Anda di halaman 1dari 18

KANDIDIASIS VAGINITIS

DOSEN : SUHARTATIK Mph

DISUSUN OLEH :

1.RISDAWATI

2.SITI YULIANOOR

STIKES HUSADA BORNEO

PROGRAM KHUSUS DIV BIDAN KLINIK DAN PENDIDIK

ANGKATAN II THN 2010/2011 BANJARMASIN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat

dan hidayah Nya,atas selesainya makalah ini.Makalah ini berjudul KANDIDIASIS

VAGINITIS dan makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah Asuhan Kebidanan (patologi

IV)

Kami berterima kasih kapada dosen yang telah memberikan bimbingan sehingga

makalah ini cepat terselesaikan.Dan juga penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang

mendorong serta memberikan semangat sehingga makalah ini selesai.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini,penulih

mengharapakan arahan dan saran agar mnjadi lebih baik.Diakhir kata penulis ucapakan

semoga makalah ini dapat membawa manfaat khusus nya bagi pembaca.

Banjarmasin,September 2011

Penulis
BAB I

Pendahuluan

A.LATAR BELAKANG

Kandidiasis vaginitis merupakan satu dari penyakit jamur yang terbanyak setelah

vaginitis bakterial. Antara 20-25% dari kasus vaginitis disebabkan oleh infeksi kandida

(1,2,3). Diperkirakan 75% dari wanita dewasa didunia pernah menderita kandidiasis

vaginitis sekali selama hidup dan 40-50% akan mengalami episode kedua.

Wanita dengan kandidiasis vaginitis sering menghindar aktivitas seksual karena sakit,

tidak nyaman selama berhubungan dan bisa menularkan penyakit pada pasangannya (.

Keadaan ini dapat mengganggu fungsi seksual dan gangguan perkawinan serta

menurunkan kualitas hidup penderita .

Pengaruh psikososial penyakit bervariasi, sebagian sampai tidak ikut berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, olah raga atau aktivitas yang lain, dan menyebabkan susah

berkonsentrasi dalam pekerjaan. Oleh karena itu penanganan penyakit ini perlu

dilakukan dengan baik


Penyebab

Kandida albikan penyebab terbanyak yang dapat diisolasi > 80% dari penderita

kandidiasis vagina. .

Kandida albikan dapat dijumpai dikulit yang

normal, vagina dan disaluran pencernaan.

Ditempat ini ia hidup sebagai saprofit tetapi

pada keadaan tertentu dengan pemakaian

antibiotika yang cukup lama atau keadaan

hormonal yang mengubah ekologi

sekelilingnya, maka kandida ini akan

tumbuh dengan cepat dan berubah bentuk dengan membuat miselia sehingga jamur ini

menjadi pathogen
BAB II

PEMBAHASAN

FaktorPredisposisi

1. Faktor Lokal

Mode pakaian ketat dan pakaian dalam yang dibuat dari serat sintetis rnenyebabkan

panas, kulit lembab, mengelupas dan permukaan mukosa genital sangat rentan

terhadap infeksi kandida. Efek ini diperberat oleh kegemukan. Hal ini ditambah dengan

serbuk pencuci yang gagal membunuh jamur yang mengkontaminasi pakaian dalam.

Kulit yang sensitif terhadap spray vagina, deodoran dapat menimbulkan kerusakan

integritas epitel vagina dan merupakan predisposisi dan infeksi

Kandidiasis vaginitis dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Apabila persiapan

hubungan seksual tidak adekuat, vagina relatif kering merupakan predisposisi

terjadinya trauma mukokutaneus yang mempermudah terjadinya infeksi .

2. Kehamilan

Koloni vagina rata-rata meningkat selama kehamilan dan insiden keluhan vaginitis

meningkat terutama pada trimester terakhir. Pedersen pada tahun 1969 menemukan

42% kandidiasis vagina pada kehamilan trimester terakhir dan menurun menjadi 11%
pada hari ke tujuh setelah melahirkan. Kandungan glikogen pada sel sel vagina

meningkat dengan tingginya kadar hormon dalam sirkulasi. Ini mempertinggi proliferasi,

pengembangbiakan dan perlekatan dari kandida albikan. Pertumbuhan jamur akan

distimulasi dengan tingginya kadar hormon estrogen, karena hormon ini dapat

menurunkan PH vagina menjadi suasana yang lebih asam

3. Imunosupresi

Pemberian obat dalam jangka waktu yang lama terutama kortikosteroid sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan kandida albikan, oleh karena obat ini bersifat

imunosupresi. .

