1. Sub-cekungan Tidung
2. Sub-cekungan Berau
3. Sub-cekungan Tarakan
4. dan Sub-cekungan Muara
GEOLOGI INDONESIA 1
CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 2
CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 3
CEKUNGAN TARAKAN
2. Proses Pembentukan
(Siklus 1)
Terjadi pada saat terjadinya pengangkatan pada Eosen Tengah yang menyebabkan
erosi di Tinggian/Punggungan Sekatang.
(Siklus 2)
Dimulai sejak pengangkatan Oligosen Awal pada fasa transgresif, dengan sedimen
yang diendapkan secara tidakselarasan terhadap Siklus 1. Fasa ini berubah menjadi
regresif ketika proses rifting berakhir dan pengangkatan mencapai puncaknya pada
akhir dair Miosen Akhir. Pengangkatan yang kedua ini berbeda dengan proses
pengangkatan pertama karena berkembang ke arah timur Proses rifting yang kedua ini
menghasilkan sesar-sesar normal yang memiliki arah timurlaut-baratdaya.
(Siklus 3)
Proses regresif berlangsung pada lingkungan transisional-deltaik. Sedimen-sedimen
yang diendapkan dalam jumlah yang besar menyebabkan rekativasi dari sesar-sesar
tua yang terbentuk selama Oligosen sampai Miosen Awal yang berkembang
GEOLOGI INDONESIA 4
CEKUNGAN TARAKAN
menjadi growth fault. Petumbuhan dari sesar-sesar tersebut berhenti untuk sementara
waktu pada awal pengendapan dari Formasi Santul dikarenakan oleh terjadinya fasa
trangresif yang pendek. Pensesaran tersebut berlangsung selama Pliosen ketika siklus
pengedapan keempat.
(Siklus 4)
Pada siklus ke-4 yaitu formasi Tarakan diendapkan.
GEOLOGI INDONESIA 5
CEKUNGAN TARAKAN
3. Struktur Geologi
Struktur yang terjadi di cekungan ini berarah Barat Utara Tenggara karena
dipengaruhi sesar geser Mangkalihat dan terjadinya tumbukan lempeng Asia dengan
lempeng Pasifik, menyebabkan munculnya struktur antiklin, sesar naik dan normal
serta sesar geser timur- barat dan timur laut baratdaya.
4. Tektonik Regional
Batuan dasar pada cekungan Kalimantan Timur Utara terdiri dari sedimen-
sedimen berumur tua, meliputi Formasi Danau (Heriyanto dkk., 1991) atau disebut
juga Formasi Damiu, Formasi Sembakung, dan Batulempung Malio. Sedimen-
sedimen tersebut telah terkompaksi, terlipatkan, dan tersesarkan.
Formasi Danau
Formasi Danau terdeformasi kuat dan sebagian termetamorfosa, mengandung breksi
terserpentinitisasi, rijang radiolaria, spilit, serpih,slate, dan kuarsa.
Formasi Sujau
GEOLOGI INDONESIA 6
CEKUNGAN TARAKAN
Formasi Sujau terdiri dari sedimen klastik (konglomerat dan batupasir), serpih, dan
volkanik.
Formasi Selor
Formasi Selor terdiri dari lapisan-lapisan batubara dan Batugamping mikritik yang
diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Sujau.
Formasi Mangkabua
Formasi Mangkabua yang terdiri dari serpih laut dan napal yang berumur Oligosen.
Formasi Tempilan
Formasi Tempilan terdiri dari fasies klastik basalt.
Formasi Taballar
Formasi Taballar terdiri dari batugamping mikritik yang merupakan sikuen paparan
karbonat dengan perkembangan reef lokal Oligosen Akhir sampai Miosen Awal.
Formasi Mesalai
Formasi ini secara gradual cekungan menerus dari formasi Taballar menipis ke arah
formasi mesalai. Pada formasi ini terdiri dari napal.
Formasi Naintupo
Formasi ini terdiri dari batulempung dan serpih.
Formasi Meliat
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras dengan Serpih Naintupo. Formasi ini
terdiri dari batupasir kasar, serpih karbonatan, dan batugamping tipis. Di beberapa
bagian, Formasi Meliat terdiri dari batulanau dan serpih dengan sedikit lensa-lensa
batupasir.
Formasi Tabul
Formasi ini terdiri dari batupasir, batulanau, dan serpih yang kadang disertai dengan
kemunculan lapisan batubara dan batugamping.
