Anda di halaman 1dari 11

NEGARA WARGA NEGARA

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Kewarganegaraan dengan
pengampu Sarbini, M.Ag dan Tasono, S.Ag., M.Pd

Oleh :

Nisa Nabila Riadini

1136000107

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG 2013 M/ 1435 H


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan karunia dan rahmatNya yang tidak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Negara Warga Negara. Semoga
makalah ini dapat memberikan pencerahan dalam bidang mata kuliah
Kewarganegaraan. Amin.

Penulis telah berusaha secara maksimal untuk tidak membuat kesalahan


dalam pembuatan makalah ini. Apabila menemukan kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, penulis mohon maaf. Saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Bandung, 26 Februari 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah.

Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh


semua kalangan. Oleh sebab itu, pendidikan Nasional Indonesia menjadikan
pendidikan kewarganegaraan sebagai pelajaran pokok. Tanpa status
kewarganegaraan seorang warga negara tidak akan diakui oleh sebuah negara.
Dan dalam makalah ini kami akan sedikit menjelaskan tentang masalah
kewarganegaraan, agar warga negara Indonesia paham dan mengerti apa itu
kewarganegaraan.
BAB II

PEMBAHASAN

NEGARA WARGA NEGARA

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik


politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan
yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang
memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di
wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah,


dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya
adalah mendapat pengakuan dari negara lain.

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat


dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima
keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu
wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut
sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu
berada.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan
diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI
Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang
ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan,
NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor
pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai
bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum internasional. (oleh
wikipedia Indonesia).

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006


tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah ( dari uu kewarganegaraan
2006.html)

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI


2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi

1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia
18 tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara
sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya
memperoleh kewarganegaraan Indonesia
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak
secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk

dalam situasi sebagai berikut:

1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau
ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang
diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak
oleh warga negara Indonesia

Asas Ius Soli dan Ius Sangunis

Salah satu persyaratan diterimanya status sebuah negara adalah adanya


unsur warganegara yang diatur menurut ketentuan hukum tertentu, sehingga
warga negara yang bersangkutan dapat dibedakan dari warga dari negara lain.
Pengaturan mengenai kewarganegaraan ini biasanya ditentukan berdasarkan
salah satu dari dua prinsip, yaitu prinsip ius soli atau prinsip ius sanguinis.
(oleh Jimly Asshiddiqie)

a. Ius Soli (Menurut Tempat Kelahiran) yaitu; Penentuan status

kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat dimana ia dilahirkan.


Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia menjadi warga negara A,
walaupun orang tuanya adalah warga negara B. asas ini dianut oleh negara Inggris,
Mesir, Amerika dll

b. Ius Sanguinis (Menurut Keturunan/Pertalian Darah) yaitu; Penentuan status


kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan dari negara mana seseorang
berasal Seseorang yg dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B,
maka orang tersebut menjadi warga negara B. asas ini dianut oleh negara RRC

Negara Amerika Serikat dan kebanyakan negara di Eropa termasuk menganut


prinsip kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini, sehingga siapa saja yang
dilahirkan di negara-negara tersebut, secara otomatis diakui sebagai warga negara.
Oleh karena itu, sering terjadi warganegara Indonesia yang sedang bermukim di
negara-negara di luar negeri, misalnya karena sedang mengikuti pendidikan dan
sebagainya, melahirkan anak, maka status anaknya diakui oleh Pemerintah
Amerika Serikat sebagai warga negara Amerika Serikat. Padahal kedua
orangtuanya berkewarganegaraan Indonesia.

Dalam zaman keterbukaan seperti sekarang ini, kita menyaksikan banyak


sekali penduduk suatu negara yang berpergian keluar negeri, baik karena
direncanakan dengan sengaja ataupun tidak, dapat saja melahirkan anak-anak di
luar negeri. Bahkan dapat pula terjadi, karena alasan pelayanan medis yang lebih
baik, orang sengaja melahirkan anak di rumah sakit di luar negeri yang dapat lebih
menjamin kesehatan dalam proses persalinan.