4. Diabetes Militus

Glukose yang tinggi pada urine dan peningkatan konsentrasi sekresi vagina pada

diabetes melitus mempertinggi pertumbuhan jamur

5. Pengobatan Antibiotika

Penggunaan antibiotika dapat mengurangi pertumbuhan bakteri yang sensitif tetapi

tidak berpengaruh terhadap kandida. Antibiotika dapat membunuh bakteri gram negatif

yang memproduksi anti kandida komponen, sehingga dapat merangsang pertumbuhan

kandida.
6. Kontrasepsi Oral

Episode gejala dari kandidiasis vagina biasanya lebih banyak pada wanita dengan

pemakaian kontrasepsi oral daripada wanita yang tidak. Dikatakan bahwa kontrasepsi

oral menyebabkan perubahan-perubahan pseudogestasional pada epitel vagina.

Penelitian yang dilakukan oleh Caterall dengan pil estrogen dosis tinggi rnendapatkan

hasil bahwa penderita kandidiasis vagina gagal diobati dengan bermacam-macam obat

dan segera sembuh setelah pemakaian kontrasepsi oral dihentikan. Tapi penelitian lain

tidak dapat menunjukan perbedaan frekuensi kandidiasis vagina dengan pemakaian pil

atau cara KB yang lain

Patogenesis

Diperkirakan sekitar 20% dari wanita seksual aktif mengandung strain kandida albikan

didalam saluran pencernaan dan vagina. Apakah kandida albikan dianggap sebagai

bagian dari flora normal vagina yang asimtomatik masih kontroversial. Beberapa

penulis menganggap beberapa perubahan lokal atau sistemik pada wanita dengan

daya tahan tubuh yang lemah dapat memudahkan timbulnya kandidiasis vagina (1,3).

Pada pasien dengan koloni kandida albikan, sering dihubungkan dengan trauma

vagina lokal yang kecil sebagai akibat dari hubungan seksual, pemasangan tampon

vagina atau perubahan bakteri yang dihubungkan dengan pemakaian antibiotika.


Tampaknya bahwa flora normal dapat menghasilkan komponen anti kandida yang

dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur

Hipersensitifitas terhadap antigen kandida, penting dievaluasi pada beberapa wanita

dengan jamur yang sedikit, dapat merupakan reaksi imunitas humoral yang mempunyai

efek pada kandidiasis vagina. Sekresi antibodi mukosa mengandung sistem kompleks

yang terbanyak adalah imunoglobulin A. Tingginya level Ig A pada sekresi vagina dapat

mengurangi perlekatan kandida pada sel epitel dan mengurangi insiden vaginitis

Imunitas seluler dihubungkan dengan gangguan fungsi T sel, seperti pada keganasan

hematologi atau infeksi dengan human imunodefisiensi virus, sehingga dengan

menurunnya fungsi T sel, dapat menyebabkan insiden dan beratnya penyakit kandida

makin meningkat

Kandidiasis vaginitis yang rekuren terdapat beberapa faktor endogen dan eksogen

seperti diabetis melitus yang tidak terkontrol, penggunaan hormon estrogen,

penggunaan antibiotika berspektrum luas dan adanya penurunan daya tahan tubuh.

Faktor lainnya seperti penggunaan pakaian yang ketat dari bahan nilon dan tidak

adanya ventilasi dibawah pakaian memudahkan timbulnya infeksi karena peningkatan

keringat dan peningkatan suhu permukaan tubuh. Banyak wanita dengan kandidiasis

vagina rekuren tidak ditemukan faktor predisposisinya


Infeksi ulangan kandidiasis vaginitis dianggap berasal dari saluran pencernaan oleh

karena pada suatu penelitian organisme kandida albikan diperoleh dan 100% kultur

rektal pada wanita kandidiasis vaginitis merupakan strain yang sama

Peran transmisi hubungan seksual yaitu ditemukannya koloni kandida dikulit penis kira

kira 20% dari laki laki pasangan wanita dengan kandidiasis vagina yang rekuren.

Pada sulkus koronarius pada laki laki yang tidak disirkumsisi. Kolonisasi asimtomatis

pada penis laki laki 4 kali lebih sering pada laki laki pasangan seksual dari wanita

yang terinfeksi. Strain yang ditemukan pada kedua pasangan seksual biasanya identik

Ada bukti bahwa wanita dengan kandidiasis vagina rekuren mempunyai kelainan

antigen kandida spesifik dalam sel mediated imuniti. Penelitian ini memberikan hipotesa

bahwa adanya imunodefisiensi didapat yang selektif pada wanita dengan kandidiasis

vagina yang rekuren, dengan rusaknya respon T limposit


Gejala Klinis

Kandidiasis vaginitis dijumpai pada masa seksual aktif dan dapat timbul pada

kehamilan. diabetes militus, penggunaan obat-obat imunosupresi dan antibiotika

spektrum luas. Peradangan pada vagina disertai gejala-gejala subyektif berupa gatal-

gatal, nyeri dan rasa panas. Vulva tampak bengkak, merah dan berfisura (5,10,11,12).