GEOLOGI INDONESIA 7
CEKUNGAN TARAKAN
Formasi Santul
Pada formasi ini sering dijumpai lapisan batubara tipis yang berinterkalasi dengan
batupasir, batulanau, dan batulempung.
Formasi Tarakan
Formasi ini terdiri dari interbeding batulempung, serpih, batupasir, dan lapisan-
lapisan batubata lignit, dasar dari Formasi Tarakan pada beberapa ditepresentasikan
oleh ketidakselarasan.
Formasi Bunyu
Formasi Bunyu terdiri dari batupasir tebal, berukuran butir medium sampai kasar,
kadangkala konglomeratan dan interbeding batubara lignit dengan serpih.
batupasir formasi ini lebih tebal, kasar, dan kurang terkonsilidasi jika dibandingkan
dengan batupasir Formasi Tarakan.
GEOLOGI INDONESIA 8
CEKUNGAN TARAKAN
Gambar 1.4.Kolom Stratigrafi Cekungan Kalimantan Timur Utara Kolom Stratigrafi Cekungan
Kalimantan Timur Utara (kiri: dimodifikasi dari Heriyanto dkk., 1991)
GEOLOGI INDONESIA 9
CEKUNGAN TARAKAN
6. Sejarah Geologi
Formasi Tarakan
(Pliosen)
Formasi Tarakan di endapkan pada siklus sedimentasi Pliosen adanya endapan -
endapan lapisan-lapisan batubata lignit, menunjukan bahwa fasies pengendapan
formasi ini dahalunya adalah daerah delta plain.
GEOLOGI INDONESIA 10
CEKUNGAN TARAKAN
Formasi Bunyu
(Plistosen)
Pada Formasi Bunyu terjadinya peninggian muka laut akibat terjadinya transgresi
pada kala Pleistosen Akhir menyebabkan garis pantai mundur ke arah barat seperti
garis pantai saat ini.
7. Potensi Geologi
GEOLOGI INDONESIA 11
CEKUNGAN TARAKAN
Batuan induk di Cekungan Tarakan sendiri terbentuk pada kala akhir Miocene,
yaitu batuan lempung pada formasi Mangkubua , Naintupu dan Mleliat. Bahhkan batu
lempung pada formsi Santul, Sesanip dan Tarakan sendiri pun bisa bertindak sebagai
batuan induk karena daerah ini diendapkan pada lingkungan delta.
GEOLOGI INDONESIA 12
CEKUNGAN TARAKAN
7.2.4. Perangkap
Mengingat bahwa di Cekungan Tarakan sedimen yang diendapkan
dilingkungan delta, maka perangkap hidrokarbon yang sering ditemukan adalah
perangkap stratigrafi. Meskipun demikian, karena pada Plio- Pleistosen terjadi
tektonik, kemungkinan perangkap struktur dapat juga terjadi, terutama perangkap
struktur antiklin (roll over) yang berasosiasi dengan patahan normal. Umumnya
jebakan hidrokarbon yang terdapat di Formasi Tarakan terkumpul pada blok yang
turun (down thrown). Disamping bentuk struktur, akumulasi hidrokarbon juga sangat
tergantung pada intra formational seal diantara batuan pasir yang sangat tebal. Akibat
kandungan batupasir yang sangat tinggi didalam Formasi Tarakan menyebabkan
patahan normal yang memotong Formasi ini menjadi bocor kearah vertical (dip-leak)
sehingga daya tampung maksimum perangkap hanya sampai titik perpotongan antara
kontak hidrokarbon-air dengan bidang patahan.
GEOLOGI INDONESIA 13
CEKUNGAN TARAKAN
Daftar Pustaka
Biantoro, E., M.I. Kusuma, dan L.F. Rotinsulu. 1996.Tarakan Sub-basin Growth
Fault, North-East Kalimantan: Their Roles in Hydrocarbon Entrapments. Proceedings
Indonesian Petroleum Association, 21st Silver Anniversary Convention, 175-189.
Heriyanto, N., W. Satoto, dan S. Sardjono. 1991. Stratigrafi Regional Cekungan
Tarakan. Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ke-20, hal. 261-280.
Purwanti, Yulie. 2009. Aplikasi Atribut Geologi Cekungan Tarakan, Geologi
Cekungan Tarakan, hal. 6 10. Universitas Indonesia.
GEOLOGI INDONESIA 14