Dalam hal, negara tempat asal sesorang dengan negara tempat ia melahirkan
atau dilahirkan menganut sistem kewarganegaraan yang sama, tentu tidak akan
menimbulkan persoalan. Akan tetapi, apabila kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda, maka dapat terjadi keadaan yang menyebabkan
seseorang menyandang status dwi-kewarganegaraan (double citizenship) atau
sebaliknya malah menjadi tidak berkewarganegaraan sama sekali (stateless).

Berbeda dengan prinsip kelahiran itu, di beberapa negara, dianut prinsip


ius sanguinis yang mendasarkan diri pada faktor pertalian seseorang dengan
status orangtua yang berhubungan darah dengannya.

Apabila orangtuanya berkewarganegaraan suatu negara, maka otomatis


kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan kewarganegaraan
orangtuanya itu. Akan tetapi, sekali lagi, dalam dinamika pergaulan antar bangsa
yang makin terbuka dewasa ini, kita tidak dapat lagi membatasi pergaulan antar
penduduk yang berbeda status kewarganegaraannya.

Sering terjadi perkawinan campuran yang melibatkan status kewarganegaraan


yang berbeda-beda antara pasangan suami dan isteri. Terlepas dari perbedaan
sistem kewarganegaraan yang dianut oleh masing-masing negara asal pasangan
suami-isteri itu, hubungan hukum antara suami-isteri yang melangsungkan
perkawinan campuran seperti itu selalu menimbulkan persoalan berkenaan dengan
status kewarganegaraan dari putera-puteri mereka.

Oleh karena itulah diadakan pengaturan bahwa status kewarganegaraan itu


ditentukan atas dasar kelahiran atau melalui proses naturalisasi atau
pewarganegaraan. Dengan cara pertama, status kewarganegaraan seseorang
ditentukan karena kelahirannya. Siapa saja yang lahir dalam wilayah hukum suatu
negara, terutama yang menganut prinsip ius soli sebagaimana dikemukakan di
atas, maka yang bersangkutan secara langsung mendapatkan status
kewarganegaraan, kecuali apabila yang bersangkutan ternyata menolak atau
mengajukan permohonan sebaliknya.

Cara kedua untuk memperoleh status kewarganegaraan itu ditentukan melalui


proses pewarganegaraan (naturalisasi). Melalui proses pewarganegaraan itu,
seseorang dapat mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang, dan
kemudian pejabat yang bersangkutan dapat mengabulkan permohonan tersebut
dan selanjutnya menetapkan status yang bersangkutan menjadi warganegara yang
sah.

Selain kedua cara tersebut, dalam berbagai literature mengenai


kewarganegaraan, juga dikenal adanya cara ketiga, yaitu melalui registrasi.Cara
ketiga ini dapat disebut tersendiri, karena dalam pengalaman seperti yang terjadi
di Perancis yang pernah menjadi bangsa penjajah di berbagai penjuru dunia,
banyak warganya yang bermukim di daerah-daerah koloni dan melahirkan anak
dengan status kewarganegaraan yang cukup ditentukan dengan cara registrasi saja.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses kewarganegaraan itu dapat


diperoleh

melalui tiga cara, yaitu:

o kewarganegaraan karena kelahiran atau citizenship by birth,


o kewarganegaraan melalui pewarganegaraan atau citizenship by
naturalization
o kewarganegaraan melalui registrasi biasa atau citizenship by registration.
BAB
III

Penutup

Simpulan

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik


politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut. Negara juga bertugas sebagai pengorganisasian
masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan
sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan
Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)
Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga.
DAFTAR PUSTAKA

School Work, 2012, www.scribd.com

Wikipedia, 2014, Negara, http://id.wikipedia.org/wiki/Negara

Anda mungkin juga menyukai