Pada pemeriksaan inspikulo mukosa vagina tertutup pseudomembran yang berwarna

putih seperti keju. Apabila pseudomembran diangkat akan tampak bercak-bercak

perdarahan. Sekret biasanya sedikit seperti air, tapi kadang-kadang banyak dan

berwarna putih, mengandung noda-noda seperti keju atau purulen. Labia mayora

tampak bengkak dan merah tertutup oleh lapisan putih. Lesi-lesi ini terasa amat sakit

sehingga menimbulkan dispareunia. Sedangkan sakit saat kencing disebabkan oleh

karena urine melewati vagina yang meradang

Diagnosis

Diagnosis kandidiasis vagina ditegakan berdasarkan gejala-gejala klinis yang khas dan

pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan mikologi.


Penanganan

1. Penanganan Kandidiasis Vaginitis Akut.

Pengobatan kandidiasis bersifat pengobatan topikal. Pengobatan topikal adalah

aplikasi obat pada selaput lendir yang terkena dalam jangka waktu cukup lama untuk

mengeleminasi jamur penyebabnya. Disamping pengobatan topikal perlu dicegah

autoinfeksi dari saluran pencernaan, reinfeksi dari partner seksual, serta pengobatan

faktor predisposisi. Faktor kebersihan penderita seperti menghindarkan pemakaian

pakaian dalam dari bahan sintetik dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan

Beberapa Jenis obat topikal dapat digunakan untuk pengobatan kandidiasis vaginitis.

Nistatin adalah suatu anti jamur golongan polien yang telah diisolasi dan streptomyces

naursei pada tahun 1949 dan bersifat fungisidal, adalah obat pertama . Nistatin

diberikan dalam bentuk tablet vagina atau pesarium dengan cara dimasukan sedalam

dalamnya kedalam vagina 2 kali 100.000 iu sehari selama 7 14 hari. Apabila ada

infestasi kandida albikan disaluran pencernaan dapat diberikan nistatin tablet (500.000

iu) dengan dosis 4 kali 500.000 iu sehari selama 2 minggu untuk mencegah autoinfeksi

Mikonazole mempunyai cara kerja dengan mengadakan desintegrasi jamur. Dosis

yang dianjurkan tergantung dari sediaan yaitu :


o 2% krim 5 gram intravagina selama 7 hari.

o 200 mg supositoria vagina diberikan selama 3 hari.

o 100 mg supositoria vagina diberikan selama 7 hari.

Pengobatan lokal ini memberikan hasil yang memuaskan tanpa efek samping

Klotrimazole bersifat fungistatik. cara kerjanya berdasarkan kemampuannya untuk

menghalangi terbentuknya asam amino esensial jamur. Dosis yang dianjurkan :

o 1% kream 5 gr intra vagina selama 7-14 hari.

o 100 mg tablet vagina diberikan selama 7 hari.

o 100 mg tablet vagina diberikan 2 kali selama 3 hari.

o 500 mg tablet vagina dosis tunggal.

Pengobatan kandidiasis vaginitis dengan klotrinazole topikal berhasil dengan baik

tanpa efek samping. Pengobatan sistemik secara oral dengan dosis terapi

menimbulkan berbagai efek samping yang mengganggu yaitu rasa nyeri di epigastrium,

kejang otot perut, mual, muntah dan diare


Ekonazole suatu derivat imidazole yang mempunyai struktur mirip dengan mikonazole.

Dosis yang diberikan adalah satu supositoria vagina 150 mg ekonazole diberikan

selama 3 hari.

Ketokenazole merupakan golongan imidazol dengan kasiat anti jamur spektrum luas.

Ketokenazole diberikan peroral dengan dosis 2 kali 200 mg selama 5 hari. Lama

pengobatan tergantung gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Efek samping obat

ini ringan hanya berupa gangguan gastrointestinal ringan dan pruritus

Flukonazole merupakan anti jamur oral yang bekerja melawan kandida albikan. Obat

ini diserap dengan baik pada pemberian peroral. Dosis flukonazole diberikan dengan

dosis tunggal 150 mg

2. Kandidiasis Vaginitis Yang Rekuren.

Ada 2 teori yang biasanya dikemukakan dalam berbagai literatur tentang sumber dari

organisme penyebab pada infeksi yang rekuren. Teori reinfeksi mengatakan bahwa

organisme penyebab menginfeksi kembali kedalam vagina. Sumber dari infeksi adalah

dari saluran pencernaan atau dari hubungan kelamin. Sedangkan menurut teori relaps

mengatakan bahwa terjadi kegagalan dalam mengeradifikasi kandida dari vagina terjadi

kegagalan terapi. Adanya kandida persisten dalam lumen vagina yang sulit dideteksi
dengan swab vagina, kemudian infeksi muncul kembali dalam beberapa minggu atau

bulan setelah pengobatan dihentikan

Pengobatan kandidiasis vagina yang rekuren adalah sebagai berikut:

