A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan hasil karya sejarah siswa menunjukan rasa syukur kepada Tuhan
yang Maha Esa karena Indonesia memiliki kekayaan sejarah
2. Melalui membaca karya sejarah siswa dapat melestarikan karya karya sejarah yang ada
di Indonesia
3. Melalui pengamatan siswa dapat mengindentifikasi contoh historiografi tradisional,
kolonial dan modern
4. Melalui bertanya siswa dapat Mendiskripsikan pengertian historiografi tradisional,
kolonial dan modern
5. Melalui mencoba siswa dapat Menuliskan contoh dan isi historiografi tradisional,
kolonial dan modern
6. Melalui menganalisa siswa dapat menyebutkan ciri ciri historiografi tradisional, kolonial
dan modern
7. Melalui menyimpulkan, siswa dapat menguraikan berbagai jenis historiografi
8. Melalui presentasi, siswa dapat menentukan ciri ciri historiografi tradisional, kolonial
dan modern dari sumber yang diberikan oleh guru
D. Materi Pembelajaran
Penulisan Sejarah pada Masa Hindu Buddha dan Islam
Penulisan sejarah ini tidak bertujuan untuk mendapatkan kebenaran sejarah dengan
pebuktian melalui fakta-fakta, akan tetapi keyakinan akan kebenaran kisah sejarah itu
diperoleh melalui pengakuan serta pengabdiannya terhadap penguasa.Dalam historiografi
tradisional terjalin erat unsur-unsur sastra (karya imajinasi) dan mitologi (pandangan
hidup), contoh historiografi tradisional adalah babad atau hikayat.
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh para pujangga
keraton, dimulai dari jaman Hindu sampai masuk dan berkembangnya Islam. Penulisan
sejarah ini berpusat pada masalah-masalah pemerintahan raja-raja yang berkuasa. Dengan
demikian, penulisan ini bersifat istana-sentris, artinya mengutamakan kepentingan
penguasa. Historiografi tradisional mengandung mitos. Raja dimitoskan sebagai
keturunan dewa. Fungsi dari Historiografi Tradisional adalah :
a. Upaya untuk menunjukan kesinambungan yang kroologis dan memberikan
legitimasi yang kuat kepada penguasanya misal dalam kitab Pararaton, Ken Arok
dituliskan sebagai titisan dewa Wisnu dan putra dari dewa brahma dan ken Endok.
b. Meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat misal dalam
babad tanah Jawi,semua tokoh dalam legenda, mitos yang ada dalam masyarakat
dikaitkan dengan tokoh-tokoh sejarah local dimasukkan dalam sejarah resmi
mataram.
c. Membuat symbol identitas baru, bagi masyarakat daerah menjadi bagian dari
sebuah kerajaan berarti berbagi identitas dan gengsi baru.
Contoh historiografi tradisional: Babad Tanah Jawi (menceritakan silsilah raja-raja Jawa)
dan Negarakertagama (menceritakan tentang kerajaan Majapahit).
Penulisan Sejarah Masa Kolonial
Penulisan sejarah pada masa ini lebih bertujuan untuk memperkokoh kedudukan bangsa
penjajah di Indonesia. Penulisan sejarah masa kolonial digunakan sebagai sarana
propaganda penjajah dan pembenaran atas penjajahan yang mereka lakukan. Historiografi
kolonial diangkat dari pandangan dan anggapan orang-orang kolonial yang menceritakan
aktivitas kehidupan orang-orang Belanda di Indonesia. Bersifat Eropa-sentris sehingga
tulisan-tulisan tersebut berat sebelah dan subjektivitasnya sangat tinggi. Historiografi
kolonial sudah menggunakan sumber-sumber, yaitu sumber-sumber VOC
Contoh historiografi kolonial adalah F.W. Stapel (1939); 6 jilid berjudul Geschiedenis van
Nederlandsch Indie (Sejarah Hindia Belanda). Dan De Jonge; 11 jilid berjudul Opkomst
van het Nederlandsch Gezag in Oost Indie (Munculnya kekuasaan Belanda di Hindia
Timur).
Penulisan Sejarah Modern
1. Penulisan sejarah modern pada masa kemerdekaan
Setelah masa kemerdekaan muncul usaha para sejarahwan Indonesia untuk membaca
dan menulis kembali sejarah Indonesia dengan pendekatan Indonesia sentries. Hal ini
dilakukan sejak tahun 1950-an bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
kegiatan dan kehidupan orang Indonesia secara utuh dan lengkap
2. Menuju historiografi yang obyektif
Pada tahun 1970 dalam seminar sejarah II di Jogjakarta mengghasilkan keputusan
yang mengharuskan sejarah Indonesia ditulis dengan menggunakan tata cara yang
umum dalam penulisan yang ilmiah.berarti bahwa penulisan sejarah harus
menggunakan metode metode yang kritis rasional, Indonesia sentries dan
multidimensional.
(menanya)
Siswa dibagi menjadi kelompok kecil sesuai dengan
mejanya. (1 kelompok 4 siswa berhadapan)
Setiap kelompok berdiskusi dengan bahan diskusi :
1. Mengindentifikasi contoh historiografi
tradisional, colonial dan modern
2. Mendiskripsikan pengertian historiografi
tradisional, colonial dan modern
(menalar)
setiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi
kelompok
(mencoba)
setiap kelompok melaporkan hasil diskusi dari masing
masing kelompoknya, dan kelompok lain menanggapi.
