan
Membagi leaflet

Memperhatikan
2. Pelaksanaan Menjelaskan pengertiangizi Memperhatikan
Menjelaskankandungan zat gizi yang
:
diperlukan oleh balita
9 menit Menjelaskan pola pemberian makanan pada Memperhatikan

bayi usia 0-2 tahun


Menjelaskan contoh pemberian makanan

yang tepat untuk balita umur 1-5 tahun


Menjelaskan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak usia 1-5 tahun Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

3. Evaluasi : Menanyakankepadaibutentangmateri yangMenjawabpertanyaa

2 menit telahdiberikan, danmemberi reinforcementn

kepadapeserta yang dapatmenjawabpertanyaan


4. Terminasi : Mengucapkanterimakasihatasperanserta pes Mendengarkan

2 menit erta
Mengucapkansalampenutup

Menjawabsalam

C. Media

Leaflet
D. Evaluasi

1. Prosedur : post test

2. Alat : lisan

3. Soal :

a Apa pengertian dari gizi.

b Apa saja gizi yang dibutuhkan balita.

c Sebutkan faktor yang mempengaruhi status gizi balita.

d Jelaskan dampak gizi tidak seimbang.

4. Jawaban :

a Pengertiaan gizi

Adalah memberikan

b Manfaatasieksklusif

1) Manfaatbagiibu

a) MAL ( metodaamenorealaktasi) disebutjugadengan KB alami.


b) Mengurangiresikokegemukankarenaketikamenyusuimengeluarkan

500 kalori.
2) Manfaatbagibayi
a) Nutrisi.
b) Dayatahantubuh.
c) Meningkatkankecerdasan.
d) Mengurangiresikoterkenaalergiakibatmakanan.
e) Penghematanbiaya.
f) Meningkatkanjalinankasihsayang.
g) Menciptakangenerasipenerus.
c ZatkekebalandalamASI
1. Faktorbifidus
Adalahmendukung proses perkembanganbakteri yang

menguntungkan di ususbayi.
2. Laktoferin
Adalahmengikatzatbesisehinggatidakdigunakanolehbakteripatogan.
3. Antialergi.
4. Mengandunganti viruspoliofaktorbifidus.
5. Membantupertumbuhanselaputususbayi.
d KomposisiASI
1. Kolostrum
Ciri- ciri :kuning, kental, berisi anti bodi, protein, cairankeluar 1- 3

hari.
2. Air susumasaperalihan
Ciri- ciri :cairankeluar 4- 10 hari, protein menurun.
3. Air susumatur
Ciri- ciri :hari 10 sampaiseterusnya, berwarnaputih.

e Cara memperbanyakasi
1. Menyusuianak 2 jam sekaliselama 10 15

menitdisetianpayudarasecarabergantian.
2. Bangunkanbayi, bukabaju agar tidakgerah, dandudukselamamenyusui.
3. Pastikanbayimenyusudenganbaik,

menempelpadaibunyadanmenelansecaraaktif.
4. Tidurbersebelahandenganbayi.
5. Istirahatdanminum, memperbanyakmakansayuransepertidaunkatu.
f Cara memerasasi
1. Cucitangan.
2. Siapkancangkir =>dibersihkandengan air panas.
3. Payudaradikompresmenggunakan air hangat.
4. Masase =>daripangkalkepayudara.
5. Janganmemijatputting.
6. Tekan, peras, lepas.
7. Gerakanulang.
g Penyimpananasi
1. Udaraterbuka (6- 8 jam).
2. DilemariEs 40C (24 jam).
3. Pendinginan/ frezer (6 bulan).
4. Tidakbolehdirebus.
h Cara pemberianasieksklusifpadaIbu yang bekerja:
1. Sebelumcutihanyamemberi ASI saja.
2. Sebelumcutihabis =>Asiperah.
3. Selamadikantorperas ASI setiap 3- 4 jam.
4. Simpandilemari ES laludibawapulang.
5. Setelahdihangatkandiberikanpadabayimenggunakansendok.

E. Referensi

Kodrat,Laksono.2010.Dahsyatnyaasidanlaktasiuntukkecerdasanbuahhatianda.yogya

karta:Mediabaca

6. Lampiran Materi

4. Pengertian
Giziadalahsuatuzat yang

bergunadandibutuhkanolehtumbuhuntukpertumbuhandanperkembangan.