Ketokenazole 400 mg tiap hari selama 14 hari dilanjutkan 100 mg setiap hari selama

6 bulan efektif untuk mengurangi kekambuhan menjadi hanya 5%

Clotrimazole 500 mg vagina supositoria diberikan tiap minggu selama 6 bulan hanya

sedikit lebih efektif dibandingkan dengan plasebo .

Flukonazole 150 mg diberikan dosis tunggal setiap bulan 1 4 hari sesuda-h

menstruasi selama 12 bulan. Selama phase pencegahan dengan 6% pasien mengalami

kandidiasis vagina yang rekuren, sedangkan yang diberikan plasebo mengalami

rekuren 18% .

Pengobatan pada suaminya dilakukan bila didapatkan balanopostitis.

Pengobatan ini memakai krim nistatin sekali sehari selama 2 minggu.

3. Penanganan Kandidiasis Vaginitis Pada Wanita Hamil.

Sejak adanya bencana thalidomid pada awal tahun 1960, pemberian obat pada wanita

hamil banyak mendapat perhatian. Penelitian yang dilakukan oleh WHO mendapatkan

80% wanita hamil pernah mendapatkan pengobatan. Pasien senna menggunakan obat
sebelum mengetahui kehamilan mereka. pengobatan paaa wanita hamil perlu dipikirkan

mengenai efek sampmg pada fetus

Pengobatan kandidiasis pada wanita hamil adalah sebagai berikut.

Nistatin tablet vagina dibenkan dua kali 100.000 iu sehari selama 7-14 hari cukup

aman pada wanita hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Rosa FW.Baun C. tahun 1987

pada 230 wanita hamil menyatakan nistatin aman digunakan pada wanita hamil .

Mikonazol bila digunakan pada wanita hamil sesuai dosis terapi dikatakan tidak

berhubungan dengan peningkatan kelainan kongenital .

Penggunaan klotrimazol 500 mg tablet vagina dosis tunggal pada wanita hamil

cukup aman

Pengunaan flukonazol pada wanita hamil tidak dianjurkan. Tapi tidak dapat disangkal

bahwa beberapa wanita hamil telah mendapat pengobatan flukonazol. Rubin dkk

melakukan penelitian 240 wanita hamil yang telah mendapat pongobatan flukonazol

150 mg dosis tunggal menemukan angka abortus kurang dari 10% dan angka kelainan

kongenital 2,5%. Angka ini tidak berbeda jaun aengan angka yang didapatkan pada

populasi umum
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kandidiasis vaginitis merupakan satu dari penyakit jamur terbanyak setelah vaginitis

bakterial. Diperkirakan 75% wanita didunia ini pernah mendrita kandidiasis vagina

selama hidupnya minimal sekali. Kandidiasis vagina disebabkan oleh kandida albikan.

Faktor predisposisi dari kandidiasis vaginitis adalah kehamilan, imunosupresi,

gangguan metabolik, pengobatan antibiotika dan kontrasepsi oral.

Kandidiasis vaginitis mempunyai gejala utama adalah gatal pada vagina, vulva seperti

terbakar, disuri, dispareunia, adanya cairan vagina yang kental seperti keju.

Untuk menegakan diagnosis kandidiasis vaginitis perlu dilakukan pemeriksaan

mikioskopis untuk mencari adanya kandida albikan.

penanganan kandidiasis vaginitis yang penting adalah mengoreksi faktor lokal dan

sistemik untuk mencegah rekurensi penyakit. Beberapa obat anti jamur sangat efektif

untuk mengurangi gejala kandidiasis, tapi bila tidak diikuti dengan koreksi terhadap

faktor predisposisi maka sering terjadi rekurensi.


B.SARAN

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.

Olehkarena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,

agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umum.


DAFTAR PUSTAKA

1. Hutabarat H. Radang dan beberapa penyakit lain pada alat-alat genital wanita.

Dalam : Wiknjosastro H, Saifuddin A B , Rachimhadhi T. Eds. Ilmu Kandungan.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, T994

2. Browse Tgl 26-9-2011 kandidiasis..(.www.google.com)

Anda mungkin juga menyukai