(membuat jejaring)
Dengan dibantu guru, peserta didik menyimpulkan
materi yang telah dibahas dengan memberi pertanyaan
acak.
Peserta didik menyimpulkan nilai2 atau manfaat apa
yang didapat dari pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari itu.
Penutup Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa. 20 menit
Guru menyampaikan materi pokok/ tugas yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
Mengucapkan salam
Pertemuan ke-12 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan (appersepsi) 15 menit
Memberikan salam
Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Mereview kembali pembahasan pada pertemuan
sebelumnya sebagai langkah awal untuk melanjutkan
pembelajaran selanjutnya
Menanyakan tentang contoh historiografi tradisional,
colonial dan modern
Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Inti (mengamati) 90 menit
Siswa membaca materi sejarah peminatan tentang
langkah langkah penelitian sejarah
Siswa ditunjukan media gambar yang berkaitan dengan
sumber sejarah yang ada di Indonesia.
(menanya)
Siswa dibagi menjadi kelompok kecil sesuai denagan
mejanya.
Setiap kelompok berdiskusi dengan bahan diskusi :
1) Menyebutkan contoh dan isi historiografi
tradisional, colonial dan modern
2) Menentukan ciri ciri historiografi tradisional,
colonial dan modern
(menalar)
setiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi
kelompok
(mencoba)
setiap kelompok melaporkan hasil diskusi dari masing
masing kelompoknya, dan kelompok lain menanggapi.
(membuat jejaring)
Dengan dibantu guru, peserta didik menyimpulkan
materi yang telah dibahas dengan memberi pertanyaan
acak.
Peserta didik menyimpulkan nilai2 atau manfaat apa
yang didapat dari pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari itu.
Penutup Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa. 20 menit
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya
Mengucapkan salam
..
NIP NIP..
Lampiran 1 : tes tertulis sumber sejarah
Soal
Jawaban
1. Fungsi dari Historiografi Tradisional adalah :
a. Upaya untuk menunjukan kesinambungan yang kroologis dan memberikan legitimasi
yang kuat kepada penguasanya
b. Meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat.
c. Membuat symbol identitas baru, bagi masyarakat daerah menjadi bagian dari sebuah
kerajaan berarti berbagi identitas dan gengsi baru.
2. Ciri historiografi tradisional adalah
a. bertujuan untuk mendapatkan pengakuan serta pengabdiannya terhadap penguasa
b. terjalin erat unsur-unsur sastra (karya imajinasi) dan mitologi (pandangan hidup), contoh
historiografi tradisional adalah babad atau hikayat.
c. dilakukan oleh para pujangga keraton, dimulai dari jaman Hindu sampai masuk dan
berkembangnya Islam.
d. Penulisan sejarah ini berpusat pada masalah-masalah pemerintahan raja-raja yang
berkuasa. Dengan demikian, penulisan ini bersifat istana-sentris
3. Penulisan sejarah modern pada masa kemerdekaan
Setelah masa kemerdekaan muncul usaha para sejarahwan Indonesia untuk membaca dan
menulis kembali sejarah Indonesia dengan pendekatan Indonesia sentries. Hal ini dilakukan
sejak tahun 1950-an bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kegiatan dan kehidupan
orang Indonesia secara utuh dan lengkap
4. Ciri historiografi kolonial
a. bertujuan untuk memperkokoh kedudukan bangsa penjajah di Indonesia.
b. digunakan sebagai sarana propaganda penjajah dan pembenaran atas penjajahan yang
mereka lakukan.
c. diangkat dari pandangan dan anggapan orang-orang kolonial yang menceritakan aktivitas
kehidupan orang-orang Belanda di Indonesia.
d. Bersifat Eropa-sentris sehingga tulisan-tulisan tersebut berat sebelah dan subjektivitasnya
sangat tinggi.
e. Historiografi kolonial sudah menggunakan sumber-sumber, yaitu sumber-sumber VOC
5. penulisan yang ilmiah.berarti bahwa penulisan sejarah harus menggunakan metode
metode yang kritis rasional, Indonesia sentries dan multidimensional.
Keterangan Skor :
Setiap nomor mendapat skor 10
Total nilai adalah :
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (50)
Lampiran 2 : lembar observasi
No PERNYATAAN SL SR JR TP
1 Saya memahami kekuatan dan kelemahan kecerdasan saya
2 Saya bertindak perlahan-lahan dan hati-hati bilamana menjumpai
informasi penting
3 Saya terampil/mahir menyusun dan merangkai informasi
4 Saya belajar paling baik ketika saya mengetahui topik itu
5 Saya mudah mengingat informasi
6 Setiap kali selesai belajar, saya membuat rangkuman
7 Saya menanyakan orang lain bilamana saya tidak memahami sesuatu
8 Saya dapat memotivasi diri untuk belajar bilamana diperlukan
9 Saya lebih banyak belajar jika saya tertarik/senang dengan topik
10 Saya berhenti dan selanjutnya saya membaca kembali jika saya
bingung