2. Kandunganzatgizi yang diperlukanolehbalita.

a. Protein

3) Protein hewani yang didapatdaridaginghewansepertitelur,

susudandaging
4) Protein nabati yang didapatdaritumbuhtumbuhansepertitahudantempe.
Fungsiprotein :
d) Penunjangpertumbuhan.
e) Pengaturan proses tubuhsepertimengaturkeseimbanganair

danelektrolitdalamtubuh.
f) Protein merupakansumberenergipotensial.
e. Karbohidrat.
Karbohidratbisadidapatdarimakanantambahanpendamping ASI,

Sepertibubursusu, sereal, roti, nasitimataunasi.

Fungsikarbohidrat :

5) Sumberenergidalamtubuh.
6) Aksipencadanganenergi.
7) Pengaturanmetabolismelemak.
8) Peranandalamfungsi gastrointestinal.

Sumberkarbohidratyaitu : ASI, produksusu, beras, jagung,

singkong, buncis, tomat, sayurhijau, buahsegar.

f. Lemak.

Fungsiutamalemakadalahuntukmemberikanenergi.

Sumberlemakyaitu ASI, susu formula, minyakgoreng, margarine

dandaging.

g. Vitamin.

Kekurangan vitamin akanmenyebabkantubuhcepatmerasalelah,

kurangnafsumakan,

kerusakanpembuluhdarahdanselsarafsertadapatmengurangiketajamanpengli

hatan.

Sumbersumber vitamin yaitu :


6) VitA :Tomat, wortel, sayursayuranhijau.
7) VitB :Berasmerah.
8) VitC :Jeruk, jambubiji.
9) VitD :Buahdansayur.
10) VitK :Jambubiji.

h. Mineral.

Mineral berfungsiuntukmengaktifkanmetabolismetubuh yang

dapatdidapatdaribeberapasumberyaitu ASI, susu formula,

garamdapurdanhati.

4 Polapemberianmakananpadabayiusia 0-2 tahun.

Umur Macammak Pemberiand

(bulan) anan alamsehari

0 s/d 4 ASI Sekehendak

4 s/d 6 ASI Sekehendak

Buah 1x

Bubursusu 2x

6 s/d 8 ASI Sekehendak

Buah 2x

Bubursusu 2x

8 s/d 10 ASI Sekehendak


Buah 1x

Bubursusu 1x

Nasitimsarin 2x

10 s/d 12 ASI Sekehendak

Buaah 2x

Nasitimsarin 3x

g /

makanansepe

rtikeluarga

12 s/d 24 ASI 2-3x

Buah 2x

Makanansepe 3x

rtikeluarga
1x

Makanankeci

Keterangan :

a. Makanankeluarga :mudahdicernadantidakpedas.
b. Makanankecil :biskuit, buburkacangijodll.

4. Berikutbeberapacontohpemberianmakanan yang tepatuntukbalitaumur 1-5

tahun :

d. Usia 1 tahun.

Selain ASI berikanbuburnasidapatditambahkuningtelur, ayam, ikan, tempe,

tahu, dagingsapi, wortel, bayam, kacanghijau, santanatauminyak.

Makanandiberikan 3 kali seharidanbubursusutidakdiberikanlagi.

e. Usia 2 tahun.

Berikan ASI sesuaikeinginananak.Berikannasilembekdapatditambahtelur,

ayam, ika, tempe, tahu, dagingsapi, wortel, bayam, kacanghijau,

santanatauminyak. Makanandiberikan 3 kali sehari.

f. Usia 3-5 tahun.

Diberikanmakanan yang biasa, terdiridarinasi, laukpauk,

sayurdanbuah.Makanantersebutdiberikan 3 kali

sehari.Kebutuhankalorikuranglebih 100 kkal/kgBB.


5.

Anjuranuntukorangtuadalampemenuhankebutuhannutrisipadaanakusiainiadalah :

a. Ciptakanlingkunganmakan yang menyenangkan,

misalnyamemberimakansambilmengajaknyabermain.

b. Berikesempatananakbelajarmakansendiri.

c.

Janganmenurutikecenderungananakuntukhanyamenyukaisatujenismakanant

ertentu.

d. Berikanmakananpadasaatmasihhangatdenganporsi yang tidakterlalubesar.

e. Kurangifrekuensiminumsusu, dianjurkan 2x sehari.

Anda mungkin juga menyukai